Disclaimer: Naruto ©Masashi Kishimoto's

Astaga! Salah Kirim! By Cocoon Girl

Warnings: Bahasa tidak baku, banyak hal yang tidak mungkin, typo, miss typo, AU, bisa OOC

Tokoh:

Sakura: Kelas XI-1 Konoha High. Cantik, pandai bergaul dan pintar, tetapi terkadang kasar dan mudah menangis.

Naruto: Kelas XII-4 Konoha High. Keren, baik, periang, tetapi kemampuan otak rata-rata, serta mudah cemburu.

Shion: Kelas XII-4 Konoha High. Cantik tapi suka pamer, pemarah, dan pendendam *gomen, Shion!

Sasuke: Kelas XII Suna High. Tampan, baik, juga cerdas. Sayangnya sangat tertutup. Top secret keeper.

Ino: Kelas XI-1. Sahabat Sakura dan Tenten, sedikit centil, tapi sangat care pada sahabat dan dewasa.

Tenten: Kelas XI-1. Sahabat Ino dan Sakura, tomboy dan energik, pemegang sabuk coklat muda karate.

Enjoy Reading!

...

..

...

Trrrt trrrt trrt

HP di kantung Sakura bergetar menandakan ada SMS masuk.

'SMS. Nomor siapa ya?' batin Sakura

To : Sakura

Hai, Sa. Apa kabar? Ini aku, Sasuke. Aku ada di Konoha dalam rangka liburan. Masih boleh main ke rumahmu seperti dulu tidak? Ada yang ingin aku ceritakan. Kalau boleh, aku ke rumahmu sekitar 2-3 hari kedepan.

From : 08XXXXXXX231

'HAH! SASUKE! ' batin Sakura kaget setengah mati diserta mata yang melotot kearah HP tak berdosa miliknya. Sang mantan pacar, Sasuke tiba-tiba meng-SMSnya setelah 2 tahun belakangan tidak pernah berkomunikasi dengannya lagi. Segala yang Sasuke berikan padanya sudah dibuang jauh-jauh. Kecuali si makhluk imut, yang ia beri nama Sa-chan. Wajar kan, lama tidak berkomunikasi membuat Sakura gugup walaupun hanya SMS.

'Hooh.. Tenang Sakura, tenang! Cuma SMS, ya cuma SMS!' batinnya

Dengan gemetar dan hati bergemuruh, ia menuliskan jawaban SMS pada Sasuke

To : 08XXXXXXX231

Kabarku baik, Sasuke-kun. Boleh-boleh saja kok kerumahku. Tapi kontak dulu, ya.

From : Sakura

'Send!' Sakura tambah grogi saat memencet tombol tersebut. Tapi toh sudah ia lakukan.

Drt drt drt drt

'Telepon dari Naruto..'

"Halo, Naruto."

"..."

"Iya, iya,"

"..."

"Iya, terima kasih Naruto! Daah!" sahut Sakura riang pada orang yang berbicara padanya via telepon.

"Ehm, on the phone terus sama pacar tercinta, bikin envy aja. Mau ngapain tuh?" ucap Ino setelah Sakura memutus sambungan teleponnya.

Sakura terlonjak kaget, "Sejak kapan kalian berdua disitu! Mengagetkan tahu!"

"Biarin. Jawab aja pertanyaanku barusan." Sambung Ino santai.

"Hahaha, apa sih, Ino. Aku dan Naruto mau jalan ke kafe Ichiraku, seperti biasa." Jawab Sakura.

"Ramen lagi?" tutur sahabatnya yang lain, Tenten dengan nada bicara meledek.

"Kan nggak cuma ramen yang dijual di kafe Ichiraku, Tenten! Ada makanan lain juga, kok." ujar Sakura sambil manyun.

"Hahaha, ya sudah lah. Tenten, ayo pulang. Sakura kan mau jalan berdua dengan Naruto, kalau ada kita bersamanya, nanti mereka jadi terganggu. Kan nggak enak." Kata Ino pada Tenten.

