Chapter 1

Cast : BTS & Seventeen

Pairing : SoonHoon,, YoonMin,, V-Hope,, VerKwan,, NamJin,, JeongCheol,, Meanie,, & JunHao. Jungkook,, Seokmin,, Joshua,, & Chan adalah milik mereka sendiri xD

Warning : Boy's Love, YAOI, Typo bertebaran dimana-mana, etc

Disclaimer : BTS Belongs to Big Hit & Seventeen Belongs to Pledis And This Fiction Is Mine !

Summary : Jihoon yang baru saja memulai kembali kehidupannya di Korea harus rela berurusan dengan Soonyoung, teman barunya di sekolah yang selalu mengejar-ngejarnya setiap hari. Apakah Jihoon akan terus menghindarinya atau malah berakhir di dalam dekapannya ?

.

.

.

.

Siang yang cukup cerah di awal musim gugur hari ini. Suasana sepi di lorong-lorong sekolahan itu kini tiba-tiba saja menjadi ramai setelah bel tanda istirahat berbunyi.

Ddaebak High School... Siapa yang tak kenal dengan sekolah seni ini. Sekolah yang kini tengah sangat tenar di Korea. Sebuah sekolah yang memang lebih menfokuskan diri pada pelajaran seni meski tetap mereka mendapatkan pembelajaran tentang mata pelajaran akademik seperti kebanyakan sekolah lainnya.

Selain itu, sekolah ini juga berbasis asrama dimana para siswanya tidak boleh keluar sekolah dan asrama di hari belajar. Mereka hanya boleh pergi keluar setiap weekend saja, itupun hanya diijinkan sampai jam 10 malam. Lebih dari itu maka bersiaplah mendapat hukuman dari sang pengawas asrama.

Di sekolah ini mereka juga bebas menentukan jurusan sesuai keinginan mereka tapi tetap peringkat dinilai dari nilai akademik, nilai jurusan, nilai eekstrakuliker, dan jangan pernah melupakan point tambahan yang sangat penting ini, yaitu sikap, kelakuan, dan kedisiplinan.

"Mati kau dasar Boo gendut !"

"Mwo ?! Kau panggil aku apa barusan dasar Park bogel !"

"Yakh~ beraninya kau mengatai temanku ! Lihat saja aku pasti akan menarik rambut merahmu itu ke tiang bendera !"

"Dasar idiot apa kau tidak punya kaca ha ?! Rambutmu bahkan lebih merah dari Kwangie !"

"Diam kau dasar kuda jelek !"

"Mworago? Apa kau lupa kalau kekasihmu itu juga kuda ha?! "

"Jangan bawa-bawa kekasihku sialan! "

Perkelahian itu terus berlanjut, saling tarik menarik, tindih menindih, sungguh perkelahian yang kekanakan. Tidak usah kaget karena pemandangan seperti ini sudah biasa menjadi suguhan para murid disana.

"Yakh~ Park Jimin, Kim Taehyung hentikan !" teriakan melengking seorang namja blonde terdengar dari balik kerumunan siswa yang tengah menikmati pertunjukan itu. Jin dan Hoseok langsung menerobos kerumunan siswa itu dan menarik tubuh kedua teman mereka agar berhenti berkelahi.

"Seokmin, Seungkwan astaga apa yang kalian lakukan ?!" namja berambut panjang itu langsung menarik Seokmin sedangkan di belakangnya ada namja bule yang menyusul dan langsung membantu Seungkwan berdiri dengan hati-hati.

"Boo gwaenchana ?" tanya namja bule itu sembari merapikan rambut sang kekasih yang berantakan.

"Gwaenchana Hansol-ah~ sepertinya yang perlu kau khawatirkan adalah mereka berdua." ucap Seungkwan sambil menyeringai penuh kemenangan melihat keadaan kedua rivalnya yang sangat lusuh itu. Sepertinya hari ini adalah kemenangan bagi Boo Seungkwan.

"Aish~ kau ini benar-benar... "

"Sudah jangan mulai lagi atau aku akan panggil Ryu songsaenim kemari agar mencatat nama kalian untuk komite kedisiplinan minggu depan ha ?!" nampaknya seorang Kim Seokjin pun sudah lelah dengan kelakuan kedua dongsaengnya itu.

