Kehidupan malam terkenal sebagai kehidupan yang gelap namun gemerlap.
Jika banyak manusia memilih untuk beristirahat untuk menyambut aktivitas di pagi hari.
Sebagian lagi tidak,
Mereka memilih untuk bekerja di saat orang lain tertidur.
Tanpa mereka sadari, di balik gelapnya lorong yang tak tersentuh cahaya lampu kota,
Ada sosok bertudung yang siap menyergap dan memangsa mereka.
Sosok itu kini tengah berada di balik bayangan,
Dengan mulut penuh noda darah.
Menemukanmu
Disclaimer : ©Naruto milik Masashi Kishimoto, saya hanya memakai karakternya untuk hiburan
Warning : SasuFemNaru, AU, OOC, Typo, cover diambil dari serial Halfworlds by HBO Asia
Read n review please
Itachi menghela nafas, lagi.
Sosok didepannya membuatnya jengkel luar biasa. Ingin rasanya Itachi melempar si rambut pantat ayam itu dari atap rumah sakit, setelah Ia masukan ke dalam karung terlebih dahulu. Tapi ia ingat, betapa Itachi sangat menyayangi adik kecilnya ini, yang entah sejak kapan berubah menjadi sangat menjengkelkan.
Seperti saat ini.
Itachi sudah kebal dengan predikat mesum dari sang adik hanya karena ia menjadi ginekolog, atau lebih dikenal dengan sebutan dokter kandungan. Tapi kali ini berbeda.
Dalam dua minggu ini, sudah tiga orang wanita yang dilarikan ke IGD dengan kondisi yang sama, pingsan. Yang membuat Itachi heran, ketiga wanita itu awalnya berada dalam kondisi hamil. Setelah diperiksa lebih lanjut, Janin di dalam kandungan para korban menghilang, tetapi tidak menunjukan tanda-tanda keguguran sama sekali. Seolah telah ditarik keluar oleh sesuatu. Kondisi tidak lazim ini tentu harus dilaporkan pada pihak berwenang.
Dan pihak berwenang itu adalah adiknya sendiri, Uchiha Sasuke, sang polisi.
Dan tanggapannya itu luar biasa menyebalkan.
" Jadi pak, para korban yang dibawa kemari dalam kondisi yang sama, kehilangan janinnya tanpa jejak. Laporan lengkapnya ada dalam map yang saya berikan. Tolong segera tindak lanjuti, saya khawatir fenomena ini akan meyebabkan teror di masyarakat."
"Hn."
Dahi Itachi berkedut kesal, "Pak saya mohon anda perhatikan kasus ini baik-baik."
"Berisik, Baka aniki.Aku tahu itu!" Seru Sasuke sembari menyambar map di meja Itachi." Timku akan menyelidikinya, beri informasi jika ada perkembangan lain."
Dan Sasuke pun melenggang keluar dari ruangan Itachi.
Itachi tersenyum simpul, ternyata adiknya hanya tidak mau bersikap formal padanya, dasar tsundere.
Itachi kembali membuka berkas di mejanya. Mencoba menganalisis kasus ini dari sudut pandangnya sebagai seorang dokter. Tidak mungkin janin menghilang seperti disedot sesuatu, bahkan terlihat seperti telah di curetrase. Tidak ada tanda dan gejala keguguran hanya ada bekas gigitan.
Tunggu,
Bekas gigitan?
Mungkinkah penganut ilmu hitam kembali merajalela dan memangsa janin tak berdosa?
Itachi bergidik ngeri.
.
.
.
Di ruangan rapat markas kepolisian, Shikamaru menguap lebar.
Pekerjaan sebagai polisi memang merepotkan, Shikamaru benci itu, tapi mau bagaimana lagi. pekerjaan ini sudah turun-temurun di keluarga Nara. Dan meskipun malas, kali ini ada kasus yang berbeda, yang meskipun akan merepotkan, kasus ini adalah misteri menarik yang menantang.
Sasuke sedang menjelaskan kasus ini di depan tim nya, yang kali ini terdiri dari Sasuke, dirinya, kiba dan karin. Dua orang pelacak diikutsertakan untuk mempercepat penangkapan Siapapun atau apapun yang menjadi dalang kasus ini.
"Jadi bagaimana strategi kita, Shikamaru?"
Shikamaru kembali menguap lebar, "Dengan tim seperti ini, kurasa untuk pelacakan tidak menjadi masalah. Kita hanya butuh umpan."
"Umpan? Maksudmu dengan menggunakan wanita hamil?" tanya Karin
"Begitulah, kita juga perlu tambahan personil dengan kemampuan hand to hand combat yang baik. kita harus mempersiapkan kemungkinan pelaku akan melawan. Dan dari data yang kita peroleh, pelaku menyerat korban kemudian meninggalkannya di tempat terbuka, agak janggal. Karena pelaku sama sekali tidak tertangkap kamera CCTV."
