White Flag

Chap 1

Yo, Minna-san!

Ota kembali membuat fic aneh, ancur, gaje, bla bla bla.

Yah, semoga saja readers tidak mencaci maki saia karena membuat fic yang baca bisa bikin muntah.

*lebaiiiiiii*

Dari judul udah ketahuan kan, kalo ono saia ambil dari judul lagu milik kakak saia DIDO 'White Flag'

Saia lagi jatuh cinta ma lagu ini soalnya. Jadi, saia bikin ajah jadi judul fic gaje saia.

Jadi, jika cerita ma judulnya gak cocok, maaph-maaph saja.

Author's Note: selain judul yang saya adaptasi dari Dido,. Fic ini juga terinspirasi dari novel buatan Shoko Tendo, 'Yakuza Moon'. Ada yang udah pernah baca? Tapi, disini gak ada Yakuza, narkoba, geisha, dll. Cuma sekedar inspirasi buat saia.

Don't like. Don't Read

BLEACH belong to Tite Kubo

White Flag belong to Dido

Yakuza Moon belong to Shoko Tendo

This Fic belong to me (Mitsuki Ota)

Rate

T

.

.

.

Pairing

Ichiruki

.

.

.

Genre

Hurt/comfort

.

.

.

Author

Mitsuki Ota

.

.

.

"Rukia, maafkan aku." Sosok laki-laki berwajah putih pucat yang diketahui bernama Ulquiorra Schiffer itu masih menggenggam erat tangan kekasihnya, Kuchiki Rukia. Tangan dan hatinya seperti menggambarkan kalau ia sangat tak ingin melepaskan gadis bermata violet yang ada dihadapannya ini. Begitu erat genggaman tangan Ulquiorra pada gadisnya. Seperti cinta yang ada dalam hatinya untuk gadis ini.

Rukia diam

Sebenarnya ia sedang menahan emosinya sekarang. Menahan emosi yang bergemuruh dalam dadanya. Ingin sekali ia berteriak pada kekasihnya bahwa ia sakit. Sakit saat Ulqui berhasil membuat hidupnya hancur berantakan. Rukia ingin menangis sejadi-jadinya. Saat hidupnya yang sudah ia impi-impikan hanya akan terisi dengan canda tawa dengan Ulqui, harus menerima kenyataan pahit.

Rukia berangan-angan kelak akan hidup bahagia bersama Ulquiorra dan anak-anak mereka. Tapi, angan-angan hanya akan menjadi sebuah angan. Kehidupan yang Rukia impikan hancur lebur menjadi serpihan kecil-kecil karena satu nama.

Inoue Orihime

Nama yang membuat jantung Rukia berdegup lebih kencang, tak terkendali karena diselimuti oleh kabut kemarahan dan kebencian. Rukia menyalahkan gadis itu.

Semua salahnya!

Semua salah gadis itu!

Inoue Orihime

Gadis yang sudah membuat hubungannya dengan Ulquiorra, kekasihnya terancam putus ditengah jalan. Padahal, mereka akan melangkaj ke satu tahap yang amat serius, yaitu 'Pernikahan'.

Menikah

Ya, Rukia sudah merencanakan pernikahannya dengan Ulquiorra yang sudah ia idam-idamkan dari dulu. Saat pertama kali Rukia bertemu dengan Ulquiorra, ia sudah bisa merasakan takdirnya, yaitu menikah dengan Ulquiorra. Tapi. Masihkah ia bisa mengatakan semua itu pada dirinya sendiri? Takdir untuk hidup bersama dengan Ulquiorra? Lucu sekali.

Kalau dipikir-pikir takdir begitu kejam ya, pada gadis mungil ini? Ia hanya ingin menikah dengan orang yang ia cintai. Tapi, takdir sepertinya ingin membuat hidup Rukia terisi dengan kekecewaan dan penderitaan. Ia sepertinya akan gagal menikah dengan kekasihnya, yang sudah menemani tidurnya selama 2 tahun belakangan ini.

Sepertinya akan gagal? Mungkin pernikahan Rukia dengan Ulquiorra karena satu alas an.

Inoue Orihime HAMIL

Jantung Rukia ingin berhenti berdetak. Tubuhnya lemas terkulai saat memdapati kenyataan pahit itu.

Kalau saja Inoue Orihime tidak hanil

Andai saja semua itu hanya omongan kosong belaka

Andai saja semua itu hanya mimpi, maka Rukia akan senang sekarang

Tapi, semua itu benar adanya

Mungkin bukan masalah bagi Rukia, jika gadis bernama Inoue itu hamil. Toh, Rukia tak mengenalnya. Tapi, yang jadi masalahnya sekarang adalah.

