Author : Hani Yuya

Judul : Sihir Cinta

Rate : T

Pairing : Kakashi x Uchiha Saita (karangan author )

Gendere: Romance,Comedy

Nb: FF ini kubuat untuk ultah sahabatku Yel boy darknezt .


.

.

.

Krriiingggg Kriiiingggg

Suara jam weker terdengar begitu nyaring sehingga menggema di seisi ruangan. Tapi sama sekali tak mengusik seorang gadis berhelai hitam bergelombang sebatas punggung yang sedang tertidur pulas di atas kasur empuk berukuran king size ini. Padahal cahaya matahari pun sudah bersinar terang di luar, sampai cahayanya masuk ke dalam kamar melalui celah jendela.

Sang gadis nampak enggan untuk bangun dari tidurnya karena sedang bermimpi indah. Bibirnya menyunggingkan sebuah senyuman masih dengan mata yang terpejam. Air liur nya menetes keluar dan bibirnya mencondong ke depan. Mulutnya tanpa sadar terus memanggil sebuah nama yang tak asing baginya.

"Kakashi kun... cuuuuup"

Sayangnya sang gadis tak menyadari seorang pemuda berhelai putih silver melawan gravitasi sedang duduk di bangku samping tempat tidurnya. Pemuda itu terkekeh geli melihat tingkah tetangga sekaligus teman kecil dan teman sekelasnya ini. Apalagi dia memanggil namanya dan memanyunkan bibirnya.

'Pasti dia bermimpi aneh lagi' innernya.

Mata sayunya melirik jam tangan miliknya. Sudah jam 7 padahal sekolah masuk jam 8 pagi. Kakashi menghela nafas panjang, setiap hari harus membangunkan tetangganya ini saat berangkat sekolah. Meski begitu ia tak akan bosan, karena gadis berhelai hitam bergelombang sebatas punggung ini sudah mengambil hatinya sejak kecil. Dilihat banyak foto figurnya dengan sang gadis yang tertempel di dinding kamar. Membuat Kakashi tak berhenti tersenyum.

Kakashi beranjak dari duduknya dan mencondongkan tubuhnya mendekati sang gadis yang masih terlelap tidur. Kakashi lagi-lagi terkekeh geli melihat mulut sang gadis yang masih manyun memanggil namanya. Lalu wajahnya mendekati wajah sang gadis mempersempit jarak diantaranya dan... Cuuupppp... Kakashi mencium bibir sang gadis sekilas.

Meski masih menutup mata dan tak sadar, sang gadis mengulumkan senyuman setelah Kakashi menciumnya. Membuat wajah pemuda berhelai putih silver melawan gravitasi ini bersemu merah. Kakashi menarik nafas panjang dan berteriak di depan wajah sang gadis.

"SAITA-CHAN BANGUUUNNNN! "

Sontak sang gadis membuka mata dan bangun dari posisi tidurnya. Membuat kening mereka saling terbentur karena pergerakan sang gadis yang tiba-tiba itu.

Duaaakkk

"Itttaaaaiiii..." ringis mereka berdua bersamaan memegang keningnya yang memerah.

"Baka, jidatmu keras seperti batu Saita-chan"

Manik sang gadis membulat saat mendapati pemuda berhelai putih ini berada di dalam kamarnya. Bluuusssshhh... wajahnya langsung nemerah mengingat mimpinya tentang pemuda dihadapannya ini barusan. Kini dia tak berggeming sama sekali.

"Cepatlah mandi, jam pertama pelajaran Orochimaru sensei. Aku tak mau telat dan kena hukuman darinya. Kutunggu di bawah"

Kakashi langsung mengambil tas selempangnya dan melengos pergi dari kamar sang gadis. Namun baru sampai pintu kamar, Kakashi membalikkan tubuhnya menatap sang gadis yang masih tak bergeming dari tempat tidurnya.

"Yare, yare" Kakashi menggelengkan kepalanya.'SAITA-CHAN CEPAT MANDI!" ucapnya penuh penekanan meski wajahnya tetap tersenyum. Sang gadis tau kalau Kakashi mulai kesal.

"Ha- haiii..." sontak sang gadis berlari menuju kamar mandi di kamarnya.

BLAMMM

Ditutup kasar daun pintu kamar mandi.