Kiba bergidik ngeri "apa maksudmu kita melawan makhluk astral?"
"atau seseorang yang sangat cerdik. Dia mungkin sudah tahu titik buta kamera cctv yang terpasang di tkp."Tukas Sasuke.
"kita harus menangkap pelaku segera, sebelum kasus ini tercium wartawan dan menjadi teror atau pengalih isu, itu pasti akan sangat merepotkan."
"Aku akan meminta Juugo dan Suigetsu untuk membantu penangkapan." Ucap Sasuke.
"Tapi siapa yang akan jadi umpannya ketua? Kita tidak mungkin menggunakan wanita hamil bohongan kan? Pelaku pasti akan tahu dan tidak muncul." Usul kiba.
Mereka pun saling pandang satu sama lain.
.
.
.
Crimson street, lewat tengah malam dua hari kemudian.
Di jalanan yang sepi, sosok wanita berambut indigo panjang dan bermata lavender berjalan sendirian dengan pakaian kerja yang masih melekat di tubuhnya. Sejujurnya, ia takut. Meskipun Shikamaru sudah menjamin ia dan calon bayinya akan aman, tapi ketakutan itu tetap ada.
Sang suami nyaris mengamuk dan mengacak-ngacak markas kepolisian begitu tahu Hinata akan menjadi umpan penangkapan. Jaminan dari Shikamaru dianggap tidak cukup untuk menjamin keamanan Hinata. Namun Hinata membujuk Kiba, meyakinkan kalau dirinya baik-baik saja. Walau terlihat lemah lembut, ia adalah seorang Hyuuga yang terlatih dalam ilmu beladiri. Dan sejauh ini, kandungannya kuat dan tidak mengalami masalah berarti.
Hinata terus berjalan menyusuri crimson street seperti yang diarahkan Shikamaru. Sejauh ini, tidak ada sosok yang mengikutinya. Hinata mulai ragu, jangan-jangan rencana mereka gagal.
Mendekati ujung jalan, Hinata mulai mendengar langkah kaki di belakangnya. Hinata mempercepat langkahnya, dan suara langkah itu semakin mendekat.
Hinata berbalik,
Ia menemukan sesosok wanita berhoodie dan berjaket tebal tersenyum padanya.
"Kok wanita cantik jalan sendirian malam-malam begini? Bahaya loh." Sapanya ramah
Hinata menghela nafas lega, "Oh saya pikir penguntit, maaf. Saya baru pulang lembur, kamu kenapa malam-malam masih berkeliaran?"
Sosok itu nyengir, "Biasalah lah, kerja malam. Cari makan."
Hinata mengangguk singkat. Sosok itu memperhatikan gerak-gerik Hinata.
"kamu tahu tidak kenapa wanita tidak boleh keluar malam ? karena saat malam tiba banyak pemangsa berkeliaran." Sosok itu tersenyum misterius,
Hinata membelalakan matanya, mata biru yang awalnya bersinar ramah itu kini berubah haus darah.
Dan semuanya terjadi dengan begitu cepat,
Suara tembakan langsung terdengar, menembak sosok itu tepat di kakinya. Sosok misterius itu tetap diam tak bergeming, seolah tidak terjadi apa-apa. Hinata tetap diam mematung, syok. Sebelum akhirnya Juugo datang dan membawa Hinata keluar dari arena penyergapan.
Suigetsu yang berada di balik moncong senjata membelalak ngeri. "ketua, target tidak berhasil dilumpuhkan!"
Sosok itu berbalik, menatap Suigetsu dengan tatapan dingin menusuk.
"kalau kalian pikir mainan anak kecil seperti itu bisa melumpuhkanku, kalian sungguh masih sangat lugu."
Sasuke langsung keluar bersama timnya, mengepung sosok itu dari semua sisi. "menyerahlah, atau kami akan lebih menggunakan kekerasan.!"
Sosok itu terkekeh, " jadi ini jebakan? Sayang sekali, sudah lama sekali sejak aku terakhir kali membantai manusia."
Kiba langsung menerjang sosok itu, sang wanita misterius berhasil menghindar dan menyebabkan Kiba menubruk Shikamaru. Karin maju dan memukul, namun pukulannya berhasil ditahan da ia mendapat pukulan tepat di perut.
Shikamaru yang berhasil menyingkirkan kiba bersiap menyerang, namun ia mendapat tendangan telak di ulu hati. Sasuke yang menjadi backup bersiap menyerang, namun belum sempat ia menyerang, Suigetsu sudah mendahuluinya dengan menyerang menggunakan pisau sangkur.
