TWO HEART
Author : Rainy Heart
Length : Series
Rated : T to M
Cast :
- Heo Young Saeng a.k.a Youngshimi
- Kim Hyun Joong a.k.a Joongie
- Kim Hyung Jun a.k.a Junnie
- Kim Kyu Jong a.k.a Kyu
- Park Jung Min a.k.a Jung Min
Pairing : HYUNSAENG (Kim Hyun Joong x Young Saeng )
Slight KYUSAENG (Kim Kyu Joong x Heo Young Saeng) #meski author gag rela gag papa dah#
Genre : Romance / Drama/ Hurt / Comfort
Warning : Its YAOI not Homo... ! I hate that when people just read and they say it was too bad... better don't read anyways or then i wish that very annoying person will go to hell quickly...
THIS FIC JUST FOR YAOI LOVERS
Summarry : Dia harusnya milikku dan aku tahu kami ditakdirkan bersama, tapi mengapa kau yang memilikinya... ? Apakah kau benar-benar mencintainya...?
Annyeong Readerdeul... ... q mw post ff baru nih. Dari pada gag da kerjaan dirumah soalnya lagi libur panjang. Semoga bisa jadi obat kangen buat HYUNSAENG Lovers...
Bagi yang udah request Kyusaeng, ya meski author gag rela tapi tenang aja... tunggu moment mereka di fic ne. Trus buat yang req NC... hadewwwhhhhh... author gag bisa bikin NC, pas author bikin scene ciuman ajah panas dingin sendiri, tapi kalau author udah kuat lahir bathin ... tenang ajah.. diusahain kok...
Jeongmall Gomawoyo
Happy Reading
Chapter 1
"Gomawo..." Kataku pada Ahjussie yang sudah memarkirkan mobilku. Hyundai High School, Seoul.
'Aishhhh... ini sungguh ... !' Batinku sambil memainkan kunci mobilku.
Aku berjalan menuju kelasku dengan perasaan yang tak dapat kugambarkan. Antara bahagia dan tak percaya. Karena aku bisa masuk disekolah elit yang tak sembarangan orang bisa bersekolah disana. Anggaplah aku sangat beruntung karena memiliki orang tua yang sangat emmmm... apa yah... ah ya AMAZING... mereka menakjubkan.
Aku... Heo Young Saeng yang terlahir dari keluarga yang biasa saja tadinya. Tapi karena keajaiban yang entah datang dari mana ayahku menjadi orang kaya mendadak ketika menemukan tumpukan emas di pekarangan(?) belakang rumah saat menggali kuburan untuk Shin, anjingku yang mati karena tertabrak sepeda tetanggaku.
'Kasihan sekali'
Dan sekarang inilah aku berjalan dengan tegapnya saat keluar dari mobil Mayback 62S Landaulet silverku. "Ow Em gie... that car is so expensive..."
"Kya... Young Shimi...!" teriak yeoja – yeoja aneh di sepanjang perjalananku menuju kelasku.
"Saranghaeyo... Youngshimi... saranghae...!"
'Kenapa mereka suka sekali berteriak.' Batin Youngshimi sambil tersenyum pada mereka semua.
Youngshimi POV
Aku sampai di kelasku Sastra tingkat 3, ya karena aku memang masuk di sekolah ini pada awal tahun tingkat 3 dimulai dan untungnya aku mempunyai tetangga yang cantik ini hingga aku dengan mudah menyesuaikan diri selama satu semester pertama. Lee Taeyeon.
Tadinya aku sedang asyik membaca buku tapi kesibukanku tergangu karena satu hal yang tak pernah aku duga sebelumnya.
"Terimalah... oppa Saranghaeyo..." kata seorang gadis seraya memberikan kotak pink yang entah berisi apa itu kepadaku.
"Apa ini...?" kataku seraya membuka kotak itu.
"Mwooo... !" teriakku setelah melihat apa isi kotak itu.
Aku sangat- sangat tak percaya dengan apa yang ada di dalamnya. Membayangkan saja tak pernah. Bagaimana tidak, aku dulu adalah namja biasa saja dengan kaca mata tebal yang selalu menemaniku kemanapun karena aku tak mempunyai teman. Salahkanlah dulu keadaanku yang miskin. Tapi sekarang...
"Nae michieyeoseo... Kau gila...!" kataku memberikan kotak itu kembali padanya.
Gadis itu menunduk dan hampir menangis.
'Oh ayolah... jangan menangisiku seperti itu...'
"Oppa... aku hanya bisa memberikan ini pada Oppa ... mianhe kalau ini kurang mahal." Kata gadis itu yang lalu mengulurkan kotak itu padaku lagi.
