Banyak orang yang tidak memperdulikannya. Sifatnya yang irit bicara membuat banyak orang melupakan keberadaannya. Hidupnya yang singkat hanya dibuang sia sia untuk menatap jendela yang entah untuk apa gunanya. Walaupun wajahnya rupawan mungkin tidak akan terlalu membantu membuat orang lebih memperhatikan dirinya. Kemungkinan ia sudah lupa cara bersosialisasi. Individualisme dan ego yang tinggi menjadi tembok akan kehidupan sosialnya. Memang siapa yang ingin berurusan dengan orang seperti itu?

Cinta itu berkorban hingga kau bahkan sulit untuk bernafas hanya demi mendapatkan cinta. Tapi bila kerja kerasnya seakan tidak pernah dihargai. Berlari, tertatih, terjatuh, dan bangkit kembali. Selalu berusaha tegar, berusaha selalu tersenyum meski hatinya menangis. Itulah yang dialami Ino Yamanaka

.

BAD FUTURE

Disclaimer: Masashi Kishimoto

Pairing: Gaara x Ino, Sai x Ino

.


"Gaaraaa... apa kau sakit? seharian kau tidak bicara" Kata gadis berambut blonde itu sambil menempelkan tangannya pada dahi laki laki berambut merah bata. perhatian Ino hanya dibalas Gaara dengan melirik sedikit padanya dan mengacuhkan Ino yang berdiri di sampingnya. Seakan matanya berkata pada Ino bahwa 'Aku-Tidak-Butuh-Bantuanmu-Jadi-Pergilah!.

Merasa diabaikan Ino menundukkan wajahnya tanda kecewa, tak disangka air mata metetes dari mata indahnya, mungkin hanya Ino yang sadar bahwa dirinya sedang menangis, karena lemahnya suara Ino bahkan Gaara yang berada di sebelahnya tidak tahu kalau ada gadis yang terluka karena perbuatannya, mungkin hanya sahabatnya Sakura yang mengerti keadaan Ino sekarang

"Ahh... Ino, jangan sedih, kau tahu kan gaara memang jarang bicara" kata Sakura mencairkan suasana, Ino berbalik badan dan melangkahkan kakinya menjauhi Gaara, tapi setelah beberapa langkah, ia berhenti dan kembali melirik pria idamannya itu

"Hei, TUAN PANDA! Ino menunjuk Gaara dengan suara kerasnya sehingga membuat semua orang dikelas melirik ke arahnya

" Aku pasti akan bisa membuatmu menyukaiku, suatu hari nanti, INGAT ITU!" kata Ino optimis sambil meninggalkan Gaara menyisakan punggungnya yang seakan menantang Gaara juga rambut panjangnya yang ia kuncir bergoyang seakan mengejek. Gaara hanya mendecih kesal betapa naifnya gadis itu

Sakura dan teman teman lainnya hanya dapat menggelengkan misterius dan cuek yang ada pada diri gaara membuat ino selalu penasaran pada pria berkantung mata hitam itu. Caranya yang sok tidak peduli dengan dunia, padahal sebenarnya merupakan pengamat yang selalu mengawasi sekitarnya. Ditambah dengan poin plus wajah gaara yang bisa dibilang tampan. Muka tirus dan hidung mancung, kulitnya yang bersih. Membuat ino semakin jatuh hati pada gaara

Hari ini jam pelajaran olah raga sudah selesai , Gaara menuju lokernya untuk mengambil baju sekaligus berjalan jalan. ditengah jalan, ia melewati lorong kelas yang notabene bukan kelasnya ia memandang sebentar pada kelas itu dan tersenyum sedikit, walaupun senyum itu tidak begitu tampak namun senyum itu nampak ikhlas, senyum yang bahkan belum pernah sekalipun ia berikan kepada Ino, padahal Ino sangat mengharapkannya

Singkatnya hanya satu wanita yang membuat Gaara mau menunjukkan senyum itu, Hyuuga Hinata, gadis yang disukai Gaara sejak smp

"HEI... RAMBUT MERAH! KENAPA KAU TERSENYUM PADA GADISKU? MAU BERKELAHI HA?"