*Saita POV ON*

BLAMMM

Aku refleks menutup daun pintu kamar mandi kencang karena saking malunya.

'Lagi-lagi dia melihat gaya tidurku yang memalukan'

Kulihat diriku di depan cermin, rambut hitamku yang acak-acakan, bekas air liur di selah bibirku, lalu kantung mataku dan tubuhku yang bau. Aku hanya bisa merutuki diriku yang selalu terlihat jelek di depannya. Setiap hari selalu begini.

.

.

.

Tap... Tap... Tap

Setelah selesai mandi aku bergegas lari menuruni tangga rumah. Kulihat jam tangan yang kupakai menunjukkan pukul 7.30. Aku bisa kena marah Kakashi jika tidak bergegas.

Hosh... hosh... hosh...

"Ayo kita berangkat" jawabku terengah.

Kakashi menaikkan sebelah alisnya dan melipat kedua tangan di dadanya. Lalu menatapku datar dengan mata sayunya.

"Saita-chan, kau selalu membuat Kakashi kun menunggumu lama. Dasar pemalas,biasakan bangun lebih cepat. Kau seorang wanita tak seharusnya selalu bangun siang, apa kau tak malu setiap hari Kakashi kun melihatmu bangun ?"

'Tentu saja aku malu' jawabku dalam hati.

Aku hanya bisa mendesah pasrah mendengar ocehan dari Kaa san. Setiap pagi selalu kena ceramah.

Sreeettt

Aku tersentak kaget sebuah tangan menarikku.

"Tsunade baa -san, sepertinya kami harus segera berangkat. Kalau tidak kami akan terlambat" ucapnya ramah. Lalu berojigi pamit.

Dia terus menggenggam tanganku sampai halte bis. Oh Kami sama kuharap waktu berhenti saat ini. Baiklah... kita mulai sesi perkenalan, namaku Uchiha Saita. Gadis sederhana yang ceria dan agak sedikit pemalu. Usiaku sekarang 18 tahun, sekolah tingkat akhir di Konoha Gakuen.

Kalian lihat pemuda tampan dengan helaian putih silver melawan gravitasi di hadapanku ini adalah teman kecilku. Sejak dulu kami selalu bersama sampai saat ini, kami juga satu sekolah dan kami juga sekelas. Bisa dibilang akulah yang sengaja mengikutinya, sampai kapanpun akan kukejar. Kalian tau kenapa? Ya... Karena aku mencintainya, sejak aku mengerti arti cinta.

Namun yang membuatku resah saat ini, dia tumbuh semakin tampan, banyak wanita yang menyukainya di sekolah. Sedangkan aku tak tau bagaimana perasaannya padaku, huuu... aku begitu malu jika harus bilang tetus terang mengenai perasaanku padanya. Andai ada cara agar aku bisa leluasa mengungkapkan perasaanku padanya tanpa rasa canggung. Padahal duku sewaktu kami masih kecil aku bisa bebas berpendapat dan memanggil namanya. Tapi semakin tumbuh dewasa mulutku menjadi kaku dan malu jika berhadapan dengannya.

Kami berdua akhirnya sampai disekolah. Semua mata memandang Kakashi dengan tatapan memuja. Apalagi para fans wanitanya datang mengerubungi Kakashi. Tck,, ini membuatku kesal. Aku langsung pergi meninggalkannya menuju loker, untuk mengganti sepatu.

"Hei, kenapa kau pergi duluan Saita-chan" ucapnya seraya menepuk bahuku.

Aku hanya memamerkan senyumku lalu melangkah pergi meninggalkannya. Aku melangkahkan kakiku menuju kelas sendiri, namun ditengah perjalanan seorang gadis berambut coklat pendek menghentikan langkahku.

"Tunggu Saita-chan"

"Ada apa Rin-chan?"

Dia adalah salah satu gadis yang dekat dengan Kakashi, karena dia dan Kakashi satu klub memanah. Kemampuannya pun tak kalah hebat dengan Kakashi.

"Kau bukan pacar Kakashi-kun kan? Kalian hanya teman sejak kecil kan?"

Aku terdiam. Pertanyaannya benar-benar menusuk hatiku. Bagai sebilah pedang yang langsung menikam tepat dijantungku. Aku mengangguk lemah.

