Uzumaki Family

Disclaimer: Naruto © Masashi Kishimoto

Saat ku kecil, Kaa-Chan bilang kalau aku bagian kecil dari langit biru yang turun ke dunia karena Kaa-Chan dan Tou-Chan sangat menyayangiku.

Saat ku menyadarinya kemudian, itu tak sepenuhnya benar.

Uzumaki Family

*Sakura Prov*

Kebanyakan bayi lahir karena kebetulan. Maksudku, diatas sana banyak roh berterbangan mencari raga untuk ditempati. Lalu di bumi ini, dua orang berhubungan seks dan hamil, suatu kebetulan bukan?.

Tentu, kau dengar cerita tentang bagaimana orang merencanakan keluarga sempurna tapi yang sebenarnya adalah kebanyakan bayi dilahirkan karena mabuk-mabukan saat malam dan tak memakai kontrasepsi.

Semuanya kebetulan.

Hanya orang yang bermasalah mendapatkan bayi yang merencanakan kehadiran mereka. Aku, salah satunya. bukan suatu kebetulan, Kelahiranku direncanakan, Lahir karena untuk alasan khusus.

Ilmuan mengambil sel telur Kaa-Chan dan sperma Tou-Chan untuk membuat kombinasi gen yang spesifik. Dia melakukan itu untuk menyelamatkan nyawa Onii-Chan.

Terkadang aku ingin tahu apa yang akan terjadi jika Nii-Chan terlahir sehat. Mungkin aku masih ada di surga atau entah dimana menunggu masuk kedalam raga dan turun ke bumi.

Tapi kebetulan atau tidak…

Aku disini...

*End Prov Sakura*

Sakura melangakah kakinya dengan cepat melangkah Menerobos keramaian kota. Jam masih menunjukan pukul 06.13 namun salah satu jalan besar yang selalu dilalui para penduduk bahkan para wisatawan ini terlihat sudah mulai ramai dengan orang-orang yang berlalulalang, Kebanyakan toko-toko yang berjajar dengan rapi di sepanjang jalan ini sudah banyak yang memilih untuk membuka tokonya. Aroma makanan, kue, parfume, pewangi ruangan maupun aroma terapi sudah mulai mengebul keluar dari dalam masing-masing toko yang dapat tercium oleh indra pencium saat kalian melewati toko-toko tersebut dan jangan lupa asap-asap kendaraanpun sudah menghiasi jalanan ini. Konoha Avenue yah itulah namanya, Konoha Avenue merupakan nama salah satu jalan di kota Tokyo yang memang selalu di padati oleh puluhan orang bahkan ratusan orang.

Kaki Sakurapun berhenti melangkah, di tatapnya papan nama pada salah satu toko dihadapanya yang bertuliskan Money To Loan diapun menarik nafas dan menghembuskannya dengan kencang lalu diapun melangkah masuk ke dalam toko tersebut.

TRING… TRING… Suara lonceng berbunyi ketika Sakura membuka toko tersebut. Pandangan yang pertama yang tertangkap oleh kedua matanya adalah berbagai macam barang-barang, mulai dari gitar, jam antik, computer, hand phone, piano, jam tanggan, mesin foto copy, Kotak-kotak aneh dan masih banyak yang lainnya. Tak lama setelah lonceng di pintu itu berbunyi seseorangpun datang.

"Apa yang bisa ku bantu?" Tanya seorang pria, yang sepertinya berusia sekitar 40 tahunan, pria itu memakai kain yang menutupi mulut sampai batang hidungnya, seperti tidak puas menutupi mulutnya itu diapun juga membungkus rambutnya dengan sebuah kain berwarna putih hitam yang bagian putihnya menutupi rambut dan dibagian hitamnya menutupi keningnya. Belum sampai disitu mata pria tua itupun berwarna hijau pekat tapi mata itu tak memiliki keindahan dalam tatapannya melainkan kohororannya, Dibagian bajunya terdapat name tag yang bertuliskan Kakuzu .

