「 strawberries and your lips, its taste like heaven and i think, i found my favorite kind of drugs 」

Baekhyun menyukai bagaimana Chanyeol berbagi kehangatan dengannya, ia menenggelamkan kepalanya di bahu Chanyeol dan Chanyeol menjaga agar ia aman di punggungnya.

Baekhyun menyukai semua cara Chanyeol dalam menunjukan rasa cintanya, dan Chanyeol senang bisa menjadi sebab dari semua senyuman yang lebih kecil,

Baekhyun juga sesekali mencium pipi Chanyeol dan Chanyeol tidak bosan terus-terus an berkata "Aku menyayangimu,"

Dan Baekhyun akan merona sambil bergumam "Aku juga sayang Chanyeol."

Jalanan kota Seoul ramai malam itu, tapi mereka melewati jalan yang lebih kecil di antara gedung. Jadi, hanya ada mereka, langit malam, lampu-lampu kota dan cahaya kemerahan Namsan Tower di kejauhan.

Malam itu cukup dingin, tapi Baekhyun tetap memakan Ice creamnya dengan senang hati, rasanya strawberry—rasa favoritnya.

Jadi dia menikmati benda itu sambil mengayunkan kakinya di udara, dan Chanyeol sesekali menegur supaya jaketnya tidak terkena lelehan ice cream.

"Chanyeol mau ice cream?"

Baekhyun memecah keheningan sambil menggoyang-goyangkan ice cream di depan wajah Chanyeol.

"Tidak, habiskan saja."

"Baiklah," Baekhyun lanjut menjilati ice cream nya dan terkejut saat Chanyeol menurunkanya dan menatapnya dengan tatapan serius.

"Ada apa?"

Sesuai dugaan Chanyeol—Baekhyun berdiri disana dengan mantel kebesaran, surai brunnete berantakan dan bibir cherry yang sedikit mengerucut dan penuh ice cream strawberry.

Ugh, menggemaskan.

"Chanyeol—kenapa diam?" Baekhyun merengek dan Chanyeol akhirnya tersadar. "Eh ?"

Baekhyun menatap Chanyeol dan akhirnya Chanyeol bergumam cepat.

"Aku mau ice cream."

Baekhyun dengan cepat menyodorkan miliknya. Dan Chanyeol malah terkekeh "Bukan yang itu."

"Bukan?" Baekhyun menatap Chanyeol dengan puppy eyes nya "Jadi, Chanyeol mau yang mana?"

"Yang ini." Baekhyun menyentuh bibir Chanyeol sambil menyeringai.

" i want you."

"Apa—" Baekhyun tidak dapat menyelesaikan, karena saat itu, Chanyeol menyentuh ujung mantel dan menariknya, mengunci bibir mereka dengan lembut.

Baekhyun tidak tahu apa yang dia pikirkan sekarang, ciuman mereka terasa seperti strawberry, krim, dan es.

Bibir Baekhyun terasa lebih dingin, tapi Chanyeol masih merasa kalau itu masih sangat menyenangkan untuk dicium.

Bibir mereka saling bersentuhan, dan Baekhyun merasa ada aliran listrik berlari melalui setiap bagian tubuhnya. Bibir Chanyeol terasa lebih lembut dari yang ia bayangkan, itu benar-benar hangat dan dia bisa mencium bau manis vanilla milik Chanyeol yang membuatnya sedikit merasa pusing.

Ini benar-benar luar biasa, Chanyeol merasakan jantungnya akan meledak jika saja Baekhyun tidak mendorongnya dan meringsut menjauh.

"Chanyeol menyebalkan! Jantungku hampir lepas, tau! "

Chanyeol hanya terkekeh sambil merebut ice cream yang lebih kecil.

"ish, kembalikan!" Baekhyun mengerucutkan bibirnya dan Chanyeol malah ikut-ikutan.

"Baekhyun—cium ! "

"Tidak mau, Chanyeol jelek."

"Tapi kau cantik, Baekhyun." sahut Chanyeol yang dibalas Baekhyun dengan teriakan.

"Aku laki-laki ! "

Tapi Chanyeol belum menyerah,

"Baekkie, cium Yeollie~"

"Tidak."

"Baekhyun, cium ! "

Ada keheningan singkat sampai Baekhyun bergumam pelan.

"... sekali...saja."

"Kau bilang apa, sih? " Chanyeol mendekatkan telinga kananya "Ayo ulangi lebih jelas."

Cup.

Baekhyun mencium bibir Chanyeol.

"CHANYEOL BODOH! "

setelah mengatakan itu, Baekhyun berlari cepat dengan wajah memerah sampai ke telinga.

Chanyeol terdiam—kejadianya terlalu cepat, bagaimana bibir tipis Baekhyun menyapu lembut bibirnya, selembut gula kapas yang manis dan bagaimana wajah malu anak itu terlihat sangat menggemaskan sampai-sampai Chanyeol tanpa sadar tersenyum dan mulai menggigit bibirnya sendiri,

"Kurasa aku terserang diabetes,Baek."