"Ya, dia hanya teman" senyumku kecut.

Gadis itu tersenyum dan memberikanku sebuah surat dengan cover love berwarna pink cantik.

"Tolong berikan suratku padanya, please" Rin menangkupkan kedua tangannya memohon padaku.

Apa-apaan ini? Huuu... ingin kutolak ,tapi... aku tak bisa. Aku merutuki sifatku yang tak bisa melawan. Akhirnya aku mengangguk.

"Waahhh... Arigatou Saita-chan" dia memelukku sekilas dengan senyum yang merekah di wajhnya, lalu meninggalkanku yang masih mematung disana. Akhirnya aku berjalan gontai sampai kelas.

.

.

.

.
Aku langsung duduk menuju bangkuku. Dengan tangan yang dilipat di atas meja, kutenggelamkan wajahku di sana. Aku berusaha memutar otakku. Bagaimana caranya aku memberikan surat cinta ini pada Kakashi-kun? Sedangkan aku sendiri juga belum pernah memberikannya surat cinta. Wuaaa... aku menyesal menerima permintaan Rin tadi.

"Yare, yare,, sejak tadi kau terlihat aneh, apa yang terjadi?"

Aku tersentak kaget, kuangkat wajahku ke arah sumber suara yang kukenal. Kakashi duduk disampingku. Alisnya terangkat memandangku curiga, mata sayunya memandangku intens.

"Ti-tidak ada apa-apa Kakashi-kun. Aku hanya tak enak badan" senyumku kaku.

Kakashi mendekati wajahku lalu menempelkan keningnya di keningku. Bluushhh. Wajahku memerah. Kelaspun menjadi gaduh atas ulahnya.

"Kurasa kau baik-baik saja" ucapnya seraya mengelus pucuk rambutku.

Dia terlalu baik padaku, sehingga aku sering salah paham padanya. Kumohon jangan buat aku berharap Kakashi kun.

Hari ini aku pulang sendiri karena Kakashi sedang menyiapkan diri untuk mengikuti lomba panah bersama Rin. Mengingat sosok gadis bernama Rin saja membuatku muak, jangan ditanya lagi kenapa, karena dia gadis yang sempurna. Cantik, pandai, berwibawa dan juga ramah. Terutama dia satu klub dan dekat dengan Kakashi. Mungkin aku sangat iri dengannya.

.

.

.

Kubaringkan diri di kasur king size ku di kamar. Kuambil surat Rin di dalam tasku, lalu kupandang. Dia memang gadis yang ceria pandai bergaul dengan siapa saja, dibandingkan denganku aku kalah jauh darinya. Aku gadis pemalu,temanpun bisa dihitung dengan jari. Payah...

Kreeettt... Daun pintu kamarku terbuka. Sontak aku langsung mengalihkan perhatianku ke pintu kamar.

"Saita-chan, bantu kaa san membereskan gudang dan membuang barang-barang yang sudah tak terpakai di sana, kaa-san ingin pergi belanja sebentar." ucapnya Lalu segera pergi setelah mendengar jawaban dariku.

Aku mulai membereskan gudang yang dipenuhi debu. Ruangan yang tak terlalu luas, mungkin hanya separuh dari kamar tidurku. Banyak barang yng sudah usang disini, aku memilah barang yang sudah tak terpakai dan kukumpulkan di luar. Mataku terpaku pada sebuah kotak usang sebesar telapak tanganku. Karena rasa penasaran menghinggapi diriku, aku langsung membuka kotak usang tersebut...

Cliinggg.
Sebuah cahaya putih terpendar dalam kotak. Memunculkan sosok gadis kecil bersurai cokelat Sebatas punggung sebesar tangan.

"Waahh terima kasih telah membebaskanku, kau boleh meminta 3 permintaan padaku. Apapun itu aku pasti akan mengabulkannya" ucapnya tersenyum.

Aku menganga dan terbelalak tak percaya dan menelan ludah berkali2. Kucubit pipiku guna meyakinkan ini bukanlah mimpi. Sakit... ini bukan mimpi. Dia bilang bisa mengabulkan permintaan? Benarkah?.

"Aku ingin Kakashi-kun menjadi pacarku" refleks kalimat itu yang keluar dari mulutku.

TBC