Pair: SakuraxSasuke

Rated:M

Genre: Romance

Disclaimer:Masashi Kishimoto (0-0)/

Risda san Present:

Sakura,16 tahun karena kecerdasannya dia telah lulus kuliah disebuah Universitas di Amerika berkat itu pula dia menjadi agen FBI yang saat ini Sakura sedang berusaha mengingat sesuatu yang hilang dari ingatan karena Amnesia sesaat yang dia derita entah sejak kapan.

Sakura kembali masuk SMA karena menurutnya dia belum sempat menikmati kehidupan SMAnya juga misi rahasia yang diberikan. Tidak ada yang tahu tentang hal itu kecuali dia dan kepala sekolah. Bagaimana kehidupan SMA nya silahkan nikmati ceritanya.

I am Genius

Chapter 1

Mengagumkan bukan jika menikmati masa-masa SMA ,memiliki banyak teman,bermain juga jatuh cinta. Aku belum sempat merasakan hal tersebut karena sekolah ku yang dulu langsunng menganjurkan ku kuliah. Aku sudah bekerja disebuah agen Interpol pemerintahan sebut saja FBI, aku dilatih selama satu tahun dan mendapatkan misi besar. Saat memasuki SMA sebelumnya aku diharuskan menyamar,memakai kontak lens merah darah juga memakai wig sepanjang pinggang berwarna hitam.

Misi ku kali ini adalah…

"Kalian harap tenang,kita kedatangan murid baru.." ucap Kakashi sang wali kelas disampingnya berdiri seorang gadis berambur pink yang siap memperkenalkan dirinya.

"Hajimemashite..! saya Sakura Haruno. Salam kenal." Sakura membungkuk memberi hormat kemudian duduk dipojok belakang sebelah kiri dekat jendela.

Siswa-siswi sempat gaduh atas kedatangannya namun dapat teratasi oleh Kakashi,kelas kembali tenang dan Kakashi kembali melanjutkan kegiatan mengajarnya.

Yang kulakukan hanya memandang dengan tatapan kosong nan hambar saat Kakashi menjelaskan kalkulus dan segala jenis logaritma bagiku itu adalah makanan sehari-hari sekali kunyah. Saat seluruh siswi mulai memojokkan ku dengan menyebut namaku agar menyelesaikan soal dipapan,aku maju dengan ragu sesekali berekspresi bodoh juga itu penting untuk membodohi mereka.

"hmm bagaimana yaaa?" gumam ku pura-pura, siswi yang lain hanya cekikikan melihat ku kesusahan. Aku tersenyum licik, dan menyelesaikan 5 soal 'tersulit'-menurut mereka- sekaligus. Ekspresi mereka terkejut.

"hehe sudah selesai sensei." Ucapku polos Pada guru Kakashi yang terkejut atas hasil kerjaku.

"Bagus."pujinya.

Aku kembali duduk ke kursiku. Siswi yang lain tampak tak begitu suka atas kehadiranku, namun lumayan disambut hangat oleh para siswa.

ck

Jam istirahat tak ada yang mengajakku makan bersama, semua dengan kelompok mereka masing-masing. 'Apa mereka tidak tahu artinya bersosialisasi hah?' gerutu ku. Aku berjalan disepanjang koridor yang ramai dengan cengkrama para siswa siswi terutama siswi yang terus menyebut nama Sasuke yang ku tak tahu sosoknya entahlah aku tak peduli, dan tak ingin tahu. Hei aku juga siswi disini kenapa langsung memusuhiku sih. Aku menghela nafas dan mencari tempat yang pas untuk istirahat sekalian ingin menelpon Bos ku.

Saat sampai diatap sekolah tak ada siapapun,aku duduk dipojokkan sambil membuka kotak bekal makan siang yang sebenarnya berisi senjata bukan lah makanan.

"Ya ampun untung aku membeli roti. Begini-beginikan aku butuh makan juga."

Tugasku adalah menangkap Ucihah Itachi,memang tak ada berita miring tentang dirinya di media masa,tapi agen kami tahu apa yang dia lakukan dibelakang kekuasaan ayahnya. Yakni menjual organ tubuh manusia secara ilegal. Hebat bukan melakukan perbuatan kotor selama 5 tahun tanpa ketahuan polisi atau dia sudah menyuap beberapa polisi yaaa.

"hhmm"

"Apa yang kau lakukan disini?"

Saat mendengar suara dari jarak yang sedikit jauh, aku cepat-cepat menutup kotak bekal makan siang ku yang jelas-jelas bukan berisi makanan melainkan pistol dan pisau kecil. 'Menyebalkan siapa yang mengganggu konsentrasiku?!'. Kuurungkan niat untuk melapor kegiatanku kepada bos hari ini. Entah dari mana munculnya laki-laki dihadapanku ini. Dia jongkok dan menyamakan pandangan kami. Aku tak suka sorot matanya. Pandangannya menusuk menggangguku seakan-akan memaksaku mengingat sesuatu yang tak ingin ku ingat dan tak lagi ku ingat.

"Apa maksudmu aku tak boleh disini." ucapku datar.