"Ok. Nggak usah dikasih tahu juga, aku mau pulang bersamamu, Ino. Dah, pinky princess!"

"Dasar kalian berdua ini! Ya sudah, daah!" ucap Sakura melambaikan tangan kanannya, disambut dua sahabatnya yang juga melambaikan tangan.

'Tumben Sakura tidak ngambek ku panggil pinky princess. Bagus deh. Hehehe' batin Tenten bersyukur.

...

..

...

Tap tap tap

Sakura berjalan sendirian menuju tempat parkir dimana Naruto menunggunya, seperti biasa.

"Hai, Sakura-chan!" teriak seseorang dengan nada riang.

Sontak Sakura menghentikan langkahnya lalu berbalik mencari sumber suara. Tidak sulit memang mencari sumber suara yang menyapanya, karena ia memang sudah kenal bahkan hafal dengan suara ini, suara orang yang sangat ia cintai saat ini, suara Naruto.

"Katanya kau menungguku di mobil. Dasar..," ujarnya pada Naruto.

"Hehehe.. Kau lama sih. Ku kira kau ke kantin atau kemana gitu sama Ino dan Tenten ." Jawab Naruto, padahal tidak ada yang bertanya.

"Ya sudah, katanya mau pergi, jadi tidak?" Tanya Sakura.

"Jadi, dong. Kita kan sudah merencanakannya. Ayo!" ucapnya pada Sakura.

"Hm."

Sepanjang perjalanan, Sakura dan Naruto selalu saja mengoceh tentang kejadian selama di sekolah yang mereka alami dari pagi sampai siang ini, sampai lagu yang diputar CD Player di mobil Naruto mengalunkan lagu-entah apa judulnya, yang menurut Sakura liriknya mencerminkan kebohongan.

'Cause if one day you wake up and find that you're missing me

And your heart starts to wonder where on this earth I could be

Thinking maybe you'll come back here to the place that we'd meet

And you'd see me waiting for you on the corner of the street

So I'm not moving

I'm not moving

"Aku tak suka lirik lagu ini." Ujar Sakura.

"He? Bukannya romantis, ya?" Timpal Naruto.

"Bukan romantis, tapi sok romantis tahu." Kata Sakura tidak mau mengalah.

"Namanya juga lagu, wajar lah berlebihan sedikit, tapi aku suka lagu ini. Aku kan orangnya romantis. Kau saja yang tidak pernah nyadar punya pacar romantis begini. Hehehe,"

Sakura diam, ia lebih memilih mencari CD lain yang lebih bagus di dashboard, sayangnya nggak ketemu.

Mobil masuk ke halaman kafe. Naruto memilih memarkirkan mobilnya di bawah pohon rindang. Lalu turun menggandeng tangan Sakura dengan mesra ke dalam kafe.

...

..

...

Pelayan kafe perempuan mendatangi meja tempat Naruto dan Sakura duduk di lantai dua dan memberikan daftar menu pada mereka berdua. Naruto dan Sakura memilih duduk di sudut kafe yang berdinding kaca, memiliki view jalanan yang lumayan,lah. Daripada view tembok. Sakura diam memandang jalanan dan tidak menyadari ada pelayan yang datang. Ia memikirkan SMS Sasuke tadi.

"Kau mau apa, Sakura-chan?" Tanya Naruto, mengagetkan Sakura.

"A-aku.. Hm, aku miso ramen dan jus strawberry saja, deh." Jawabnya.

"Oh, ya sudah."

"Kami pesan dua miso ramen, jus strawberry, dan jus jeruk ya." Ucap Naruto pada pelayan tersebut.

"Dua miso ramen, jus strawberry dan jes jeruk. Mau tambah dessert? Kami sedang promosi dessert yaitu ice-cream rasa coklat, vanilla, jeruk dan strawberry dengan harga promo spesial." Tawar sang pelayan.

