SUMMARY
Menjadi putri seorang pelacur adalah takdir yang membuat Baekhyun hancur dan membenci ayahnya. Begitu pula ia tak ingin menggantungkan hidupnya pada pria manapun. Lalu takdir juga selalu mempertemukannya dengan Park Chanyeol, putra pengusaha kaya raya yang angkuh dan menyebalkan. Bagaimana Baekhyun menanggapi semua ini ?
.
BETWEEN US
.
Main Cast : PARK CHANYEOL, BYUN BAEKHYUN
.
.
Sudah siang. Tapi langit masih saja menangis, menitikkan air matanya membasahi Seoul dan sekitarnya. Saat ini gemuruh air beradu kuat dengan suara eluhan kamar sebelah yang membuat gadis berambut merah bernama lengkap Byun Baekhyun ini harus menutup rapat-rapat telinganya dengan bantal. Suaranya semakin menjadi dan ia berusaha menahan diri untuk tidak mendobrak pintu dan memaki penghuni kamar tersebut karena telah mengganggu tidurnya.
Brengsek ! batin Baekhyun. Matanya masih sepat untuk beranjak sekarang. Ia masih ingin meringkuk jika saja suara dari aktivitas ibunya tidak sekeras tadi. Baekhyun pun beringsut dari dalam selimut. Ia lalu berjalan menuju jendela, menatap benda transparan yang kini masih dibasahi air hujan. Segera setelah itu baekhyun mengambil sebatang rokok dari laci meja dan menyulutnya. Baekhyun mencoba mendamaikan suasana hatinya dan perlahan semua suara samar ditelinganya.
Tok.. Tok..Tok.. Tak lama ketukan pintu kamar membuyarkan lamunannya. Apalagi sekarang ? pikir Baekhyun sambil menghela nafas kuat-kuat. Tiba-tiba pintu kamarnya dibuka membuat Baekhyun semakin terkejut.
"Ho.. Rupanya kau sudah bangun. Cepat bersihkan dirimu dan segeralah keluar. Ada yang ingin ibu bicarakan."
"Kau pikir ini kemauanku? Jika saja desahanmu, dan binatang peliharaanmu itu tidak menggangguku tadi. Kau tidak pernah membiarkanku tidur nyenyak untuk waktu yang lama, Byun Heecul."
"Ini sudah hampir sore. Dan apa kau lupa jika kau sudah terkapar dikamarmu sejak pukul 3 pagi? Kau pulang dengan kondisi mabuk dan temanmu Jongdae itu yang membawamu kemari. Tidak ada lagi yang ingin aku dengar, cepat bersihkan dirimu."
Brak ! Pintu didepannya berdebam ketika Heecul menutup pintu kamar dengan sangat keras. Baekhyun tau, ia pasti membuat ibunya itu gusar. Baekhyun segera mematikan rokoknya dan beranjak mandi. Baekhyun teringat mata Heecul yang serius tadi, pasti ada hal penting yang ingin ibunya itu sampaikan. Tapi soal apa?
Tak lama Baekhyun keluar dari kamarnya, menuruni anak tangga dan segera menuju ruang tamu. Baekhyun tampak gelisah. Tapi ia berharap sesuatu yang buruk tidak terjadi padanya atau ibunya.
"Jadi.. apa yang ingin ibu bicarakan padaku? Dan jangan menatapku seperti itu, mata ibu bisa saja lepas dari tempatnya." Goda Baekhyun melihat Heecul yang sedari tadi diam saja dan itu tidak seperti biasanya. Baekhyun khawatir tapi dengan sangat baik ia menutupi kekhawatirannya itu.
"Baek, dengar.. Ada sesuatu hal penting yang ingin aku katakan. Aku rasa kau cukup dewasa untuk memaklumi semua ini. Kau tau, ayahmu telah meninggalkan kita 15 tahun yang lalu untuk wanita lain dan membuatku terpaksa harus seperti saat ini. Aku..."
"Ah.. Tidak tidak tidak. Kau bukan terpaksa. Kau melakukannya dengan senang hati." Protes Baekhyun memutus ucapan ibunya. Ia merasa kurang setuju dengan kata-kata Heecul barusan.
"Baiklah, aku memang tidak seterpaksa itu. Aku melakukannya dengan senang. Mencari uang untuk kebutuhanmu, aku rasa menghidupimu lebih penting dari apapun sekarang. Tak masalah bagaimana mereka menikmatiku asal aku mendapatkan upah yang layak untuk membesarkanmu seorang diri."
Terlihat sekali wajah Heecul mulai memerah menahan air matanya agar tidak sampai keluar. Baekhyun menatap nanar ibunya. Ia sangat tau bahwa Heecul melakukan semua itu untuknya. Hanya saja Baekhyun merasa ibunya tak perlu berkorban sebesar itu.
