My Teacher My Husband.
By: Kimaudrlie & Faychimen.
.
.
.
.
.
Summary : Basket adalah olahraga favoritnya. Tetapi mengapa sejak kehadiran guru muda itu ia jadi membenci basket? Oh, ayolah. Apa lelaki itu akan terus menganggunya Karena kesalahan kecil akibat kelancangannya? It's BTS fanfic! M for mature. [Park Jimin x Fem! Min Yoongi] —chap 1 is update! RnR please (:
Rate : M
Pair : Park Jimin x Min Yoongi
Genre : Romance, Family.
Warning : OOC, miss typo(s), kata-kata tidak sesuai EYD, dan masih banyak kecatatan lainnya.
Note : Karena ini adalah fict kolab, jadi mungkin bentuk penulisan akan sedikit berbeda setiap chapternya karena yang tukang ketik juga beda. Tapi akan diusahakan supaya enggak terlalu jelas perbedaannya ya. Mohon pengertiannya :)
Oh iya, tolong dibaca. Disini Jimin memiliki tubuh yang jauh lebih tinggi daripada Yoongi. Dan saya juga menggunakan setting Jimin berambut orange dan Yoongi berambut blonde. Terimakasih!
My Teacher My Husband
Here you go,
Chapter 1, first meet.
.
.
.
.
.
Sore yang indah, saat itu di salah satu sekolah SMU di kota Seoul, berlangsung berbagai kegiatan ekstrakulikuler yang mewajibkan murid-muridnya untuk mengikuti minimal satu kegiatan setiap minggunya. Seperti saat ini, setelah bell berakhirnya seluruh pelajaran, murid-murid berhamburan ke ruang eskulnya masing-masing. Seperti kelas rapp, dance, menyanyi, menari, modeling, dan olahraga fisik baik untuk perempuan maupun untuk laki-laki.
"Yoongi-eonnie!"
Merasa namanya dipanggil, seorang yeoja bertubuh mungil itu menolehkan kepalanya. Ah, ternyata Jungkook, adik kelasnya yang baru-baru ini mengikuti ekstrakulikuler yang sama dengannya, basket. "Hei, kemarilah." Yoongi tersenyum kecil pada Jungkook yang buru-buru menyamakan langkah denganya setelah ia berhasil memanggil Yoongi dari jarak puluhan meter. "Ne, apakah eonnie sudah siap? Katanya, hari ini kita akan latihan tanding dengan SMU Kaijo, kan?" Jungkook mengikat rambut cokelat panjangnya tinggi-tinggi, kemudian kembali melanjutkan, "Aku gugup." Akunya.
Yoongi mengangkat kedua alisnya, "Yah, kudengar mereka lawan yang cukup hebat." Yoongi kemudian mengigit bagian dalam bibirnya, sedikit cemas. "Aku tidak takut jika itu berurusan dengan skill. Sekolah kita tidak kalah hebat, tetapi kudengar semua anggota starter mereka bertubuh tinggi." Yoongi meringis. "Sedangkan aku? Starter sekaligus kapten terpendek sepanjang sejarah." Lanjutnya suram. Jungkook terkekeh kemudian menepuk bahu Yoongi. "Hei, kemana Eonnie yang kukenal sebagai perempuan galak yang kuat? Baiklah aku juga gugup walau hanya menyaksikan kalian dari bangku cadangan. Tapi aku akan selalu mendoakan kemenangan kita." Katanya.
Yoongi ikut terkekeh pelan, "Menang atau kalah. Ya, kuharap perbedaan selisih angkanya tidak akan terlalu jauh." Yoongi kemudian membuka pintu ruang indoor basket dimana mereka akan bertanding hari ini, "Sudah, kau temui saja Taehyung. Lihat, pacarmu menoleh kesini seperti orang bodoh. Aku mau pemanasan." Yoongi mencibir sambil menunjuk Taehyung dengan bibirnya. Jungkook tertawa masam, "Haa, baiklah. Menangkan pertandingan latihan ini ya!" teriaknya sembari berlari menuju bangku penonton tempat Taehyung berada.
"Bah, enak sekali punya pacar." Cibir Yoongi kemudian segera mengganti sepatu sekolahnya dengan sepatu kets. Gadis mungil itu menatap sekelilingnya. Astaga, ruang latihan ini hampir penuh setengahnya. Sepertinya anak-anak basket putra pun ikut menonton pertandingan latihan mereka saat ini. Membuatnya semakin gugup saja. "Pf, baiklah. Semangat, Yoongi." Gumamnya kemudian berlari kecil mengelilingi lapangan cukup besar itu bersama teman-teman timnya, Kang Seulgi, Kim Yura, Choi Arin, dan Jeon Somi.
