Who's Win?
Author: Rizqi dian amanda
Fandom: Kuroko no basuke
Cast: Akashi seijuuro, Kuroko tetsuya, Midorima shintaro, OC.
Rate: T
Genre: Slice of life, parody, tragedy, supranatural.
Pada jaman dulu berdiri sebuah kerajaan yang berjaya dimasa nya. Kerajaan ini bernama Teiko, sebuah kerajaan yang sudah berdiri sejak 100 tahun lalu oleh kaisar Matsumoto Seijuuro. Kini sang keturunan ke lima dari pasangan kaisar Matsumoto dan permaisuri Kakenda lah yang dinobatkan sebagai raja sekarang bernama Hisumoto Akashi.
Raja Hitsumoto memiliki dua orang anak laki-laki kembar namun memiliki sifat dan ciri yang sangat berbeda. Dikatakan kembar karena mereka dilahirkan diwaktu yang hampir bersamaan.
Anak pertama yang dilahirkan oleh sang permaisuri bernama Akashi Seijuuro, memiliki fisik yang kuat dan tampan. Iris mata nya berwarna merah menyala senada dengan surai yang diwarisinya dari sang ayah. Sementara anak kedua bernama Kuroko Tetsuya, memiliki iris mata berwarna biru cerah yang senada dengan rambutnya dan wajah yang imut. Kuroko memiliki fisik yang lemah dan gampang sakit, oleh sebab itu lah namanya yang semula Akashi Tetsuya dirubah menjadi Kuroko Tetsuya atas permintaan sang ibu yang semula bermarga Kuroko.
15 tahun setelah mereka lahir, Akashi dan Kuroko kini telah menjadi pangeran yang mewarisi wajah tampan dan imut yang diwarisi oleh kedua orangtuanya. Kedua pangeran ini sangat terkenal disegala penjuru, bahkan ada beberapa kali raja dari kerajaan lain yang datang untuk menjodohkan putri mereka pada salah satu dari kedua pangeran tersebut. Tapi sayang atas permintaan pribadi kedua nya sang raja harus menunda lebih dulu tentang tetek bengek perjodohan.
Namun dibalik keterkenalan mereka, ada beberapa rumor tersembunyi.
Akashi seijuuro, sang kakak bersurai merah dikenal sebagai pangeran yang dingin dan kejam. Ia begitu sombong dan selalu meremehkan orang lain kecuali Kuroko. Ia sangat protektif pada Kuroko hingga masalah Kuroko harus berteman dengan siapa pun ia permasalahkan.
Sedangkan Kuroko tetsuya, sang adik yang lahirnya berselang satu menit dari Akashi tersebut mempunyai sifat yang ramah dan baik hati pada siapapun. Ia jarang tersenyum tapi ia selalu bisa menangani orang-orang yang menurutnya bertindak salah dengan kata-kata nya yang begitu menusuk, termasuk kakaknya sendiri.
Kuroko punya banyak teman dari anak-anak sekitar kerajaannya, Akashi benci hal itu. Ia tak menyukai adiknya bergaul dengan rakyat jelata. Oleh karena itu suatu hari ia menyebarkan perkataan bohong pada teman-teman Kuroko yang datang berkunjung keistana. Kuroko saat itu sedang tidak ada.
"I-itu Akashi-sama" Bisik seorang remaja bersurai kecoklatan pada teman kacamatanya.
"Aku juga tahu itu" Balas sikacamata dan kembali melihat kearah pintu yang dibuka oleh orang yang segan mereka temui.
"Ada perlu apa kalian kemari? Jika ingin menemui Tetsuya dia sedang tak ada di istana, Tetsuya saat ini sedang ikut raja kekerajaan Touou dan menjalin pertemanan dengan pangeran Aomine daiki. Ah kalian teman-teman Tetsuya dari desa ya?" Sergah Akashi, sementara sekelompok remaja berjumlah 5 orang itu langsung menoleh dengan wajah tidak suka. Satu-satunya perempuan bersurai coklat disana menjawab.
