Deadly Headmaster

Disclaimer : Masashi Kishimoto

PEMBERONTAKAN

Naruto, seorang anak ingusan yang berpenampilan mengerikan dan terlihat berantakan masuk koran!

Bukan karena kehebatan atau kecerdasannya, tapi karena lagi-lagi ia membuat gempar seluruh warga Konoha dengan aksinya yang sangat memalukan. Bayangkan saja betapa bodohnya ia saat berteriak-teriak di depan umum sambil mengenakan pakaian resmi Hokage dan berkata "Saudara-saudara setanah air, marilah kita menyadari ketidaklayakan seorang DANZO!, saya ulang DANZO!, sekali lagi DANZO! dalam hal memimpin SMP TANAKA. Lihatlah anak-anak ini!" kata Naruto menunjuk dua orang gembel dan seorang anak autis di depannya. "Bukankah sangat menyedihkan??! Mereka mendapat tekanan fisik sekaligus batin! Untuk itu mari kita semarakkan demo besar-besaran!" lanjutnya kemudian sambil membagikan beberapa helai brosur 'NO DANZO NO CRY.'

Saking sibuknya dengan pekerjaan bodoh yang Naruto lakukan, ia tidak menyadari bahwa dari sekian banyak orang yang menerima brosur tersebut adalah DANZO.

Beberapa anak terkikik bahkan ada yang berulang kali memberikan isyarat 'disitu ada Danzo' dengan mengedipkan matanya. Tapi memang dasar Narutonya saja yang sok tahu, ia tak menghiraukan semuanya. Yang terpenting sekarang adalah 'DEMO BESAR-BESARAN.'

"Ehem," seorang pria berdehem pada Naruto.

"Apaan sih?" jawab Naruto kesal tanpa membalikkan badannya.

"Ehem!" ulangnya lagi. Itu Danzo!

"Iya-iya, masih banyak kok brosurnya, nanti juga dapat."

"Uzumaki Naruto, anak kelas IX A nomor 07 bimbingan Kakashi-senpai, suka tidur di kelas dan sangat berisik!" kali ini Danzo memperincinya.

Glek.

"Eh?" Naruto bebalik ke arah si tua bangka berdiri. Tatapan mereka bertemu dan beradu. Danzo sudah siap membuka perban di matanya untuk berjaga-jaga mengaktifkan sharingan mode-on dan melempar Naruto ke dimensi lain apabila ia bertindak macam-macam.

"Heee.. tua bangka, kembalilah ke alammu!" ucap Naruto tanpa rasa bersalah sedikitpun.

Danzo memasang posisi kuda-kuda. Mulutnya menganga lebar, tangannya mengepal, mata sharingannya menyala. "Kurang ajar! Sini kau anak bandel!" katanya sambil menjewer kuping Naruto keras-keras.

"Auuw, lepaskan aku tua bangka!!" rintih Naruto kesakitan.

"Apa kau bilang??" tanya Danzo.

"Tua bangka!!"

"Apa?!"

"T-U-A B-A-N-G-K-A tuli!!!" ulang Naruto menggunakan toa.

"Plak!" Danzo menampar Naruto "Setan kecil! Selalu saja membuat onar!"

"Fitnah itu, fitnah! Baru sekali aku membuat masalah, kau mendramatisir berkata berulang-ulang! Semuanya lihat! Dia Kepala Sekolah yang mengerikan!" teriak Naruto pada seluruh orang di hadapannya yang seketika menoleh ingin menyaksikan pertunjukkan itu.

Danzo mengeluarkan sebuah buku yang kira-kira tebalnya 1000 halaman. "Ini, lihat! Aku mencatat semua kelakuan bodohmu di sini! Mulai dari membakar pantatku, mencuri buku harianku, menghasut seluruh orang agar membenciku, mogok sekolah, lompat jendela, menyumpal saluran air dengan tisu wc, bahkan sampai pura-pura mati gara-gara aku!" jelas Danzo panjang lebar.

"Fitnah itu, fitnah! Kalian dengar seberapa besar kebohongannya merekayasa semua??!" Naruto bertanya pada orang-orang, namun mereka hanya diam saja. Menyebalkan! Pembelaan Naruto hampir habis.

"Tuh kan, mereka saja tahu mana yang benar dan mana yang salah," Danzo menyeringai lebar. "Lebih baik mengakulah dan cepat minta maaf padaku sebelum terlambat!" lanjutnya.

"Tidak akan!!" teriak Naruto sambil mengibarkan bendera berlambang "MATI KAU DANZO!"

Seluruh orang berdecak kecuali Danzo yang emosinya semakin meluap. Ia lalu menyeret Naruto tanpa ampun, menarik kerah bajunya, membiarkan kakinya terseok-seok, dan membawanya ke ruang Kepala Sekolah untuk mempertanggungjawabkan seluruh perbuatannya.

xxXXxxXXxx

Suatu hari di halaman sekolah, saat upacara 17 Agustus berlangsung..

