A/N: Minna dah lama y aq gak nls fic IchiRuki agy.
Mumpung gy ada ide aq tls ja..XD
Disclamer: Bleach tu punya Tite Kubo n aq pnjm chara2nya aja
Title: Seven Days In This Villa
Rated: T
Genre: Horror, Romance
Seven Days In This Villa
Tibalah juga liburan yang dinantikan banyak murid sekolah, libur musim panas. Yang dipikirkan anak-anak hanyalah liburan, hari yang santai tanpa sekolah meski tugas menumpuk bukan main. Dan begitu pula dengan keluarga Kurosaki. Gadis berambut coklat pendek bernama Kurosaki Yuzu yang sedang mengerjakan PR bersama dengan saudaranya, Kurosaki Karin.
"Kalian rajin juga ya?" ujar seorang pemuda berambut orange jabrik yang sedang melihat mereka sibuk ngerjain PR
"Iyalah, Ichi-nii. PR kami banyak." ujar Karin
"Betul." tambah Yuzu
Kurosaki Ichigo yang merupakan kakak dari kedua anak perempuan ini hanya tersenyum saja melihat adik-adiknya yang sibuk mengerjakan tugas. Sedangkan dirinya, sudah menyelesaikan tugasnya beberapa hari yang lalu.
"ANAK-ANAK!" terdengar suara yang sangat keras di depan pintu rumah mereka. Ketiga saudara itu langsung menutup kuping mereka dan langsung menyimpulkan ayah mereka sudah datang.
"Berisik sekali. Mengganggu saja." ujar Ichigo sedikit ketus
"Wajar aja. Ayahmu sedang senang nih." ujar ayah Ichigo, Kurosaki Isshin
"Senang kenapa?" tanya mereka bertiga kompak
"Selama seminggu ini kita akan berlibur di villa teman ayah, kita kesana ya?"
Yuzu yang memang ingin sekali jalan-jalan merasa senang karena ayahnya mengajaknya pergi liburan, berbeda dengan Karin dan Ichigo yang menanggapi hal itu dengan malas.
"Anak-anak kita sudah sampai." ujar Isshin semangat yang langsung membuka pintu mobilnya. Ichigo, Karin dan Yuzu sudah sampai di villa itu. Villa yang cukup besar, nuansa Jepang yang terlihat dari villa itu benar-benar indah
"Huwaa... Indah..." ujar Yuzu dengan mata yang berbinar-binar. Karin hanya melihat villa itu dengan tatapan biasa, apalagi Ichigo. Sebenarnya dia malas pergi ke villa karena dia ada janji dengan teman-temannya, tapi karena ayahnya menyeretnya mau tidak mau Ichigo harus ikut.
"Kita akan menginap disini?" tanya Ichigo yang heran. Jujur baru kali ini dia melihat villa yang nuansa Jepangnya terasa sekali seperti villa ini
"Iya. Teman ayah yang menyarankan kita menginap disini. Dia yang menyewa villa ini." jawab Isshin
"Oh begitu..."
.
.
Sebelum mereka masuk ke villa itu tampaklah seorang pemuda berambut perak dengan senyumnya yang well sedikit mengerikan itu.
"Apakah Anda Kurosaki Isshin?" tanya pemuda itu
"Iya, saya sendiri. Dan ini anak-anak saya." jawab Isshin
"Saya Ichimaru Gin, orang yang menjaga villa ini. Anda sekeluarga ingin menginap seminggu disini kan?"
"Iya."
"Silahkan." Gin mempersilahkan keluarga Kurosaki untuk masuk ke dalam villa itu. Begitu sampai ke dalam nuansa Jepangnya lebih kental lagi, lantai yang tidak menggunakan keramik melainkan kayu, desain rumah seperti rumah-rumah bangsawsan, dan masih banyak lagi.
"Wah..." Yuzu dan Karin terkagum-kagum melihat seluruh isi villa itu
"Saya akan mengantar anda sekalian menuju kamar masing-masing." ujar Gin
.
.
