"Kau tau hyung, seseorang akan menjadi bodoh-dan-idiot ketika melindungi atau mencintai seseorang, dan aku 'pun pernah merasakannya…"
.
.
Title: Rainbow
Rated: T
Character(s): Xi LuHan, Byun BaekHyun, Kim MinSeok a.k.a XiuMin, Huang Zi Tao, Kim JongDae a.k.a Chen, Wu Yi Fan a.k.a Kris Wu, Zhang Yi Xing.
Pair: Xi LuHan & Byun BaekHyun.
Genre(s): Romance, Friendship, Hurt/Comfort, Alternatif Universe [AU].
Special Themes: Request For My Beloved Daughter/sister/best friend. Lol.
Disclaimer: SMTown – EXO belongs to God and their family.
Warning: Out Of Character, Typo(s) maybe, Hancur, Gantung,OneShoot.
.
.
Jam telah menunjukkan pukul 04.00 PM –dan itu artinya beberapa jam lagi; 3 jam kedepan, pemuda bersurai caramel itu akan rela membuang peluhnya dengan cuma-cuma, hanya untuk menyenangkan hati para anak-anaknya. Fansnya –yang selalu mengikutinya kemanapun dirinya berada, itulah sebabnya ia menyebut mereka dengan 'anak'. Sebenarnya, bukan dia saja, masih ada 4 member lain bersamanya; mereka adalah Kim MinSeok [Dipanggil juga dengan nama XiuMin. Lead Vocalist], Zhang Yixing [Nama panggilan lainnya adalah Lay. Main Dancer & Leader], Kim JongDae [Dipanggil dengan nama lain Chen. Main Vocalist], Huang Zi Tao [Nama lainnya adalah Tao. Main Rapper], dan terakhir dirinya sendiri, Xi LuHan [LuHan. Lead Vocalist & Lead Dancer].
Pemuda caramel dengan salah satu telinganya berhiaskan oleh piercing itu, tengah menguap dengan lebarnya. Hari ini sangat membosankan, dan juga melelahkan. Baru dini hari tadi mereka berlima pulang dari acara ulang tahun sebuah stasiun televisi, nanti malam mereka akan kembali bekerja memeriahkan konser di Incheon. Hah, rasanya dia ingin kembali menjadi siswa High School normal, seperti lainnya; membolos, tertidur di dalam kelas, melanggar semua peraturan sekolah, bermain bersama –semuanya. Tapi apa boleh buat? Inilah jalan hidupnya sekarang –lagipula sekarang ia menemukan orang-orang terbaik; of course, setelah keluarganya dan sahabat-sahabatnya.
XiuMin menyenggol perut LuHan, ia mendecak kesal, "Kau itu wajah di XOXO, jangan pernah tunjukkan wajah jelekmu itu di sembarang tempat, Lu!"
"Aish, baozi hyung! Aku tau, aku adalah The Most Wanted Guy di XOXO, tetapi come on! –Akubukan robot yang hanya bisa menunjukkan ekspresi manlyku terus-menerus, atau pokerface setiap waktu. Tolonglah hyung, aku juga membutuhkan ketenangan, kebebasan –dan tidur. Tentu saja."
XiuMin melengos, kemudian terkikik kecil. LuHan memang berselisih satu tahun dengannya, namun tingkahnya yang terkadang kekanak-kanakkan, membuat LuHan terlihat seperti anak berusia 12 tahun. "Lalu, kenapa kau tidak memanfaatkan waktumu saat ini? Ini adalah waktu yang tepat, Deer." LuHan melempar bantal yang berada di dekapannya ke arah XiuMin, "Aku bukan rusa, hyung!"
Dengan cekatan, pemuda bersurai cocoa itu menangkap bantalnya, "Ouh, sayang sekali, padahal aku mengetahui nama lainmu itu dari pemuda cantik di belakang panggung –beberapa minggu yang lalu. Ah! Seandainya dia mendengarmu tidak menyetujui sebutan itu… pasti dia kecewa padamu, Lu." LuHan menggigit bibir bawahnya pelan, pemuda cantik? Maksud XiuMin hyung, Sunshinenya? Tunggu –tapi, "Darimana kau mengetahuinya, hyung? Maksudku, bukankah kau tak mengenalnya?"
