Kuroko no Basuke © Fujimaki Tadatoshi
"This is us and what we have to do with reality"
Akashi Seijuuro
Warning: Semi-AU, OOC maybe, Typo(s), etc
Characters: Akashi Seijuuro x Kise Ryouta
Drabble
Perasaannya terlarang untuk terjadi, nyata yang di inginkannya adalah fana yang tidak akan pernah berahir. Katakannlah hatinya merindu kasih, namun apa daya tangannya tak saggup meraih, Akashi tidak akan pernah masuk jarak jangkaunnya. Dia si ternoda dari kalangan biasa dan si rambut merah yang penuh kuasa dari kalangan yang membuat matanya silau.
Kise tahu, dia sadar, tidak mungkin mendekati Akashi yang sebersinar itu.
.
.
"Uh- aku suka padamu..." katanya waktu itu, mukanya memerah samar di bagian pipi. Cukup jelas untuk ditangkap ujung mata elang si emperor yang selalu waspada.
"Lalu?"
lalu?
Mereka diam dan saling memandang.
Aku ingin jadi kekasihmu. Ingin dia berkata seperti itu –berteriak di depan banyak orang. Tapi mulutnya kaku dan rahangnya membeku untuk bergerak.
"Ya.. hanya itu." Sebatas kata terbata keluar menjawab. Tetapi, itu tidak perah menggambarkan semua –dadanya kembali nyeri.
Kise memutar pandangannya ke arah lain. Menolak pandangan Akashi yang mengarah lurus padanya.
"Kalau begitu kau bisa kembali latihan. Jangan buang-buang waktu dengan hal bodoh seperti itu."
"..."
.
.
Pernah kau mengerti apa itu rasa? Yang bermain dalam hati dan membingungkan kalbu, yang menyulut api ambisi dan memebekukan asa yang menyala tinggi?
Kise menyender lesu di tembok belakang sekolah. Suatu tempat di dadanya sakit dan berat, seperti digelantungi besi lima ton dan diikat duri panas. Nyeri.
"Kise-kun?"
Cepat, awan muram di wajahnya ia buang dengan sinar mentari artifisial yang malah membuatnya terlihat parah di mata si biru muda.
Kuroko kenal Kise lebih dari orang lain yang mengaku mengerti siap si pirang itu sesungguhnya.
"Kau baik-baik saja?" tanya khawatir itu meluncur tanpa suruhan begitu senyum palsu Kise torehkan dengan ujung bibirnya yang menarik tinggi.
Kuroko tidak bisa dibohongi dalam hal ini.
"Aku baik-baik saja kok!" tapi Kise adalah orang bodoh yang tahu dan tidak mau ambil pusing soal fakta itu.
Mustahil baginya untuk kelihatan lemah sekarang... Tidak boleh ada satu orangpun yang tau tentang apa yang terjadi diantara dirinya dan Akashi.
"Kau yakin?"
"Dengan sepenuh hati!"
Tidak ada seorangpun yang boleh tahu tentang perasaannya pada sang emperor.
.
.
"Ryou-chan! Kakak keluar dulu untuk beli makan malam! Kau ada titipan tidak?"
"..."
"Ryou-chan!"
"..."
Derap langkah kasar menghentak lantai ketika si sulung di keluarga Kise masuk lagi ke dalam rumah dan membuka paksa pintu kamar adiknya.
"Ryou-" dan teriakkannya berhenti ketika melihat si adik tergeletak tanpa kilau dalam matanya.
Mata emas redup yang memandangnya.
"Aku tidak lapar."
"..."
.
.
Orang banyak berkata, semua orang butuh proses.
Namun hatinya tidak pernah bisa. Proses hatinya untuk melupakan Akashi tidak pernah bisa menunjukan kemajuan.
Kemunduran? Iya... hal itu lebih nyata terasa.
.
.
[Text]
From: Akashi Seijuuro
Ryouta, aku tidak akan minta maaf atas balasan dinginku waktu itu.
Ini demi dirimu sendiri.
Karena aku tidak mungkin membiarkanmu jatuh dalam hal apapun.
Aku tidak akan membiarkan orang-orang itu memandangmu sebelah mata karena kau menyukaiku.
Jadilah anak baik dan cukup terima penolakanku.
THE END