Setelah Gin mengantar keluarga Kurosaki menuju kamar masing-masing mereka semua berkumpul di halaman depan villa itu. Tapi bedanya Isshin tidak ikut karena dia ada urusan dengan temannya itu dan meninggalkan mereka.
"Apakah kalian suka disini?" tanya Gin
"Suka!" jawab Yuzu polos
"Baru hari pertama belum bisa aku jawab kan?" ujar Karin sedikit malas
"Haha... Kau benar," ujar Gin pada Karin. "Lagipula aku heran villa ini masih saja mau disewa."
"Memang kenapa dengan villa ini?" tanya Ichigo yang dari tadi hanya diam saja
"Kalian tidak tahu villa ini dulunya milik keluarga Kuchiki yang terkenal itu." jawab Gin
"Oh..." mereka bertiga hanya ber-oh ria. "Lalu?"
"Apa kalian tidak mendengar kejadian buruk keluarga ini?"
Mereka bertiga hanya menggelengkan kepalanya tanda tidak tahu, Gin hanya menghela nafas sejenak kemudian meneruskan ucapannya.
"Dulu rumah ini ditinggali sepasang suami istri Kuchiki dan adik ipar sang pemuda. Tapi secara tiba-tiba sang istri ditemukan tewas di dalam rumah ini, sedangkan adik dari istri Kuchiki itu juga tewas di dekat jembatan. Tak ada satupun yang tahu penyebab kematian mereka."
"Jembatan?" tanya Karin
"Iya. Jembatan yang tidak jauh dari sini. Jika kalian berjalan lurus kalian akan menemukan jembatan itu."
"Tunggu... Tadi Gin-san bilang yang tewas istri dan adik ipar pemuda itu. Lalu pemuda itu bagaimana?" tanya Ichigo yang heran akan penjelasan Gin
"Entah," ujar Gin enteng. "Tapi yang pasti kalian jangan keluar jika sudah jam 1 dini hari."
"Memang kenapa?" tanya Yuzu
"Kalau kalian masih ada diluar jam segitu kalian akan bertemu dengan adik ipar pemuda itu."
.
.
Seketika itu juga Yuzu langsung ketakutan, dia menyembunyikan wajahnya dibalik baju Karin. Karin tenang-tenang saja, apalagi Ichigo.
"Bohong!" seru Karin
"Saya tidak bohong. Memang sudah banyak korbannya kok. Entah sudah berapa yang menjadi mangsa gadis itu." ujar Gin sambil memperlihatkan seringainya, membuat Yuzu makin ketakutan. "Baiklah saya akan kembali ke rumah saya, rumah saya di sebrang jembatan itu." Gin langsung berdiri dan meninggalkan ketiga saudara Kurosaki itu sendiri
"Karin-chan aku takut..." ujar Yuzu yang makin menggenggam baju Karin dengan erat
"Tenang Yuzu. Dia pasti bohong. Hantu itu tidak ada." ujar Karin
Hari pertama mereka di villa biasa-biasa saja dengan Yuzu dan Karin yang bermain bersama di dekat villa itu, melihat pepohonan yang berada di dekat villa. Tapi beda dengan Ichigo dia harus ke rumah Gin karena ayahnya meminta kesana. Terpaksa Ichigo meninggalkan Yuzu dan Karin sendiri, tapi saat Ichigo pergi mereka berdua telah tidur, katanya takut jika tidur malam.
"Huh, kenapa harus aku yang kesana?" gerutu Ichigo sambil berjalan melewati beberapa jalan setapak hingga sampailah di jembatan yang Gin beritahu tadi. Ichigo tidak menganggap serius ucapan Gin dan berjalan melewati jembatan itu dengan santai. Apalagi sekarang baru jam 8 malam.
.
.
"Sampai juga Ichigo." ujar Isshin yang melirik Ichigo. Isshin dan temannya berada di rumah Gin
"Iya ayah." ujar Ichigo. "Ada apa?"
"Kenalkan ini teman ayah, Sousuke Aizen. Dokter yang bekerja di rumah sakit Espada."
"Salam kenal." ujar Ichigo sopan
"Salam kenal." ujar Aizen
.
