Naruto hanya milik Masashi Kishimoto-sensei
.
.
Selamat menikmati
.
.
Love Is...
Aku seorang penulis di fanfiction. Banyak cerita yang sudah aku tulis, namun semua bergenre persahabatan. Tapi banyak pula yang menyukai cerita-ceritaku. Jika ada kisah percintaan, itu pun hanya percintaan yang ringan-ringan saja. Ada juga kisah cinta yang cukup rumit, itupun atas bantuan teman fanfic juga. Aku sulit penuturkan dalam tulisan jika berhubungan dengan percintaan. Kalian tau kenapa? Jawaban klasik, aku belum pernah jatuh cinta. Meskipun aku sering berpacaran, tapi mereka yang menembak duluan. Makanya aku terima saja pernyataan cinta mereka. Berharap mereka bisa membuatku merasakan jatuh cinta. Tapi nihil. Mereka semua payaaaaah. Atau aku yang terlalu tertutup tak bisa menerima mereka. Masalahnya laki-laki itu sama saja. Selalu minta yang tidak-tidak.
Oh iya, aku belum memperkenalkan diriku sendiri.
"Eh eh, itu ya yang namanya Sakura Haruno?" bisik salah satu siswi ketika melihatku melewati mereka di depan kelasku. Lalu aku masuk ke kelas.
"Iya. Memang cantik, tapi banyak pria yang dia campakkan," balas temannya.
"Kau tahu, Naruto Uzumaki? Baru satu minggu mereka pacaran, dia sudah memutuskan Naruto."
"Apa?! Dia kan murid yang cukup tampan di sekolah kita."
"Iya. Dia terlalu angkuh. Sudahlah, aku takut dia mendengar percakapan kita ini."
Terdengar langkah kaki itu menjauh dari depan kelasku.
Jelaslah aku bisa dengar kalian berdua berbicara apa saja, setelah aku melewati kalian menuju kelas, aku menempelkan telingaku ke pintu kelas yang baru saja aku tutup. Sengaja aku lakukan itu untuk mengetahui penilaian orang lain kepada orang yang popular karena keburukannya sebagai reverensi ceritaku selanjutnya.
Oh iya, kalian sudah tahu kan namaku? Ya namaku Haruno Sakura. Kelas X 1 di sekolah Konoha High School.
'Yaah, tak apalah. Demi fanfic-ku, aku rela menahan amarah ini,' batinku.
"Tapi mereka tidak apa yang sebenarnya terjadi," aku mengumpat ke udara dan kaki kuhentakkan ke lantai. Untung kelas masih kosong.
Akupun duduk di kursiku dan mulai membuka laptop-ku untuk menyelesaikan chapter terakhir fanfic-ku. Sekitar 10 menit akhirnya selesai. Karena terlalu konsentrasi, aku baru sadar kalau kelas sudah dipenuhi teman-temanku. Sebentar lagi masuk, tapi bangku yang ada di sebelahku masih kosong. Ya, itu bangku milik Sang Pangeran Sekolah, siapa lagi kalau bukan...
RIIIING...
...Sasuke. Ya itu bangku milik Sasuke Uchiha.
Bel berbunyi, semua duduk di kursi masing-masing. Tak lama pintu terbuka, dan Shizune-sensei masuk.
"Kalian siap ulangan sekarang?" tanya guru biologi itu.
"Apa?! Bukannya hari kamis sensei?" tanya gadis yang bernama Ino.
"Iya. Tapi besok saya pergi ke Oto untuk pertemuan para guru biologi. Soalnya gampang-gampang kok."
"A-ada yang belum ma-masuk sensei," ucap gadis indigo itu yang bernama Hinata.
"Dare desuka?" tanya sensei.
"Uchiha-san, sensei," jawab Hinata.
"Uchiha-san? Tak biasanya. Tapi jika dia butuh ulangan, dia bisa minta soal ke Kabuto-sensei. Kita mulai saja ulangan tanpa-" ucapan Shizune-sensei terpotong karena suaru pintu yang dibuka dengan kasar juga secara paksa. -_-
SREET...
Terdengar pintu yang diseret dengan kasar, sontak membuat kami menoleh ke arah pintu.