"Kau mau, Sakura-chan?" Tanya Naruto lagi.

"Ah, tidak usah. Aku ramen dan jus strawberry saja, lah." Tolak Sakura.

"Baiklah kalau begitu, harap tunggu sebentar." Kata pelayan tersebut lalu berlalu.

"Sakura-chan. Kau ingat tidak hari ini hari apa?" Tanya Naruto.

"He? Hari Selasa. Memang kenapa, Naruto?" jawab Sakura dengan ekspresi heran. 'Tumben menanyakan hari apa. Biasanya bertanya keadaan kelasku hari ini.'

"Hehehe... Aku tahu ini hari Selasa, Sakura-chan. Maksudku ingat tidak hari ini hari apa?" Tanya Naruto tak yakin Sakura tidak ingat hari ini adalah hari yang menurutnya penting.

'Akh! Gara-gara SMS Sasuke, nih. Lupa, kan hari ini ada apa!' Sakura terus berpikir ada apa hari ini sampai keningnya berkerut. Ia benar-benar lupa.

"Hari apa, sih? Maaf Naruto, tapi aku benar-benar tidak ingat." Ujar Sakura.

"Serius, nggak inget?" ragu Naruto.

Sakura hanya menggeleng pelan.

"Yaudah tidak apa. Kau ku maafkan. Hari ini kan, satu tahun kita pacaran." Tutur Naruto.

DUAAAR

Hati Sakura seakan mau copot mendengar apa yang barusan dikatakan Naruto. Ini satu tahun hari jadiannya dengan Naruto. Dia bisa lupa hal yang sepenting ini!

Sedangkan Naruto, santai dan maklum saja Sakura lupa dengan hari ini. Pacarnya ini, kan sibuk dengan les dan semua pelajarannya karena kelas Sakura saja, kelas unggulan. 'Tapi kalo lupa sama hari ulang tahunku, hh. Awas aja.' Ancam Naruto dalam hati.

Naruto merogoh kantung celananya. Sebuah kotak kecil, mungkin untuk Sakura.

"Sakura-chan. Ini hadiah untukmu. Happy Anniversary." Ucapnya kemudian membuka kotak kecil tersebut.

Sakura hanya menutup mulutnya yang sangat tidak enak dilihat ketika menganga setelah melihat hadiah yang diberikan padanya, sebuah cincin dengan permata yang indah.

"Kita... tunangan?" Tanya Sakura dengan panik. Ia masih sekolah dan belum berniat tunangan dengan siapapun. Lagipula, bagaimana reaksi orang tuanya nanti? Gyaaa!

Naruto terkekeh, "Ngaco. Ya enggak lah. Tamat sekolah saja belum, sudah tunangan." Jawab Naruto. Jawaban itu terdengar sangat menenangkan untuk Sakura. Tapi entah apa yang dirasakan Sakura saat itu. Tapi sepertinya, ia siap tebang ke awan kapanpun malaikat mengambil hatinya.

"Kau suka tidak, Sakura-chan?" kata Naruto memakaikan cincin pada jari manis Sakura.

Tiba-tiba saja, wajah Naruto tergantikan oleh wajah Sasuke.

'Shit!' batin Sakura. Ia menggelengkan kepalanya kuat-kuat. 'Aku tidak boleh memikirkan Sasuke lagi! Titik!'

"Kau tidak suka, Sakura-chan?" Tanya Naruto dengan nada kecewa, padahal ia memilihkan cincin ini karena menurutnya ini selera Sakura banget.

Sakura gelagapan seperti ikan yang klepek-klepek di daratan sambil menggeleng kuat-kuat.

"Siapa bilang! Aku suka, sangat suka!" teriak Sakura nafsu dan tanpa sadar berdiri.

"Sa-Sakura-chan.. Kita ada di kafe, lho.." ujar Naruto sedikit menahan tawanya. 'Hahaha.. Sakura-chan benar-benar manis saat terlihat galak seperti itu. Syukurlah, ia menyukainya' Naruto membatin lega.