"I-iya kami teman Kuroko-sama, ah maaf jika kami menganggu. Sebenarnya kami kesini hanya ingin mengundangnya keacara ulang tahunku nanti malam. Mungkin Akashi-sama mau menyampaikannya" Ucap gadis itu dengan ramah.
"Baiklah akan kusampaikan.." Balas Akashi, rombongan itu memustukan untuk cepat-cepat pergi dari hadapan sang pangeran merah ini.
"Tapi kuharap kalian tidak akan kecewa nanti karena Tetsuya pernah bilang padaku bahwa dia sangat terpaksa berteman dengan kalian. Asal kalian tahu, kami memang diminta oleh raja untuk ramah dan berteman dengan anak-anak didaerah kerajaan. Tapi sayangnya aku dan Tetsuya tidak mau menuruti karena kami sangat tidak suka bergaul dengan rakyat jelata seperti kalian." Tambah Akashi sebelum kelima remaja itu pergi, namun perkataanya rupanya sampai ketelinga mereka.
"Apa maksudmu Akashi-sama?" Kiyoshi—salah satu remaja—kembali menoleh ke belakang.
"Maksudku—tetsuya selama ini hanya berakting didepan kalian" Kelima remaja itu langsung terbelalak, hati mereka tertohok oleh perkataan Akashi. Dengan seringai diwajah Akashi kembali menutup pintu istana.
"Siapa yang datang Sei-chan?" Sang ibunda ratu kerajaan menyapa dari atas tangga, gaun panjang biru muda yang dipakainya semakin menambah kecantikannya yang seakan tak lekang dimakan waktu.
"Oh hanya pengemis biasa yang sering mampir kekerajaan, apa Tetsuya dan ayah sudah ke mbali bunda?" Tanya Akashi, ia berdiri diambang pintu kamar kecil.
"Belum, mungkin besok pagi mereka akan tiba dirumah. Menginggat hari yang sudah mulai malam, pasti ratu dari kerajaan Touou takkan mengijinkan mereka pulang" Kuroko Tetsuna yang sekarang sudah berganti marga menjadi Akashi tetsuna tersenyum menggingat teman masa kecilnya—sang ratu touou sekarang.
Keesokan harinya Kuroko kembali keistana bersama sang ayah, wajahnya nampak kusam karena kelelahan diperjalanan yang memakan waktu setengah hari.
"Bagaimana harimu disana Tetsuya?" Suara bariton Akashi menyergap pendengaran Kuroko.
"Tidak ada yang menarik Akashi-kun" Jawab kuroko datar.
"Oh ya apa ada teman-temanku datang kemari kemarin? Tambah si surai baby blue.
"Tidak ada" Jawab Akashi singkat, kuroko menunjukkan raut heran.
"Akashi-kun tak bohong kan?" Tanya kuroko lagi, Akashi menggangguk.
"Hmm baiklah kalau begitu aku akan berkunjung ke desa nanti sore" Kuroko menggeret kakinya kekamar. Akashi tak bergeming, sebuah seringai terpatri dibibirnya.
- Sementara dikediaman salah satu teman kuroko—-
"Hiks hiks, aku tak menyangka selama ini Kuroko-kun hanya berpura-pura didepan kita, dia bahkan tak datang dipesta ulangtahunku" Seorang gadis bersurai coklat pendek menangis, lelaki yang bersurai hitam dan berkacamata sibuk menenangkannya.
"Hmm jadi selama ini dugaanku benar, mana mungkin juga dia yang notabe nya seorang pangeran mau berteman dengan rakyat jelata seperti kita" Timpal Izuki, yang langsung mendapat deathglare dari lelaki berkacamata –Hyuuga.
"Diamlah Izuki, kita sudah tahu itu. Mulai sekarang kita tidak usah lagi menerima dia jika dia kemari. Dia sudah membohongi kita selama ini" Ketus Hyuuga. Semua hanya mengganguk dalam diam.