"Ayo pergi, kita hanya buang-buang waktu disini." ucap Jeonghan, namja berambut panjang itu dengan ketus yang langsung di balas desisan oleh Jin.

"Jika dramanya sudah selesai ayo pergi, aku lapar~" Hoseok mengalihkan perhatian ketiga temannya itu.

"Aegyo mu itu benar-benar membuatku ingin muntah hyung."

"Yakh~ Kim Taehyung !"

.

.

.

.

"Aku benar-benar tidak habis pikir, kenapa mereka selalu saja mencari masalah denganku. " gerutu Seokmin yang langsung mendapatkan tatapan malas dari Jeonghan yang berdiri di sebelahnya.

"Bukannya kalian yang mencari masalah duluan? "

"Aniya~! Jelas-jelas mereka yang memulai duluan hyung! Benar kan Seungkwan? " Seokmin dan Jeonghan yang tak kunjung mendengar sahutan dari namja gembul itu pun segera menoleh ke belakang.

Disana, Seokmin meliat Seungkwan yang tengah bergelanjut manja di pundak Hansol. Dan dengan seenaknya kini mereka berdua berjalan melewati Seokmin dan Jeonghan tanpa berkata sepatah katapun.

"Kelakuan mereka benar-benar membuatku ingin melemparkan sepatuku ke kepala merahnya itu. " gerutu Seokmin karena diacuhkan oleh sahabat seperjuangannya itu. Sebenarnya hal ini sudah biasa menimpanya karena jika seorang Boo Seungkwan telah bertemu Choi Hansol maka dunia ini serasa hanya milik mereka berdua tanpa ada seorangpun yang bisa mengganggu.

"Juju-ah~" suara berat Seungcheol muncul tiba-tiba bersamaan dengan lengannya yang merengkuh tubuh ramping Jeonghan.

"Mulai dech gatelnya. Ck~ leader basket macam apa dia ini. "

"Yakh~ kenapa dari tadi kau mendumel sendiri?! Jika iri cari saja pacar sana! Jangan terlalu terlihat tak laku begini. Kau benar-benar sangat menyedihkan Seokmin-ah~"

Seokmin yang mendengar sindiran dari mulut pedas Seungcheol itu hanya bisa mengumpat dalam hati. Memang benar... Semua temannya hampir punya pacar semua tapi dirinya sendiri? Tidak ada kemajuan sama sekali. Apa dirinya benar-benar tak laku?

"Setidaknya aku masih punya partner jomblo yang sama mengenaskannya denganku. Ck~ kemana anak itu pergi? Tidak ikut berkelahi bahkan tidak muncul untuk melerai tadi. Benar-benar tidak Setia kawan."

"Apa anak itu sudah tobat? " pertanyaan Jeonghan itu langsung di tanggapi gelengan kepala oleh dua namja di sampingnya itu.

"Seorang Kwon Soonyoung tidak akan tobat semudah itu. " kini suara diva sekolah itu kembali bersuara setelah puas ber-lovey dovey dengan kekasih bulenya tadi mungkin.

"Kulihat Soonyoung hyung sering datang ke kelas 11-A sekarang. " Hansol mulai bersuara membuat keempat temannya itu menatapnya.

"Ke kelasmu? " tanya Jeonghan yang langsung mendapat anggukan kepala dari Hansol.

"Untuk apa dia datang kesana? " kini giliran Seokmin yang bertanya bingung.

"Kulihat dia datang untuk menemui anak baru itu." jawab Hansol yang membuat alis keempat temannya itu bertaut.

"Anak baru? Maksudmu anak yang baru pindah dari Amerika minggu lalu itu? " ucap Jeonghan mencoba membenarkan tebaannya.

"Untuk apa Soonyoung bertemu dengan anak bar..."

"Soonyoung hyung menyukai anak baru itu?! " teriakan tiba-tiba Seungkwan sukses menghentikan ucapan Seungcheol. "Aish~ jinja! Ini berita besar! "

.

.

.

.

Bel selesainya jam pembelajaran baru saja berbunyi. Soonyoung yang mendengar itu langsung terbangun dari acara tidurnya di jam pelajaran terakhir yang sungguh sangat begitu membosankan baginya, pelajaran sejarah.