"Proklamasi.." sang Kepala Sekolah a.k.a Danzo menyerukan proklamasi menggunakan toa.

"Proklamasi.." seluruh murid menirukan apa yang diucapkan Danzo

"Siapa yang menyuruh menirukan?!" bentak Danzo pada seluruh murid di hadapannya.

Semuanya terdiam. Tidak ada yang berani menjawab.

"Oke, saya ulangi," lanjutnya "Proklamasi.."

"Proklamasi.." seorang anak dari kelas IX A menirukannya lagi.

Danzo berhenti sejenak. Matanya menelusur, sebuah tatapan yang sadis melekat pada seorang Uchiha Sasuke.

"Kelas X!!" bentak Danzo.

"Kelas X??" semua anak keheranan, pasalnya ini kan SMP, mana ada yang namanya kelas X?

"Eh, kelas IX!" ulangnya lagi. Danzo menunjuk Sasuke "Itu, anak yang paling tinggi!"

"Sa-saya?" Chouji yang merasa tinggi menjawabnya.

"Bukan!" sahut Danzo. "Itu yang rambutnya jabrik!"

Seorang Uchiha yang merasa dipanggil si-tua-bangka-itu mengangkat kepalanya.

"Ya, kau! Maju ke depan!"

Sasuke maju diiringi decak kagum para fans wanitanya.

"Ada apa?" tanya Sasuke santai.

"Anak tidak sopan! Beraninya melecehkan proklamasi!" Danzo mengata-ngatai Sasuke.

"Menurutku yang salah itu kau, membaca saja tak becus! Mana ada proklamasi jedanya sepanjang membacakan teks pancasila?" sahut Sasuke yang masih diiringi sorak-sorai para fansnya.

"Kurang ajar! Apakah menurut kalian anak seperti ini pantas berada disini?" tanya Danzo pada seluruh siswa di depannya.

"PANTAS!!!" semua orang terkecuali Danzo menjawabnya.

"Apa??! Sudah buta kah kalian semua??! Kalian anggap apa aku disini??!" bentak Danzo emosi.

"SI-TUA-BANGKA-YANG-MENJIJIKKAN!" teriak semua orang serempak.

"Siapa yang baru saja berani menghinaku?! Maju ke depan!" ujarnya tegas.

Semua warga sekolah mulai dari para senpai, murid-murid, bahkan para summon ikut maju ke depan. Mereka mengaku.

Danzo berpikir 'mana mungkin aku seorang diri mampu melawan mereka semua?'

Orang-orang menatap tajam ke arah Danzo. "O-ok, kalian semua aku maafkan!" katanya gugup. Tapi mereka masih memandang keji ke arah Danzo.

"Ok-ok! Apa yang kalian inginkan??!" tanya Danzo berkeringat.

"Bakar saja! Bakar saja!" suara Naruto menggema diikuti persetujuan seluruh warga.

"Glek," Danzo menelan ludah.

"Turunkan jabatan!!" kali ini suara dari Kakashi-senpai mewakili aspirasi para rakyat dan diiringi sorak sorai semuanya kecuali Danzo.

xxXXxxXXxx

Siang hari ini, Naruto dan Sasuke pulang bersama, mereka melihat tiga buah mobil pemadam kebakaran lewat dengan beberapa petugas yang nampak panik. Saat itu juga muncul Sakura dari arah yang berlawanan.

"Sa-sakura, apa ada kebakaran??!" tanya Naruto sambil mengguncang-guncang tubuh Sakura.

"Cih, lebay," cibir Sasuke.

"Enggak tuh?" jawab Sakura santai.

"Loh? Bukannya tadi banyak mobil pemadam kebakaran lewat??"

"Ooh itu, mereka hanya ditugaskan untuk menyirami tanaman."

Naruto cengo mendengar penuturan Sakura.

"Ehm, Sakura, ngomong-ngomong mau kemana kau? Kok tiba-tiba berbalik arah ke jalan menuju sekolah lagi?" tanya Naruto heran.

"Dengar-dengar si tua-bangka-yang-menjijikkan itu membuat peraturan baru, makannya aku mau melihatnya di papan pengumuman."

"Eh, peraturan konyol apa lagi ini?" timpal Sasuke.

"Kau ingat peraturan menjijikkan setahun yang lalu saat kita disuruh memakai pita kupu-kupu jelek itu??" tanya Naruto

"Tentu, aku tak bisa tidur gara-gara membayangkan betapa jeleknya aku memakai barang memalukan itu!" sahut Sasuke.

"Dia membuatku nampak seperti badut Ancol!" tambah Sakura.

"Lalu, hal menjijikkan apa lagi yang akan si tua bangka itu lakukan??!" tanya Naruto panik.

"Jangan-jangan.." mereka menduga-duga, "Jangan-jangan.."

"Tidaaaak!!!"

xxXXxxXXxx

To Be Continued

Gimana nih ficnya??

Review sangat dibutuhkan untuk perbaikan di chapter yang akan datang ^^

Argoza minna-san!