Author : NeroNero14
Title : Red Ridding Hood
Cast :
- Kim Jongin
- Oh Sehun
- Other
WARNING! : Yaoi,Crack Pair,Lemon kecut,monoton,typos,menyebabkan eneg berkepanjangan :v
EXO milik keluarga mereka,Sment,dan Tuhan.
Tapi fic ini milik saya huhu
Summary : "Kau pernah bilang bahwa kau rasanya ingin memakan daging siapapun yang berani menyentuh ku kan?"
Happy Reading
Di sebuah desa kecil yang terletak di pinggir hutan,berdiri sebuah rumah sederhana dengan corobong asap. Rumah itu terlihat hangat dan indah,yah walaupun sederhana. Dinding dindingnya terbuat dari bata,di halaman depannya terdapat banyak bunga yang di batasi oleh pagar putih,terdapat dua buah jendela mungil di setiap sisi pintu berwarna putihnya,dan terlihat gorden merah dari balik kaca jendelanya,terlihat lebih menarik lagi karena tanaman yang merambat di dinding sebelah kirinya,juga bunga bunga matahari tinggi yang mengintip dari halaman samping rumah,tapi kini semuanya tertutupi oleh salju tebal di musim dingin,tapi tetap tak menghilangkan keindahan dan kehangatan rumah itu. Seorang wanita yang berumur 30an terlihat berjalan di antara salju memasuki pagar putih rumah itu dengan sebuah keranjang di tangan kirinya,ia membuka kerudung merah muda nya saat tiba di depan pintu bercat putih itu,kemudian membuka pintu yang tak terkunci di depannya.
"Jongin... Ibu pulang"seru si wanita yang terlihat cantik itu,sambil membuka jubah kerudungnya dan meletakkan nya di gantungan dekat pintu dan membersihkan salju yang menempel di pakaian nya.
"Selamat datang bu"Seorang pemuda manis muncul dari dapur,sambil membawa semangkuk besar sup yang terlihat masih panas dan meletakkan nya di meja makan kecil.
"Kau memasak sup?"tanya HyukJae,Ibu dari si pemuda manis bernama Jongin sambil meletakkan keranjang yang ternyata berisi banyak roti di atas meja itu juga.
"Nee,Ibu makanlah,pasti ibu kedinginan di luar sana,apalagi ini sudah sore" Ucap Jongin perhatian. Sejak kecil ia hanya hidup berdua dengan ibu tercinta,ayahnya meninggal saat pergi berburu saat ia masih dalam kandungan ibunya.
"Tapi toko roti paman Han sangat hangat"
"Yah,tapi tidak dengan jalanan di luar sana" Jongin mengeluarkan beberapa roti dari keranjang dan menata nya di atas hanya menyengir kemudian masuk kedalam kamarnya,lalu kembali ke meja makan sambil membawa beberapa obat obatan,memasukkan nya ke dalam keranjang tadi yang masih agak penuh dengan roti,Jongin menatapnya heran.
"Obat apa itu?untuk siapa?"
"Ini obat obatan untuk nenek mu,ibu dapat kabar kalau ia sakit keras"Hyukjae menutup keranjang nya.
"Ibu akan mengantarkan keranjang itu ke rumah nenek?" Tanya Jongin
"Iya"
"Sekarang?"
"Iya Jongin"
"Tapi ini sudah sore bu,di luar juga dingin,apalagi rumah nenek di ujung hutan sana" Jongin mulai terdengar khawatir.
"Belum lagi...ada serigala di hutan bu"
"Tapi nenek mu tak bisa menunggu lama lagi Jong" Hyukjae beranjak menuju pintu,bermaksud untuk segera pergi dan tak membuang waktu,tapi Jongin menahan nya,mereka terdiam beberapa detik sebelum Jongin kembali angkat biacara.
"Biar aku saja" ujar Jongin sambil tersenyum kecil pada ibunya
"Tidak perlu,Ibu bisa me-"
"Aku lelaki bu,aku bisa menjaga diri,biar aku saja. Ibu juga pasti lelah setelah dari toko paman Han,duduklah dan nikmati sup nya,aku akan menginap di ruman nenek dan menjaga nenek'
"..."
"Ayolah bu..."Jongin merengek dan mengambil keranjang roti dari tangan ibunya perlahan,sambil memberikan tatapan memelasnya yang selalu berhasil meluluhkan hati ibunya yang termasuk keras kepala.
"Hahhh...Baiklah.."Hyukjae menghela nafasnya,tak ada gunanya menghadapi kekeras kepalaan Jongin,dan apa kata Jongin,ibunya pasti luluh dengan tatapan nya.
"Berhati hatilah Jong"Ucap Hyukjae saat Jongin sedang memakai Jubah merah nya yang panjang dan menutup kepalanya dengan kerudung jubah itu.
"Baik bu,aku pergi" Jongin beranjak keluar dari rumahnya setelah mencium pipi ibunya sekilas,Hyukjae hanya memandang punggungnya yang perlahan menjauh dengan kawatir.
