Title : Andante
Cast : Leeteuk 'SUJU', Kang-In 'SUJU', and other supporting cast
Pair : KangTeuk, oneside!HaeTeuk, HaeHyuk
Genre : Romance, Hurt/Comfort
Rate : Teenager (T)
Warning : Boys Love/Boy x Boy, OOC, EYD Failur, Alur Rush, Typo(s), cerita pasaran, GAJE, Death Chara, Don't Like Don't Read
Disclaimer : Cast are belong to GOD, THEIR PARENTS and THEMSELVES, but thus fic is MINE!
Annyeong….. kali ini aku bawa FF tentang eomma dan appanya SUJU alias KangTeuk… sebenernya si ini bisa dibilang Songfic karena aku terinspirasi juga dari lagu Andante yang diciptain Leeteuk oppa.. yaudah.. ngga usah banyak omong, just Happy Reading ^^
Jami wa jami wa, I jiteun nunmul kkeute kkeuti wa
Nae bang, changmun bakk, gwanshim bakk
Deung dollin chaero myeochil bami ga, ni gieoki
Leeteuk POV
Aku hanya bisa tertidur dan tertidur lagi. Engkau bagaikan air mataku yang dating dan pergi. Kutatap jendela kamarku, berharap malam ini tak pernah berakhir. Tapi, diluar keinginanku, malam ini pun telah berakhir. Kenangan kenangan bersamamukembali terlintas dibenakku. Saat hari hujan, dan kita basah kuyup karenanya.
#FLASHBACK
Sakit. Hatiku sakit saat aku tahu bahwa ia akan bertunangan dengan namja lain. Terlebih lagi, namja itu adalah sahabatku sendiri yang sudah kuanggap sebagai dongsaengku. Hatiku bagaikan remuk saat ini. Bagaimana bisa, namja yang kucintai bertunangan dengan sahabatku? Apakah ini lelucon? Tolong katakana bahwa ini adalah lelucon. Aisshh~ sepertinya aku mulai gila sekarang. "Oh, sh*t! kenapa harus hujan disaat seperti ini? Apakah cuaca juga tak berpihak padaku saat ini?"
Aku berjalan menembus hujan yang sangat deras ini. Oh, baiklah, sepertinya aku harus bersyukur karena hujan ini. Kenapa? Karena hujan ini bisa menyamarkan wajahku yang tengah menangis. Ya, aku menangis sekarang. Menangisi namja yang bahkan tak tahu atau mungkin tak peduli bahwa aku disini menangissinya.
Tiba tiba kurasakan tak ada lagi hujan yang mengguyurku. Kucoba menolehkan wajahku kesamping. "Youngwoon-ah.."panggilku pelan, sementara ia hanya memandangku sedih. Aku segera menghapus air mata yang mesih setia mengaliri pipiku.
"Waeyo,hyung? Kenapa kau seperti ini?" ia tampak menahan amarahnya. Dia memandangku tajam sementara tangannya masih setia memayungi tubuh kami berdua. "M-mwo? A-apa maksudmu Youngwoon-ah? A-aku hanya lupa membawa payung.." ucapku sedikit tergagap. Aku rasa aku belum siap untuk menceritakan masalahku padanya, sedekat apapun ake dengannya. Yahh, tapi setidaknya aku tak berbohong padanya,kan? Heyy~ aku memang lupa membawa payung saat ini.
"Mwo? Lupa membawa payung? Chh, yang benar saja,hyung, kau tahu kan bukan itu yang kumaksud."
"Kalau bukan itu, lantas apa yang kau maksud, Youngwoon-ah?" aku tahu,amat sangat tahu bahwa bukan itu yang ia maksud, tapi sudah kubilang kan, aku belum siap menceritakan masalahku pada orang lain. "YA! HYUNG! Kenapa kau berpura pura seperti ini,eoh? Ini seperti bukan dirimu,hyung. Tak bisakah kau jujur padaku, hyung?" aku tersentak mendengar perkataannya yang lebih menyerupai bentakan itu. Baru pertama kali ini kulihai ia membentakku. Biasanya, ia tak seperti ini. Ia selalu lembut dan baik padaku, walaupun terkadang keras dengan orang lain -_-
Mataku kembali memanas. Ia menggenggam tanganku lembut, tetapi aku langsung menepisnya. "Hyung~" ucapnya lembut. "Sebenarnya apa yang ingin kau tau,HUH?" aku berteriak padanya. Tak terasa, air mataku kembali tumpah. Aku menatapnya yang juga sedang menatapku sedih. Aku menundukkan kepalaku, berusaha menyembunyikan air mataku yang sepertinya mustahil untuk kulakukan.