"Aku menghargaimu Taeyeon-ah, tapi aku tak mau menyakitimu dan dianggap mempermainkanmu. Kau sudah seperti adikku sendiri. Aku tak mau kau menganggap aku mencintaimu hanya karena kau memberikan mobil mahalmu padaku. Rasanya seperti kau membeliku Taeyeon-ah."
"Ahniyo... Young Shimi-ssi. Aku akan sangat senang jika kau mau menerimanya." Kata Taeyeon masih menyulurkan kotak tempat kunci mobil itu.
"Andwee... Taeyeon-ah jangan memaksaku." Kataku lalu pergi meninggalkannya yang mungkin sedang menangis.
Aku memilih kembali ke kesibukanku semula dan mulai membaca bukunya yang beratnya mencapai 5 kilo.
"Hufthhh... masih setengah lagi. " keluhku memandangi buku tebal ini.
"Ishh... kapan aku bisa menyelesaikan dan membuat ringkasan dari buku yang sangat membosankan ini." Kataku karena bosan aku hampir mati sekarang.
Tak lama kemudian Park Songsaenim datang dan kelasku dimulai. Sungguh pelajaran ini sangat membosankan. Ditambah lagi dengan kejadian tadi yang membuatku merasa tak nyaman lagi jika harus bersama Taeyeon kemana-mana. Aku takut menyakitinya.
'Taeyeon-ah... kenapa kau bisa-bisanya melakukan itu padaku' batunku karena aku memang tak pernah menduganya.
Setelah 4 jam membosankan itu akhirnya kami istirahat juga. Bagaimana bisa Park songsae terus saja berbicara entah apa itu tanpa henti selama 4 jam. Apa dia tidak kelelahan sedangkan aku yang mendengarkan saja sungguh mengantuk.
Aku keluar kelas dan pergi ke perpustakaan. Kalau biasanya aku akan bersama Taeyeon kemana-mana kini aku sedang ingin sendiri.
"Youngshimi Hyung... katanya kau menolak Taeyeon pagi ini ya...?" kata Junnie, temanku satu tingkat di bawahku.
Ia mendekat dan duduk dihadapanku terus melihatku dengan tatapan yang sungguh membuatku kasihan padanya. Aku tahu Junnie menyukai Taeyeon.
'Kenapa dia sampai tahu sih' aku hanya bisa mengumpat dalam hati.
"Jawab aku Young Saeng Hyung..." pintanya lagi.
"Ya... aku hanya menganggap dia adiku, jadi aku takkan memiliki perasaan yang sama padanya tenanglah Junnie dia pasti akan melihatmu jika kau terus berusaha... Hwaiting... !" kataku menyemangatinya.
Tapi lihatlah Junnie dia hanya menunduk menekuk wajah tampannya itu.
"Hey... jangan memasang wajah seperti itu didepanku... bisa-bisa orang yang melihatnya menyangka kalau aku memarahimu."
Aku mencoba menenangkan Junnie yang kuanggap seperti dongsaengku sendiri karena aku memang anak satu-satunya.
" Sudahlah Junnie jangan pikirkan perasaan Taeyeon padaku, aku tak punya perasaan apa-apa padanya. "
Aku sudah tak tahan melihat wajahnya yang hampir menangis itu. Dari pada dia salah paham dan berpikir yang tidak-tidak terus akhirnya aku menceritakan rencana gila ayahku yang menjodohkanku dengan anak sahabatnya.
"Dengar Junnie-ah aku akan menceritakan rahasia gila yang entah mengapa hal seperti ini bisa terjadi padaku. Tapi kau jangan mengatakannya pada siapapun."
"Apa itu hyung..." tanyanya dengan semangat. "Aku takkan menceritakannya pada orang lain... yakhsokae..."
"Aku merasa ayahku memang sudah gila karena banyak hal yang terlalu mengejutkan seperti sebuah keajaiban yang terjadi padanya." Aku menghela nafasku sebentar.
Aku menatap mata Juunie yang kini terfokus padaku.
"Karena ayahku menemukan tumpukan emas di belakang rumah selain ia mempunyai uang yang banyak ia juga sudah menjadi gila. Kau tahu dia menjodohkanku dengan seorang laki-laki yang bahkan aku tak mengenalnya. Katanya sebagai ucapan terima kasih karena orang itu mau membantunya untuk mengembangkan usahanya. "
Aku terdiam melihat reaksi Junnie yang biasa-biasa saja.
'Kenapa sepertinya ia tak terkejut..?' batinku keheranan.
"Ayahku sungguh gila bisa-bisanya aku yang seorang namja dijodohkan dengan seorang namja. Dan kau tahu Junnie dia juga bersekolah disini. Ayahku benar-benar kelewatan." Kataku seraya menutup buku yang ku baca.
"Kau tahu hyung... yang dijodohkan denganmu itu adalah kakakku..."