Gaara sangat tidak beruntung, disaat ia menyukai gadis, justru gadis yang ia sukai sudah berpacaran dan tidak mungkin bisa bersama dengannya. Poor hanya mendelik kesal pada Uzumaki Naruto, pacar dari Hinata. namun hanya dibalas seringai tipis dari Naruto

"Hei,jangan macam macam ya , kalau berani..." Naruto menggantung ucapannya sambil memberi isyarat seakan ia sedang menggorok lehernya. Teman teman yang lain menelan ludah termasuk Hinata dan tak bisa berkata kata saking ngerinya. Bukan Gaara namanya kalau ia sampai takut hanya karena gertakan Naruto, bahkan ia lebih tidak peduli kalau teman temannya menjauhinya, disebabkan kelakuannya yang berani melawan pemimpin geng terbesar disekolah

"Wah, Naruto itu berlebihan sekali..." entah darimana Ino bisa datang dan sekarang tepat di belakang Gaara, Gaara yang sedikit terkejut langsung mencoba untuk kembali bertingkah keren seperti biasa, karena tidak lucu image seorang Gaara luntur karena kaget

Yah,mungkin selain Ino tidak akan ada yang berani terhadap Gaara, selain karena Ino adalah wanita, itu juga karena Ino adalah sepupu jauh dari Naruto, jadi wajar kalo Naruto membiarkannya, toh kalau seandainya Gaara bisa menyukai Ino kan Naruto untung juga, tidak akan ada yang mengganggu hubungan mereka lagi

"Gaaraaaaa, ayoo bicara padaku !, sudah seharian kau tidak bicara padaku, Gaaraa.." Ino mengatakan dengan manja, lelaki bodoh sekalipun pasti akan tergoda apabila seorang wanita cantik memanggilnya dengan manja, tapi Gaara malah merasa jijik, apa Gaara itu lebih dari bodoh?

"GAARA, TUNGGU!" Gaara mempercepat langkahnya, karena ia merasa banyak waktu luang yang terbuang sia sia. Ia pergi ke tempat yang paling aman dimana Ino tidak akan mungkin mengikutinya,Kamar Mandi Pria, Ia mendobrak pintu dan segera menguncinya

" Gadis tidak waras itu..." kata Gaara yang nampak hanya bergumam ditambah gema dari suara bilik kamar mandi, ia mengepalkan tangannya tanda bahwa ia geram dan muak dengan hidupnya, ia bahkan bersumpah pada dirinya sendiri untuk mempunyai kehidupan lebih baik dimasa depan nanti

Gaara selesai berganti pakaian, ia menuju loker dan menemukan sebuah note kecil menghiasi loker miliknya. Tulisan itu sangat familiar, terutama bagi Gaara

AKU TIDAK TERIMA KAU MENYUKAI PACARKU

BESOK PULANG SEKOLAH KUTUNGGU KAU

DI GUDANG BELAKANG SEKOLAH

NARUTO

"Cih, anak itu..." giginya bergemeretak tanda bahwa Gaara telah marah, Gaara memukul lokernya dengan keras. tak seorangpun melihatnya kecuali Ino, hatinya ikut terluka melihat Gaara menderita, ingin Ino menghibur Gaara, tapi Ino takut usahanya akan sia sia seperti biasa

Sehabis olahraga ada pelajaran seni rupa. Pelajaran hari ini cukup menyenangkan, guru kurenai memang pintar membuat suasana kelas lebih hidup, tapi masih ada 2 orang yang sama sekali tidak mendengarkan penjelasan guru favorit tersebut. Gaara masih memandangi keluar jendela dan tidak tertarik dengan penjelasan gurunya, pandangannya sangat kosong. sepertinya ia memiliki banyak masalah, terutama masalah cinta, dan tanpa ia sadari sepasang mata biru aquamarine menatapnya dengan iba.

'Apa sekecil itu harapanku untuk bisa mendapatkanmu,Gaara?'

.

.

.


"Ah, Ino jangan menyerah untuk mendapatkan Gaara" untuk kesekian kalinya Naruto menyemangati Ino yang hampir putus asa, hal ini memang bukan pertama kali Ino putus asa setelah sekian lama mengejar Gaara dan sama sekali tidak ada perubahan yang signifikan antara mereka berdua. dan jangan berpikir bahwa Naruto itu membenci Gaara hanya karena Gaara menyukai gadisnya,ayolah Naruto bukan tipe orang yang seperti itu.

