CARTIER

Chapter 1. Awal pertemuan

.

.

.

.

.

.

Cast : Oh Sehun

Xi Luhan

And other cast

Disclaimer : Sehun milik Luhan. Luhan milik Sehun. Mereka ber dua saling memiliki :D

Semua tokoh milik keluarga masing-masing.

Ide cerita dan cerita tentu milik saya.

Summary : Kehidupan Luhan berubah 180 derajat berbeda setelah bertemu namja albino itu./"konon katanya, orang yang memiliki gelang ini tak akan bisa terpisahkan dengan orang yang juga memiliki gelang pasangannya"/ HunHan / Yaoi

Don't Like, please, Don't read it, 'kay ? ;)

Happy readings!

.

.

.

"Haaa~ah"

"Uughh...Panas~"

Well, ini memang sudah memasuki hari kedua di bulan Juni, so tentu saja hawa panas dan cuaca terik khas musim panas pun terasa. Seharusnya liburan musim panas ini bisa dinikmatinya seperti pergi ke pantai atau sekedar hang out bersama teman-temannya saja.

Yeah, jika saja ia tak memiliki setumpuk tugas yang diberikan oleh Park songsaenim itu. Entah kenapa guru itu suka sekali memberinya 'kasih sayang'(read : tugas matematika) yang melebihi dari siapapun itu.

Sebenarnya, jika ia tidak tertidur pada saat jam pelajaran guru killer itu di hari terakhir sebelum liburan, tentu ia akan senang hati ikut ajakan teman-teman kuliahnya itu.

Dengan langkah gontai, ia berjalan keluar dari ruangan yang bernama kamar miliknya, menghindari sejenak tumpukan-tumpukan mengerikan itu, menuju ke dapur mengambil air putih dari dalam kulkasnya.

Glek, glek, glek...

setetes dua tetes cairan bening mengalir dari sudut bibirnya, ternyata dia sangat haus sedari tadi karna terlalu larut dengan 'hadiah' mengerikan dari dosennya.

Tok Tok Tok.

Kepala bersurai dark brown itu meoleh menghadap sumber suara, ke arah pintu utama. Lalu ia melirik sebentar jarum jam dinding, oh rupanya sudah jam 2 siang. Tak disangka ia begitu terlarut dalam tugas-tugasnya itu.

Tok tok tok...

suara ketukan pintu lagi membuatnya tersadar dan segera melesat ke pintu utama flatnya setelah meletakan kembali botol air mineralnya di atas meja.

"YAA ! Rusa bodoh... lama sekali kau membuka pintunya. Tak taukah kau, kami sampai kering berdiri di depan pintu. Di luar sangat panasss !" Sembur seseorang dengan suara menggema milik pemuda bereyeliner itu.

"Haissh.. kau berisk sekali bacon. Telinga ku bisa rusak, tau." Seru sang pemilik flat, sembari membiarkan kedua makhluk imut yang tadi berada di depan pintunya masuk.

"Ada hal apa kalian kemari ?" Tanya sang pemilik flat pada dua sobatnya.

"Cih, kau itu. Kami kesini datang untuk mengajakmu berlibur, Luhan." Ujar pria berpipi bakpao itu kepada sang pemuda pemilik flat itu, Luhan.

"Geurae ? Aiish.. aku sebenarnya mau-mau saja sih. Tapi kalian tahu sendiri kan, aku punya setumpuk tugas yang mengerikan dikamarku." Ucapnya sambil menelengkan kepalanya ke arah kamarnya.

"Sudahlah, lupakan saja tugasmu itu sebentar. Lebih baik kau ikut kami ke pulau jeju. Kau tau, Baekhyun baru saja mendapat kupon liburan di sana selama seminggu, gratis untuk 4 orang. Kau, aku, Baekkie dan Lay. Bagaimana, ini kesempatan bagus, bukan ?" Ucap Xiumin, namja bakpao itu dengan semangat.

"Iya, Lu. Kau juga termasuk salah satu mahasiswa terpintar di kampus, tentu tidak sulit kan bagimu mengerjakan tugas-tugas kau juga belum pernah kesana kan sejak kau pertama kali menginjak Korea. Disana tempatnya sangat indah, Lu." Timpal Baekhyun.

"Kau juga bisa memuaskan hasrat fotografer mu disana. Pemandangannya sangat cantik. Kau akan suka, Lu." Lanjutnya semangat.

Pemuda yang sedari tadi hanya diam, mendengar kedua orang sahabatnya mengajaknya ke pulau Jeju. Terlihat ia sedang menimbang-nimbang tawaran kedua sahabatnya itu.

Memang benar sejak dia mulai kuliah di Korea dua tahun lalu, dia belum sempat atau tidak pernah berkeliling ke tempat-tempat yang seperti disebutkan oleh Baekhyun. Ia terlalu hanyut dalam kuliahnya. Saat liburan dia hanya sekedar hang out di mall atau wahana permainan lain yang dekat dengan flatnya atau sesekali pulang ke China melepas rindunya dengan mama dan babanya. Tapi kali ini tawaran dari Baekhyun dan Xiuman terlalu sayang untuk dilewatkan.