"Emas 19 karat jarang digunakan" Diletakkan sebuah kalung Berbentuk kelopak bungga sakura di atas etalase yang memisahkan jaraknya dengan Ossan tersebut.


'Sasori-Nii' Batin Sakura.

Diperhatikannya gerak gerik Sasori yang sedang Memberi makan ikan-ikan Koi yang berada dalam kolam berukuran 3×2 meter yang berada di taman belakang rumahnya. Taman belakang rumahnya memang selalu menjadi tempat yang menyenangkan bagi Sasori, bagaimana tak menyenangkan taman yang berukuran 13×18 meter tersebut sangatlah asri, dengan bermacam-macam bungga yang tumbuh di halaman tersebut seperti bungga Matahari, bungga Mawar, bungga Lili, bungga Anggrek dan tidak lupa bungga Sakura yang merupakan bungga favorit Sasori. Saking dia menyukai Bungga tersebut Sasori sendirilah yang meminta adik kecilnya diberi nama Sakura ketika dia diberiahu bahwa ia akan punya adik lagi, padahal saat itu baik dia maupun ayah dan ibunya masih belum tahu apa jenis kelamin dari calon adiknya tersebut.

'Kau sekarat yah' ucap Sakura dalam hatinya.

Tatapan Sakura yang semula tersenyum melihat aktivitas Sasori tiba-tiba menjadi sendu setiap dia mengigat kata itu. Sadar dari lamuannya Sakurapun buru-buru menepis pikirannya.

"Sunagakure? Aku tak mengerti" Ucap Sakura memecahkan kedamaian Sasori yang sedang memainkan ikan yang telah ia beri makan. "Itu seperti tempat yang tak berarti".

"Itu memang tempat yang tak berarti" jawabnya, diahlikannya wajahnya dari ikan tersebut dan memandang sakura "Hanya kau dan langit luas" Sasoripun tersenyum lalu memalingkan wajahnya lagi pada ikan.

"Kenapa kau suka itu? " Sakurapun menaikan sebelah alisnya tanda ia tak mengerti "Aku tak mengerti" Sakurapun melempar foto album yang iya lihat berisikan foto-foto Sunagakuen. Sunagakuen adalah salah satu tempat yang berada diluar kota Tokyo, tempat tersebut adalah tempat dimana terdapatnya bukit-bukit yang mngelilingi sungai yang besar dengan udara sejuk yang akan menerpa kulit dan pada saat dimalam hari menatap ke arah langit disitulah akan melihat langit yang begitu menakjubkan indahnya, namun tempat indah tersebut menurutnya tak menarik sama sekali, menurutnya Mizuu Park lebih menarik karena disana ia dapat berenang dan memainkan wahana-wahana yang menyenangkan disana, maklum saja dengan pemikirannya karena ia hanyalah gadis kecil yang belum mengerti akan seni yang di buat oleh tuhan tersebut.

Sasoripun menghentikan aksinya memainkan air di kolom tersebut dan memalingkan wajahnya lagi menatap Sakura sambil tersenyum lembut "Entahlah, aku suka hal besar. Aku suka angkasa luas yang membentang" Sakura yang mendengar jawaban Sasoripun tersenyum, Sasoripun berjalan mendekati Sakura yang sedang duduk di atas ayunan yang tak jauh dari kolam ikan tersebut " lagipula , itu satu-satunya tempat yang pernah ku datangi" Sasoripun duduk di ayunan tersebut, ayunan yang berbentuk sofa panjang namun kursi tersebut tergantung dan dapat mengayun yang muat diduduki oleh tiga orang dewasa.

"Hei kau belum mencuci tanggan mu Nii-Chan!" protes Sakura yang melihat Sasori mengambil Apple di atas kursi yang berada di sisi samping ayunan tempat Sasori duduk tersebut.

"Tak apalah" cengir Sasori yang baru inggat tangannya bekas memberi makan ikan dan memainkan air kolam tersebut.