Sepuluh menit kemudian, saat Yoongi sedang mengikat rambut panjangnya, tim basket SMU Kaijo akhirnya datang. "Mereka tenang sekali." Yoongi menyipitkan matanya saat melihat satu-persatu wajah pemain SMU Kaijo yang datar. Tidak seperti mereka yang nampak gugup. "Kenapa firasatku tidak enak?" gumamnya kemudian mengigit bibir bawahnya. "Kapten!" teriakan seseorang membuat Yoongi tersadar dari lamunannya. "Ya?" Yoongi menoleh pada rekan satu timnya, Seulgi. "Berbaris, pertandingan ini akan segera dimulai." Katanya. Yoongi menarik nafas, kemudian menghembuskannya perlahan. "BERSIAP! MENANGKAN PERTANDINGAN INI!" Teriaknya menggelegar. Kemudian disambut riuh tepuk tangan dari sahabat-sahabat mereka yang menjadi penonton.
"Ya. Silahkan berbaris." Wasit pertandingan dengan baju putih itu beridiri diantara kedua barisan SMU yang kini berhadap-hadapan. Yoongi sebagai kapten, berjalan maju beberapa langkah bersama dengan kapten SMU Kaijo itu. "Lakukan yang terbaik!" ucap mereka bersamaan sebelum kembali ke barisan awal mereka. "Pertandingan akan dimulai." Kata wasit itu. Semua pemain kemudian pergi ke posisi mereka masing-masing, meninggalkan seorang dari masing-maisng tim untuk memperebutkan bola.
Dan bersamaan dengan bunyi peluit, bola basket itu dilemparkan ke atas, bersamaan dengan kedua lompatan starter tim untuk memperebutkan kepemilikan bola. Berhasil! Yura berhasil mendapatkan bola itu dengan tubuh tingginya, kemudian segera mengoper bola orange itu pada Yoongi yang sudah memberi kode padanya.
Tap! Yoongi berhasil meraihnya, namun sialnya ada seorang perempuan bertubuh besar yang mencoba memblok gerakannya. "Brengsek." Bisik Yoongi saat pegerakannya tertutup sempurna. Seperti yang sudah diketahui, pertahanan SMU Kaijo memang kuat. Tapi Yoongi sama sekali tidak menyangka jika akan sesulit ini bahkan untuk melewati salah satu pemain mereka.
Buk! Buk!
Hari sudah semakin malam, namun Yoongi masih berdiri di salah satu lapangan basket di pinggiran jalan. Ia menghela nafas. Di pertandingan tadi, mereka hampir saja menang jika dirinya tidak kehilangan keseimbangan. Ia terlalu memaksakan diri hingga mencapai batasnya. Seharusnya ia sudah tahu hal itu tetapi ia dengan bodohnya berpikir ia akan baik-baik saja hingga akhir. Di saat waktu hanya tersisa sepersekian detik, dirinya berlari sekuat tenaga untuk menghindari block dari para musuhnya, kemudian saat akan melakukan shoot, dia berhenti mendadak dalam kecepatan maksimalnya, yang membuat tulangnya serasa tiba-tiba bergeser.
Sakit, sangat sakit. Dan tim sekolahnya harus menerima kekalahan saat shoot terakhir penentuan kemenangan itu berujung gagal, Yoongi jatuh bersamaan dengan bola yang langsung keluar dari lapangan, kemudian disusul peluit panjang, tanda pertandingan mereka sudah berakhir dengan tim SMU Kaijo keluar sebagai pemenangnya. Teman-temannya memang sudah menghibur, memberi semangat dan berkata jika ini hanyalah pertandingan kecil. Tidak seharusnya mereka bersedih.
"Kenapa?" Yoongi berjalan terpincang menuju bangku di ujung lapangan kemudian duduk disana. "Kenapa aku begitu lemah?" bisiknya lirih. "AKU KAPTEN TIDAK BERGUNA!" teriaknya kemudian melempar bola orange itu dengan keras, bersamaan dengan linangan air mata yang turun melalui pipinya. Yoongi tertunduk, menangis hebat dalam diamnya saat tiba-tiba ada bunyi dribble yang membuatnya mendongak seketika. Di sana, ada seorang namja berambut orange yang sedang memainkan bola yang Yoongi lempar sembarangan tadi.