Blush

"A-ah. Ma-maaf…" kata Sakura lalu duduk kembali. Malu banget! Gah, kenapa ia tidak bisa mengontrol emosinya, sih? Aakh! Jadi malu, kan!

"Tidak apa, Sakura-chan. Aku senang kok." Ucap Naruto.

"Eh, te-terima kasih, Naruto. Dan maaf, aku tidak memberikan apa-apa padamu," kata Sakura tidak enak hati.

"Udah dibilang tidak apa-apa kok. Kamu nerima cinta aku saja, aku sudah senang, kok" ujar Naruto jujur.

"Terima kasih, Naruto." Kata Sakura lalu mencium pipi kanan Naruto.

...

..

...

Esoknya, Sakura memamerkan cincin pemberian Naruto di depan Ino dan Tenten dengan bangga. Diputar-putarkannya telapak tangan dengan jari manis tersemat di hadapan kedua sahabatnya.

"Cincin dari mana tuh?" Tanya Tenten penasaran.

"Tebok dong." Tentang Sakura yang masih membolak-balik jari tangannya pamer.

"Nemu di kafe!" tebak Tenten.

"Enak aja!"

"Ngambil di tas orang!"

"Ngaco!"

"Ngerampok!"

"Tenten! Nggak lah, kau kira aku maling, ngerampok punya orang?" geram Sakura sewot.

"Terus, dari mana dong?" Tanya Tenten dengan iri.

"Palingan dari Naruto." Ujar Ino tepat.

"Seratus untuk Ino! Nol besar buat Tenten!" ucap Sakura. "Tuh, punya otak secemerlang dia dong," tambah Sakura melirik Ino. "Jangan telmi, ehehehe." Timpa Sakura lagi, kali ini melirik Tenten.

"Emangnya anak TK apa, nol besar?" Tenten mendengus, "Memangnya kau sudah tunangan dengan Naruto apa?"

"Hn" Gunggam Sakura nggak jelas, ketularan virus Sasuke kali.

"Han hn han hn. Yang jelas dong," sebal Tenten.

Tenten membuka matanya lebar-lebar, "Atau jangan-jangan... Kau dan Naruto Married by Accident, ya..," goda Tenten.

"Gila kali. Memangnya aku ini cewek apaan?" geram Sakura.

"Terus, kenapa nggak ngundang aku sama Tenten?" Tanya Ino.

Sakura cuma cengengesan lalu melenggang pergi kearah tempat parkir. Meninggalkan Ino dan Tenten yang mengira ia dan Naruto bertunangan, padahal nggak.

...

..

...

Siang ini, seperti biasanya Sakura diantar Naruto sampai rumahnya.

"Mau mampir dulu tidak?" Tanya Sakura pada Naruto sesudah turun dari mobil.

"Tidak usah. Nanti merepotkan." Jawab Naruto sambil tersenyum

"Oh, yasudah. Dah!"

"Yosh!"

Sakura melangkahkan kaki menuju bumi tempat rumahnya berdiri. Kemudian, ada sesuatu yang keluar lewat bagian bawah pintu yang dibuat sedemikian rupa untuk makhluk ini. Sakura tersenyum.

"Meong.."

Aih, makhluk imut bermata bulat coklat, hidung pesek dan berbulu putih ini menyambut kedatangan Sakura dengan manja. Ia mengeong di kaki Sakura. Sepertinya minta digendong. Sakura mengangkat Sa-nyan dengan sayang. Satu-satunya kenangan bersama Sasuke yang masih ia miliki sampai sekarang, soalnya ia tidak tega membuang makhluk lucu ini bersama benda-benda pemberian Sasuke yang lainnya.

Cklek

Sakura membuka pintu rumahnya.

"Sakura-sama, sudah pulang?" sambut nenek Chiyo ramah. Ia adalah pembantu yang berkerja di rumah Sakura sejak 2 tahun lalu.