"Kau terlalu mudah di tebak hyung!" sahut seorang pemuda berambut pirang dari arah dapur. Ia melempar sebotol softdrink ke arah LuHan dan XiuMin, kemudian mendudukan tubuhnya di bawah sofa–tempat LuHan dan XiuMin duduk–ruang utama; lebih tepatnya pada karpet merah, kemudian menenggak softdrinknya dan beberapa cemilan yang dia bawa. LuHan menaikkan sebelah alisnya, jangan katakan seluruh member XOXO mengetahuinya?
Tao menyunggingkan senyum lucunya, "Waeyo, hyung? Kenapa kau melihatku seperti itu; ada yang salah?" LuHan menggeleng ragu, jika benar seluruh member XOXO mengetahuinya, maka itu artinya tidak ada waktu untuk-eghm-berduaan dengan-uhuk-kekasihnya. Okay! Walaupun dia adalah pemuda-dan-cantik, itu tidak akan menghalangi LuHan untuk mencintainya. Salahkan pesonanya yang memabukkan itu, apalagi ketika tubuhnya bergerak sesuai irama musik di atas panggung –bisa bayangkan, bagaimana ekspresi takjub-dan-terpesona-disaat-bersamaan LuHan saat itu. Sebuah bantal melayang indah; mengenai kepala LuHan. Membuat LuHan, sukses bangun dari imajinasinya tentang sang kekasih."Kau pervet, hyung! –Ouh! God! Bagaimana bisa wajahnya yang manis itu, memiliki jiwa kemesuman setinggi Namsan Tower?" cerocos pemuda lain, yang telah duduk nyaman di samping XiuMin. LuHan mendelik kesal ke arah Chen—pemuda paling berisik diantara member lainnya, apa-apaan ucapannya tadi!? Wajahnya tidak manis! –catat itu dengan tulisan sebesar-besarnya, kalau perlu buatkan spanduk di pinggir jalan.
Okay, itu berlebihan. –Hey! Tapi tetap saja dirinya itu tidak manis; hanya diberi Anugerah oleh Tuhan, wajah yang sempurna.
"Sialan kau! Bebek jadi-jadian sepertimu, tau apa tentangku?"
"Aku bukan bebek! Aku angsa! –camkan itu! Lagipula, kalau bukan karena suara emasku ini, mungkin kau tidak akan bertemu dengannya, kita juga tidak akan terkenal sepert–aww!"
Chen mengusap-usap belakang kepalanya, ia menengok kebelakang; dan disambut oleh tatapan pembunuh milik manager XOXO. Wu Yi Fan–also known as Kris Wu. Pemuda berdarah China-Canada, yang memiliki tinggi diatas rata-rata itu memang tidak memiliki perasaan, okay! Coret bagian tidak-memiliki-perasaan, namun Kris memang tidak pernah tersenyum disaat hal-hal tertentu, sehingga menghasilkan suasana awkward setiap mereka akan tampil di atas panggung –tetapi akan berubah menjadi idiot jika sudah menyangkut yang berbau 'itsn't his style'. Chen tertawa hambar, sedangkan ketiga member lainnya menertawakan tingkah Chen –terkecuali LuHan yang dongkol kepada Chen, "Daripada menyombongkan dirimu sendiri, kenapa tidak membantu kami berdua membawa kantong belanjaan–untuk keperluan kalian?"
Kami? Seluruh pandangan di ruangan itu, melirik kebelakang Kris. XiuMin, hyung yang tertua di dorm mereka, memekik pelan; dengan kedua tangan yang terkatup menutupi mulutnya, sedangkan Tao dan LuHan terkikik kecil, dan Chen menelan salivanya kasar. Kris menyeringai melihat mimik anak-asuhnya, "Atau kau ingin berakhir seperti dia?"
Uh-oh! Apakah kalian tau, apa yang tengah mereka lihat di balik punggung Kris? Jawabannya adalah –leadertercintanyasedangditarikdengantidakberperikemanusiaan. Baik-baik, akan kuulangi; Sang Leader tercinta mereka, sedang ditarik oleh naga tak berperikemanusiaan, hanya dengan menyeret ujung baju belakang Lay—sedangkan tangan satunya memegang kantong belanjaan.
"Kris! Apa yang kau lakukan dengan Lay! Cepat lepaskan kerahnya! –Dia bisa mati!"
