Dreamless

.

.

Bagaimana jika rasa itu tiba sekarang? Saat ini tanpa terkecuali?

Hilang dan matikan!

Kubur dan pendam!

.

.


Bleach © Tite Kubo

Dreamless © aya-na rifa'i

Special for my little sistaa, Sagara Ryuuki


Kuas itu menyerap segala memoar Rukia tentang sosok pria berambut orange yang ia temui kemarin sore di taman Karakura. Bergerak menyapu kanvas di hadapannya dengan liukan indah, menimbulkan efek gradasi indah yang sanggup memesona pandangan mata. Sosok itu terlukis dengan sempurna, sesempurna ingatan Rukia akan sore itu.

Karakura Park, yesterday noon...

Daun-daun ginko berguguran di taman itu. Tampak seorang kakek tua menyapu daun-daun itu. Mengumpulkan sampah dedaunan itu ke satu titik. Tak peduli angin terus saja membuat gundukan daun yang telah disapunya kembali menyebar, membuatnya kembali mengumpulkan daun-daun itu ke titik awal. Di samping kakek tua itu, tampak seorang gadis berambut hitam kebiruan tengah memegang buku sketsanya. Ia tengah duduk di bangku taman itu. Iris keunguan milik gadis itu tampak serius menatap buku sketsanya. Tangan kanannya tak henti menggoreskan pensil gambarnya ke arah buku gambar yang dipegangnya. Goresan demi goresan dihasilkannya, membentuk suatu gambar abstrak akan sebuah sosok, antara nyata dan maya, sketsa itu bagai menyerapnya ke alam khayal. Alam khayal dari pria di sampingnya.

"Menggambar lagi?" Tanya pria di sampingnya.

"Hn." Hanya itu jawaban yang terlontar dari mulut sang gadis, sementara tangannya masih asyik menuangkan goresan demi goresan untuk menyempurnakan lukisannya.

"Menggambar aku lagi?" Tanya pria itu lagi.

Gadis itu mengangguk sambil tersenyum, ditatapnya sejenak kedua bola mata pria di sampingnya. Segera saja iris coklat milik sang pria menatapnya balik.

"Hhh..." Pria itu menghela nafasnya, membuang pandangannya dari gadis di sampingnya, yang kembali asyik menekuni gambarnya. "Sampai kapan kau begini terus, Rukia?"

Sampai kau mengerti perasaanku, Ichi-nii... Batin gadis itu.

.

.

Rukia melirik sebal ke arah pria di sebelahnya. Pria itu malah menatap balik Rukia dengan pandangan jangan-macam-macam. Rukia menghela nafas dan mendudukkan dirinya dengan kesal di jok mobil pria itu. Ia buang pandangannya ke arah luar jendela, berharap menenangkan hatinya yang tengah kesal.

"Demi Tuhan, Rukia! Berapa kali ku bilang aku tidak suka kau terlalu dekat dengan pria berambut merah itu!" Seru pria di samping Rukia sambil menatap tajam ke arahnya.

"Dan berapa kali ku bilang, ini bukan urusanmu, Ichi-nii!"

Pria itu, Ichigo Kurosaki. Ia adalah kakak dari Rukia, gadis yang baru saja balik membentaknya. Ichigo menarik pergelangan tangan Rukia, memaksa gadis itu berbalik menghadapnya.

"Dengar! Aku kakakmu! Dan aku berhak menentukan mana yang baik untuk adikku!"

"Yeah! Termasuk menentukan pasanganku! Ini gila!" Gerutu Rukia. "Ichi-nii, aku sudah 19 tahun! Dan ku rasa, aku berhak berkencan dengan lelaki mana pun sama seperti kau mengencani gadis berambut ungu itu!"

"Jaga bicaramu tentang Senna!"

"Dan ku harap kau menjaga ocehanmu hanya untuknya!"

Ichigo menghela nafas. Ia tahu tak ada gunanya menasehati Rukia. Gadis itu semakin sulit diatur. Tak terhitung berapa kali Ichigo memergokinya tengah bermesraan dengan beberapa pria yang berlainan.

"Pakai sabuk pengaman, kita pulang!"

.

.

Rukia menjatuhkan dirinya di atas kasur empuk kamarnya. Ia rebahkan tubuhnya sejenak, ia menatap langit-langit kamarnya. Dipejamkan kedua bola matanya, benaknya memutar memori-memori indah yang terasa menyesakkan.

Kenapa harus seperti ini? Batinnya.

Ia telah mencoba mengikis rasa yang begitu menyiksanya beberapa akhir ini. Ia sadar dengan sepenuh hatinya, ia... mencintai Ichigo, kakaknya sendiri. Rukia sadar rasa ini salah. Tapi ia sendiri tak memiliki daya untuk menolak segala perasaan yang timbul mengakar di hatinya. Ia sudah mencoba berbagai cara. Mulai dari berkencan dengan beberapa pria lain hanya demi melupakan rasa ini. Tapi apa? Nihil! Rukia masih tak bisa melupakan perasaannya pada Ichigo. Yang ada, perasaan itu semakin menjadi-jadi, membuatnya merana.

Ichigo kakaknya? Ia tidak lupa kenyataan itu. Hanya saja kadang takdir begitu kejam dan menyiksa. Begitu juga dengan takdir yang kini mempermainkannya.

Aku mencintaimu, Ichi-nii...

.

.

To Be Continue...


Catatan Kecil:

Ahh... Sungguh, saya merasa semakin lama tulisan saya semakin err... ah lupakan.,

Fic yang khusus saya persembahkan untuk my little sista, Sagara Ryuuki. Untuk dia yg sangat menyukai IchiRuki!:D

Kika~~~ untukmu ku persembahkan!#halah..:p

Met UTS, say~~:)

Sukses ya!:)

Setelah sekian lama menghilang dari fandom bleach, akhirnya saya kembali mempublish fic di fandom ini. Fandom yang membuat saya pertama kali jatuh hati pada dunia per-ffn-an.

Fandom Bleach sekarang ramai ya? Hehe..XDD

Boleh minta ripiu?#

Jaa...

Aya^^09102010