"Mwoooo... !"
Aku kaget setengah mati. Rasanya ingin mati saja sekarang ini.
"Jangan bercanda Junnie-ah... ini tak lucu." Kataku seraya mengacak-acak rambut pendeknya.
"Apa nama ayahmu hyung...?" tanyanya lagi " Bukankah Heo Young San...?"
'Omona... bagaimana ia tahu...?" aku merasa jantungku berhenti berdetak saat ini. Aku sesak sangat sulit bernafas.
"Jangan katakan kakakmu adalah anak kelas drama yang sangat dingin dan penyendiri itu...?"
Aku mencoba menanyakannya pada Junnie karena beberapa kali aku melihat Junnie berangkat sekolah dengan namja tampan itu. Ya dia memang tampan dan sangat mengagumkan.
'Aisshhhh... aku mulai berfikir yang tidak-tidak...'
"Nde... hyung... kau benar sekali. Dia adalah hyungku" katanya datar. "Sebenarnya ia tidak dingin hanya tak suka diganggu orang lain saja. Dia menjadi begitu sejak kematian adik kami 2 tahun yang lalu karena kecelakaan yang terjadi padanya."
Aku melihat mata junnie mulai berkaca-kaca. Aku jadi penasaran sekali dan ingin mengetahui lebih dalam tentang seorang Kim Hyun Joong. Kakak dari Kim Hyung Jun .
"Ceritakanlah padaku Junnie-ah"
Kulihat matanya mulai basah. Tapi ia menyekanya dan mulai menceritakan kejadian itu padaku.
"Saat itu kami pergi mengunjungi pamanku yang sedang mengadakan pesta pernikahan putrinya. Karena adikku Kibum harus les terlebih dahulu jadi Hyungku yang menunggunya dan akan berangkat bersamanya setelah les Kibum selesai. Jadi aku dan kedua orang tuaku berangkat terlebih dahulu... hajiman... (tapi)... saat kami baru tiba dirumah paman... tiba-tiba ayah menerima telfon yang ternyata dari rumah sakit dan menyatakan kalau..."
Kulihat Junnie mulai menangis sesenggukan, ia menghentikan ceritanya sebentar. Lalu dia mencoba menenangkan dirinya sendiri. Kulihat dia meremas dadanya mungkin ini begitu perih dan sangat menyiksanya.
"Kalau Kibum tak dapat diselamatkan.. mereka kecelakaan saat tiba-tiba saja ada truk yang tak sengaja menyenggol(?) badan mobil yang dibawa hyungku hingga akhirnya mereka terpental ke tepi jalan dan menabrak pohon. Aku... aku..."
" Uljima Junnie... jangan menangis."
"Karena hal itu, hyungku memang dapat diselamatkan tapi karena kematian Kibum dia selalu menyalahkan dirinya sendiri. Dia mengatakan kepada semua orang kalau dialah penyebab kibum meninggal. Sejak saat itu dia selalu seperti ini dangat dingin dan tak mau diganggu orang lain. Dan setiap hari sabtu dan minggu dia akan pergi ke makam kibum meski hanya untuk meletakkan bunga dandelion disana."
Junnie terus saja menangis. Ya aku tahu pasti sakit rasanya, mungkin lebih sakit dari pada aku yang ditinggal mati anjing kesayanganku. Aku sekarang mengerti mengapa Joongie bersikap sangat dingin pada orang lain.
"Jebal hyung... bawa kembali Joongie hyung yang dulu. Aku merindukannya... hiks... hiks..." kata Junnie disela tangisnya.
Dan entah mengapa rasanya aku ingin membawa kembali Joongie yang dulu. Ya... meski aku tak suka harus menikah dengannya yang sesama namja tapi ada sisi hatiku yang mengatakan kalau aku harus bisa mengubah sikap Joongie.
"Nde... yhaksoke... tenanglah aku akan berusaha untukmu, untuk umma dan appa dan juga untuk Kibum yang ada di surga sana."
"Jeongmall gamsahamnida hyung... "
Aku hanya mengangguk dan tersenyum manis. Melihatnya rapuh seperti ni aku sungguh tak tega.
Dan disinilah aku disana bersama Junnie. Didepan makam kibum yang sangat wangi karena begitu banyak gladiol putih di sana.
"Hyung ... terima kasih kau sudah mau menjenguk Kibum, aku rasa ia akan senang jika memiliki Hyung yang sangat cantik dan manis sepertimu." Kata Junie seraya tersenyum dan menggenggam tanganku.
Aku hanya tersenyum dan kembali menatap makam Kibum.
"Aku berjanji Kibum-ah. Aku akan membawa kembali Joongie yang dulu." Kataku.
Lalu kami pulang bersama. Dalam fikiranku kini hanya ada seseorang yang sangat membutuhkanku. Dan aku harap aku bisa membantunya melupakan kesedihanya.