"Dasar jorok akan ku beritahu Kaa-Chan!".

"Jangan dong Saku".

"Kau akan beri apa jika aku tak mengadu ke Kaa-Chan?".

"Aku akan menciummu".

"Hiyu… mending aku adukan ke Kaa-Chan".

"Kalau begitu aku akan mencium bibirmu".

"DASAR HENTAI…!" pukulan kecil disertai dengan bukupun melayang ke badan Sasori.

"Hehehe… kau malu yah Saku hmm?" goda Sasori dengan seringai kecil yang menawan.

"Hentai…! Hentai…! Dasar Hentai…! Rasakan ini!" pukulanpun terus terhujani ke badan Sasori yang hanya ditangapi tawa olehnya.


Di sebuah dapur sederhana terdapat dua orang wanita yang sedang sibuk dengan pekerjaan wajib bagi wanita tersebut , yah kedua wanita berbeda warna rambut ini sedang membuat makan malam. wanita yang satu merupakan wanita bersurai merah dengan panjang rambut mencapai paha miliknya, poni rambut miliknya tersebut menjuntai kesisi kirinya tejepit oleh sebuah jepitan berwarna kuning , matanya yang berwarna caramel dan warna kulit putih bersinar menambah kecantikan wanita tersebut dan seorang wanita satunya lagi memiliki surai ikal berwarna hitam sepanjang punggung, poni rambutnya ia belah menjadi dua, sangat pas untuk bentuk wajahnya belum lagi ia memiliki mata warna merah sangat kontras untuk kulitnya yang berwarna putih pucat.

Sejak Sasori sakit, banyak hal berubah. Kurenai nama dari wanita bersurai hitam tersebut memutuskan bekerja paruh waktu dan Khusina si wanita bersurai merah yang bekerja sebagai pengacara memutuskan keluar dari pekerjaannya. Hidup Kushina hanya bertujuan menjaga agar Sasori tetap hidup. Bersih-bersih dan memasak itulah yang hanya kushina lakukan. Bersih-bersih dan memasak, semuanya di lakukan dengan cara dipanasi, organic dan bebas kuman.

"Oke, aku berangkat yah" kurenaipun mengambil jaket dan tasnya, kemudian melangkahkan kakinya mendekati pintu belakang yang menghubungkan dapur dengan halaman belakang rumah tersebut "Bye.. bye.." lambainya.

"Bye.." ucap khusina sambil melambaikan sebelah tanggannya tampa menolek.

Dapat kalian rasakan bukan mereka sedikit disfungsional? tapi semua itu mereka lakukan karena mereka saling menyayangi dan mereka melakukan yang menurut mereka terbaik.

"Anak-anak waktunya makan malam!" teriak khusina dari meja makan yang berada dekat dengan dapur, dia menyusun makanan-makanan yang ia dengan kurenai masak. Oh tentang cara Khusina yang memberitahu jam untuk makan adalah dengan cara berteriak, tapi jangan pernah remehkan teriakan khusina, karena teriakannya pasti akan terdengar ke penjeluru rumah, sekalipun kau berada di taman belakang rumah. tak lama kemudian orang-orang yang dimaksud khusinapun berdatangan .

"Itu juga bukan, baka Aniki!" maki Sakura pada kakanya yang berambut kuning jabrik, lelaki itu adalah Naruto, Naruto adalah anak pertama dari pasangan suami istri Minato dan Khusina. Minato dan Khusina adalah sepasang suami istri yang dikaruniakan tiga anak, Naruto, Sasori dan Sakura. Naruto adalah anak yang memiliki warna rambut kuning dan warna mata biru langit yang sama dengan milik Minato sedangkan wajahnya mirip dengan wajah Khusina. Sasori memiliki surai rambut berwarna merah (Saat ia memiliki rambut, karena sekarang kepalanya dalam keadaan tak berambut akibat kemoterapi yang ia jalankan) dan mata berwarna caramel sama dengan yang dimiliki oleh khusina sedangkan paras wajahnya dan mata sayunya mirip dengan wajah ibu dari Khusina sedangkan Sakura memiliki rambut merah muda dan mata emerald yang sama dengan ibu dari khusina sedangkan paras wajah Sakura sama dengan paras wajah dari ibu Minato (hei Sakura sepertinya kau anak dari nenekmu hahaa).