"Maaf saya telat, Shizune-sensei hah.. haah..." ucapan maaf terlontar dari pemuda berambut emo itu yang terlihat tersengal-sengal itu.
"Oh. Tak biasanya kamu terlambat. Cepat duduk dan kalian cepat siapkan alat tulis kalian. Kita akan memulai ulangan sekarang juga." Dengan tegas Shizune-sensei mengucapkannya.
Dia membagikan kertas ulangan pada kami. Ada yang mengeluh namun tak bisa protes. Aku melihat ke arah tempat duduk pemuda yang tadi terlambat, Sasuke. Dia hanya menunjukkan ekspresi datarnya.
'Tak mungkin seorang Uchiha mengeluhkan hal ini seperti yang lain dengan otak briliannya itu,' ucapku dalam hati. Lalu aku menerima kertas itu dari temanku yang berada di depan, Ino. u
"Hei, Saki-chan, kamu sudah menghafal belum?" tanya Ino yang pasti akan memintaku untuk membantunya mengerjakan ulangan ini.
"Tidak." jawabku singkat.
"Ah. Menyebalkan. Kali ini aku pasrah saja deh."
Wajahnya cemberut, pasti dia tak menghafal karena seperti tadi yang dia katakan kalau ulangan akan dilaksanakan hari kamis. Dan karena ulangan dipercepat, pasti dia tak menghafal.
"Ino. Jangan ganggu temanmu." tegur sang guru. Ino yang ditegur langsung berbalik dan mengerjakan ulangan.
Aku pun mulai mengerjakannya, ini materi awal yang sangat aku mengerti.
"Sistem Peredaran Dasar, ya" gumamku.
Aku langsung mengetahui setiap jawabannya.
'Ini semua yang pernah dijelaskan oleh Sensei,' batinku.
.
.
.
Sudah 30 menit kami mengerjakan soal ini. Masih ada banyak waktu pikirku, 20 soal lagi dari 40 soal. Lalu aku melirik Sasuke yang posisinya di sampingku.
'Kenapa dia malah tidur?' batinku.
"Pssst! Sasuke-san, kamu sudah beres mengerjakannya? Pssst.." mataku bergilir melihat Sasuke dan Sensei. Lalu Sasuke bangun karena bisikanku.
"Ah, Sakura. Aku mengantuk, ingin tidur," ucapnya dengan mata yang sangat ingin dipejamkannya. Aduh tidak tega pikirku.
"Tapi.." Sasuke sudah kembali tertidur.
"Yaah dia tidur lagi. Ya sudah." aku tak tega membangunkannya lagi karena kelihatannya dia memang sangat kelelahan. Aku pun melanjutkan menjawab soal.
.
.
"Ya sudah habis. Kumpulkan kertas ulangan kalian." perintah Shizune-sensei.
Aku hendak beranjak dari kursiku, lalu ada kertas di hadapanku. Aku ambil kertas itu.
"Tolong ya, Sakura," pinta Sasuke kepadaku.
"Iya, iya. Hey! Jangan tidur lagi. Setelah ini pelajaran Kakashi-sensei." Tapi dia tidak bergeming, dia tidur lagi.
"Haruno-san. Ayo kumpulkan! Saya tidak ingin mengganggu pelajaran Kakashi-sensei," perintahnya.
"A! Hai, gomenasai sensei."
Saat hendak menyerahkan kertas ulangan, aku melihat kertas ulangan Sasuke, aku terkejut.
'Dalam waktu setengah jam dia bisa menyelesaikan 40 soal ini?! Memang benar, jangan meremehkan para Uchiha,' batinku terkejut.
"Hai kore, sensei. Ini kertasnya." aku tersenyum dan dia membalas senyumku dengan lembutnya. Lalu aku kembali duduk.
"Oh iya. Selama saya pergi ke Oto, kalian pelajari bab selanjutnya. Setelah itu saya akan adakan pretest. Sampai jumpa." Shizune-sensei keluar kelas dan di depan pintu sudah ada Kakashi-sensei.
"Maaf mengganggu waktu mengajar anda. Saya permisi," pamitnya. Meski selintas, aku bisa melihat rona merah di pipi Shizune-sensei. Mungkinkah? Entahlah.
"Hm. Tak apa," jawab Kakashi-sensei singkat dan ia pun memasuki kelas.