"Jangan menangis." Ucapnya membuat Yoongi terbingung tiba-tiba. Sejak kapan lelaki itu ada di sana? "Siapa kau?" Tanya Yoongi. Suaranya bergetar, masih menyuarakan kesedihannya atas kekalahan itu. "Yah, aku salah satu penonton pertandingan basket kalian tadi sore. Aku sudah melihat semuanya. Kurasa kau tidak perlu sesedih ini. Kau gila, berhenti tiba-tiba saat berlari secepat itu? Tidak heran jika kau langsung kesakitan dan terjatuh seperti itu." Dengusnya, kemudian melompat dan melakukan shoot, bola itu masuk sempurna.
Bibir Yoongi kembali bergetar, "Tapi aku ingin menang." Raungnya, "Dan kami kalah di saat semuanya mengharapkan kemenangan dariku." Yoongi mendongak, menjatuhkan lebih banyak air mata yang kini turun tetes demi tetes melalui dagunya. Yoongi mendengar langkah kaki pria itu mendekat, namun diabaikannya saat hatinya terasa semakin sakit. "Pergilah… uh… aku ingin s-sendiri." Yoongi mengalihkan pandangannya saat ia mulai sesenggukan, ia tidak suka ada seseorang yang melihatnya dalam keadaan seperti ini.
"Menangislah, itu akan mengangkat sebagian beban di pundakmu." Suara itu kembali terdengar, Yoongi hanya terdiam sambil sesekali membersit. "Dalam sebuah permainan, tidak ada seorangpun yang menginginkan kekalahan." Lanjutnya kemudian duduk di sebelah Yoongi. "Tapi, sejak dulu tim basket SMA Kaijo memang bukan lawan yang mudah, baik tim perempuan maupun laki-laki. Melihat kalian hampir mengalahkan mereka, aku berpikir jika kalian juga bukanlah lawan yang mudah bagi mereka."
"Lagipula." Lelaki itu menyeringai kecil, "Aku menikmati semua pertandingan basket wanita. Kau tahu kan, sesuatu yang menggantung saat mereka berlari-lari, apalagi melompat. Ah, sangat seksi." Desisnya membuat Yoongi terbatuk keras. "Kau mesum." simpulnya membuat lelaki di sebelahnya itu hanya mengangkat bahu tidak perduli. "Untungnya aku tidak punya sesuatu yang seperti itu." Lanjut Yoongi. "Ya." Lelaki itu mendengus, terdengar setuju. "Badanmu seperti anak SD. Benar-benar tidak seksi." Katanya, membuat Yoongi tertohok seketika.
Kemudian keduanya terdiam, hingga Yoongi menoleh perlahan pada lelaki itu yang kini juga menatapnya. "Apa?" tanyanya heran saat Yoongi hanya diam menatapnya dengan wajah sembab penuh air mata, —ah, jangan lupakan sebuah linangan yang juga turun perlahan melalui hidung kecilnya. "Oh oh, kau butuh tisu." Ucapnya cepat kemudian merogoh sakunya, "Sayangnya aku tidak punya itu. Pakai ini." Ia melempar sapu tangan biru muda itu yang kemudian langsung diambil Yoongi, kemudian membersit keras. Mengeluarkan semua ingusnya.
"Aish… kenapa kau tidak jaga image sedikitpun, sih?" lelaki itu melotot pada Yoongi yang nampak tidak perduli dengan ucapannya. "Aku tahu kau memang sedih dan menangis saat ini. Tetapi kau tidak malu? Bersikap begitu di depan seorang lelaki, terlebih orang itu tampan sepertiku." Katanya dengan tampang heran yang kemudian menimbulkan kedut tidak suka di kening Yoongi. "Persetan." Umpatnya, membuat mata lelaki itu membulat, terkaget-kaget dengan ucapan Yoongi yang berani.
.
.
.
.
.
TBC
Author note : Hai, bawa fanfic MinYoon multichapter nih XD karena ini fic kolab, jadi chapter selanjutnya akan diketik sama FAYCHIMEN. Tunggu aja ya, biasanya dia update nya lebih cepat dari saya hohoho /slapped. Well, chap ini pendek banget ya? XD Tapi seengaknya Jimin sudah ketemu Yoongi tuh. (Oh ya, karena ini fict kolab, jadi ada kemungkinan jika cerita ini akan dipindah ke acc kolab yang baru. Tetapi nanti lihat kedepannya saja. Kalau ada perubahan, kita pasti ngasih kabar kok :) )
Btw sekuel Wonderful Kiss akan saya update secepatnya yah :) doain saya sempet update hehehe xD
Yang mau ngobrol atau nanya-nanya, monggo silahkan PM atau kontak twitter kimaudrlie. Saya akan rep dengan senang hati :)
Well, wdyt about this chap?
.
.
.
Kalimantan tengah, 19 Juni 2016.
With Taehyung's Love,
-Kimaudrlie-