Sejenak dia mengambil posisi duduk disampingku dan memandangku sejenak.

"Hei aku tahu rahasiamu..tujuanmu dan seharusnya kau tak lagi disini kan…"dia berbisik.

'Lelaki gila.'pikirku cemas. Aku berhenti mengunyah, jika aku lagnsung lari maka akan ketahuan. Aku tetap melanjutkan makan rotiku berpura-pura polos berusaha menyangkal kebenaran yang diucap lelaki gila ini. Itu julukanku terhadapnya saat memandangnya tadi.

"Semua orang punya rahasia." kataku terus mempertahankan ekspresi datarku.

"..tapi kau memiliki rahasia yang besar berbeda dari orang biasa misalnya...mata hijjau emerald dan rambut seindah Sakura." jarinya menyentuh bibirku.

"Jenius.." jarinya turun kedaguku

"..sudah menyelesaikan kuliah.." jarinya semakin turun keleher. Bulu kudukku merinding.

"..mm dan juga seorang anggota FBI." jarinya membuka kancing bajuku. spontan aku berdiri dari dudukku dan terdiam sejenak dan memandangnya tajam. 'terlalu jelas jika dijadikan contoh dari mana dia tahu semuanya?' pikiran ku mulai kacau. Lelaki itu tertunnduk tersenyum licik rambut biru tuanya menutupi wajahnya.

"Aku tidak paham maksudmu, permisi." aku berlari kecil menuju pintu dan menyusuri anak tangga dengan tergesa-gesa,rasa takut yang memuncak baru kali ini aku rasakan. Tidak ini bukan ketakutan pertama ini ketakutan yang sama dulu ku rasakan saat kuliah tapi dimana?

"khukhukhu….moshimoshi,aniki aku sudah menemukannya."

"bagus,habisi dia secepatnya Sasuke."

" sebelumnya aku ingin mengadakan reuni dengan Sakuraku."

"Terserah kau."telpon terputus.

Gema tawa laknat penuh kejahatan akut menggema diatap sekolah yang sepi.

Aku tinggal disebuah vila pinggiran kota,luas dan juga merupakan markas kecil bagi pekerjaanku. Dibelakang vila ada lapangan luas untuk pendaratan helicopter milik agen kami. Kamarku merangkap juga sebagai perpustakaan tempat menyimpan data-data penting maka pintu kamarku dilengkapi dengan kode angka, sidik jari dan mata.

Aku tinggal dengan beberapa agen yang memainkan perannya dengan dan Jiraiya adalah seniorku mereka berperan jadi orang tuaku, Neji dan Hinata adalah adik kembarku, Ino juru masak juga Asuma kepala pelayan. Mereka semua agen FBI yang berpengalaman tapi entah kenapa aku yang ditunjuk oleh bos sebagai ketua disini. saat kutanya pun dia Cuma tersenyum simpul.

Menyebalkan bukan.

Saat semua berkumpul diruang tamu aku mengadakan rapat kecil dengan mereka.

"Ada apa Sakura chan?" Hinata membuka pertanyaan dimenit pertama rapatku ini. Feelingnya kuat sekali saat tau ada yang mengganggu pikiranku.

"Ada yang menggangguku."semua ekspresi berubah tegang.

Aku meghadapkan layar laptopku kehadapan mereka dan memperlihatkan sebuah gambar laki-laki yang kuambil dari hp teman sekelasku tentu secara diam-diam. Gambar laki-laki gila yang tahu seluruh rahasiaku.

"Apa diantara kalian ada yang tahu dia siapa?"tanyaku

semua saling menatap cemas.

"Ada apa?" Sakura mulai kebingungan atas bungkamnya rekan kerjanya.

"Sudahlah jika kalian tidak mau meberitahukanku." ucap sakura marah dan beranjak dari duduknya.

"Tunggu Sakura.."

"Ada apa Hinata? jika kau tak mau mengulur waktuku yang berharga sebaiknya kau memberi info yang aku inginkan." ucapku ketus.

'kau yang ada apa sakura,apa sangking tidak bisa menerima orang yang kau cintai telah melukaimu harga dirimu. Kau sampai terkena Amnesia sesaat. Ahk tidak mungkin aku mengatakannya kau harus menyadarinya sendiri.' Hinata membatin dengan perasaan bimbang.

"Kenapa kau hanya diam hah?" Sakura menuntut jawaban.

Hinata memandang Neji yang sedari tadi menahan amarahnya karena keangkuhan Sakura Haruno.

"…tidak kah kau mengenal wajah itu Sakura?" Hinata balik mengajukan pertanyaan dengan ragu-ragu.

"Apa maksudmu kalau aku mengenal laki-laki ini? jelas-jelas aku menanyakan dia pada kalian yang memiliki jaringan informasi terbanyak karena kalian senior."

"Kau tahu kami seniormu, tapi sikapmu seperti tidak menghargai kami. Brengsek!."Neji memaki Sakura. Perang emosi terjadi.

"Jika kalian senior setidaknya bantu aku untuk tahu siapa laki-laki ini,bukan saling menuntut ." Emosi pecah. Neji mulai mengepalkan tangan sekuat-kuatnya ingin memukul Sakura.