.
Mereka dan juga Gin menghabiskan waktu bersama dengan berbincang dan sesekali minum, kecuali Ichigo. Dan jam sudah menunjukkan pukul 1 dini hari, ketiga pria itu telah tidur dalam kondisi mabuk.
"Apa-apaan mereka? Malah tidur." gerutu Ichigo. Dan mau tidak mau Ichigo berjalan pulang kembali menuju villa. Dia khawatir akan keadaan Karin dan Yuzu, karena hanya ada dua anak perempuan di villa itu.
Ichigo tidak merasakan kantuk karena dari tadi dia sibuk memperhatikan ketiga pria itu dan dia berjalan pulang. Saat akan melewati jembatan itu, dia teringat kata-kata Gin.
'Kalian jangan keluar jam 1 dini hari. Nanti bertemu dengan adik ipar pemuda itu.'
Kata-kata Gin terngiang-ngiang di benak Ichigo. Entah karena apa Ichigo sedikit merasa takut. Padahal dia tidak percaya ucapan Gin itu, tapi entah karena apa Ichigo memikirkannya.
.
.
.
Tap, tap, tap.
Terdengar suara langkah kaki di belakang Ichigo, Ichigo langsung menoleh ke belakangnya tapi tidak ada sosok apapun disana. Ok Ichigo mulai takut sekarang, keringat perlahan turun membasahi wajahnya. Dia melirik jam tangannya yang menunjukkan jam 1.15 dini hari, waktu yang sudah sangat malam.
Ichigo langsung bergegas meninggalkan jembatan itu, dia tidak ingin mengalami hal yang aneh-aneh.
.
.
.
DUAK!
Tiba-tiba ada suara benda jatuh yang terdengar sangat keras. Ichigo langsung terdiam, berusaha mempertajamkan telinganya agar mendengar suara itu. Dan memang benar suara itu adalah suara benda jatuh. Entah itu apa.
Ichigo benar-benar ingin pergi dari tempat itu, tapi dia tidak bisa melangkahkan kakinya. Seolah-olah kakinya terjerat, padahal tidak ada yang menahan kakinya.
Tiba-tiba saat suasana sedang tegang itu, kaki Ichigo seperti menyentuh sesuatu. Benda yang tidak bisa dibilang kasar atau empuk itu.
"Huwaa!" jerit Ichigo kaget. Hanya suaranya yang terdengar di jembatan yang memang sepi itu
"Ah... Boneka kelinciku.." ujar seseorang yang dari suaranya itu seperti suara seorang gadis. Ichigo dengan perlahan menoleh ke belakang dan mendapati sosok seorang gadis berambut hitam sebahu yang berlari ke arahnya. "Ano... Itu bonekaku."
"Ah..." Ichigo langsung terdiam dan melihat ke arah kakinya, dan ternyata dia menginjak boneka kelinci. Ichigo mengambil boneka itu dan menatap gadis itu baik-baik. "Ini punyamu?"
"Iya." jawab gadis itu dan menerima boneka kelincinya yang diberikan Ichigo. "Terima kasih."
"Sama-sama." ujar Ichigo lega. Karena dia tidak mengalami hal yang mengerikan. "Ano... kenapa kamu-"
Belum sempat Ichigo menyelesaikan kalimatnya sosok gadis itu sudah tidak terlihat lagi. Ichigo hanya terbengong karena gadis itu cepat sekali pergi dari hadapannya.
'Kemana gadis itu?' batin Ichigo. 'Lebih baik aku pulang.'
Tanpa basa-basi Ichigo langsung pulang dan meninggalkan jembatan itu lebih cepat. Tapi Ichigo tidak sadar ada sosok yang melihatnya, menyeringai padanya dan memeluk boneka kelincinya.
TBC
A/N: Aq bkin multichap gy.
Apakah horrorny krng kerasa? Apalgy romanceny. Apkh crtny aneh?
Haha...XD
Pa mnrt minna-san aq hrz ganti genre?
Cz aq sndr agk bingung ma genre.
Tp yg pntng review y..^^