Soonyoung segera meraih tas ranselnya dan berlari keluar kelas yang diikuti tatapan mata heran dari kedua sahabat karibnya, Seungkwan dan Seokmin.

Begitu keluar kelas, Soonyoung langsung berlari menuju tangga, turun satu lantai hingga akhirnya kedua kakinya berhenti didepan kelas 11-A, kelas dimana seseorang yang menggetarkan hatinya beberapa hari yang lalu itu berada.

Soonyoung tersenyum cerah saat mata sipitnya menangkap sosok mungil berambut soft pink dari balik jendela itu tengah memasukkan buku-buku pelajarannya kedalam tas. Benar-benar terlihat sangat manis seperti gulali.

Soonyoung baru saja hendak menyiapkan dirinya berdiri manis didepan pintu kelas itu untuk menyambut sosok mungil itu namun pemikirannnya itu sepertinya harus di singkirkan saat ia melihat sosok kakak kelas yang sangat ia kenal kejudesannya itu berdiri di depan pintu, memamerkan senyum gulanya pada sosok lain yang sedari tadi Soonyoung tunggu-tunggu itu.

"Kau ada kelas lain sekarang? "

"Aniya~ waeyo Yoongi hyung? "

"Kudengar suaramu sangat bagus saat bernyanyi, kau juga belum memilih jurusanmu kan?! Kajja~ aku akan menunjukkanmu kelas musik yang pasti akan kau sukai. "

Samar-samar Soonyoung mendengarkan percakapan mereka. Memajukan bibir bawahnya dan mendesah kecewa. Harapannya untuk mengajak Lee Jihoon makan siang bersama hari ini gagal lagi.

"Oh~ hyung kau disini? " Yoongi yang merasa dipanggil langsung mendongakkan kepalanya dan mengangguk acuh pada sosok Jimin yang kini menarik kursi di sebelahnya untuk duduk.

"Tumben sekali seorang Min Yoongi datang ke perpustakaan malam-malam begini." goda Jimin membuat Yoongi menatap tak suka kepadanya.

"Tugas Chun songsaenim benar-benar membuatku gila." ucap Yoongi sambil menggerakkan bolpoinnya asal di atas bukunya membuat pola abstrak, menunjukkan betapa kesalnya dia saat ini.

Jimin hanya tersenyum melihat tingkah kekasih dinginnya itu. "Mau aku bantu?"

Yoongi langsung menatap datar kearah namja disebelahnya itu lalu menyipitkan matanya. "Kau... Anak kelas 10 mau mengajari anak kelas 11 ? Yang benar saja!"

Jimin kembali terkekeh. "Kalau begitu aku akan menemanimu saja. Aku kan duduk manis disini dan memberimu semangat sampai kau menyelesaikan tugasmu."

"Tugasku ini tidak akan selesai hanya dalam satu malam eotteokke~" Yoongi mulai kesal dan membuang buku materinya ke sembarang arah.

Jimin langsung bangkit dari duduknya dan mengambil buku yang jatuh akibat kebringasan seorang Min Yoongi itu.

"Tidak usah diambil, buku itu sama sekali tak membantu. Aku akan cari buku yang lain saja."

Jimin lalu berjalan mengikuti Yoongi menuju rak-rak buku disana. "Buku ini tadi kau ambil dimana hyung?"

"Mana aku tau."

"Kan kau yang ambil tadi."

"Aku sudah lupa, Chim~"

"Setidaknya kau harus mengembalikan buku-buku ini ke tempat semula meski tak jadi kau gunakan hyung."

Selesai mengembalikan semua buku-buku yang tadi Yoongi ambil, kini Jimin berjalan menghampiri Yoongi yang masih melihat-lihat buku yang mungkin saja akan berguna untuk referensi tugas gilanya itu.

"Hyung~"

"Hem~"

"Apa malam ini bulan Purnama muncul?"

"Wae?"

"Kenapa kau begitu menawan membuatku ingin merengkuh sinar indahmu malam ini." sebuah gombalan yang baru saja lolos dari mulut Jimin itu sukses membuatnya mendapatkan lemparan buku tebal tepat di wajahnya.

