Disclaimer: Masashi Kishimoto Warning: Canon, OOC, typo, etc...
Summary:

Aku tidak perlu khawatir suamiku akan cemburu kalau aku dekat-dekat dengan pria lain. Iya, aku tahu pernikahan kami dijodohkan dan tanpa cinta. Dia juga mencintai orang lain. Aku juga sama. Tapi kenapa? Kenapa orang yang dia cintai sama dengan orang yang kucintai? yaitu Naruto .

.
Heart of The Sand Chapter 1 "Wedding"

.

Gadis bermata senada dengan lavender itu tampak sangat cantik menggunakan kimono putih dengan motif bunga sakura. Rambutnya yang sepunggung digulung dengan hiasan tusuk rambut yang berwarna emas. Gadis itu tahu, setelah ini hidupnya akan berbeda. Hidup terpisah dari keluarganya, dari rekan setimnya, mungkin dia juga tidak akan menjalani misi-misi sebagai ninja. Mungkin dia akan menemani sang Kage untuk segala kegiatan kerjanya.

"Dengar,..." Hinata menoleh pada seseorang yang tangannya sedang digandeng olehnya menuju altar pernikahan. "Menikah denganku, kau mungkin akan tersiksa. Itu salahmu, karena menerima pernikahan ini."

Mata Hinata terbelalak mendengar kalimat yang diucapkan sang Kage Suna yang sebentar lagi akan menjadi suaminya. "Seharusnya, kau lari. Ini masih belum terlambat." tambah Gaara, sang Kage.

Hinata mau protes, bukannya para tetua Suna itu yang memilihnya sebagai calon istri Gaara. Hinata juga tadinya akan menolak kok, dia kan sudah mencintai Naruto. Lagipula menikah di usia 20 tahun seperti ini, memangnya Hinata siap apa? Ya kalau itu dengan Naruto, Hinata akan sangat senang.

Tapi kan keadaan yang tidak memungkinkan, para tetua Konoha seakan sangat berkuasa mendesak Tou-sannya dan juga Hinata tentunya untuk menerima perjodohan ini. Rasanya Hinata mau kabur saja dari Konoha, mengembara mungkin. Tapi mereka mengatakan kalau Hinata tidak menerima perjodohan ini, maka mungkin akan terjadi perang. Ya ampun mereka berlebihan sekali.

Setelah perdebatan yang alot, akhirnya Hinata menyetujui menikah dengan Gaara sang Kazekage muda. Hinata tahu pilihannya ini menyakiti hatinya. Dia harus melupakan Naruto.

Setelah susah payah Hinata menerima pernikahan ini, pria di sampingnya malah menyuruhnya lari. Ini memang kesempatan bagus, Hinata bisa menghentikan pernikahan ini. Tawaran yang menggiurkan memang, tapi Hinata mencoba berpikir dewasa, melihat tatapan para tetua yang tersenyum manis padahal tatapannya seakan berkata "Awas kau mengacaukan pernikahan ini".
Kenapa aku sih yang menjadi korban?

Lagipula pria yang menjadi suaminya ini bodoh sekali, kenapa tidak mengatakan dari awal kalau dia juga tidak setuju? Kenapa menyuruh Hinata berlari sekarang?

Tidak, Gaara tidak bodoh. Dalam hatinya dia juga tidak bisa menerima pernikahan ini, tapi kepentingan desa adalah segalanya baginya. Keadaan menuntutnya harus selalu berpikir dewasa. Hanya saja dia memperingatkan calon istrinya, bahwa mungkin istrinya harus bersiap hidup tidak nyaman dan mungkin sakit hati karena menikah dengannya.

"Kenapa aku harus lari?" tanya Hinata.

Gaara tidak menjawab.

"Aku tidak akan lari, kecuali kau punya keberanian melepaskanku."

Gaara mendesah, sedikit kesal dengan gadis ini. Belum apa-apa, gadis ini sudah merepotkan. Gadis ini pintar, kalau gadis ini benar-benar lari, maka Konoha akan mendapat masalah besar.

Tidak terasa upacara pernikahan mereka selesai.

.

Karena pernikahan mereka diselenggarakan di Suna, Hinata langsung dapat menikmati malamnya di rumah sang Kage dan juga menjadi rumahnya sekarang.

Malam pertama...

Hinata jadi cemberut, mengingat ucapan pria yang sekarang menjadi suaminya tadi di upacara pernikahan. Hinata baru saja selesai mandi, tapi suaminya belum juga masuk ke dalam kamar.

Bukannya Hinata mengharapkan malam ini terjadi seperti pasangan menikah lainnya. Dia juga tidak yakin hal itu akan terjadi malam ini mengingat sikap dan perkataan suaminya. Hanya saja, Hinata merasa aneh. Ini sudah sangat larut, kenapa Gaara belum juga masuk ke kamarnya untuk tidur.

Ceklek...

Itu dia, Gaara masuk ke kamarnya. Masih menggunakan hakamanya, sementara Hinata sedang duduk di kamar menggunakan pakaian santainya. Mereka bertatapan sebentar, kemudian Gaara menghampiri Hinata dan duduk di sampingnya, mengambil sedikit jarak yang memisahkan mereka.

"Kau suka kamar ini?" tanya Gaara.

"Iya", setelah Hinata menjawab, hening lagi di antara mereka. Gaara tahu pernikahan perjodohan ibarat membeli kucing dalam karung, Gaara bukan peramal begitu pun Hinata yang tahu akan bagaimana kehidupan pernikahan mereka. Apakah akan berhasil atau tidak?
Yang jelas mereka masih belum terbiasa. Mereka tidak muluk-muluk akan membayangkan cinta akan tumbuh di antara mereka. Gaara tahu dan semua orang tahu kalau Hinata hanya mencintai Naruto. Gaara juga tidak yakin akan bisa mencintai seorang perempuan, Gaara tahu itu.

"Baguslah, kalau begitu aku akan tidur di kamar yang lain."

Hinata menoleh kepada Gaara, jadi Gaara tidak akan tidur satu kamar dengannya. Sudah Hinata duga kalau Gaara akan bertindak seperti ini. Hinata terlihat seperti gadis lemah, tapi nyatanya bukan dan Hinata adalah gadis pintar. "Baiklah."

"Aku tahu kau mencintai orang lain." ucapan Gaara tersebut membuat Hinata berpikir apa Gaara tidak suka dengan hal itu, sehingga mereka harus tidur terpisah seperti ini.

"Kau tidak suka? Kalau begitu aku akan berusaha melupakannya." ucap Hinata, walau Hinata tidak tahu apa itu akan mungkin bisa terjadi dalam waktu cepat.

"Tidak perlu, toh pada akhirnya kita memang sama-sama tidak bisa bersama dengan orang kita cintai."
Jawaban sarkatis Gaara membuat Hinata terkejut "Kau mencintai orang lain juga?"

Gaara tidak menjawab, namun bangkit berdiri dan mendekati pintu "Tidurlah, ini sudah malam."

Kepergian Gaara yang mengalihkan pertanyaan Hinata, membuat Hinata yakin kalau Gaara juga mencintai orang lain. Hinata tahu, dirinya dan Gaara sama-sama tersakiti. Jadi ini alasan kenapa Gaara menyuruhnya lari atau ucapan yang mengandung makna untuk Hinata bersiap pernikahan mereka tidak akan berjalan semestinya.

.

TBC