"Tuhan..tolong lindungilah Jongin.."Gumamnya kemudian beranjak menutup pintu.
Jongin berjalan di atas tumpukan salju yang menutupi jalan setapak hutan sambil menggosok-gosokkan kedua tangan nya,ia harus cepat sampai ke rumah neneknya sebelum malam menjelang,bahaya jika malam ia masih berada di dalam hutan. Jubah merahnya yang sedikit melayang layang di terpa angin sore terlihat begitu indah dan kontras di tengah-tengah putihnya salju dan hitamnya batang batang pohon yang membentang di sekitarnya.
"Ahh dingin.."lirih Jongin,ia tiba-tiba berhenti saat merasa ada yang memperhatikan nya,ia berbalik dan memeriksa,melihat sekelilingnya,tapi tak ada siapapun,hanya ada keheningan yang menemaninya. Jongin memutuskan mempercepat langkahnya dan kemudian tiba- tiba ia berhenti lagi saat melihat seorang pemuda aneh sebayanya yang berdiri diam di dekat danau yang membeku di depan sana,kemudian rasa penasaran yang membuncah meliputi Jongin begitu saja.
"Apa yang di lakukan nya di sana.."gumam Jongin memutuskan untuk menghampiri pemuda itu,mungkin saja pemuda itu tersesat kan. Saat sudah dekat,Jongin dapat melihat pemuda itu. Pemuda itu terlihat tampan dengan rahang yang tegas walaupun rambut pirang nya acak acakan,kulitnya pucat..hampir seperti salju,ia hanya diam menatap danau beku itu dengan tatapan datar dan kosong. 'Seperti tidak niat hidup saja' batin jongin
"Hey,apa yang kau lakukan di sini?kau tersesat?"Tanya Jongin saat ia sudah berada tepat di hadapan pemuda aneh itu. Pemuda itu menoleh,kedua bola matanya yang berwarna coklat kekuningan agak membesar saat menatap Jongin,tapi sedetik kemudian kembali seperti biasa. Hal yang pertama di lihat pemuda itu adalah Jongin yang membuka kerudung jubah merahnya,memperlihatkan wajahnya yang manis dengan mata sayu yang indah,surai sewarna caramel yang lembut,pipi chubby yang memerah karena udara yang dingin,dan bibir tebal merah menggoda yang begitu cocok dengan kulit tan nya yang juga sangat menggoda,begitu lezat jika di santap di musim dingin begini kan?.
Jongin mengangkat sebelah alisnya saat tak mendapatkan jawaban apapun dari pemuda ini.
"Heyy kau bisa bicara tidak"ucapnya dengan asap tipis yang keluar dari dalam mulutnya karna cuaca yang dingin. Jongin terkejut setengah mati saat pemuda aneh ini bertingkah makin aneh karena ia tiba tiba menarik satu tangan Jongin yang tidak membawa keranjang mendekat padanya kemudian mengendusi area sekitar leher dan wajah Jongin seperti seekor serigala yang mengendusi mangsa nya,begitu dekat sampai sampai Jongin menahan nafas dan menutup matanya dengan wajah memerah,jantungnya berdetak dengan sangat gila di dalam sana,rasanya seperti akan terkena struk saja.
"Y-Yakkk!kau kenapa sebenarnya"Jongin mendorong pemuda pucat itu menjauh,dan memasang wajah cemberut yang terlihat lucu,sedangkan pemuda itu kini menatap Jongin intens.
"Ah,kita belum berkenalan,perkenalkan aku Lee Jongin,aku tinggal bersama ibuku yang bernama Lee Hyukjae di desa di dekat hutan sini "Jongin mengulurkan tangan nya sambil tersenyum lebar,setelah hening yang datang beberapa saat,akhirnya si pemuda mengangkat tangan nya,menyambut uluran tangan Jongin untuk berkenalan.
"Aku..Oh Sehun,dan aku tidak tinggal bersama siapa siapa"
Jongin mengikuti pemuda bernama Sehun itu sambil memakan satu roti yang ia ambil dari dalam keranjang nya,ia terus mengekori Sehun.
"Hey,kita mau kemana?bukankah kau tersesat?" Tanya Jongin bingung dengan tingkah pemuda ini yang mengajaknya ke suatu tempat beberapa saat yang lalu
"Aku tidak tersesat,ikut saja" Jawab Sehun acuh. Jongin suka suara pemuda ini saat pertama kali mendengarnya,sangat...bagaimana mengatakan nya yah,sangat menarik baginya,mungkin..sedikit mengandung unsur suara pengundang ereksi?ahh Jongin jadi tertular otak kotor ibunya sendiri. Jongin menggelengkan kepalanya,menepis segala lamunan nya kemudian berkata.