'Kim Hyun Joong, aku akan membawa kau yang dulu kembali ke keluargamu. Mereka sangat merindukanmu.' Janjiku dalam hati.
Aku mengantarkan Junnie pulang kerumahnya sekalian untuk mengetahui dimana rumah calon appa dan umma mertuaku.
'Hii ... hi.,... entah kenapa aku senang sekali. Apakah aku akan menerima Joongie sebagai suamiku. '
Batinku sambil terus menyetir.
'Ya kurasa ia tidak buruk selain tampan ia juga punya sesuatu yang seperti magnet yang menarikku sejak hari pertama aku masuk ke sekolah itu. Hah... aku sudah gila...'
"Gamsahamnida Hyung... kau sudah mengantarku. Kau mau masuk dulu...?"
"Ah.. tidak aku akan pulang saja, mungkin besok atau nanti malam aku akan ke rumahmu karena aku akan membicarakan pertunangan ini dengan ayahku lebih lanjut." Aku menatap mata Junnie yang menyiratkan harapan yang dalam padaku.
"Hyung... aku sangat berhutang padamu. Bagaimana kau bisa membalas kebaikanmu hyung."
"Cukup kau dengan menjadi dongsaeng yang baik bagiku. Itu sudah lebih dari segalanya." Kataku lalu memeluknya.
"Ya sudah aku pulang dulu Junnie-ah. Berikan salamku untuk appa dan umma."
Aku pergi setelah tak melihat bayangan Junnie lagi. Aku sangat menyayangi Junnie karena aku anak tunggal dan selalu sendiri jadi ketika aku akan menjadi hyung rasanya sangat senang.
"Youngshimi... hwaiting... !" teriakku menyemangati diriku sendiri.
Youngshimi POV end
#Rumah Youngshimi
"Appa... bolehkah aku bertanya sesuatu padamu...?" tanya Young Saeng.
"Wae... kau penasaran dengan siapa yang aku jodohkan denganmu...?" tanya Appa Young Saeng seraya melepas kaca mata tebalnya.
"Ahni... aku sudah tahu appa."
Mendengar itu ayah Young Saeng bukan terkejut malah biasa saja seperti tak terjadi apa-apa.
"Jadi kau setuju kan...?" tanya ayah Young Saeng lebih lanjut.
"Nde... jadi kapan kita kesana...?"
"Kita tidak kesana tapi mereka yang kesini." Jawab Ayah Young Saengi.
Dan tidak lama terdengar bunyi bel rumah mereka. Segera saja ayah Young Saeng menyambut tamu mereka itu.
"Wah... Kim Jong Woon ...selamat datang, aku sudah menunggumu." Sapa ayah Young Saeng seraya memeluk erat sahabatnya itu. "Kau tahu putraku sudah tidak sabar untuk bertemu dengan Pangerannya..."
Mereka lalu tertawa terbahak-bahak tanpa memperdulikan dua anak yang kini sedang saling melempar deathglare. Young Saeng sebenarnya ingin bersikap manis tapi begitu melihat reaksi dari Hyun Joong rasanya niat itu telah lari jauh karena ketakutan melihat mata dingin dari Joongie.
"Youngshimi... kenalkan dia putraku yang sangat tampan namanya Kim Hyun Joong atau panggil saja Joongie. Dan dia juga satu sekolah denganmu. Ah... pas sekali ya kan Young San hyung..." kata ayah Hyun Joong seraya menepuk bahu sahabatnya itu.
"Nde... kau benar sekali. Kenapa putramu bisa setampan ini Jong Woon-ah aku akan sangat senang punya menantu setampan dia."
Tapi lihatlah orang yang sedang dibicarakan kedua ayah itu. Dia hanya diam tanpa ekspresi sambil memandang gelas kopi yang disajikan maid Young Saeng tadi.
Sementara uri Saengi hanya bisa meremas ujung kausnya karena kesal dengan sikap Joongie yang menurutnya keterlaluan itu.
'Dia itu... Isshhhh... kalau bukan demi Junnie dan Kibum aku tak akan mau melakukan ini.'
Para orang tua itu terus saja berdiskusi, hingga akhirnya terdengar teriakan keterkejutan dari Young Saeng dan Hyun Joong.
"Mwoooo... !" teriak mereka bersamaan.
"Appa... maksud appa itu apa...?" tanya Young Saeng.
"Ya maksudku kalian berdua tinggal bersama di apartemen yang telah ayah siapkan, ha... ha... ha..." kata ayah Saengi yang diiringi dengan tawa sahabatnya itu. Dan kini menyisakan Joongie dan Saengi yang terdiam kaku. Tanpa ekspresi.
TBC
New story... need review please