"Barusan kalian ulangan?" tanya Kakashi-sensei.
"Iya, sensei. Padahal harusnya hari kamis. Tapi karena Shizune-sensei ada halangan jadi kami ulangan hari ini. Menyebalkan sekali," jelas Ino yang semangat pada guru yang dia sukai itu. Hanya aku dan Hinata yang mengetahui bahwa Ino sangat menyukai Kakashi-sensei. Dan reaksi datar yang Ino terima dari Kakashi-sensei.
"Ooh. Apa hanya dia saja yang tidak ikut ulangan?" kepalanya menengadah ke arah belakang. Aku yang sadar maksud ucapan Kakashi-sensei berusaha membangunkan Sasuke.
"Hah? Siapa sensei?" tanya Ino. Lalu Ino menoleh ke belakang.
Lalu semua mata mengarah ke bangku Sasuke. Semua diam melihat siswa terpandai, tertampan se Konoha High School ini tertidur.
Seketika keheningan itu pecah dengan tawa anak-anak kelas.
"Ptttf... HAHAHAHA" Semua anak laki-laki tertawa. Anak perempuan ada yang terpana karena merasa beruntung bisa melihat wajah tertidur sang pangeran sekolah.
"Sasuke-san ikut ulangan, kok sensei. Apa saya bangunkan saja?" tanyaku. Lalu aku beralih ke Sasuke lagi.
"Sasuke-san, bangun. Kakashi-sensei sudah datang. Anak-anak mentertawaimu," ucapku sambil membangunkan Sasuke.
Aku menggoncangkan tubuhnya tapi dia tetap tidak terbangun.
"Sakura, sudah biarkan dia. Kita lanjutkan pelajaran saja. Buka hal 48 tentang perang dunia pertama."
.
.
Pelajaran Kakashi-sensei selesai dengan ditandai bel istirahat pertama. Dan anak-anak mulai berhamburan keluar kelas. Aku yang diajak Ino ke kantin menolak dengan alasan aku punya bekal sendiri dan ingin makan di kelas saja. Sekarang tinggal aku dan snag pangeran sekolah yang tersisa di kelas.
Sebenarnya aku suka pelajaran Kakashi-sensei dan ingin berlama-lama mempelajari sejarah. Ini karena Kakashi-sensei sangat terampil dalam menjelaskan pelajaran yang dianggap sangat membosankan ini. Jika orang yang membawakannya tidak seperti Kakashi-sensei, mungkin sudah banyak anak yang ketiduran. Hihihi
Lalu aku teringat dengan orang yang tadi tidur selama pelajaran yang sangat seru tadi, Sasuke. Aku menoleh ke arah tempat duduknya.
'Dia masih tidur. Apa yang dia lakukan sampai dia tidur seperti itu? Jadi penasaran,' batinku.
Niatku untuk membangunkannya lagi tak jadi karena dia sudah bangun dengan mata yang masih terlihat mengantuk.
"Emm... Hoaam.. sekarang sudah istirahat pertama?" tanya Sasuke kepadaku.
"Hm. Akhirnya kamu bangun juga, Sasuke-san."
"Iya. Aku sangat kelelahan harus bekerja sampai larut malam setiap hari."
"Kamu bekerja?!" aku kaget karena sebelum aku bertanya dia sudah menjawab rasa penasaranku. Dan sang Sasuke bekerja?
"Kamu tidak takut ketahuan sama orang sekolah?" tanyaku pada Sasuke karena tindakan nekatnya.
"Kau lupa aku siapa, hah?" pandangan matanya meremehkanku.
"A! Benar, siswa yang berprestasi boleh melakukan apapun selama itu tidak melanggar norma di masyarakat," ucapku yang mengingat salah satu peraturan istimewa bagi mereka yang memiliki prestasi yang baik di sekolah.
"Hmm.. dan aku juga sudah meminta izin kepada Kepala Sekolah, ko," kata Sasuke lagi untuk meyakinkanku.
"Souka, souka," timpalku yang sekarang yakin dengannya.
"Oh iya Sakura, jangan panggil aku seformal tadi. 'Sasuke-san', apa itu panggilan yang kamu gunakan kepada PACARMU sendiri? Aku tidak suka," ucapnya dengan nada kesal.