"Hyung, mianhae~"bisiknya. Kurasakan ia memelukku erat, menjatuhkan paying yang sedari tadi melindungi tubuh kami dari terpaan hujan. Hujan kembali mengguyur tubuh kami berdua. Walaupun begitu, aku merasakan hangat. Tak hanya tubuhku yang merasakan hangat karena pelukannya, tetapi hatiku juga merasa hangat. Aku semakin terisak dalam pelukannya. Kubenamkan wajahku pada dada bidangnya.
"Sssshhh.. hyung.. uljima… tak seharusnya kau menangisinya. Biarkan ia bahagia dengan pilihannya. Kau tahu? Hae dan Hyukkie saling mencintai, jadi biarkan mereka bahagia. Kau pantas mendapatkan orang lain yang benar benar mencintaimu,hyung." hiburnya. Aku semakin terisak mendengar ucapannya. Perasaanku campur aduk saat ini. Aku juga tak tahu mengapa ia bisa tahu semua masalahku. Yang aku fikirkan sekarang adalah, aku harus meluapkan perasaanku sekarang atau kurasa aku bisa meledak (?)
"Saranghae,hyung," aku membatu mendengar ucapannya. "Yo-Youngwoon-ah.."bisikku. "Ssshhh.. sudahlah hyung, kau tak perlu memikirkannya. Tak apa kalau kau tak menjawabnya sekarang. Aku akan menunggumu,hyung. Sampai kapanpun," tangisku semakin pecah mendengar penjelasannya. Aku tak pernah tahu bahwa ia sangat memperhatikanku seperti ini. Aku sangat terharu mengetahui bahwa masih ada orang yang mencintaiku seperti ia mencintaiku.
"Go-gomawo Youngwoon-ah," bisikku pelan. Sekarang aku hanya bisa mengucapkan terima kasih padanya atas segalanya. Aku pun semakin membenamkan wajahku ke dadanya sementara ia semakin mengeratkan pelukannya padaku.
#END FLASHBACK
Semenjak saat itu, ia selalu berada disampingku, dan aku menjadi tak bisa lepas darinya. Karena aku—
-mulai mencintainya.
Cho-eum biga naerin nal buteo, jeojeum majimak kkaji
Ginagin teonal seok, eodum do
Kkum sogeson jogeum cheoncheonhi seumi neunde
Naega eodiseo? Kenapa sangat gelap? Ini.. ini sangat menyeramkan. Yaongwoon-ah.. aku takut.
Kutelusuri jalan yang gelap ini. Ini seperti berjalan di terowongan yang tak berujung. Kulihat ada secercah cahaya dari ujung jalan ini. Aku berlari menghampiri cahaya itu. "Youngwoon-ah…" bisikku saat melihat sesosok namja diujung jalan ini. Aku melihatnya tersenyum padaku. Senyum yang sangat kurindukan.
"Youngwoon-ah.. bogoshippeoyo.." tak terasa air mataku talah membasahi pipiku. Perasaan ini, aku sudah tak bisa menggambarkannya lagi. Rasa senang,rindu, sedih,kecewa, semua bercampur menjadi satu.
"Youngwoon-ah, eodiga?" tanyaku pelan saat melihatnya berangsur menjauhiku menuju cahaya itu. Air mataku semakin deras mengaliri pipiku. Aku tak meu kehilangannya lagi. Ya. Aku tak mau kehilangan namja yang kucintai ini untuk kedua kalinya.
"Youngwoon-ah, kajima~" aku berusaha mengejarnya. Tapi, entah mengapa semakin aku mengejarnya, jarak kami justru semakin jauh. Aku berusaha menggapainya, sementara ia hanya tersenyum dan terus menjauh.
"YOUNGWOON-AHH—"
"..hahh..hahh..hahh…"
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
END.
.
.
.
.
.
.
.
Huahhh… mianhae pendek…
Ini baru prolognya aja, sekalian aku mau liat respon dari readerdeul semua…
Mianhae kalo masih banyak kesalahan dlam penulisan plus plus banyak typo.. aku masih baru..
so, mind to review?