Kalau bukan karena ceramah dari Naruto, belum tentu Ino akan bertahan sampai sekarang, Ino juga wanita biasa yang hatinya tidak berasal dari baja.

"Apa aku harus menyerah saja ya?" Tanya Ino pada Naruto, Naruto hanya menghela nafas dan menatap langit yang berhiaskan awan putih yang indah

"Ino..."

"Hmm" Ino bergumam menanggapi Naruto

" Apa kau benar benar tau kejadian apa yang terjadi besok pagi?" Ino menggelengkan kepalanya, Naruto hanya tersenyum simpul

" Aku juga tidak tahu... Naruto menggantung omongannya

"...dengarkan aku Ino, banyak hal yang mungkin akan terjadi besok. Kita tidak tahu apa yang akan terjadi di masa depan kita nanti, mungkin sekolah kita kebakaran atau kepala sekolah kita masuk ICU,dan banyak hal lain yang tidak terduga lainnya" Ino menanggapi Naruto dengan tertawa, ia sangat menyadari kalau sepupunya itu humoris

"Aku serius Ino,termasuk jika suatu hari nanti Gaara bisa menerimamu apa adanya" Ino sedikit tersentak mendengar ucapan Naruto

Apa yang Naruto katakan mungkin benar, tapi itu sangat sulit terjadi,seakan bisa membaca pikiran Ino yang kacau Naruto kembali menatap langit luas

"Kau hanya perlu berusaha sedikit lagi, dan berharap"

"Berharap untuk apa?" Tanya Ino bingung

"Berharap suatu nanti Gaara bisa mencintaimu, dasar payah!" kata Naruto sambil mencubit hidung Ino yang mancung

"Ahh, SAAKIIIT... !"

Drrtttt..

ponsel Ino bergetar tak lama kemudian, Naruto ikut membaca isi pesan yang masuk di ponsel sepupunya, Ino agak sedikit tidak enak hati setelah membaca pesan itu karena akan meninggalkan Naruto sendirian

"Pergilah, setelah ini aku juga akan pulang ke rumah, apa kau pikir ibuku tidak mencariku apa?" kata Naruto seakan paham apa yang Ino mau katakan

Ino hanya membalas dengan senyuman imutnya, yang membuat Naruto selalu rindu pada sepupunya

.

.

Mall Konoha

18:00

"Sakuraaa,kau memang tahu cara menghibur temanmu" kata Ino bersemangat

"Tentu saja apalagi yang membuatmu senang selain belanja" Sakura sedikit bergumam dan ia sempat berfikir hanya dia yang dapat mendengar ucapannya sendiri

"Kau berkata sesuatu Sakura?"

"A...a...t-tidak tidak apa apa kok... Sakura gelagapan,tapi sebenarnya Ino tidak terlalu terpengaruh oleh ucapan Sakura, ia mengamati kaca etalase yang memajang boneka boneka lucu

"Boneka panda..." kata Ino masih menatap etalase

.

Sebuah boneka panda lucu akhirnya dibeli Ino, bulunya yang putih dan lembut mampu menghipnotis Ino untuk selalu memeluknya

"Sepertinya kau menyukai boneka itu, mulai sekarang kau pasti akan memeluknya setiap malam" Ino hanya tersenyum pada sahabatnya

"Ah,tidak. Aku akan memberikannya kepada seseorang" Sakura agak terkejut

"Tentunya untuk Gaara" tambah Ino

Tidak ada yang bisa Sakura lakukan selain tersenyum, ia tidak tahu bagaimana membuat Ino sadar, bahwa Gaara sudah tidak mungkin bisa Ino dapatkan. Ia hanya berharap suatu saat ada keajaiban yang bisa merubah pemikiran Sakura tentang Gaara dan Ino

"Oh,Ino,apa itu di luar?" Sakura mencoba mengalihkan pembicaraan

"Tidak tahu,tapi sepertinya menarik, ayo Sakura!" Ino menarik tangan Sakura dan menyeretnya keluar mall

"Eeh, jangan keras keras Inoo."

Kedua sahabat itu keluar dari mall konoha, ternyata hanya anak anak maniak astronomi yang sedang berkumpul.

"Oh, maaf mengganggu." Ino yang memiliki hasrat ingin tahu yang kuat segera menghampiri salah satu anak astronomi yang sedang membetulkan teleskop.