"La-lalu aku harus memanggilmu apa?" Mukaku jadi merah karena ucapannya barusan. Terutama kata 'PACARMU' yang di-capslock, di-BOLD pula.
"'Sayang'?"
"Apa?! Tidak mau, malu tahu," tolakku langsung.
"'Honey'? 'Darling'? 'Sayangku Sasuke-kun'?" tambahnya lagi. Jadi semakin parah menurutku.
"Sasuke-kun saja. Ya ya ya?" aku cukup malu mengatakannya dan mukaku mulai memerah seperti tomat matang.
"Hmm... oke tak apalah, Sa-ku-ra-chan," godanya padaku. Sontak itu membuatku lebih merah lagi dan lagi.
"Kamu bawa bekal tidak? Aku lapar nih," tanya Sasuke padaku.
"Aa.. gomen ne. Aku tidak bawa, Sasuke-sa –Sasuke-kun" tanyaku balik. Aku belum terbiasa memanggilnya Sasuke-kun.
"Aku dengar tadi kamu bilang pada teman pirangmu kalau kamu bawa bekal," jawab Sasuke.
"Kamu bisa dengar orang lain dengan kamu yang masih tertidur? Hebat banget kamu, Sasuke-san-eh, Sasuke-kun."
"Hn. Jadi kamu bawa atau tidak?" tanyanya lagi.
"Aku berbohong pada Ino," jawabku.
"Haaah... padahal aku lapar sekali, Sakura-chaaan. Aku ingin makan bekal buatanmu. Besok bikin ya. Tapi kenapa harus berbohog pada Ino? Kamu ingin bersamaku kan?" ucapnya dan dia juga masih saja sempat menggodaku.
"Iya. Besok aku buatkan. Ih dasar geer. Tadinya aku ingin mem-publish hasil fanfic-ku yang tadi pagi baru selesai. Tapi aku pikir nanti saja karena aku penasaran dan ingin bertanya kenapa kamu bisa terlambat masuk kelas," jelasku sambil mengusap rambut kepalanya.
"Souka... kamu mencemaskanku, Sakura-chan. Jangan lupa besok buatkan aku bento masakanmu!" jelas sekali kalau kata-kata itu sebuah perintah. Soalnya ada tanda seru (!) nya.
Kini senyum yang tidak pernah dia tunjukkan pada yang lain, dia tunjukkan padaku. Tanganku yang masih mengusap kepalanya kini dia genggam dan menurunkannya dari kepalanya tersebut dan dia sentuh tanganku dengan lembut. Aku sedikit terkejut dengan tindakannya hanya bisa membalas dengan senyuman.
"Aku harap kamu bisa jatuh cinta padaku segera," ucapnya tiba-tiba, mata onyx-nya menatapku, tatapan yang serius tapi mengandung penuh kasih sayang di dalamnya. Kata-katanya mengingatkanku pada hari di mana Sasuke menyatakan cintanya padaku 3 hari lalu.
RIIIING...
"Ah. Bel masuk," keluh Sasuke.
"Sasuke-kun, nanti traktir aku ramen ya," pintaku.
"Ramen Paman Ichiraku? Boleh."
"Yay! Terimakasih Sasuke-kun." Senyuman mengembang dariku dan tawa dari Sasuke.
Anak-anak berhamburan masuk.
"Kalian berdua saja dari tadi? Ah! Aku tahu, kamu makan bekal bareng Sasuke-kun ya Sakura? Kalian pacaran ya. Oh begitu, sekarang kamu berani sekali tidak bilang kepadaku, Sakura. Hei, teman-teman. Sakura dan Sasuke PACARAN," ucap Ino panjang lebar.
"Ino!" pekikku. Aku tutup mulutnya yang ember itu.
"Ck.." decak Sasuke.
Anak-anak pun jadi histeris karena sudah mengetahui hubunganku dengan Sasuke. Ah. Padahal hubunganku ingin sedikit tenang dan semua berantakan karena kelakuan Ino-pig.
"Kenapa kalian heboh banget?" tanya suara itu dari balik pintu.
つづく
Minna-saaaan e…
Waaaah… yang sebelumnya aja belum kelar, udah maen update yang baruuuu..
Dakara… mind to RnR, Minna-san?