"Kata-katamu benar-benar membuatku mual Chim~"

Yoongi kembali meneruskan perjalanannya mencari buku. Didekapannya kini sudah ada tiga buah buku yang menurutnya tadi cukup menarik, namun referensinya masih kurang dan dia perlu mencari beberapa buku lagi.

Jimin masih dengan senyum penuh artinya terus mengikuti langkah Yoongi yang sedari tadi bolak balik dari satu rak ke rak yang lain.

Yoongi berhenti di salah satu rak buku yang ada di pojok ruang perpustakaan itu. Kepalanya mendongak saat matanya menemukan sebuah buku yang cukup menarik perhatiannya.

"Bagaimana ini, aku butuh buku itu." kini Yoongi menoleh menatap kekasihnya yang berdiri tak jauh darinya dan kembali mendengus. "Andai saja kekasihku itu setinggi Mingyu, aku tak akan repot begini."

"Waeyo hyung? Kau butuh bantuanku?" sepertinya Jimin tak mendengar umpatan pelan Yoongi barusan.

"Aniya~ perlu pun kau pasti tak akan bisa membantuku." kembali mata Yoongi menatap buku di bagian paling atas rak didepannya itu.

Jimin pun mengikuti arah pandang Yoongi dan menyeringai sekilas. "Ah~ tinggi sekali. Apa aku perlu memanggil Mingyu kemari?"

Ups~ sepertinya Park Jimin mendengar umpatan pelan Yoongi tadi.

"Tapi hyung, bukannya aku sama sekali tak berguna. Ya... Meski aku tak setinggi Mingyu, bahkan tinggiku masih lebih pendek 1 cm darimu tapi setidaknya badanku lebih Bagus dari namja tiang itu."

Jimin berjalan mendekati Yoongi perlahan. "Aku punya ABS sempurna yang bahkan seorang Kim Mingyu yang tinggi itu pun belum tentu punya."

Semakin langkah Jimin mendekat semakin pula Yoongi memundurkan langkahnya. Hingga kini tubuh Yoongi terpojok di sudut ruangan dengan beberapa buku yang masih dalam pelukannya.

Jimin mendekatkan wajahnya, menatap mata Yoongi yang kini tengah menatap galak pada Jimin membuat namja bermarga Park itu tersenyum tipis dan mendekatkan bibirnya pada telinga Yoongi kemudian berbisik.

"Dan kau sangat menggilai tubuh kekarku ini kan hyung."

"Persetan kau Park Jimin."

"Ugh~ Yoongi hyung yang sedang mengumpat seperti ini adalah favoritku." ucap Jimin kemudian tanpa aba-aba mengecup bibir merah Yoongi cepat.

"Jim~ kita sedang di perpustakaan, jangan main-main." peringatan Yoongi dengan merahnya, antara menahan amarah dan bersemu.

"Tidak akan ada yang tau hyung~" kembali Jimin mengecup singkat bibir Yoongi. "Ini bahkan sudah lewat tengah malam. Aku yakin tak akan ada siswa lain yang datang kemari."

Jimin kembali menempelkan bibirnya pada bibir manis Yoongi. Kali ini cukup lama. Entah mengapa bibir yang sering mengumpat dan berkata kasar itu selalu terasa manis di bibir Jimin.

"Bahkan pengawas asrama pun aku jamin sudah pergi ke alam mimpinya."

Dan kali ini bukan sekedar kecupan yang diberikan Jimin pada kekasihnya itu, namun lumatan, hisapan, bahkan pertarungan lidah pun terjadi begitu dalam.

Yoongi sendiri tak sadar entah sejak kapan semua buku-buku yang ia pegang tadi terjatuh begitu saja di lantai, bahkan tangannya kini telah meremas kaos depan yang dipakai Jimin, menyalurkan nafsu yang terkadang Yoongi sendiri rutuki.

.

.

.

.

Hari Rabu adalah saatnya kelas jurusan dimulai. Di Ddaebak High School ini pelajaran akademik wajib seperti Matematika, Bahasa, Sejarah, Ilmu Sosial, dan Ilmu Alam akan diajarkan full di hari Senin dan Selasa.

