The Talk
Naruto belongs To Masashi Kishimoto
The Talk belongs to me
WARNING: THIS FIC CONTAINS OF BOYS LOVE OR USUALLY WE ALL SAY "YAOI", OOC-ness, MISS TYPO(S), IF YOU DON'T LIKE THEN I GUESS YOU'LL NEVER OPEN THIS FIC. IF YOU OPEN IT, IT MEANS YOU INTEREST. IF YOU INTEREST BUT THIS FIC DISAPPOINTED YOU, THEN IT'S NOT MY FAULT NOR THIS FIC, BUT YOURS. CLEAR?
Pairing: SasuNaru (I'm big fan of this pair LoL)
a/n: Satu fic ringan dari saya. Semoga minna suka. Ini bisa dibilang fluffy gak sih? Oh iya, saya belum tau ada yang pernah buat cerita kayak gini atau nggak. Jadi kalo ada kesamaan cerita, itu bukan unsur yang disengaja.
Happy reading minna ^.^
(((((((((((18041995))))))))))
Dua pemuda bergelung dalam satu tempat tidur. Saling berpelukan. Hm, hangatnya. Nampak pemuda berambut hitam membuka matanya. Di depannya terlihat pemandangan indah. Yah, tentu saja indah melihat kekasihmu yang imut –meski pemuda ini yakin dia akan ditendang jika mengatakannya—dan lucu tampak tertidur pulas dan nyaman di dekapanmu kan? Apalagi setelah melakukan "kegiatan" yang cukup menyenangkan sebelumnya. Surga dunia rasanya sudah diraih oleh pemuda ini.
Dia kemudian menelusuri wajah kekasih pirangnya ini. Dimulai dari mata. Mata lentik yang sangat cantik. Apalagi jika kau melihat kornea nya yang berwarna biru laut. Ah, betapa pemuda ini sungguh menyukainya. Selanjutnya pipi. Pipi chubby dengan tatoo berupa tiga kumis kucing di masing-masing pipinya semakin menambah kesan manis pemuda pirang ini. Betapa si pemuda berambut hitam ini sangat menyukainya. Dan terakhir serta yang paling disukai dari pemuda berambut hitam. Bibirnya. Bibir itu agak sedikit terbuka. Ah, siapa yang tidak tergoda dengan bibir merah muda itu? Siapapun itu, pemuda berambut hitam ini bukan salah satunya.
Pemuda berambut hitam ini lantas mendekatkan bibirnya ke bibir sang pemuda pirang. Tinggal dua senti jarak mereka. Sang pemuda berambut hitam berhenti.
'Tidak, tidak boleh. Kalau diteruskan, ini akan lebih parah' batin sang pemuda berambut hitam.
Terlihat sang pemuda berambut pirang menggeliat kemudian mengusap-usap matanya. 'eh, Suke sudah bangun? Kenapa dia menatapku begitu?' batinnya kemudian.
"Pagi, suke—"
"hentikan"
"eh?"
"Naru-dobe, ada yang harus kubicarakan."
"Katakan sa—"
"Jangan bicara. Cukup kau mengangguk saja jika mengerti"
"..."(mengangguk)
"Mungkin ini sedikit keterlaluan bagimu"
"..."(mengangguk)
"Tapi aku harus bicara"
"..."(mengangguk)
"Demi kebaikanmu"
"..."(mengangguk)
"Aku sebenarnya tidak sanggup mengatakannya"
"..."(mengangguk)
"Dan berhentilah mengangguk, ku ubah peraturannya, diamlah saja"
"..."
"Naru, mungkin aku.."
"..."
"Aku tidak bisa lagi..."
"..."(cemas)
"Men...ciummu"
"APAAAAAA?"
"JANGAN BICARA, NARU-DOBE"
"APA-APAAN KAU. KENAPA KAU TIDAK MAU MENCIUMKU LAGI?"(menangis)
"Ugh, jangan bicara. Aku sudah tidak tahan, aku tidak kuat, tidak bisa, Dobe"
"Kau tidak mencintaiku lagi, Teme?"
"..."(menggeleng)
"Bohong. Lalu kenapa?"
"..."
"TEME!"
"Diam"
"Hiks, TEME"
"Aku bilang diam, Naru"
"Tidak mau. Mana mungkin aku bisa diam sedangkan ka—emph"
"Maaf Naru, jika tidak kubungkam, maka kau tidak akan diam"
"..."
"Sebenarnya, aku tidak mau menciummu karena.."
"..."(karena apa?)
"Karena.."'
"..."(apa?)
"Maaf dobe, karena..MULUTMU BAU SEKALI!"
"..."(HAAAAHHH?)
"Mandi dan sikat gigimu sana"
Dengan tidak sopannya, sang Teme menendang bokong si Dobe hingga Dobe terjatuh dengan tidak elitnya ke lantai.
"TEME. INI MASIH SAKIT, BODOH"
"AKU LUPA, IDIOT"
"..."
"..."
"Tidak ada jatah selama dua minggu"
Dan dengan begitu, pergilah si Dobe ke kamar mandi. Meninggalkan si Teme dengan kecengo'an yang luar biasa.
"TIDAAAAAKKKK!"
FIN
I know Sasuke is very OOC, but can't help. Mind to review?