"Iya"

"Apa yang sedang kalian lakukan?" Tanya Ino

"Oh, lihatlah ke langit tengah malam nanti, menurut perkiraan kami akan ada hujan meteor yang indah, kami kesini untuk melihat peristiwa langka ini yang mungkin hanya terjadi kira kira setiap 150 tahun sekali" kata pemuda itu penuh prediksi

"Waah, bintang jatuh ya?" -sekarang Sakura yang bersemangat -"...aku ingin sekali melihatnya, sehingga aku bisa membuat harapan" sambung Sakura

"Harapan?" Tanya Ino bingung

"Aduuh, kau tidak tahu ya? Kalau kau melihat bintang jatuh, kau bisa membuat harapan dan harapanmu bisa menjadi kenyataan" Sakura menjelaskan layaknya guru menjelaskan muridnya

'Harapan ya?'

.

'Benarkah itu bisa berhasil?'

.

'Apakah masih ada harapan untukku?'

"Gaara..."

.

.


Malam ini sangat dingin, Ino merapatkan selimutnya dan mencoba untuk tidur, satu satunya suara yang terdengar hanyalah suara jam yang membuyarkan konsentrasinya,

"AARRGGGH..." Ino mengacak ngacak rambutnya karena malas,Ino bangun dari tempat tidur dan menuju jendela kamar. Ia menengok sebentar jam dinding kamarnya, sudah pukul setengah dua belas. Ino mencoba menenangkan diri dengan membuka jendela dan melihat langit malam, ia biarkan angin malam itu menghempas wajahnya, menerbangkan poninya. ia menatap angkasa yang dipenuhi banyak bintang.

'Indahnya...' batin Ino sambil tersenyum

"Itu apa ya...? -mata Ino menyipit,mencoba memfokuskan pandangan matanya kelangit- ...itukah bintang jatuh yang dimaksud?"

Ino memejamkan matanya beberapa saat, ia menggenggam tangannya dan ia menaruhnya di depan dadanya, Bintang itu bersinar cukup terang,tapi sesaat kemudian menghilang dari langit,meninggalkan sinarnya yang beberapa saat lalu sempat menghiasi langit.

Ino membuka matanya perlahan, hatinya terasa tentram seketika, dan senyum mengembang di pipinya

"Hooaaam..." Ino menguap lebar, ia melirik sebentar pada boneka yang barusan ia beli. sepertinya ini sudah lewat jam tidurnya, ia menutup jendelanya dan kembali ke tempat tidurnya

'Malam ini sangat dingin' batin Ino,ia menyelimuti seluruh tubuhnya dan mulai kembali tidur

Dilangit puluhan bintang jatuh dari angkasa. Yang siap mengantarkan Ino ke alam mimpinya

.

.

KONOHA HIGH SCHOOL

Hari ini semua berjalan dengan tenang termasuk Ino, gadis yang biasanya cerewet ini kali ini terlihat tenang, tidak terlalu banyak bicara, apalagi terhadap Gaara. Gaara merasa senang senang saja kalau Ino tidak mengganggunya, walaupun ada perasaan aneh, saat Ino acuh padanya selama seharian. tapi Gaara tidak ingin memperdulikannya. Baginya,lebih baik memikirkan cara merebut Hinata dari Naruto daripada memikirkkan Ino

"Ino... kau sakit ya?" terlihat sekali kalau Sakura sangat memperhatikan sahabatnya

Gaara yang mendengar pembicaraan antara Sakura dan Ino mencoba untuk menguping

"Oh,tidak Sakura,tapi.. Ino menunduk kebawah,

sekejap kemudian Ino kembali menampakkan wajah cerianya dengan senyum mengembang di wajahnya

"..Tidak apa apa, Sakura-chan!" Sakura lega, sahabatnya bisa tersenyum kembali. Walaupun sebenarnya Ino masih menyembunyikan kesedihan akan cintanya, mereka berdua kembali memperhatikan pelajaran, meninggalkan Gaara yang masih asik dengan pikirannya sendiri

TIK..TOK..TIK..TOK

Pelajaran guru Anko sudah selesai

Jam entah mengapa berjalan sangat cepat, walaupun begitu tidak tampak kekhawatiran Gaara akan Naruto yang sebentar lagi akan memberinya 'pelajaran' atas semua yang dilakukannya dengan hubungan Naruto dan Hinata setelah pulang sekolah.