- Kembali ke setting istana-
Sesuai rencana Kuroko, ia pergi bersama beberapa pengawal menuju desa, dengan senyum cerahnya ia menghampiri satu persatu rumah teman-temannya, namun apa yang dia dapat? Makian dan hinaan pedas yang dilontarkan dari mulut teman-temannya mengoyak hatinya. Dia tak mengerti apa yang terjadi, dan tak paham sama sekali kenapa semua temannya mendadak membencinya. Kini dia berada dirumah Riko, dia berharap tak menemui kejadian yang sama seperti beberapa menit lalu.
"Riko-san" Kuroko menatap gadis didepannya itu.
"Ada apa kau kemari Kuroko-sama" Jawab Riko dingin, ia tak membalas tatapan kuroko.
"Eh? Bukankah aku sudah bilang untuk memanggilku dengan –kun saja Riko-san?" Dari sini perasaan kuroko mulai tidak enak.
"Berhenti lah berpura-pura Kuroko-sama, aku tahu kau lebih suka dipanggil dengan sama. Iya kan?!" Riko membentak, air matanya tak terbendung. Memarahi sahabat yang disukai nya bukan hal yang mudah untuknya, apalagi untuk membenci.
'PURA-PURA?' Lagi-lagi kuroko mendengar kata itu, benar-benar ada yang tidak beres disini. Kuroko memutar otaknya untuk mencerna semua kejadian. Akhirnya ia kembali bertanya
"R-riko-san, apa maksud kalian? Kenapa kalian mengatai aku berpura-pura? Apa ada orang yang menggosip kan ku?" Sergah kuroko, riko tertegun ia binggung harus menjawab atau tidak. Menyebut nama Akashi bukan hal sulit, tapi entah kenapa dilidah Riko sangat berat sekali untuk mengatakannya.
"Maaf" Hanya itu jawaban Riko sebelum ia menutup pintu rumahnya dengan cukup keras. Kuroko hanya tertegun diam, semua temannya membencinya untuk alasan yang tidak jelas. Pada akhirnya Kuroko hanya pasrah dan memilih pulang ke istana dengan wajah lesu.
Sesampainya diistana Akashi langsung menyambut kedatangan Kuroko.
"Ada apa Tetsuya? Wajahmu terlihat murung" Sergah Akashi, ia berdiri angkuh diambang pintu istana.
"Tak apa Akashi-kun" Wajah Kuroko pelan.
"Apa teman-temanmu menjauhimu?" Pertanyaan barusan refleks memecah lamunan Kuroko, ia langsung menatap tajam Akashi.
"Akashi-kun tak melakukan sesuatu terhadap mereka kan?"
"Tidak tahu ya, kemarin mereka mampir sebentar dan aku hanya mengatakan kebenaran" Jawab Akashi enteng, tanpa penjelasan lanjut dari sang kakak Kuroko sudah bisa menebak apa yang terjadi.
"Kebenaran? Maksudmu kebohongan! Apa yang kau lakukan Akash-kun. Kau pasti menceritakan hal buruk yang tak pernah kulakukan pada mereka kan?" Kuroko mencengkram kedua bahu Akashi, sementara Akashi hanya tersenyum puas. Sungguh jika bukan kakaknya yang ada didepannya ini, dia benar-benar akan memukulnya.
"Tetsuya, Akashi. Ada apa ribut-ribut?" Sang raja –Ayah mereka—tiba-tiba datang dari balik balkon lantai dua, Hisomoto memandang khawatir pada kedua putranya. Dengan kasar kuroko melepaskan cengkramannya pada Akashi lalu langsung pergi kedalam kamarnya. Akashi tetap diam memandang, sedangkan Hisomoto makin binggung dengan apa yang terjadi.
"Apa yang terjadi dengan putra kita sayang?" Tanya Tetsuna yang tahu-tahu sudah ada disamping hisomoto, membuat hisomoto sedikit terjengkang karena kaget.
"U-uh aku juga tak mengerti, sepertinya mereka berseteru seperti biasanya" Jawab Hisomoto, ia memandang sang istri.
"Coba kau tanyakan pada Tetsuya apa yang terjadi, mungkin kita bisa bantu" Pinta sang suami, Tetsuna menggangguk setuju.