Kris mengangkat kedua bahunya; tidak peduli. Selama dirinya hidup, ia tidak pernah mendengar berita seseorang-meninggal-karena-ditarik-kerah-belakang-bajunya, jadi apa pedulinya? Lagipula Lay enak-enakkan tertidur di mobil, sedangkan Kris sendiri mengangkut seluruh kantong belanjaan –seberat 2 kilogram. Kalau bukan karena anak-anaknya dan juga masa depan group ini, mungkin ia lebih memilih meninggalkan Lay di mobil—beserta belanjaannya, jika perlu dia memarkirkan mobilnya sejauh 2 meter dari dorm, dan menyuruh Lay membawanya sendiri. Sayangnya, Kris masih memiliki perasaan. Pandangannya kembali beralih kepada Chen, yang baru saja menginjakkan kakinya meninggalkan ruangan itu, "Eghm! Kau tidak berniat menjadi pengecutkan, JongDae? Atau kau memilih menggantikan posisi Lay saat ini?"
Shit! Sepertinya apapun usaha Chen, akan menjadi sia-sia jika berhadapan manusia purba itu. Dengan badan bergetar, ia membalikkan tubuhnya menatap Kris. Sebuah senyuman licik terpampang di hadapannya, jari telunjuk Kris menunjuknya –menggerak-gerakkannya; menyuruh Chen agar mendekat, dan—tentu saja—membantu Kris membawakan kantong belanjaan. Lagi-lagi Chen hanya bisa menelan salivanya, lalu mengangguk. Akhirnya dengan berat hati, Chen melangkah mendekat ke arah Kris, kemudian membantu membawakan 4 kantong belanja –tersisa 2 kantong, yang dibawa Kris sendiri.
"Good boy! Aku akan membelikanmu hadiah setelah ini," Ujar Kris, berjalan kepada XiuMin untuk menaruh manusia tidur di belakangnya, di atas sofa. Setidaknya itu mengurangi rasa nyeri di tangannya. Chen menghentikan langkahnya sejenak, ia memutar kepalanya dan tersenyum antusias, "Memangnya kau mau memberiku hadiah apa?" Kris terkekeh pelan, sebelum menaikkan kedua alisnya dan menunjuk Lay –yang anehnya masih tertidur, walau tadi ia diseret layaknya karung.
"Aku akan menempatkan kalian pada satu kamar hari ini –maksudku, XiuMin akan pindah ketempat LuHan, jadi kau dan manusia mummy itu bisa sekamar, sedangkan aku sendiri tak perlu kalian pikirkan; karena aku yakin kalian tau aku tidur dengan siapa."
Kedua alis Chen menyatu, memikirkan arti tersembunyi dari ucapan Kris barusan. Oh… itu artinya—Uh! Sebuah rona merah samar menghinggapi kedua pipinya. Lay dan dirinya; dalam satu kamar? Chen mengumpat kesal, kemudian meninggalkan keempat orang itu –minus Lay, karena Lay masih tertidur, yang tengah menertawakannya lagi. Bukan rahasia lagi di semua member XOXO, jika Chen menyimpan perasaan kepada Lay. Mereka berdua memang tidak dekat, ketika di stage, atau bahkan ketika mereka sedang melakukan syuting, tetapi saat mereka sudah berada di dorm, mereka berdua akan menyempatkan waktu untuk bersama –sekedar mengobrol atau keluar makan bersama.
Setelah menaruh kantong belanjaannya, Kris kembali ke ruang utama. Ia merebahkan tubuhnya, di samping Tao –sesekali mengganggu pemuda panda itu, namun tiba-tiba, dirinya teringat sesuatu. Kedua tangannya bersidekap di depan dada, matanya memicing tajam; menatap—yang katanya 'wajah' di XOXO. Merasa dipandangi, LuHan mendengus risih. "Kenapa? Kau bernafsu padaku? Ouh—sayangnya, aku tidak menyukai type orang-orang sepertimu; yang jelek, terlalu tinggi menyamai Namsan Tow.."
"–Sekali lagi kau menjelek-jelekkanku, akan kuhancurkan semua koleksi Hello Kittymu! Dasar! Aku heran, bagaimana bisa seorang gadis sepertimu, bisa-bisanya menjalin hubungan dengan seorang pemuda; yang anehnya sama-sama manis, di balik layar!? Tanpa memberitahuku atau Lay, atau member lain. Kau ingin mati muda, eoh?"
