EDITED!
Amanite Phalloìde
Story by : Stellar Alerion
Desclaimer by: Masashi Kishimoto
Summary : Universitas Cambridge adalah universitas terbaik kedua setelah Universitas Oxford. Tapi dengan datangnya seorang murid baru yang mengubah sekolah itu menjadi sekolah yang berbeda.
Warning : AU, OOC, Gender Bending, typo
Chapitre un
Cambridge ialah sebuah kota pelajar tua di Inggris dan pusat administratif Cambrigesheire. Kota ini terletak sekitar 8 mil di utara London. Cambridge terkenal akan universitasnya dan termasuk Cavendish Laboratory yang terkenal di dunia, bangunan molek yang memuat kapel untuk King's College, begitupun perpustakaan dan universitas.
Kaki langit kota ini didominasi dengan 2 bangunan terakhir. Kota ini juga tempat kedudukan 'Silicon Fen', pusat industri di Britania.(1)
Lalu universitas yang disebutkan tadi adalah Universitas Cambridge, tempat sekolahku. Walaupun banyak orang yang berbicara kalau Universitas Cambridge adalah tempat mahasiswa pelarian dari Oxford setelah bertengkar dengan penduduk di sana, tapi aku tetap bangga dengan Universitasku
"Today, we will learn about France," kata dosenku yang ada di depan kelas, ia pun menerangkan tentang sejarah Perancis.
" Sas," panggil temanku itu.
"Hn," kataku yang dari tadi memperhatikan guruku lalu menoleh pada sahabatku itu. "Are you sleepy?" kataku lagi melihat raut muka dan tingkah laku sahabatku itu.
"Yeah, aku ingin cepat-cepat pulang lalu tidur," katanya dengan malas.
"Uchiha Sasuke, kemari!" kata dosen itu dan aku pun segera melakukan perintahnya.
"Sekarang, silahkan Anda keluar dari ruangan ini daripada Anda tidak memperhatikan saya!" kata dosen itu dan aku menatap tidak percaya akan perkataan dosen itu.
"Tapi, saya…" kataku membela diri tapi belum selesai bicara dosen itu sudah berkata,
"Saya tidak peduli sekarang keluar dan saya akan memberikanmu tugas seharian ini dan harus dikumpulkan besok, cari segala hal yang berhubungan dengan Perancis," kata dosen itu, lalu aku pergi meninggalkan ruang kelasku.
Aku terus berjalan di sepanjang koridor sekolahku sambil mengutuki guru sejarah itu yang matanya selalu ada dimana-mana dan kenapa harus aku yang ketehuan berbicara padahal murid lain juga melakukan hal yang sama denganku dan kenapa hanya aku yang dihukum dan Shikamaru tidak. Tunggu. Oh, shit aku lupa kalau Shikamaru adalah anak kesayangan dosen sialan itu.
"Permisi, saya mau bertanya dimana letak ruang kepala sekolah?" tanya seorang gadis manis yang membuyarkan pikiranku sendiri.
"Eng… halo… " kata gadis itu lagi sementara aku masih terpana dengan kecantikannya.
Kulit kecoklatannya yang berbeda dengan kulit kebanyakan orang Eropa, lalu tubuhnya yang mungil dan proposional. Selain itu wajanya yang manis dengan mata biru muda yang besar. Rambut berwarna kuning yang lurus panjang yang bagian samping kanan dan kirinya diikat sedikit lalu…
"Halo, apa ada orang disana?" katanya lagi.
"Ah, iya maaf saya…" kataku agak malu-malu.
"Daydream?" katanya sambil melanjutkan perkataanku yang terputus.
" It's okay, saya hanya mau tahu dimana letak ruang kepala sekolah?" tanya gadis itu , yang mungkin ia sudah menanyakan padaku sebelumnya.
"Oh, okay. Jalan lurus saja lalu di sebelah kiri Anda akan menemukan tangga, naik lalu jalan terus dan ruangan kepala sekolah ada di sebelah kiri," kataku menjelaskan.