Gaara tidak terlalu memikirkan semua itu, tetapi Ino tidak bisa diam melihat Gaara akan dihajar habis habisan oleh sepupunya. ia terus melihat Gaara dan meremas ujung roknya

'Gaara... kau yakin akan baik baik saja?'

.

.

Bel pulang sudah terdengar kurang lebih setengah jam yang lalu, Gaara masih mengemasi barang di lokernya dan pulang seperti biasa, tidak ada rasa takut pada dirinya akan ancaman Naruto beberapa hari lalu. Tanpa Gaara sadari Ino masih memperhatikan Gaara dari jarak yang lumayan dekat, dengan memeluk boneka panda yang akan ia berikan kepada Gaara

Ino menarik nafas perlahan,untuk memantapkan niatnya, ia berjalan menuju Gaara,ia percepat langkahnya.

Merasa ada yang menghampirinya, Gaara pun menoleh. Mata Ino dan Gaara saling bertemu. Ino yang gugup menghentikan langkahnya,menyisakan jarak antara mereka berdua, diremasnya boneka panda itu

Hening

Masih belum ada yang mau berbicara diantara mereka berdua,dari jarak yang ada Ino mencoba memberikan boneka itu pada Gaara, namun hanya dibalas oleh lirikan sinis dari Gaara, seakan lirikan itu berkata

'Hal-bodoh-apa-lagi-yang-akan-kau-lakukan?"

Ino mencoba mengatur nafas dan memulai pembicaraan, keringat dingin mengalir dari pelipisnya dan membasahi poninya

"Akhir-akhir ini kau pasti kurang tidur...-Ino kembali terdiam,ia mencoba menenangkan dirinya dan melanjutkan pembicaraan...-itu terlihat jelas dari kantung matamu."

"Lalu apa hubungannya dengan boneka panda?" Tanya Gaara ketus

Ino mencoba memilah kata yang pantas untuk menjawab pertanyaan Gaara

"Oh, aku membelinya agar kau bisa tidur lebih nyenyak. Bila aku tidak bisa tidur,memeluk boneka dapat membuat hatiku lebih nyaman"

"Pergilah...kau membuang waktuku"Gaara meninggalkan Ino yang masih mematung disana. Gaara tidak peduli bahwa perilakunya sangat melukai Ino dan membuatnya menangis .

Tapi Ino masih belum menyerah, ia kembali mencoba mengejar Gaara. Ia menarik tangan Gaara sekaligus menghentikan langkahnya

"APA YANG KAU LAKUKAN INO!" kata Gaara kesal

Gaara yang awalnya sangat jengkel hatinya perlahan mulai mencair saat melihat Ino menangis. Bagi Gaara, itu adalah pertama kalinya melihat Ino menangis, pertama kalinya melihat Ino sangat putus asa

"Tolong... beri aku kesempatan Gaara, aku berjanji akan bisa lebih dari Hinata .aku berjanji tidak akan membuatmu kecewa, beri aku kesempatan" kata Ino memohon

"Maaf Ino, aku tidak bisa" ucap Gaara tegas

Ino melepaskan genggaman tangannya dari Gaara perlahan, walaupun Ino menangis ia mencoba tersenyum sebisanya

"Ah,begitu..."

bahkan mungkin Naruto juga akan menyadari kalau itu hanya senyum palsu untuk menutupi kesedihannya

"Hinata-chan memang cantik ya? aku sangat iri" Ino masih mencoba tersenyum

"Hentikan senyum palsumu Ino,kau terlihat bodoh!"

perlahan Ino mulai berjalan mundur,membuat jarak yang semakin jauh antara dirinya dan Gaara

"Setelah ini aku tidak akan mengejarmu lagi, Gaara. Mungkin ini terakhir kalinya kau melihatku seperti ini " kini Ino berbalik, dan menjauh dari Gaara

Gaara masih tidak mengerti,memang ini yang diinginkan Gaara sejak dulu, tapi kenapa ia merasa tidak rela? kenapa hatinya juga ikut sakit?

" dan satu lagi... Ino berhenti dan menoleh pada Gaara...kalau kau merasa sedih, atau punya banyak masalah. Aku adalah orang pertama yang siap membantumu" kata Ino sambil tersenyum

Koridor sekolah mungkin satu satunya saksi bisu akan pahitnya cinta Ino, dan Gaara sendiri masih mematung disana. mencoba memproses apa yang baru saja terjadi pada dirinya. Pikirannya berkecamuk, ia bingung apa ia harus senang atau sedih,atau tidak keduanya.