Kali ini LuHan tidak menjawab –sekalipun, Kris mengatainya gadis manis. Ini memang kesalahannya, tidak merundingkan resiko berpacaran dengan seorang penari latar. Bukan! Bukan itu yang menjadi permasalahan, tapi ia tidak memberitahukan Kris dan atau member lainnya tentang hubungannya dengan pemuda-kelewat-manis-itu. LuHan tidak memiliki keberanian untuk mengatakannya kepada Kris atau member lain –takut-takut mereka justru akan memperolok kekasihnya, karena berstatus penari latar, menerornya karena telah berani merebut 'wajah XOXO'. "Aku tau, kau bimbang dengan segala resiko yang akan datang –apalagi mengingat kekasihmu adalah seorang penari panggung. Tapi setidaknya beritahu kami. Mungkin aku dan yang lain bisa membantumu, jika media curiga terhadap kalian."
Ada satu sifat Kris, yang membuat dia menjadi manager XOXO; dia adalah orang yang bertanggung jawab, dan bijaksana –disaat mereka memiliki permasalahan serius, seperti ini. Sedikit tertohok ketika Kris mengucapkan—penari panggung—dengan nada yang kentara dan tegas, memang apa salahnya jika mencintai seorang penari panggung? Apa karena dirinya adalah seorang member XOXO yang tengah naik daun? Tetapi, bukankah cinta tak memandang status? Sebisa mungkin, LuHan menyunggingkan senyuman kecil, ia tau Kris tidak bermaksud menyindir kekasihnya, hanya memperjelas resiko berpacaran dengan penari latar.
"Aku mengerti, aku memang sengaja merahasiakan status hubunganku dengannya. Kupikir, akan lebih nyaman jika berhubungan dengannya tanpa sepengetahuan orang lain, dan kami akan bebas melakukan apapun di balik keramaian orang-orang. Maafkan aku Kris, XiuMin hyung, Tao, Chen, dan— kalau kalian memintaku untuk menjauhinya –aku tidak akan bisa, mungkin aku lebih memilih meninggalkan Dunia Entertaiment daripada meninggalkannya; bahkan kami baru saja menjalaninya selama tiga bulan."
"Bodoh! Kau itu sebenarnya pintar, tapi mengapa jalan pemikiranmu dangkal terhadap kami!" Sungut XiuMin. Hey! Tentu saja dirinya marah, apalagi jika dikatakan seperti itu. LuHan menundukkan kepalanya sejenak, mengusir rasa pening yang mendera kepalanya, apakah ia salah bicara? Tao menghentikan makannya, ia menaruh snack ditangannya di atas meja kecil—di samping sofa. Kaki panjangnya mendekati LuHan, kemudian memukul pundaknya pelan, "Kau tau hyung, seseorang akan menjadi bodoh-dan-idiot ketika melindungi atau mencintai seseorang, dan aku 'pun pernah merasakannya…" Pandangan matanya beralih kepada Kris, yang memalingkan wajahnya; menghindari tatapan sayang Panda mudanya, "Semua itu berjalan mengikuti arus permainan cinta, memandang kosong hati orang-orang disekitarnya –karena yeah, hati kita hanya terfokus pada satu titik. Pada seseorang yang kita kasihi. Jadi, apapun itu, siapapun dia yang beruntung mendapatkanmu, aku akan tetap mendukungmu, hyung. Tidak peduli dia adalah seorang penari latar."
Perasaan terkejut, senang, terharu, bercampur menjadi satu. Selama ini, LuHan terlalu banyak mengeluh tentang masa-masa berat dalam kehidupan baru mereka, apalagi ketika job sedang menumpuk—dan alasan lain tidak bisa bertemu dengan mataharinya diam-diam, walaupun dia bukanlah seorang maknae; dan disaat-saat seperti itulah, member lain akan datang membawa senyum –menghilangkan segala pikiran dan membuat moodnya naik drastis. Tidakkah kau sadar akan semua perhatian yang telah kau dapatkan, LuHan? –mereka peduli padamu.
