Kornet Sapi's debut fanfiction
A YAOI STORY
GS FOR HUANG HEECHUL
Gak nerima kritik karena aku orangnya sentitive dan pemikir /pundung/
'SEX INTERNATIONAL HIGH SCHOOL'
Huang Zi Tao memandang nanar tulisan dengan ukuran jumbo yang di pajang terang-terangan di depan pintu masuk gedung sekolah dengan warna putih mendominasi itu. Sesekali diliriknya wanita paruh baya dengan make up tipis yang mampu menutup kerutan di kulit putih asianya yang menjabat sebagai ibu Huang Zi Tao sedang melipat kedua tangannya di depan dada dan memandang Zitao yang sedang mengerucutkan bibirnya dengan lucu.
"Mama, jangan memaksaku. A-aku tak mau masuk sekolah mesum ini!.."
Huang Heechul–ibu Tao memutar bola matanya. "Bukankah kita sudah menyepakatinya semalam dengan ayahmu, Huang Zi Tao?"
"Tapi–"
"Ayolah, Taozi. Ini sekolah yang bagus! Lagi pula ya, di jaman seperti sekarang ini, kau yang sudah berusia 16 tahun dan sudah lulus SMP ini masih perawan? Ck, mau bicara apa aku pada teman-temanku jika mereka tau anak semata wayangku ini masih perawan?" Huang Heechul memijat pelipisnya, sudah berkali-kali mereka–Zitao, ia dan ayah Zitao–membicarakan masalah ini, dan tiap berbicara, Zitao pasti akan pasrah dan menuruti mereka. Tapi sekarang? "Hah," Huang Heechul mendesah pelan.
Zitao memandang Mamanya dengan tatapan sedihnya. Berharap sang Mama dapat mengerti kemauannya dan tidak memaksanya bersekolah di sekolah gila ini.
"Ma, apa salahnya sih jika aku masih perawan? Bukankah bagus? Artinya aku bisa menjaga diriku sendiri. Kumohon~"
Zitao memohon dengan suara merajuk andalannya. Biasanya orang-orang tak akan bisa menolak kemampuan suara merajuknya ini. Dia harap Mamanya itu juga akan sama dengan orang lain yang dengan mudah terpengaruh suara merajuknya.
Orang yang di panggil Mama oleh Zitao tadi hanya menghela nafas berat dan kembali memijat pelipisnya. Ia mencoba menulikan pendengarannya agar tidak terpengaruh dengan suara rajukan anak semata wayangnya yang sangat menggemaskan ini.
Demi apapun, siapa yang tak akan merpengaruh dengan suara rajukan yang–oh, shit. Bahkan tak bisa ia deskripsikan ini.
"Taozi. Mama dan ayah sudah berkali-kali menjelaskannya padamu! Mungkin di jaman saat Mama masih seusiamu, keperawanan akan sangat penting dan harus di jaga. Tapi untuk jaman ini kau masih perawan adalah sebuah aib Taozi! Mama dan ayahmenyayangimu, kami tak ingin kau malu nanti." Wanita paruh baya itu menghembuskan napasnya setelah mengucapkan perkataan tadi pada anak semata wayangnya.
Pemuda dengan surai hitamnya yang kita tau bernama Zitao itu menundukan kepalanya tak berani menatap Mamanya yang kini terlihat seperti nenek sihir jahat.
Keadaan hening terjadi beberapa saat. Tak ada diantara mereka berdua yang mengucapkan sepatah katapun. Zitao masih setia menundukan kepalanya dan memilin ujung kaosnya yang kini telah lusut. Sedangkan Mamanya hanya memandang Zitao sambil bersedekap dan mengetukkan kakinya.
"Baiklah–" dia terdengar sangat pasrah.
"–a-aku setuju, Ma" Tao membuyarkan keheningan antar keduanya. Kini Tao mengangkat kepalanya dan memandang Mamanya yang tengah menyuguhkan senyum lebarnya. Tao membuang napas malas. "Mama puas?"
Huang Heechul tertawa pelan dan mengacak surai hitam panda kecilnya. "Sudahlah, kau pasti akan menyukai sekolah barumu."
Zitao tersenyum kecil. Ia menganggukan kepalanya pelan tanda setuju–walau hatinya merocos tak tak terima. "Aku tau jika Mama tidak akan menyuruhku melakukan ini jika itu bukan hal baik untukku."
Mama Zitao tersenyum dalam hati. Ia sedikit memajukan badannya, dan menepuk pipi Zitao dengan penuh sayang.
"Mama yakin kau akan betah disana, di sana banyak lelaki tampan seperti foto-foto member boyband yang ada di hpmu." dia menaik turunkan alisnya dan tersenyum mengejek.
Zitao memutar bola matanya dan menarik koper putihnya yang penuh dengan stiker panda. "Cepat masuk atau aku akan merubah pikiranku lagi."
Cepat-cepat Mama Zitao memperbaiki sanggul rambutnya dan melangkahkan kaki jenjangnya yang di balut sepatu hak tinggi bewarna merah kedalam gedung megah itu.
Zitao yang ada di belakang mengikutinya hanya pasrah dan menarik kopernya masuk.
"Here we go, Huang Zi Tao." monolognya pada diri sendiri.
.
.
.
.
Gimana?
Aneh ya?
Sebenernya sebelum ngetik aku niatnya mau buat WGM versi KrisTao. Tapi pas ngetik jadinya malah gini -_-
Kalau banyak yang review aku lanjutin, kalau enggak juga aku lanjutin/? tapi gak aku publish, cuma jadi koleksi pribadi aja x3
Makasih yang mau baca prolog gak jelas ini, review ya! Aku terima review kalian walau cuma 1 atau 2 huruf. Tapi maaf aku gak nerima kritik karena aku orangnya sensitive dan pemikir ;'3
