Destiny
Pair: Midoaka
Desclaimer : Fujimaki Tadatoshi
WARNING : This short but a lot of things that make nausea, this very dramatic. OOC of course
*Note : Aku = Akashi
500 words
Check this! :)
Kau bodoh. Kau pernah mengatakan kalau kau tak akan pernah meninggalkanku. Lalu apa yang kau lakukan sekarang? Padahal aku sangat berharap banyak padamu. Kau mengatakannya dengan meyakinkan jadi aku percaya.
Lihat? Bahkan burung-burung gereja juga ikut menertawakanku di ranting pohon sana. Aku ingin tertawa, tapi tidak bisa. Seperti orang lain yang sampai mengeluarkan air mata memberikan setangkai bunga.
Kenapa? Bukankah ini tidak adil. Aku hanya menjadi pihak yang ditinggalkan, dan aku hanya diam melihat kau meninggalkanku. Tidak juga berusaha untuk menarikmu. Ya, kau terlalu sulit untuk dijangkau. Meskipun aku ingin, aku sudah tahu kalau usaha itu tak akan berhasil. Katakan aku pecundang, karena aku sudah menyerah bahkan sebelum mencoba.
Dunia ini kelam, ketika aku menyadari betapa kesepiannya aku sekarang, angin yang menerpa rambut-rambut di kulitku seketika membuat mereka berdiri tegak, membuatku merinding dan kedinginan. Aku tahu, kau tidak akan datang lagi untuk memelukku dan membuat tubuhku hangat seperti dulu, atau kemarin? Entahlah, yang kutahu kau tak akan datang melakukan hal bodoh seperti itu lagi.
Kenangan yang kubangun bersamamu setelah sekian lama, kau hancurkan hanya dalam beberapa menit saja. Hey! Itu tidak sebanding. Meskipun mungkin ini takdir, tapi aku belum siap untuk kau jatuhkan sekaligus, tanpa aba-aba. Bisakah kau tunda dan memberiku sedikit aba-aba? Tentu tidak bisa. Masa lalu adalah tempat terjauh yang tak akan bisa kau jangkau, meskipun itu hanya satu detik yang lalu.
Kau tahu? Kau membuatku linglung. Aku tak pernah sebingung ini sebelumnya. Apa yang harus kukatakan? Selamat tinggal? Atau selamat jalan?. Kata selamat tinggal rasanya seperti aku yang akan meninggalkanmu, padahal kan tidak begitu, justru kau yang meninggalkanku. Jika kukatakan selamat jalan, rasanya aku pasrah begitu saja melepasmu dan membohongi diriku sendiri. Karena jujur, aku tak bisa merelakanmu dengan mudah.
Perlukah kukatakan semoga bahagia untukmu? Sementara kau sendiri tahu kalau aku bukanlah orang yang seperti itu. Aku tidak mudah mengatakan hal yang baik pada orang yang membuatku merasa tidak baik. Dan saat ini kau lah yang membuatku merasa tidak baik.
Kau memandangku dari balik sana tanpa berkedip. Sementara aku menatapmu, biasanya kau langsung memalingkan wajahmu dan membetulkan kaca matamu sebagai alibi ketika kau malu. Tapi saat ini kau hanya diam padahal aku sudah menatapmu lama. Apa kau senang? Sekarang kau dikelilingi bunga-bunga yang indah –menurut orang lain, tidak menurutku- sekaligus membuat sekitarmu harum. Kau sudah seperti raja yang duduk di tahtanya. Dan rakyatmu berbondong-bondong memberikan karangan bunga yang disusun sedemikian rupa. Hanya untukmu.
Malam ini, kau akan tidur dengan nyaman di dalam sana tanpa ada yang bisa mengusikmu. Tidak juga aku. Orang-orang akan memandangku aneh dan memberi tatapan kasihan jika aku melakukannya. Mereka akan menganggapku orang gila yang ingin mengganggu ketenanganmu. Ya, kurasa aku memang hampir gila, tapi masih sedikit waras.
Aku sudah lama berdiri di depanmu tanpa bergerak hingga rasanya sendi-sendiku sudah kaku seperti patung. Ketika sinar sudah meredup, aku memandang langit. Jutaan bintang berkedip ke arahku seperti berusaha menggoda orang yang dia suka. Bukan, yang benar adalah mereka menggodaku karena aku sendirian sekarang.
Angin meniup dedaunan ketika aku berbalik pergi dari tempat peristirahatanmu, Midorima Shintarou.
.
.
.
END
Maaf, lagi-lagi bang Mido saya buat seperti ini :(