"Bagaimana dengan Gosuchou-sama deshita?" Tanya Naruto pada Sakura.

"kau tak menyuruhku untuk makan?" protes Minato pada Khusina dikarenakan Khusina hanya berteriak memanggil anak-anak.

"Ahh… kau ini benar-benar baka Aniki" hina Sakura mendengar Naruto yang salah terus dalam pengucapan turut berduka cita.

"Hehehe... maaf aku lupa Minato".

"Lalu apa itu Sakura-chan Tebayo?" rengek Naruto, Naruto memang seorang kakak tertua tapi sifat dia memang kekanak-kanakan sama dengan sifatnya Sakura yang di wariskan dari ibu Minato.

"Lupa? Jangan-jangan kau mempunyai suami baru?".

"Hai bajumu bagus Onii-Chan" puji Sakura ke Sasori yang sebenarnya sedang mengalihkan pembicaraannya dengan Naruto yang ia rasa sangatlah bodoh itu.

"Begitulah" jawab Khusina.

"oh yah?" Tanya Sasori pada Sakura yang dijawab angukkan oleh Sakura " jika kau suka kau boleh memilikinya Saku".

"Justru aku suka karena kau yang memakainya Nii-Chan"

"hei jawab pertannyaanku Sakura-Chan" rengek Naruto yang merasa di kacangin.

"Tapi berjanjilah kau akan membawa Sasuke-senpai berkunjung ke sini lagi Aniki".

"Dia sudah kuliah dan tinggal di New York bersama keluarganya Sakura-chan, Mana mau ia kemari hanya untuk menemuimu".

"Ok, tidak ada jawaban dari pertanyaan mu!".

"Hey sayang aku hanya bercanda" ucap Khusina pada Minato yang sepertinya ngambek dengan perkataan Khusina tadi.

"Ayolah jawab Sakura-Chan, lagi pula Sasuke seumuran denganku tak pantas dengan mu".

"Dan menurutmu kau pantas bersanding dengannya?!".

"Hey… hey… aku masih normal Sakura-Chan, sekalipun aku tak sengaja berciuman dengannya waktu kec—" Narutopun segera menutup mulutnya karna sadar kalau dia keceplosan wajah Narutopun memerah karna malu.

"APA?! Kau pernah berciuman dengannya?!".

"Benarkah itu?" Ucap Saori, Khusina dan Minato serempak dengan ekspresi terkejut yang tak dapat disembunyikan.

"Ehhh… e..to..".

"Dasar Aniki busuk! Perebut ciuman pertama pangeranku!"maki Sakura pada Naruto lalu mengalihkan pandangannya ke Khusina "Kaa-Chan!" rengek sakura pada Khusina.

"NARUTOO!" tanggan Khusinapun mulai mengepal di sertai aura devil yang keluar dari tubuhnya.

"S-sudah ku b-bilangkan k-kalau itu t-tak s-sengaja k-kaa-sa— " ucap naruto terbata-bata karna sudah melihat hawa devil yang keluar dari tubuh Khusina.

"Tetap saja itu menjijikan!" tinjupun melayang kearah kepala Naruto dan setelahnya Naruto hanya dapat memegangi kepalanya yang sakit akibat tinju maut Khusina tersebut dan Sakura tersenyum bahagia karenanya.

"Hey kaa-San, mau liat kebiasaan kami?" tawar Sasori kepada Khusina yang sudah menghilangkan aura Devil.

"Kebiasaan apa Sasori?" tanya Khusina penasaran.

"Ayo Saku kita tunjukan" ajak Sasori kepada Sakura yang di jawab angukan olehnya.

"Hey Baby, apa zodiakmu?".