"Woah.. Kau menjadi wanita penggoda untuk menghidupiku? Bu, apa aku pernah memintamu melakukan itu untukku? Dan.. Tidakkah kau tau masih banyak cara untuk menghidupiku tanpa menjual diri? Kata-katamu barusan membuatku ingin muntah. Lihatlah diri ibu. Kau masih sangat cantik untuk bekerja di perusahaan, bu. Kau juga masih ahli merangkai bunga jika ibu mau bekerja di toko bunga. Ah.. atau kau juga bisa menjadi penyanyi di acara pernikahan mengingat suaramu yang indah. Kau masih bisa melakukannya. tapi..."
Rasanya Baehyun tidak sanggup lagi meneruskan kata-katanya. Dadanya akan semakin sesak jika ia lanjutkan. Meski begitu ia harus. Banyak hal dalam benaknya yang ingin ia tumpahkan sejadi-jadinya. Heecul pun tak kalah menderita. Ia merasa gagal menjadi ibu yang baik untuk Baekhyun. Putrinya berkata benar, masih banyak cara lain. Ia merasa egois karena tak memikirkan perasaan Baekhyun selama ini. Hanya saja ia kelewat putus asa pada saat itu.
"...Kenapa kau harus menjadi pelacur bu? KENAPA !" Bentak Baekhyun membuat Heecul lumayan terkejut dan akhirnya menangis. Suasana hati Baekhyun semakin memanas . Baru kali ini ia mendapatkan kesempatan bicara cukup lama bahkan sampai memaki ibunya yang kini hanya bisa menutup wajah dengan kedua tangannya.
"Apa kau tau, kau sangat populer bahkan di tempatku bekerja sekarang. Para hidung belang itu selalu saja menyebut namaku "Byun Baekhyun putri Byun Heecul permata kami yang indah". Tidakkah kau perlu bangga atas itu, bu? Kau..."
"CUKUP BYUN BAEKHYUN ! HENTIKAN ! Jangan kau teruskan lagi. Aku sudah cukup mendengarnya dan kau benar ini semua salahku. Dan karena itu... Aku ingin merubahnya. Aku akan menikah."
"Ya.. INI SEMUA MEMANG SALAHMU ! Dan..Ha? Apa?" Sontak Baekhyun tidak melanjutkan kata-katanya karena ia merasa salah mendengar kalimat terakhir yang ibunya ucapkan.
"Aku akan menikah. Ya, aku akan menikah. Dengan begitu, aku tak harus lagi menjadi jalang seperti katamu dan kita akan membangun sebuah keluarga yang bahagia."
"Siapa?"
"Ha ?"
"Dengan siapa kau akan menikah? Siapa yang mengajakmu menikah?"
"Kim Siwon, pria yang kau sebut "Binatang Peliharaan" tadi siang. Mungkin kau akan bertanya kenapa kau baru melihatnya. Dan jawabannya, itu karena kami lebih sering bertemu di luar. Dia melamarku semalam. Aku ingin langsung mengatakannya padamu dan meminta restumu karena kau putriku. Ini juga menyangkut hidup dan masa depanmu. Jadi aku ingin mendengar pendapatmu. Tapi semalam kau pulang dengan kondisi mabuk. Untuk itu aku mengurungkan niatku."
Mimpi apa aku semalam ? Gumam Baekhyun dalam hati. Baru 10 menit yang lalu ia memaki Heecul dan menyebutnya pelacur dan sekarang ia mendengar dari mulut Heecul bahwa ia akan menikah. Kesialan seperti apa lagi yang harus ia telan sekarang? Baekhyun sepertinya butuh udara segar.
Baekhyun pun beranjak meninggalkan ibunya tanpa sepatah kata pun. Ia bukan marah. Ia hanya bingung karena semua ini begitu tiba-tiba. Yang ia butuhkan sekarang adalah menenangkan diri. Baekhyun merasa sedikit tertekan akhir-akhir ini. Dan ia memutuskan untuk berangkat ke club malam tempat ia bekerja. Ini masih terlalu awal untuk berangkat kerja tapi biarkan saja.
"Baekhyun! Aku belum selesai bicara. Baekhyun!" Panggil Heecul meneriaki putri semata wayangnya itu. Tapi Baekhyun tidak bergeming sedikitpun dan tetap berjalan pergi.
Di sisi lain kota Seoul, seorang pria berperawakan apik dengan tinggi sekitar 186 cm, mengenakan setelan kemeja putih dilapisi jas hitam yang dipadu dasi berwarna army blue lengkap dengan sepatu hitam yang mengkilat, keluar dari mobil. Dan seorang pengawal yang bersamanya membantu membukakan pintu. Sepertinya ia baru pulang bekerja dan lapar. Mobilnya berhenti di depan sebuah restoran mahal dan terkenal.
"Aissh.. Aku ini sahabat atau pelayanmu ha ? Yang benar saja. Sudah satu minggu aku mengantarmu kemanapun dan membukakan pintu untukmu." Ujar pengawal tersebut setengah berbisik pada seseorang yang baru saja keluar dari mobil.
"Bukankan sudah kukatakan aku sedang tidak ingin berpergian dengan supir? Seharusnya kau berterima kasih karena kau melakukannya tidak gratis. Dengar Kim Jongin, nanti malam aku ingin kau hidangkan lagi hidangan penutup yang lezat. Aku tidak ingin pulang ke rumah malam ini. Antarkan saja dia langsung ke apartmentku."