"Iya, nek." Balas Sakura dengan tidak kalah ramah

"Em, Sakura-sama, tadi ada yang telepon nanyain Sakura-sama."

"Oh, siapa nek?" Tanya Sakura santai, palingan Ino atau Tenten.

"Cowok, namanya… eh, siapa ya?" ujar Nenek Chiyo, penyakit pelupanya kumat.

"He? Cowok? Naruto?" Tanya Sakura mulai penasaran dan menurunkan Sa-chan dari gendongannya.

"Bukan, Sakura-sama. Tapi udah Nenek kasih nomor HP Sakura-sama, kok," ucap nenek Chiyo enteng.

"Hah? Memberi nomor HP pada cowok yang nggak Bibi kenal? Aduh Nenek Chiyo!" geram Sakura pada pembantunya yang ceroboh ini.

"Nanti kalo dia neror aku gimana, Bi!" ujar Sakura panik. Nenek Chiyo hanya menunduk merasa bersalah.

"Susah ngomong sama Nenek. Udah dibilangin ada notes di dekat telepon buat nyatet siapa yang menelpon dan ada perlu apa suruh dicatat juga. Ish!" marah Sakura.

Nenek Chiyo hanya pasrah mendengar Sakura berkicau. Ia memang salah.

"Maaf, Sakura-sama." Minta nenek Chiyo.

"Terserah!" galak Sakura.

Jangan salahkan Sakura jika ia sangat labil. Tadi sangat ramah dan sekarang sangat garang. Ia masih remaja dan belum terlalu pandai mengontrol emosinya.

...

..

...

Brakk

Sakura membanting pintu kamarnya kasar, masih kesal dengan nenek Chiyo yang seenak jidat memberikan nomor HP nya pada cowok asing.

Ia menghela nafas pelan dan mengambil HPnya dari tas sekolah miliknya, berniat SMS Sasuke.

Hai Sasuke. Katamu kamu ada di Konoha, kan? Ketemuan yuk kalau kamu ada waktu. Kangen nih.

Sakura mencari nomor Sasuke di phone contactnya. Awalan "U"

Uchiha Sasuke

Uzumaki Naruto

Nama tersebutlah yang ada di phone contact awalan U. Satu nama yang pernah ia cintai dulu dan nama lainnya adalah nama orang yang sangat ia cintai saat ini.

'Select, send!'

Lima menit sudah Sakura menunggu jawaban SMSnya dari Sasuke. Tapi, tidak ada tanda-tanda Sasuke membalas SMSnya. Bikin Sakura mengantuk.

Trrrrt trrrt trrrt

HP Sakura bergetar menandakan ada SMS masuk. Ketika ia lihat, tertera nama Uzumaki Naruto. 'Aah! Kenapa Naruto sih?' batin Sakura kecewa. Dia kan, sedang menunggu SMS dari Sasuke!

To : Sakura

Sakura-chan, kau salah kirim SMS tuh.

From : Naruto

Mata emerald Sakura yang tadinya sayu karena mengantuk membulat seketika.

'Nani! Sa-salah kirim SMS. Gi-gimana nih? Gyaa! Naruto pasti marah!'

"AKU INGIN MATI SEKARANG JUGA!" teriak Sakura bak menggunakan toa. Nenek Chiyo yang ada di depan kamarnya-berniat minta maaf- kaget seketika.

Tok tok tok

Nenek Chiyo mengetuk pintu kamar Sakura dengan perasaan cemas dan takut disertai nafsu yang menggebu-gebu. Dikiranya Sakura ingin bunuh diri.

"Sakura-sama.. Buka pintunya, Sakura-sama!" cemas nenek Chiyo

Tok tok tok

"Sakura-sama! Buka dong! Jangan bunuh diri! Nanti saya dipecat!" teriak Nenek Chiyo nggak mau kalah sama Sakura.