Kekasihnya yang menghamili Inoue

Ulquiorra yang menanam benih pada gadis itu

Yah, meskipun dengan unsure tak kesengajaan. Tapi tetap saja Ulqui bersalah disini. Dan unsure ketidak sengajaan itulah yang membuat hati Rukia tercabik-cabik.

Apakah ia pernah merebut kekasih orang lain?

Kurasa tidak,

Lalu, mengapa sekarang kekasihnya direbut oleh orang lain?

Apa salah Ruki?

Apa salah gadis mungil bermata violet ini?

Tolong, tunjukkan dimana letak kesalahannya!

Kami-sama memang sedang mengujimu, Rukia!

Dengan menguji kesabaranmu, lewat Ulquiorra

Sebentar lagi kekasihmu akan menikah!

Dia akan menjadi milik orang lain!

Bukan milikmu, lagi!

"Gugurkan bayi itu," sebuah kalimat yang meluncur dari mulut sang kekasih membuat si wajah datar, Ulquiorra melepaskan tangannya pada sang takmanusiawi memang. Tapi, wajar-wajar saja jika ia berkata seperti itu pada kekasihnya. Bayangkan jika kekasihmu sendiri tega menghamili orang lain. Bagaimana perasaanmu? Bagaimana? Sudah pasti hancur, bukan?

Lalu, apa yang akan kau lakukan?

Memutuskan pacarmu?

Menghajar kekasihmu?

Memunuh orang yang sudah membuat hidupmu hancur?

Atau membunuh gadis yang telah hamil dengan kekasihmu

Mungkin, ada hal lain yang ingin kau lakukan?

Tapi, Rukia tak sampai hati untuk nenutuskan kekasihnya itu. Ia amat mencintainya. Rukia juga tak setega itu pada gadis itu. Sampai mau membunuhnya, bersama dengan anak yang dikanfungnya. Andai Rukia tak punya hati, ia pasti akan melakukan hal itu.

"Rukia," pamggil Ulquiorra lirih pada kekasihnya. Pemuda berwajah pucat itu sedang mencari kebenaran dari omongan sang kekasih lewat sorot matanya. Tapi, yang ia dapatkan hanya sorot kebencian dan kemarahan yang tergambar jelas lewat mata si gadis mungil ini.

"Rukia, apa kau tega membunuh anakmu sendiri? Darah dagingmu sendiri? Aku tak sanggup! Kumohon, mengertilah,"

"lalu, kenapa kau tega menghamilinya?" Rukia menaikkan satu oktaf suaranya.

"Aku tahu semua salahku! Aku yang telah menghamili Orihime. Tapi, apa kau juga tega padaku? Dia mengandung anakku, Rukia!"

"Lalu, apa yang akan kau lakukan? Menikahinya dan meninggalkanku? Begitu yang kau maksud, tuan Schiffer?"

Ulquiorra diam

Benar juga apa yang Rukia katakana barusan. 'Menikahinya dan meninggalkanku?'. Dia tak mencintai gadis itu, Inoue Orihime. Yang ia cintai hanya Rukia seorang. Gadis yang ada dihadapannya.

Laki-laki itu menyentuh pipi sang kekasih dengan kedua tangannya. Didekatkannya wajahnya ke wajah Rukia, sampai kening mereka bersentuhan. Ia mencium singkat bibir merah sang pujaan hatinya.

"Mana mungkin aku tega meninggalkanmu, Rukia. Aku mencintaimu."

Rukia menangis

"Mungkin memang benar jika aku akan menikahi Orihime. Tapi, itu hanya sebagai bentuk tanggung jawabku karena telah menghamilinya, tak lebih. Terlebih, aku tak mencintainya, Rukia. Aku hanya mencintaimu," suara Ulquiorra melembut.

"Benarkah?" Ulquiorra menggangguk

"Setelah Orihime melahirkan, aku akan menceraikannya dan akan menikahimu,"

"Aku janji,"

Rukia tersenyum dan memeluk Ulquiorra.

.

.

.

+TBC+

.

.

.

Ota mau Tanya ama Readers sekalian.

Apa pantas, Ota lanjuti fic ini?

Atau lebih baik Ota apus ajah?

Ota tunggu jawabannya lewat kotak review, PM, Fb juga bisa.

*plakkk*

Seperti biasa,

R
E
V
I
E
W

P
L
E
A
S
E