"Hei,mau kemana kau? PERUSAK HUBUNGAN ORAANNG!" Naruto berteriak, saat mengetahui Gaara tak jauh dari penglihatannya. Gaara merasa panas saat Naruto memanggilnya, tapi memang benar itulah yang terjadi. Seakan tidak peduli Gaara mencoba meninggalkan Naruto,membiarkannya mengoceh seperti orang gila

"DENGARKAN AKU,BRENGSEK!"

Gaara menghentikan merasakan langkah kaki yang semakin dekat menuju ke arahnya ia menoleh dan mendapati Naruto mendekati dirinya dan mengepalkan tinju ke arah muka Gaara

BUAGKH!

pukulan keras tepat mendarat di hidung Gaara,menyebabkan sebagian darah yang keluar mengotori seragam sekolahnya. Naruto masih memandangnya dengan wajah kesal, dengan nafas yang terengah engah Naruto mencoba mengatakan sesuatu

"Aku... tidak suka, ada orang yang tidak menghargai orang lain" Naruto mencoba menenangkan dirinya

"Aku mencoba bersabar saat kau menyukai gadisku, tapi aku tidak bisa diam saat kau memperlakukan Ino seperti itu" Naruto mencengkram kerah seragam Gaara.

Gaara membelalakkan matanya, ternyata ada orang yang melihat kejadian itu

Naruto masih kesal dengan Gaara. kini Ia mencengkram baju Gaara,gigi Naruto bergemeretak

"Cobalah...untuk menyukainya. dia gadis yang baik" kini Naruto terlihat sangat putus asa, cengkramannya mengendur dan menyisakan ruang bagi Gaara untuk bernafas, walau pun tampak samar, tapi Gaara yakin bahwa ada Ino sedang sedih melihatnya, dan mungkin hanya Gaara yang menyadari ada Ino di situ

"Aku...tidak akan menyukai Ino" kata Gaara tanpa ragu

Ino yang mendengar kegaduhan dari Gaara berasal segera menghampirinya, Betapa terkejutnya ia saat melihat Gaara tengah dipukuli oleh sepupunya

Naruto bahkan sudah muak,dari pandangan Gaara sudah terlihat Ino berkaca kaca,sedangkan Gaara sendiri tidak merasa bersalah

"KATAKAN SEKALI LAGII !" kini Naruto bersiap meninju muka Gaara

Gaara yang merasa akan terkena hamparan keras dari Naruto mencoba memejamkan mata, dan sekuat mungkin akan menahan rasa sakit dari Naruto

1 detik

5 detik

30 detik

Hening...

.

.

.

'Ada yang aneh' pikir Gaara, ia memberanikan diri untuk membuka matanya, dan betapa terkejutnya dia melihat hal yang tidak biasa, Gaara melirik pada jam sekolah, jarum jam itu berhenti seketika.

"AKH..." Gaara ingin berteriak, tapi rasanya seperti ada yang mengganjal dalam tenggorokannya bahkan suara pun susah ia keluarkan.

Tangan Naruto berhenti,beberapa centi dari wajahnya. Gaara juga mencoba melihat ke sekelilngnya,dari pandangan matanya anginpun tidak bisa menggerakkan bunga bunga,Gaara mencoba berjalan untuk memastikan apa yang terjadi sebenarnya, dari kejauhan Nampak Ino yang sedang menangisi Gaara,tapi air matanya tidak sampai menyentuh tanah, air berhenti mengalir. Bahkan kupu kupu yang terbang diam, tidak bergerak Pesawat airbus yang jaraknya puluhan kilometer di atas kepalanya pun seakan mengambang dan terhenti

Gaara menyadari sesuatu

'Waktu telah berhenti' gumamnya,

Dari kejauhan Gaara melihat seberkas sinar yang menghampirinya. Lama kelamaan Gaara menyadari itu bukan sinar mengulurkan tangannya,seakan ingin mengajak Gaara.

'Ikutlah,bersamaku...dan akan kutunjukkan sesuatu..."

Gaara membelalakkan kedua matanya

"K-Kau...KAU...KAU!"

Bersambung