Sedangkan untuk hari Rabu sampai Jumat, para siswa hanya akan belajar itu semua di jam pertama dan kedua, setelah itu adalah jadwal kelas jurusan mereka.

Para siswa wajib memilih dan mengikuti kelas jurusan sesuai dengan bakat dan minat yang mereka miliki.

Di Ddaebak High School ini memiliki 5 jurusan yang setiap siswanya wajib memilih dua diantaranya, yakni kelas Vocal, Instrumental, Dance, Drama, dan Broadcasting.

"Jihoon-ah~" panggil Soonyoung begitu melihat Jihoon keluar dari kelasnya.

"Kau mau kemana? Apa kau sibuk? Mau makan siang denganku?" pertanyaan beruntut Soonyoung sama sekali tak di tanggapi oleh Jihoon.

Jangankan menjawab, menoleh saja tidak. Soonyoung berhenti sebesar dan berpikir. 'Apa dia tidak mengerti ucapanku? Apa aku harus memanggil Hansol untuk jadi penerjemah kita ?'

Sedetik kemudian Soonyoung menggelengkan kepalanya. Jihoon pasti mengerti ucapannya, jika tidak bagaimana selama ini dia bisa menerima pelajaran disini.

Lagipula Soonyoung tahu persis bagaimana dekatnya Jihoon dengan beberapa teman sekelasnya sendiri babahkan dekat dan sering mengobrol dengan Min Yoongi beberapa hari ini yang Soonyoung tahu jelas bahwa sunbaenya itu sangat kurang dalam hal bahasa asing.

Jangan tanya dari mana Soonyoung tahu Jihoon dekat dengan siapa dan apa yang namja mungil itu lakukan karena Soonyoung tahu semuanya. Tentu saja dari kegiatannya menguntiti namja mungil itu beberapa hari ini.

"Jihoon-ah apa kau tak mendengarku?" lagi-lagi tak ada tanggapan yang berarti dari namja didepannya itu.

"Setidaknya bicaralah satu kata, satu kata saja cukup setidaknya aku bisa mendengar suaramu." Jihoon masih terus berjalan, sama sekali tak berniat menanggapi namja yang sedari tadi membuntutinya itu.

Hey~ kenal saja tidak untuk apa menanggapinya.

"Jihoon, tas ranselmu terbuka."

"Mwo?" tanggapan refleks Jihoon yang langsung berhenti dan menurunkan tas ransel merahnya yang hendak ia benarkan tapi sedetik kemudian namja berambut orange itu mengernyit kala menemukan tasnya sama sekali tak terbuka.

"Yakh~ kau mengerjaiku ya!?" geram Jihoon yang hanya di tanggapi cengiran lebar oleh Soonyoung.

"Habisnya kau sama sekali tak menanggapiku sich~" balas Soonyoung dengan bibir bawah yang ia majukan mencoba menunjukkan aegyo nya pada Jihoon mungkin?

Heol~ bahkan Jihoon ingin muntah saat ini.

"Aku sama sekali tak mengenalmu dan kita sama sekali tak saling mengenal jadi untuk apa aku menanggapi dan berbicara denganmu ha?! Bisa saja kau seorang penjahat kelamin di sekolah ini kan?!"

Astaga... Soonyoung hanya bisa mengangakan mulutnya mendengar tuduhan Jihoon barusan.

Penjahat kelamin?

Heol~ yang benar saja! Apa wajahnya terlihat seperti pria mesum yang kekurangan belaian wanita apa ?

Dan... Kenapa Soonyoung merasa tak asing dengan umpatan itu? Rasa-rasanya Soonyoung pernah mendengar nada umpatan seperti itu disini.

"Cha~ kalau begitu mari kita berkenalan." Soonyoung mengulurkan tangannya, "Namaku Kwon Soonyoung. Aku dari kelas 11-D. Salam kenal Lee Jihoon anak pindahan dari Starmoon High School di Amerika yang kini belajar di Ddaebak High School. Teman sekelas Choi Hansol, Lee Chan, dan Xu Minghao di kelas 11-A. Apa kau betah sekamar dengan Seungkwan, Jungkook, dan Minggu?"