Lagipula ia memang mahasiswa tercerdas di Yonsei University, kampus tempat ia menimba ilmu dan kali ini ia tidak mood untuk menaikki pesawat menuju kampung halamannya.

Well, ia benci mengakuinya, tapi memang ia takut dengan ketinggian. Flatnya saja hanya berada dilantai dua.

"Haa~ah... baiklah kalo begitu. Aku akan ikut kalian sajalah." Akhirnya Luhan berseru, setelah ia rasa sudah cukup menerima kedipan mata sok imut dari dua makhluk di depannya dan aura memaksa yang menguar dari kedua orang tersebut. Yakinlah, kedua orang ini tak akan melepasnya begitu saja.

"Aa... Jinja ? Yeey..." seru namja bacon itu sambil melompat ke arah Luhan, memeluknya erat.

"Waa... Bac-Bacon.. -lepaskan.. aku but-tuh udara.." namja yanh dipeluk Baekkie berujar terbata. Walau kelihatannya Baekhyun kecil, tapi tidak dengan kekuatannya. Dia itu mantan atlet judo saat SMA, asal kalian tahu.

"Eeh... heheh... Mianhe, Lu. Aku terlalu senang." Kata Baekkhyun sambil memasang tampang menyesal. Walaupun ekspresinya tak menunjukkan kalau dia menyesal.

"Heh,, jangan memasang wajah aneh mu itu, Baek. Ngeri aku melihatnya." Kata Luhan, sambil berpura-pura merinding ketakutan saat melihat ekspresi Baekhyun.

"Mwo ?! Haaissh.. kau bilang apa ? Kemari kau, Rusa jelek."

"M-..AAaa... Baek.. haha. Jangan menggelitikku, Haha...aduhh, Baek, ampu-ahaha..ampun Baeekk,, "

Sedangkan namja berpipi bakpao, Xiumin hanya menggeleng-gelengkan kepalanya melihat tingkah kedua sahabatnya -yang sedang saling menggelitik- itu sambil ikut tertawa.

Betapa ia sangat bahagia memiliki moment bersama sahabat sepeeti ini.

.

.

.

.

.

.

Dan disinilah mereka, di sebuah penginapan yang lumayan luas. Dengan segera, mereka langsung menempati kamar mereka. Luhan dengan Baekhyun, sedangkan Xiumin dengan Yixing a.k.a Lay. Setelahnya mereka keluar untuk sekedar berjalan-jalan dan makan.

Tampaknya, Luhan dan Lay lah -yang notabene berkebangsaan china- yang begitu menikmati liburan ini, terlihaytdari raut wajah dan tingkah mereka. Luhan tampak tak henti-hentinya tersenyum sambil mengambil beberapa gambar dari pemandangan pulau Jeju yang dia akui begitu indah.

Namun hal itu hanya berlangsung sementara, karena..

BRUUUK

"Aww.. Appo~" Saking senangnya, ia tak sadar telah terpisah jauh dari kelompoknya. Dan menabrak orang lain.

"Yaak ! Kalo jalan lihat-lihat !" Bentak seseorang namja yang menjadi korban tabrakan Luhan.

"Etto.. Jeosonghamnida. Aku tidak sengaja." Luhan berkata sambil membungkuk. Ia tidak berani menatap korban tabrakannya karna kecerobohannya.

"YAA ! Apa dengan maaf kau bisa mengembalikan semuanya ? Lihat, kau membuat baju kotor, kau tau. " seru namja tersebut sedikit berteriak.

Luhan pun bangkit dari acara membungkuknya, kembali berdiri dan dihadapannya terpampang sebuah dada bidang yang berbalut kemeja biru langit, tetapi warna itu sedikit tercampur dengan warna kuning kemerahan. Aa, ternyata itu adalah warna noda makanan namja tersebut yang tumpah karena kecerobohannya.

"J-jeongsohamnida, aku benar-benar minta maaf." Ucap Luhan kembali menunduk, belum berani menatap sang korban.

"Heh, aku tidak mau tahu, sekarang kau harus bertanggung jawab."

"M-mwo ? Tapi aku benar-benar tidak sengaja."

"Ck, diamlah. Ikut aku !" Namja itu berbalik sembari menarik lengan Luhan.

"Waa..mwo ? Kau mau membawaku kemana ? Yaak!"

Namja itu hanya mendengus tak menghiraukan rontaan Luhan, tetap melangkahkan kakinya menuju ke sebuah tempat yang tampak sepi itu.

"Yaak! Chankaman... heii.. kau sebenarnya mau membawaku kemana ?"

BLAMM

TBC...

Annyeoooong~ Minna-san~~

Lin bawa cerita baru nih, tehee.

Ini terinspirasi oleh gelang cartier yang dipakai Sehun Luhan. Itu hlo gelang perak yang always dipake' Thehun. Luhan juga pake' yang sama kayak punya Thehun sampe' sekarang. Cause of that, Lin mau bkin ceritanya.

Well, semoga para readers suka. And don't forget ne, review~ :D

Love ya~

L7