"Neji hentikan! dan kau Sakura jika mau meminta pertolongan kami seharusnya kau tidak bersikap tidak sopan terhadap kami. Meskipun kau ditunjuk sebagai ketua bukan berarti kami dianggap rendah sebagai bawahanmu. Rubah sikapmu itu."Tsunade pun kehabisan kesabarannya dia pergi meninggalkan ruang tamu disusul Jiraiya yang tak berkomentar dalam adu mulut tadi,serta Hinata yang dipaksa pergi oleh Neji dari ruang tamu. Tersisa Asuma yang terus duduk sambil merokok.

Sakura terduduk pasrah dan menghela nafas berat.

"Kau mau rokok?"tawar Asuma 'mengejek'.

" F**k you."maki Sakura kemudian pergi kekamarnya. Asuma hanya tertawa garing melihat gadis itu.

Dia menghepaskan tubuhnya diatas ranjang yang empuk,mengistirahatkan pikirannya yang penuh dengan hal-hal yang tak dipikirkan oleh siswi SMA. Terlalu berat jika harus berhadapan dengan pembunuhan,penyelundupan juga hal berbau criminal. Kehidupannya yang dulu cukup berat saat di Universitas menjadi mahasiswi kesayangan dosen-dosen menjadikannya mahasiswa jenius dari Jepang.

Apa salahnya menjadi jenius?

Dia ingat saat dia pertama masuk kuliah dia dilarang mendekati fakultas kedokteran disana ada satu mahasiswa kedokteran ahli bedah yang gila dengan darah,psikopat dan tidak waras. Dia berfikir itu hanya mitos karena semua mahasiswa kedokteran menyangkalnya. Sakura disuruh dosennya untuk mengembalikan peralatan dari lab fakultas kedokteran saat ingin kembali kefakultas matematika dia dicegat lelaki berjas putih dengan pisau bedah ditangan kirinya.

"…siapa kau?"lampu lab belum dinyalakan hari itu sudah sore penerangan di lab terlihat tidak stabil sakura tidak bisa melihat laki-laki yang mengancamnya.

Dia terus mendekati ku..

"wah ternyata ada yang sama denganku di Universitas ini. Kita harus mengakrabkan diri." dia menarik lengan ku sampai pergelangan bajuku sobek. Ketakutakutanku semakin menjadi-jadi saat dia melepas seluruh pakaianku. Sayatan-sayatan kecil dileher dan punggungku dijilatnya dengan penuh nafsu. Aku coba memberontak tapi tenaga lelaki itu melibihi kemampuanku.

Tangisanku semakin tak terbendung saat benda tumpul miliknya menghujam masuk kedalam milikku yang tak tertutupi dengan sehelai benang. Melakukan gerakan intens,saat suara desahan bercampur isak tangisku, dia terus melakukan itu padaku. Erangan terakhir memisahkan penyatuan pemaksaan itu. Semua terlihat buram,kelopak mataku pun semakin berat,lelah yang tiba-tiba menghampiriku membuat sekujur tubuh ku terkulai lemas. Diriku pingsan.

Dan saat terbangun aku sudah berada diatas ranjang empuk,sepertinya dihotel. Lagi-lagi ruangan ini tidak terlalu terang.

"Kau sudah bangun,Sakura."Suara laki-laki dari pojok ruangan,lagi-lagi aku tak bisa melihat lelaki itu karena cahaya ruangan kurang sepertinya itu kembali mengingatkan kejadian beberapa jam yang lalu, aku terduduk gemetar diatas ranjang,dia mendekat kini dia berada dihadapanku. Aku tidak tahu apa yang akan dia lakukan lagi.

Aku tidak tau apa yang akan menimpaku.

"hei kau ketakutan."dia menggenggam tanganku yang gemetar. Mengecup keningku dan memberi kissmark dileherku. Aku diam dan terus memalingkan muka tak mau memaksaku menatapnya. Saat pandangan kami bertemu tatapan tajamnya membuat ketakutanku memuncak. "Tanya siapa namaku,cepat!" perintahnya sambil meremas kuat pergelangan tidak tahu apa yang dipikirkan laki-laki gila jelas ketidak warasannya membuatku takut.

"Si..siapa nama mu?" ucapku setengah berbisik karena takut setengah mati.

"khukhukhu.."smirk.

"Aku senang sekali kau bertanya."dia merapatkan tubuhnya,semakin rapat hingga aku tak mampu menghindar lagi. Jantungku seakan tak lagi berdetak.

Bibir kami tersentuh namun tak begitu rapat,bibirnya bergerak seperti mengukir sesuatu dibibirku.."Namaku Sasuke Uchihah."

Dia mengukir namanya.

Aku menusuknya dengan pisau cutter yang ada didekat buffet ranjang tepat dijantungnya. Memakai pakaian ku cepat-cepat dan pergi dari hotel itu tapi dia terus mengejarku dengan tubuh yang berlumuran darah. Aku sangat takut.

"Seseorang tolong aku…!"

to be continuuuuuwww -

ripiu ayooooo ripiu…