"Tapi aku harus ke rumah nenek ku"
"Akan ku antar nanti" Jongin tersenyum mendengar jawaban Sehun,ia bagaikan terhipnotis menurut saja pada pemuda ini,padahal baru beberapa menit yang lalu berkenalan. Mungkin nasehat ibunya tentang 'Jangan bicara dengan orang asing" sudah jauh terlupakan dan tertinggal di perjalanan saat keluar dari rumahnya tadi.
Mereka kemudian tiba di bagian tengah hutan yang ,Jongin akui ini tempat ini lumayan indah. Di depan sana terlihat sebuah pohon besar yang juga tertutupi oleh salju,sekeliling pohon itu adalah lahan luas yang di tutupi salju,akarnya begitu besar sampai sampai menyembul dari balik salju,dan menjalar di sekitar lahan itu. Sehun berjalan pelan ke arah pohon itu di ikuti Jongin.
"Aku suka tempat ini,ini tempat kedua yang ku suka setelah danau tadi"Sehun membuka suara setelah duduk di bawah pohon besar itu dan menyenderkan punggungnya di batang pohon,Jongin duduk di sampingnya.
"Jadi,kau tinggal dimana" Tanya Jongin kemudian meletakkan keranjang rotinya de atas akar besar yang berada si sampingnya
"Di hutan ini"
"Mana rumah mu?"
"Di hutan ini" Jongin merengut.
"Dimana orang tua mu?"
"Sudah mati, jangan banyak tanya"
"Yah,baiklah.." Keduanya diam,menikmati keheningan dan langit senja yang berwarna jingga,membawa angin senja di musim dingin yang sejuk dan terasa mengikis kulit dengan sengatan sengatan tipis.
"Tempat ini lumayan bagus" Jongin memulai buka suara,menatap Sehun,kemudian membuat Sehun menoleh ke arahnya.
Mereka saling berpandangan lama,menyelami iris di hadapan mereka dengan keterpesonaan yang di rasakan oleh masing-masing mereka,sampai perlahan Sehun mendekatkan wajahnya pada wajah Jongin yang seolah tahu apa yang akan terjadi dan menutup matanya perlahan-lahan,membiarkan apapun terjadi,membiarkan dirinya terlena sejenak. Jongin merasa benda kenyal yang dingin menyentuh bibir nya lama,Sehun mengecup bibirnya lama kemudian perlahan melumat bibir tebal Jongin yang juga sedang berusaha membalas lumatan nya,saling mencari rasa manis memabukkan dari masing-masing bibir yang tertaut,tak menghiraukan kecipak saliva ataupun saliva kental yang perlahan mengalir turun melalui sudut bibir jongin dan berlanjut turun ke dagunya sampai leher jenjangnya,membuahkan pemandangan erotis di senja musim dingin.
"Eumhh.."Jongin mendesah saat Sehun memasukkan lidahnya kedalam mulutnya dan mengabsen giginya juga bergulat dengan lidahnya. Bunyi kecipak saliva terdengar,dan ciuman itu terus berlangsung dan semakin dengan perlahan dan tanpa melepas ciuman nya membuka pakaian Jongin dengan perlahan,meraba setiap inci tubuh berkulit tan halus dan menggairahkan itu dengan telapak tangan dingin nya.
"A..anhh..Se-Sehun.."Desah Jongin saat bibir Sehun turun ke leher nya mengendusi nya berkali kali dan menjilati serta mengecup lehernya,tak lupa memberikan tanda kepemilikan di sana. Perlahan,sehun merebahkan tubuh Jongin di atas salju,ia menumpukan kedua tangan nya di kedua sisi kepala Jongin,kemudian menatap pemuda itu lama dan dalam,Jongin yang terengah-engah dengan bibir membengkak dan memerah karena ciuman dan pipi yang juga memerah terlihat sangat indah di antara putihnya salju hari itu. Sehun menuntun tangan nya untuk menyentuh wajah Jongin,mengelusnya dengan perlahan,seakan-akan kulit itu akan tergores jika ia tak hati-hati.
"Se-Sehun.."bisik Jongin.
Dan di sore menjelang malam itu,di bawah pohon besar,salah seorang pemuda di bawah pohon itu menangis menahan sakit. Di dekatnya,cairan merah yang kental merambat di atas salju yang putih bersih,membuat putih di sekitarnya yang begitu suci itu berubah menjadi merah.
END
Engga,maksud saya TBC :v
Yahhh,seperti judulnya,saya terinspirasi sama cerita dongeng Red Ridding Hood,tapi bukan versi dongeng yang buat anak-anak nya,lebih ke cerita aslinya Red Ridding Hood yang saya temukan di google. Bisa di bilang saya penggemar dongeng itu,jadi ingat pas kecil suka maen di rumah nenek pake selendang punya emak sambil nenteng keranjang,yahh tapi itu sebelum saya tau cerita aslinya :v
Lanjut atau End aja? Maaf ceritanya monoton dan kurang menarik Hikseuu T^T
Kayaknya alur nya kecepatan ya?#pundung
Terimakasih bagi yang sudah mau membaca,tolong review nya qaqa ^^
RnR