Senyuman lebar khas seorang Kwon Soonyoung masih terpatri Indah di bibirnya. Tangannya yang terulur pun masih Setia menunggu jabatan tangan dari namja didepannya yang kini hanya memandangnya dengan wajah datarnya.

"Kurasa aku sangat terkenal disini. Aku tidak mengenalmu dan aku tidak tahu dari mana asalmu, tapi kau bahkan sangat mengenalku. Apa aku sepopuler itu?" ucap Jihoon masih dengan wajah dinginnya.

"Sejak kapan kau menguntitiku?" dan kalimat yang super dingin membuat Soonyoung terperanjat.

Kembali dia merasa seolah deja vu tengah terjadi pada dirinya. Jihoon benar-benar seperti kembaran seseorang.

'Kenapa dia begitu mirip dengan setan sekolahan, Min Yoongi?' batin Soonyoung berkecamuk.

Dddrrrttt~ dddrrrttt~

Ponsel Jihoon berbunyi tiba-tiba membuat Jihoon mengalihkan pandangannya kemudian tersenyum manis kala membaca nama kontak yang menelponnya.

"Ne hyung~ yeoboseyo~"

'Jihoon-ah~ kau dimana? Mau makan siang bersama hyung?'

"Mianhae hyung, aku tidak bisa. Aku ada kelas jurusan vocal sekarang, ini hari pertamaku mengikuti kelas ini jadi sekarang aku sedang menuju kesana."

'Ah~ ya sudah kalau begitu.'

"Hyung gwaenchana?"

'Ne~ tenang saja, aku bisa menyeret Park Stupid itu kemari nanti.'

"Hahaha~ hyung, jangan terlalu kasar pada kekasihmu itu."

Dan semakin lama suara Jihoon semakin samar terdengar seiring dengan langkahnya yang berjalan menjauh, meninggalkan Soonyoung yang masih terpaku di tempat dengan tangan yang masih terulur kedepan.

Soonyoung sedang mencerna sesuatu. 'Kelas vocal? Jihoon masuk jurusan vocal? Itu berarti...'

Setelah otaknya kembali berfungsi, Soonyoung segera mengambil ponselnya dari saku celananya, mencari nomor kontak seseorang kemudian menghubunginya dengan tak sabaran.

'Yeoboseyo~' sahutan dari seberang itu menghentikan nada sambung yang sebelumnya terdengar.

"Yakh~ Lee Chan cepat kumpulkan anak-anak dan segera datang ke jelas dance."

'Mworago?'

"Tidak ada pertanyaan, hanya lakukan saja dengan cepat!"

'Tapi hyung...'

"Jika dalam 5 menit semuanya tidak berkumpul, aku akan mengatakan pada penjaga asrama kalau kalian semua sering main ke klub malam setiap malam minggu."

Beep~

Setelah mengeluarkan ancaman yang Soonyoung yakini sangat manjur itu, Soonyoung langsung memutus panggilannya.

Soonyoung kini tertawa dalam hati, ia yakin jika sahabat-sahabatnya itu sekarang sedang kalang kabut dan berlarian menuju kelas dance.

Soonyoung pun tak tinggal diam, dia kini juga berlari menuju kelas dance. Entah apa yang ada di dalam otaknya sekarang ini.

.

.

.

.

"Jihoon-ah~"

"Oh~ Seungkwan-ah~ wae?"

"Ayo pergi ke klub nanti malam!"

"Nde?"

"Kami berencana merayakan masuknya dirimu ke sekolah ini. Kau siswa baru, ini sekolah barumu, kami teman barumu, dan kau teman baru kami. Bukankah hal ini perlu kita rayakan?"

"Tapi apa pengawas asrama akan mengijinkan kita pergi ke tempat seperti itu? Lagi pula kan kita belum cukup umur."

"Ck~ itu bukan masalah besar. Asal kau setuju semua itu akan jadi mudah."

"..."

"Eotteokke? Call?"

.

.

.

.

.

.

- T B C -

Ah~ ini FF BTS & Seventeen pertamaku ^^

Eotteokke ?

Semoga ada yang berkenan untuk membaca dan mereview ^^

Next or Delete ?

RnR PLIIIIIIISSSS~