"Ma—maksud kalian? Kalian.." LuHan merutuki ucapannya yang terbata-bata. Kris menghela napasnya, ia memandang malas pemilik mata rusa itu, "Hn, kami merestui kalian, dengan syarat jangan membuatku repot. –Dan jangan pernah memutuskan sesuatu tanpa memberitahu kami lagi!" Kalau bukan karena gengsi, LuHan pasti akan berteriak senang –Uh-oh! Dan jangan lupakan dia untuk berterima kasih kepada Kris—sebesar-besarnya. Mungkin, LuHan akan mengurangi sindirannya terhadap makhluk raksasa itu—eghm—Oke, maksudnya makhluk tampan dan tinggi itu.
"Eungh," sebuah lenguhan cukup keras, mengalihkan segala perhatian di ruangan itu. XiuMin terpekik pelan, kemudian membantu Lay bangun dari tidurnya. Lay menguap pelan, sebelum mengucek kedua matanya, "Ada apa ini? Kenapa kalian berkumpul disini? Apa aku ketinggalan sesuatu?" Tao menggeleng-geleng pelan, LuHan, Kris, dan XiuMin mendesah pelan, sedangkan Chen? Sebuah seringaian tercetak di wajah tegasnya, "Kris hyung, apakah hadiahmu boleh kubuka sekarang?"
Kris memutar bola matanya, "Dasar camel! Pergi sana! Aku tidak ingin terdengar keributan lagi!—Awas jika aku mendapat aduan yang aneh-aneh dari member lain, karena ulahmu."
Dan selanjutnya yang terjadi, Lay telah lenyap dari sofa bersama Chen. Byuntae!
.
.
Hari ini, sore terlihat cerah, tidak terlihat banyak awan di atas sana. Ditambah dengan suara-suara teriakan riang, dan nyanyian lucu dari beberapa anak kecil di taman dekat café, membuat seorang pemuda bersurai midnight menikmati sorenya yang sempurna –setelah kemarin, dirinya seharian menghabiskan waktunya untuk menggerakkan badannya; menari di berbagai panggung, dengan waktu yang berselisih tipis. Tangannya meraih secangkir flat white, kemudian menyesapnya.
"Maaf, aku terlambat," Ujar seseorang dengan pakaian tertutup yang tiba-tiba saja duduk dihadapannya. Dengan kacamata hitam yang melekat di wajahnya, topi putih dengan tulisan hitam; bertuliskan 'LUCKY', serta jaket hitam, dan kemeja putih—seperti mata-mata saja. Sedikit terkejut memang, tetapi tak berlangsung lama, saat mengetahui orang yang terduduk dihadapannya bukan orang asing. Yah, ia memang sering bertemu pemuda dihadapannya ini, jika ada waktu senggang –dan pemuda itu memang selalu berpakaian tertutup.
"Bukankah itu memang makanan sehari-harimu, deer?"
Senyuman manis tersemat di bibir LuHan. Untung hari ini, café tidak terlalu ramai, jadi dia tidak terlalu menutup identitasnya. Tangannya meraih tangan kekasihnya, lalu mengecupnya pelan, "Tapi tetap saja makanan sehari-hariku adalah senyummu, honey." Pemuda manis itu menarik tangannya cepat, kemudian mengusapkannya pada bangku tempatnya duduk, seolah hal yang dilakukan tadi adalah tabu. Namun dengan cepat, ia menyingkirkan cangkir flat whitenya, dan mendekati LuHan; meraih pipi itu, dan mencium sudut bibirnya, "Aku sangat merindukanmu, Lu-deer."
"Aku tau, dan maafkan aku jika aku tidak bisa menyempatkan banyak waktu luang untukmu, kau taukan—ya.." Belum selesai LuHan berbicara, kekasihnya menyela, "Lu, apakah kau benar-benar mencintaiku? Kau taukan, dengan statusmu sekarang? Kau adalah seorang personil dari salah satu group yang tengah naik daun, sedangkan aku—aku hanya seorang penari latar. Maksudku, tidakkah ini akan terasa sulit? Dengan pekerjaan kita sekarang, kita tidak akan bisa seperti pasangan yang lain. Kau mengertikan? –Aku hanya ingin mengetahui bahwa perasaan ini bukanlah permainan belaka, " Pemuda itu meraih kembali flat whitenya, dan menggenggam kedua sisinya erat, "Aku takut, kau pergi meninggalkanku, karena profesi kita yang berbeda, dan hubungan kita tidak semulus pasangan lain."