"Cancer".

"Zodiakmu Cancer?".

"Bukan aku Scorpio, tapi aku mengidap Kanker".

"Itu tidak lucu" Potong Minato sambil menunjukan jempol yang terbalik.

"Ya itu lucu" kata Sakura ngotot.

"Aku Setuju dengan Tou-San" ucap Naruto yang setuju dengan sang ayah.

"Pintar sekali" puji Khusina pada Sasori dan Sakura.

"Kau mengatakan itu karena kau dendam dengan ku baka Aniki".

"Tapi itu memang tidak lucu Sakura-Chan".

"Lucu tau, dasar tak punya selera humor huuu…" sorakanpun meluncur dari mulut sakura.

"Bagus, ini anak-anakmu?" Tanya Minato pada Khusina yang melihat tingkah anak-anaknya itu.

"Ya mereka anak-anakku, Pertanyaannya apa mereka anak-anakmu?".

"Kau percaya itu?" Tanya Minato pada anak-anaknya yang tak percaya dengan apa yang diucapkan Khusina, sedangkan anak-anaknya tertawa mendengarkan apa yang dikatakan ibu mereka "Hei, sayang dimana antingmu?" Tanya Minato pada Sakura yang ia sadari tak memakai antingnya.

"Oh, a-aku tak mau memakainya hari ini".

"Makan makananmu Sasori" perintah Khusina pada anaknya itu yang melihat piring miliknya nampak baru di makan beberapa suap saja olehnya, berbeda dengan piring miliknya, Sakura, Naruto dan Minato yang sudah tinggal sedikit.

"Dari tadi aku sedang makan kaa-San".

"Apa tak enak?" Tanya Khusina lagi.

"Enak, bagiku enak kok kaa-San".

"Aku punya Khimchi dan Shoyo di kulkas jika kau mau".

"Aku tak perlu Kaa-San".

"Kau tak lapar?".

"Ku rasa dia butuh nafas sejenak" ujar Minato pada istrinya karna melihat Khusina yang terus menerus menghujani Sasori dengan banyak pertanyaan.

"Mungkin kau yang harus bernafas sejenak".

"Akan ku coba nanti" jawab Minato yang sudah mulai ngeri dengan tatapan devil milik Khusina yang di layangkan kearahnya. Sakura, Sasori dan Naruto menahan tawa melihat tingkah Tou-Sannya yang mulai berkeringat dingin.

"Kau mau kemana?" Tanya Khusina yang melihat Sasori bangkit dari tempat duduknya meninggalkan piringnya yang masih belum habis.

"Toilet, mau ikut kaa-San?" Khusinapun mengeleng-ngelengkan kepalanya sambil berdecap mendengar ngodaan dari sasori.

~ To Be Continue ~

Hai minna.. Wah maaf aku gak bisa update Come On The Path Of Love bulan ini karna flashdisk-ku hilang, tapi jangan hawatir aku bakal ketik ulang lagi, jadi cerita itu masih akan berjalan.

Mengenai cerita Uzumaki Family ini sebenarnya aku ambil dari salah satu film yang aku suka waktu tahun 2010 atau 2009 gitu (lupa judul filmnya, ada yang tau?), tapi gak semuanya sama banget karena tokoh yang di perani Sasori sebenarnya perempuan, makanya ada kata-kata dan Scene yang gak ada di film. Saking sukanya sama film ini, aku sampai nonton film ini terus setiap harinya dulu (kayanya aku udah nonton sampai 20× dehh) jadi jangan heran sampai sekarang aku masih hafal banget walau DVD filmnya entah ilang kemana. tapi bener deh aku gak maksud jiplak atau apa cuma mau meramaikan fick SasoSaku aja loh , mengingat cuma pair yang ini aja yang aku baca dan paling sedikit pula ceritanya (dan secara tak langsung nyindir para autor SasoSaku yang hiatus sampai bertahun-tahun).

Oke minna sampai jumpa di chapter selanjutnya.

Bye…bye...