aku tak peduli apa yang orang bilang. mereka menyebalkan.

"hun, kalau kamu makan coklat, badanmu akan semakin gempal."

hell yeah. mulai aku akan makan silver quin setiap hari.

"hun, berhentilah bermalas malasan."

okai. aku akan di depan laptop seharian.

"hun, jangan nonton tv."

males. lebih enak mainan laptop.

"hun sana bersihin kamar?! kamar macam apa ini lebih pecah dari kapal pecah!"

ah maaf, ini sarang tikus bukan kapal pecah.

"hun, belajarlah yang rajin biar besok kelak kau akan jadi dokter yang hebat."

aku tak ingin jadi dokter. aku ingin jadi arsitek.

"hun, jangan cemberut wajahmu tak enak dilihat."

ini wajahku. ini ekspresiku. aku sedang tak ingin tersenyum padamu.

"hun, kau akan terlihat anggun jika memakai gaun."

gak enak. terlalu feminim.

"wah, nilaimu bagus banget hun. kamu pantas jadi dokter."

sekali lagi akku katakan aku. tidak. ingin. jadi. dokter.

"hun, kau cocok dengan yifan, si ketua osis. dia suka kamu kan? udah pacaran aja"

pacaran itu makanan jenis apa ya?

"hun, jangan makan banyak banyak. nanti kamu kayak babi"

ngaca sana.

"sehun, kau cantik."

aku tidak can...

ASTAGA! DIA MEMANGGILKU APA?! SEHUN KATANYA?! SEHUN?!

"aku tidak cantik." ku alihkan kedua obsidianku menatapnya.

YA TUHAN! DIA TERSENYUM. MAKHLUK HITAM PESEK DAN DEKIL DI DEPANKU INI TERSENYUM!

"akhirnya sehun bicara." ia tersenyum sambil terus menatapku. astaga astaga!

"kai, pergi." kualihkan tatapanku dari dia.

"tidak. aku ingin menemani sehun." obsidiannya masih menatapku. aku merasakannya.

aku tak menjawab.

"sehun, wajahmu memerah. kau tidak sakit kan?" empat. empat kali ia memanggil namaku bukan dengan kata "hun".

"kai... ku..kumohon.. pergilah..." cicitku pelan.

"aku tak akan pergi sebelum kau mau jadi temanku sehun."

"aku sudah temanmu kai" ucapku. kuberanikan menatap wajahnya.

"aku ingin menjadi lebih dekat dari temanmu sehun. ayo bersahabat!"

oh tuhan.. aku hanya bisa menatapnya. sahabat katanya. aku...aku akan punya sahabat. aaaaaa... kai.. kai akan menjadi sahabatku. sahabat pertamaku. orang yang memanggil namaku dangan kata sehun bukan hun. tempatku berbagi cerita. tempatku meminta bantuan. bukan orang yang bermuka dua denganku. orang yang mengerti aku.

"a...aku mau.."

END

tapi.. mungkin.. sepertinya... aku.. aku mau menjadi lebih dari sahabatmu kai..