Pemuda bersurai caramel itu tersenyum manis. Kekasihnya ini memang selalu seperti itu, menakutkan hal-hal yang tidak akan terjadi—sejujurnya, LuHan yang seharusnya takut kehilangan BaekHyun; dengan tubuhnya yang mungil dan pergerakannya di atas panggung, membuat semua orang menatap tubuh itu. LuHan mengusap tangan BaekHyun, "Aku tidak akan pernah pergi darimu, Baekkie. Never and forever. Jika aku berani pergi dari kehidupanmu, kau boleh adukan kepada semua media tentang keburukkanku, bahkan kau boleh menuntutku—atau membunuhku."
"Walaupun profesi kita berbeda, dan jalan yang kita tempuh tidak selenggang Jalan Tol, tapi itu tidak akan menurunkan rasa sayangku padamu. I'll always love you. Oh! Dan kau tau Baekkie, seluruh member XOXO, termasuk Kris, mengetahui hubungan kita." BaekHyun menundukkan kepalanya, menghela napas kecil. Takut-takut kalau LuHan-nya memarahi dia, lantaran salah mengucapkan nama LuHan dengan panggilan sayangnya terhadap sang kekasih di depan member lain. "Maafkan aku, deer. Tapi sungguh, itu tidak disengaja. Mulutku tiba-tiba berbica…" Jari telunjuk tertempel di depan bibirnya, menghentikan ucapannya. Oh God! Bolehkah LuHan menculik pemuda ini dan membawanya pulang, sekarang? "—Sayangnya, mereka menyetujui kita, mereka memberi izin kepada kita untuk menjalin hubungan diam-diam, Baekkie. Dengan catatan, tidak membuat Kris kerepotan. Well, mungkin aku akan menuruti kata-katanya beberapa hari ini."
Kalau sebuah rahang bisa terjatuh, bisa jadi saat ini rahang BaekHyun telah terjatuh. Ia tidak menyangka jika ucapannya yang blak-blakkan itu membuahkan hasil manis. LuHan terkikik melihat ekspresi BaekHyun, dirinya juga sudah mengalaminya tadi—shock, dan senang, seakan ada yang mengangkat beban di tubuh mereka. LuHan menjulurkan tangannya, dan menutup mulut BaekHyun, "Kalau kau membukanya terlalu lama, lalat akan tergiur memasuki mulutmu itu, dan aku tidak ingin miliku dimasuki makhluk lain." Pukulan halus mendarat di pundak LuHan, melepaskan tawa keduanya. Hingga LuHan menghentikan pukulan BaekHyun, ia mencengkram pergelangan tangannya, "Baekkie…"
"—Heum," gumamnya pelan, ada yang tidak beres disini. LuHan menaik-turunkan alisnya, ia tersenyum miring. BaekHyun mulai jengah, ia tau apa maksud kode itu; pasti—"Let's play!" Tck! Memang dari dulu, LuHan tidak pernah beres. Tangan lentiknya menepis tangan LuHan dari pahanya, "Stop idiot! Ini tempat umum, bodoh. Aku akan benar-benar membunuhmu Lu-deer, kalau kau berani menyentuh seluruh tubuhku—apalagi besok aku ada schedule yang cukup penuh. Hell!" BaekHyun memang akan berubah menjadi ganas, ketika mereka telah masuk ke arah yang tidak disukainya—intim. Bukan maksudnya BaekHyun tidak suka; benci, melainkan karena efek yang ditimbulkan setelah melakukannya, membuat BaekHyun menghindari hal itu. You-know-whatlah, tubuhnya adalah asset berharga bagi seorang penari.
LuHan menyemburkan tawanya, ia senang menggoda kekasihnya ini. "Okay, aku minta maaf, honey. Aku hanya bercanda—kecuali, jika kau yang menggodaku duluan, mungkin tidak ada kata 'kembali'." Kedua tangan BaekHyun terlipat di depan dada, ia mempoutkan bibirnya. Namun tak berselang lama, ia tersenyum, "Eh-heum, aku tau. Saranghae, deer."
"Nado changi."
.The End.
A-ay! Selesai juga fanfic OS ini.
Huah, ini fanfic pertamaku buat LuBaek.
So, gimana?
Mind to Review?
Regard,
-Arcoffire-Redhair-
