DANCING IN THE RAIN
22/2/2008
Title : Dancing in The Rain
Chapter(s) : one shot
Author : Rokka Purin Terandou
Genre : Drama/Angst
Rating : 13+
Band(s) : Dir en Grey
Pairing(s) : Die x Shinya
Summary : Shinya miss Die
Disclaimer : do I have to write it?
Comments : the rain provokes me to write this difficult super short story.
HAK CIPTA DILINDUNGI TUHAN YME
###
It's only the sound of the pouring rain here…
And for the first time of my life, I admit it, I miss him…
Aku curiga, malaikat lalai lagi hari ini. Mereka menghias langit dengan warna abu-abu. Oh, candaan macam apa ini? Apa mereka kehabisan stok warna biru cerah? Mengapa beberapa hari ini langit dicat abu-abu terus? Dan hujan beserta angin membawa hawa dingin menyelimuti bumi. Kesunyian menjadi hal yang paling sering kutemui kini. Aku bersembunyi di ruang hatiku yang terdalam. Kehilangan biru yang menceriakan. Membiarkan diriku tenggelam dalam keabu-abuan. Semuanya perlahan membuatku kebingungan. Terutama semenjak saat itu. Ketika dia nekat berdiri di depan rumahku di bawah guyuran air hujan.
"Shinya…"
Suara itu selalu menyapa ketika hujan tiba. Di bibirnya tersungging seulas senyum yang sanggup melumerkan salju di kutub selatan. Tidak ada seorangpun yang sanggup menahan pesonanya. Tidak ada seorangpun yang tidak terpikat oleh senyumnya. Sangat menawan. Aku tidak bisa menahan diri selain jatuh cinta pada senyumnya itu. Tetapi aku tidak bagus dalam mengekspresikan perasaan. Jadi aku hanya memandang sosoknya yang gagah. Matanya tak lepas menatapku. Dia mengulurkan tangannya padaku. Membuatku penasaran mengapa dia mengajakku bergabung dalam rinai air hujan.
"Kemarilah."
Aku menggelengkan kepalaku. Siapa yang sudi main hujan-hujanan di cuaca sedingin ini?
"Ayolah Shinya."
Dan dia akan terus merayuku dengan suaranya yang lembut serta senyum manisnya itu. Saat aku tidak bergerak semilipun dari teras, dia akan mendekat. Lalu menarikku ke halaman seenaknya tanpa menggubris protesku. Dia memaksaku berlari kecil bersamanya menuju taman kota di dekat rumahku. Kami berhenti di tengah halaman rumput yang dikelilingi bunga-bungaan. Dia menempatkan tangan kananku ke bahunya dan menggenggam tangan kiriku. Dia mulai berdendang kecil. Lalu kami mulai berdansa di bawah rinai hujan.
"Shinchan… you're so beautiful… and… I can't fight the urge to… to kiss you…"
Pipiku memanas tiap kali ingat dia mengatakan hal itu. Tetapi dia tidak pernah benar-benar melakukannya.
Dan mungkin selamanya tidak akan pernah.
Aku memandangi kuburan Die untuk terakhir kalinya.
"Aishiteiru." bisikku.
"Shinchan, hayaku! It's gonna rain!" kudengar Toshiya memanggil.
"Sayounara, Die-kun…"
Aku berlari menyusul Kaoru, Toshiya dan Kyo.
~owari~
Rokka : Tisu plizzz… hixhixhix…
9/3/2008