Tok tok tok

"ENAK AJA BUNUH DIRI! AKU NGGAK AKAN NGELAKUIN HAL ITU NENEK!" teriak Sakura kacau.

"ADA APA SIH! RIBUT BANGET! GANGGUIN ORANG TIDUR TAHU!" Kali ini suara seorang lelaki yang protes. Siapa lagi kalau bukan Sasori Haruno, kakak Sakura. Cowok berambut merah acak-acakan itu terlihat sekali baru bangun tidur, kaus oblong putih dan celana pendek yang kusutlah yang paling mewakilinya.

"I..ini tuan. Nona Sakura.. Dari tadi bilang mau mati terus, tuan. Saya khawatir Nona Sakura mau bunuh diri." Ujar Nenek Chiyo takut-takut.

"Oh…" Kata Sasori enteng, sepertinya otak encernya membeku sehabis tidur siangnya terganggu.

"HAH! BUNUH DIRI? SAKURA! BUKA PINTUNYA!" teriak Sasori panik ikut-ikutan Nenek Chiyo.

Sementara itu, di kamar Sakura. Sakura hanya meneteskan air matanya sambil meremas rambutnya. Perasaannya sangat komplikasi. Antara cemas Naruto marah, merutuki dirinya sendiri yang dengan bodohnya salah mengirim SMS, sampai merasa kacau pembantu serta kakaknya diluar kamar meneriaki dirinya.

"AKU TIDAK AKAN BUNUH DIRI! PUAS! Hiks.." bentak Sakura dari dalam kamar dengan frustasi.

"Beneran nggak mau bunuh diri, Saku-chan?" Tanya Sasori masih khawatir.

"BENERAAAN!" teriak Sakura.

"Nek, mendingan jangan ngetok-ngetok pintu kamar Sakura deh. Dia lagi ngamuk. Nanti kalau bibi terluka terus nggak bisa berkaerja, bisa dipecat lho." Kata Sasori mengingatkan pembantunya yang sudah nenek-nenek ini.

"BAGUS DEH! UDAH SANA PERGII!" teriak Sakura mengusir kakak dan pembantunya.

"Iya, iya. Kakak pergi. Tapi jangan teriak-teriak lagi. Kakak mau tidur!" seru sang kakak merah pada adik merah jambunya.

"KAKAK KEJAM! ADIK FRUSTASI GINI BUKANNYA MENGHIBUR MALAH MAU TIDUR. DASAR KAKAK JELEK!"

DUAAAAAR

'What? Jelek? Aku.. sang pemilik wajah baby face yang imut-imut ini.. Jelek? Hahahahaha sabar, Sasori, Sakura cuma ngambek. Nanti kalau sudah normal juga bilang kau tampan. Huft..' batin Sasori. Tadinya ia ingin marah pada Sakura karena ia mengatakan Sasori jelek. Tapi ia urungkan niatnya.

"Emang kamu kenapa sih, Sakura?" Tanya Sasori mencoba sabar

"TAU AH! SANA KAKAK TIDUR SIANG AJA! TIDAK USAH PEDULIKAN SAKURA!" bentak Sakura lagi.

"Beneran? Makasih ya, adikku tercinta." Ujar Sasori lalu melenggang meninggalkan kamar Sakura menuju kamarnya.

...

..

...

Kembali ke kamar Sakura

"Hiks hiks.."

'Semoga Naruto mau memaafkan kesalahanku seperti kemarin.'

To : Naruto

Naruto.. maafkan aku ya, tadi salah kirim, hehehe-_-v.

From : Sakura

Tidak lebih dari satu menit selang Sakura menekan tombol send di HPnya, balasan dari Naruto sudah terkirim kepadanya.

To : Sakura

Kita harus bicara besok. Ada beberapa hal yang ingin aku tanyakan.

From : Naruto

Deg

Sakura menahan nafas satu detik sebelum berteriak.

"TIIDAK!"

To be continued

Edited

Thu, June 13th 2013, 10:27 PM