You gotta get up and try, and try, and try
Ryouta tahu jika Seijuuro sekarang bukanlah Seijuuro yang dulu ia kenal baik.
"Seicchi, baru pulang?"
("Akashichiiii! Darimana saja baru pulang?")
"Berisik, Ryouta."
("Aku dari meeting, Ryouta. Bukankah sudah kuberitahu lewat email?")
Karna Akashi Seijuuro yang lama sudah mati.
Ren present,
"Try"
to Kurobasu Fandom.
AkaKise [Akashi Seijuuro x Kise Ryouta]
Rate : T
This fic made no profit
Kuroko no Basuke (c) Fujimaki Tadatoshi
Try (c) Me
Ia selama ini hanya menutup mata dari intensitas kekasihnya yang semakin jarang di rumah.
Ia selama ini hanya mengibaskan tangan di depan hidungnya saat mencium harum parfum lain saat kekasihnya itu pulang kerja.
Ia selama ini hanya menahan api yang membakarnya saat kekasihnya bersikap dingin padanya.
Teman-temannya menyebutnya masochists.
Bahkan Tetsuya yang biasanya berwajah bagai tembok, mulai menunjukan kekesalannya.
Mulai dari berkata bahwa Ia layak mendapat yang lebih baik. Bahwa Akashi Seijuuro adalah orang brengsek yang tidak menyadari bahwa Ryouta adalah orang yang pantas mendapat lebih dari kata layak.
Ryouta hanya tertawa.
Ia tidak pernah bercerita kepada teman-temannya. Namun mereka tahu bagai cenayang.
Dan yang membuatnya lebih terkejut lagi, Ia masih mampu tertawa.
(Setelah beberapa minggu belakangan ia merasa ingin menangis dalam gelapnya kamar.)
Mungkin apa yang mereka katakan ada benarnya.
Ia hanya masochists.
Bahkan tendangan Yukio tidak berdampak apa-apa lagi padanya.
Ia hanya tertawa.
Seakan-akan masalah yang menimpanya adalah Ia lupa membawa payung dan kehujanan.
(Pria bermata tajam itu menendangnya saat Ia bertemu Ryouta di jalan dan melihat keadaan mantan adik kelasnya itu kacau.
Mereka mampir ke Maji Burger dan saat itu Yukio berkata,
"Andai aku bergerak lebih cepat.")
Rasanya, hati Ryouta juga mulai mati.
.
Ryouta tersenyum saat memasak makanan kesukaan Seijuuro. Tofu soup dan ikan bakar serta ocha.
(Meski ia tahu, makanan itu akan berakhir di tempat sampah esok pagi.)
Ia tetap tersenyum saat Seijuuro baru pulang saat jarum pendek menunjuk angka dua.
Ia tetap tersenyum meski pemuda berambut merah itu langsung berjalan menuju kamar.
(Ia tetap tersenyum meski ia melihat titik merah di leher kekasihnya.)
Ia tetap tersenyum saat melihat bayangan wajahnya di cermin tidaklah lebih baik dari orang depresi.
Ia tetap tersenyum saat berjalan menuju kamar mereka dan mendudukan dirinya di kasur.
"Ne, Seicchi." Ia memulai. Ia tahu Seijuuro belum tertidur. "Kau tahu, you could break my heart into tiny little pieces, and I'd still pick them up and put them back in your hand." Ia memberi jeda sebentar. "Even i know you'll throw them away."
Ia tetap tersenyum saat melihat Seijuuro tidak bergeming sedikitpun.
"Oyasumi, Seicchi."
.
.
("Senpai, apa kau tahu arti dari kata just because it burns doesn't mean you're gonna die?"
"Tapi kau seharusnya tahu, jika bermain api, suatu saat kau akan terbakar habis."
Tawa kecil terdengar.
"Senpai―kumohon menyerahlah. Jangan jadi sepertiku."
"Sudah terlambat, Ryouta. Sama sepertimu yang tidak menyerah pada dirinya, aku juga tidak akan menyerah pada dirimu."
"Senpai―"
"Karna seluruh hatiku sudah kuberikan untukmu, Ryouta. Aku bisa mati jika menyerah.")
.
.
A/N :
Yap. Ini fic pelarian karna galau ngeliat hasil polling kemarin seimbang. /melipir/
Ini dibuat dalam setengah jam dan di upload lewat hp. Mohon maaf kekurangannya /senyum gasai yuno/
Anyway, kalo baca ini, disarankan ngedengerin lagu P!NK - Try karna waktu denger lagu ini saya jadi ada inspirasi.
.
Love,
Ren