"Wah.. Kau benar-benar Park Chanyeol sahabat mesumku. Bagaimana bisa kau merusak imagemu dengan berburu wanita-wanita jalang dan menidurinya? Ah maaf. perlu aku tambahkan 'wanita-wanita jalang kelas atas'. Kau, Park Chanyeol putra bungsu dari Park Yunho , orang kaya ketiga se-Korea Selatan, pemilik perusahaan nomer satu Park Unit Enterprise, dengan segala kemewahan lainnya. Ayahmu tidak akan segan membunuhmu jika ia tau hal ini. Banyak mata yang mengawasimu, Chanyeol. Bahkan hanya untuk menemukan bukti 'rutinitasmu' itu sangat mudah bagi mereka. " Ujar Jongin mulai berceloteh.
Jika saja Jongin bukan sahabatnya, ia sudah menewaskannya karena terlalu banyak bicara. Chanyeol bukan seseorang yang suka mengobrol, tapi dengan Jongin setidaknya ia bisa sedikit terbuka dan santai. Jongin selalu setia mendampingi saat Chanyeol membutuhkannya. Begitu pula saat berurusan dengan wanita (pemuas). Kim Jongin-lah yang awal kali ia mintai bantuan. Bukan karena Chanyeol tidak bisa 'berburu' sendiri hanya saja ia tak punya banyak waktu karena harus bergelut dengan berkas-berkas perusahaan.
"Kau tidak perlu meralatnya Jongin. Tidak ada jalang kelas atas ataupun bawah. Mereka semua sama. Pelacur tetaplah pelacur. Mereka yang menggilaiku, bersedia merangkak dibawahku dan berharap aku memasukinya. Tapi kau ada benarnya juga. Setidaknya aku tidak meniduri sembarang wanita."
Pletak ! Oops.. Tiba-tiba sebuah benda melayang, mendarat sempurna mengenai dahi mulus Chanyeol dan meninggalkan bekas merah disana. Adakah yang seberani itu? Dahi Chanyeol? Dengan kaleng? Tamat riwayatnya. Batin Jongin melihat Chanyeol meringis kesakitan sambil memegang dahinya.
"SIAPA YANG BERANI-BERANINYA MELAKUKAN INI PADAKU!" Teriak Chanyeol sambil mencari sosok atas insiden ini. Ia lalu memungut kaleng yang mengenai dahinya tadi dan meremasnya kuat-kuat.
Ada. Sudah jelas ada yang seberani itu. Baekhyun contohnya. Tapi bukan karena Baekhyun sengaja. Dia menendang kaleng itu sambil melamun. Sontak melihat hal ini Baekhyun berlari kabur. Ia benar-benar tidak menyangka kaleng itu akan mengenai seseorang karena sudah jelas ia melamun tadi dan tidak melihat orang-orang disekitarnya. Baekhyun menambah kecepatan larinya karena ternyata orang itu mengejarnya. Ya.. Chanyeol mengejarnya.
"Dasar gadis tidak tau diri ! Berhenti kau!" Chanyeol berlari sekuat tenaga, tapi napasnya sudah tersengal-sengal. Cukup, ia lelah. DUG ! Lemparannya tepat asaran.
Yang terkena lemparan langsung jatuh tersungkur. Bagaimana tidak, tubuh Baekhyun bisa dibilang mungil dan benda yang dilemparkan Chanyeol adalah sepatunya. Sepatu pantofel berukuran 45 dengan berat sekitar kurang lebih 1 kg.
"Yak ! Pria itu benar-benar.." Baekhyun merasa tulang punggungnya akan keropos setelah ini. Sakit bukan main. Karena gemas, Baekhyun pun segera bangun dan membawa sepatu itu lari bersamanya. Sepertinya kau tidak membutuhkan benda ini lagi, bukan begitu ? Guman Baekhyun dalam hati sambil tersenyum penuh kepuasan. Walau begitu, ia tak bisa membohongi dirinya bahwa ia sudah tidak sanggup berlari karena punggungnya terasa nyeri akibat sepatu 'raksasa' itu.
"YAK ! MAU KAU BAWA KEMANA SEPATUKU ? HEI KEPARAT BERHENTI ! KEMBALIKAN SEPATUKU !"
Chanyeol sudah tidak kuat. Tidak kuat berlari ataupun berteriak. Yang dia teriaki juga sudah berlalu jauh. Sepertinya hari ini merupakan hari tersial bagi Chanyeol. Bisa-bisanya gadis itu membawa sepatuku. Umpat Chanyeol seolah tak percaya dengan kejadian ini.
.
.
TBC
.
NB : Terima kasih sudah membaca Ff pertamaku. Maaf ya kalau masih banyak kesalahan dalam penulisan, harap maklum. Aku bikin ceritanya asli hasil pemikiran sendiri tapi kalau di Ff ini kalian menemukan banyak persamaan dengan Ff yang lain, kalian bisa beritau aku lewat review. Mohon bantuannya, chingu. Next or delete ?