"Aku mengerti, merci beaucoup(2) " katanya lalu meninggalkanku sendirian. Tapi aku terus menatap punggungnya yang pergi menjauh dariku tapi begitu ia menghilang dari pandanganku, aku langsung sadar kalau masih punya banya pekerjaan yang harus aku selesaikan dan semua itu gara-gara dosen jelek itu.
Aku lalu pergi ke perpustakaan terdekat dan segera mencari berbagai macam buku yang aku perlukan dan duduk di salah satu bangku yang sudah disediakan dan mulai mencatat semuanya. Aku sendiri tidak tahu sudah berapa lama aku berada di sini hingga…
Pada akhirnya tugasku hampir selesai cuma tinggal literatur Perancis. Aku pun membuka halaman buku yang sedari tadi aku baca itu ke halaman dimana aku dapat menemukan literatur Perancis, dan akhirnya aku menemukannya.
Chrétien de Troyes itu membuat Budaya 'Oc' lalu Jean de La Fontaine menulis 'Fables'. Lalu Charles Perrault menulis cerita tentang 'Puss in Boots', 'Cinderella', 'Sleeping Beauty', 'Bluebeard' dan 'The Three Musketeers'. Hal itulah yang aku salin untuk tugas yang jelekku.
"'The Three Musketeers' itu yang mengarang adalah Jules Verne bukan Charles Perrault " kata seseorang yang suaranya sudah sangat familiar.
"Thanks for help, " kataku sambil membetulkan pekerjaanku.
"By the way, sedang apa kau di sini? Kelasnya sudah selesai?" kataku pada orang itu.
"Yup. Lagipula ini sudah jam 5 sore. Selain itu aku ingin membantumu, gara-gara aku kamu jadi dihukum," kata orang itu, siapa lagi kalau bukan Shikamaru.
"Sudahlah tidak usah merasa bersalah begitu, aku tidak marah kok lagi pula tinggal sedikit lagi, " kataku yang masih sibuk dengan tugas-tugasku.
"Ya sudah kalau begitu, aku pulang dulu lalu tidur," kata Shikamaru lalu keluar dari ruang perpustakaan. Aku hanya pasrah melihat kelakuan temanku yang satu itu, memang sih aku akui kalau dia itu pintar tapi masalahnya sifatnya yang cepat mengantuk itu betul-betul membuatku keheranan. Kenapa dia selalu mendapat peringkat pertama di kelas padahal setiap jam pelajaran selalu tertidur, ah sudahlah daripada pusing memikirkan hal itu lebih baik aku mengerjakan tugas yang hampir selesai ini.
Hari ini rasanya berbeda dari hari yang lainnya karena begitu aku memasuki kelasku kulihat sekumpulan laki-laki yang mengerubungi suatu tempat. Aneh, biasanya mereka lebih suka ke kelas jurusan kedokteran karena di sana ada Sakura. Selain itu semua anak perempuan berwajah masam semua.
"Ada apa sih?" tanyaku pada Shikamaru
"Ada anak baru, " jawab Shikamaru dengan malasnya.
"Anak baru?"
"Kalau kamu penasaran kamu bisa melihatnya di dalam kerumunan orang-orang itu," kata Shikamaru sambil menunjuk ke kerumunan orang yang ada di tengah kelas.
Karena penasaran, aku mencoba masuk dalam kerumunan orang yang mengerikan itu. Sempat beberapa kali aku terdorang keluar dari kerumunan namun aku akan tetap berjuang sampai aku bisa mendapatkan apa yang aku inginkan. Sampai pada akhirnya aku melihatnya, mata biru cerah seperti langit musim panas.
"Kamu..."
Chapitre Un Fin.
Catatan kaki
1. Sumber id(dot)wikipedia(dot)org
2. merci beaucoup, bahasa Perancis yang artinya terima kasih banyak.