Sosok itu berhasil menghindar, meskipun pisau itu berhasil merobek hoodienya.
Suigetsu mendapat hadiah berupa pitingan dan pukulan tepat di tengkuk.
Dan sosok itu pun perlahan berdiri. Sasuke yang bersiap menyerang mendadak beku, syaraf ditubuhnya mendadak lumpuh. Ia menatap ke depan dengan tatapan tidak percaya.
Sesosok wanita berambut pirang panjang dan bermata biru tersenyum padanya.
"lama tidak bertemu, Uchiha-chan."
Sasuke masih menatapnya dengan pandangan tidak percaya.
Sosok itu tersenyum simpul,"Menyenangkan sekali bermain denganmu, tapi aku harus pergi. Sampai jumpa."
Dan sosok itu pun menghilang di balik gelapnya malam. Meninggalkan Sasuke dan timnya yang terkapar menyedihkan.
.
.
.
Perlahan Sasuke membuka matanya, hatinya kini dipenuhi amarah. Ia menatap wanita pirang didepannya dengan jijik.
"Aku tak menyangka kau serendah itu."
Mata biru itu hanya memandangnya dengan datar, tanpa emosi berarti.
"Bahkan kematianmu pun tak akan sanggup membuatku memaafkanmu…"
Iris sebiru langit itu menampakan emosi yang tidak terbaca.
"Aku mengutukmu…
Selamanya akan menjadi iblis haus darah…
Sebelum mendapatkan pengampunan dariku,
Naruto…"
Yang terdengar berikutnya hanya jeritan seorang wanita yang terdengar memilukan
.
Sasuke mengerjapkan matanya seketika, keringat dingin membasahi seluruh tubuhnya.
"kau tidak apa-apa Sasuke?"
Itachi berdiri di ambang pintu kamarnya. Terlihat khawatir.
"Hanya lelah, aniki."
Sejak penyergapan yang gagal itu, Sasuke jadi pemurung. Memang melihat Sasuke dengan aura gloomy bukan hal baru untuk Itachi. Tapi melihatnya sekacau sekarang membuatnya benar-benar khawatir.
"Sarapanmu sudah kusiapkan di meja, Aku berangkat kerja dulu."
Sasuke mengangguk singkat, "Hn."
Itachi beranjak dari tempatnya berdiri, andai adiknya mau terbuka sedikit saja, ia tak akan terlalu khawatir. Semoga Sasuke cukup waras untuk tidak melompat dari balkon apartemen mereka.
.
.
.
Berbeda dengan Sasuke, pagi hari Hinata dilalui dengan ringan dan tanpa beban. Meskipun mata haus darah itu sulit dilupakan, kenyataan kalau sosok itu tidak mengejarnya cukup membuat Hinata Lega. Walau kiba jadi kesal luar biasa karena dihajar habis-habisan.
Kandungan Hinata yang menginjak bulan ke empat mulai terasa berat. Ia tidak sabar menunggu beberapa bulan lagi untuk bertemu buah hatinya. Hinata mengelus perutnya, bersiap untuk memberi makan Akamaru.
Akamaru sedang berbaring dikandangnya, begitu melihat Hinata, ia berlari-lari kecil menghampiri tuannya yang membawa sarapannya.
Mendadak Akamaru menggeram marah.
Hinata menjatuhkan mangkok makan Akamaru.
Ia melihat sosok bertudung menatapnya tak berkedip. Dengan sebuah senyum misterius di bibirnya.
.
.
.
Insiden penangkapan gagal itu benar-benar membuat Shikamaru semaput. Harga dirinya sebagai seorang Nara dan reputasi Sasuke sebagai ketua dipertaruhkan. Sampai detik ini, Shikamaru tidak habis pikir, Makhluk apa wanita itu sebenarnya. Kecepatannya sungguh tidak manusiawi, kebal terhadap senjata api, dan yang paling membuat Shikamaru merinding adalah tatapan matanya,
Tatapan haus darah.
Mungkinkah ia sedang melawan Vampir? Tidak mungkin, ini bukan dunia dimana ada manusia yang bisa jatuh cinta pada vampir, seperti film favorit Temari.
Apalagi, fakta bahwa Uchiha Sasuke, ketua mereka, berlutut tak berdaya dihadapan wanita itu, bahkan wanita itu memangginya Uchiha-chan.
Mungkinkah mereka saling kenal? Sasuke sudah membantahnya.
Merepotkan.
Belum sempat Shikamaru menyimpulkan hasil pemikirannya, pintu ruangannya dibuka, lebih tepatnya didobrak dengan keras.
"Ada apa Kiba?"
"Mana Sasuke?!"
"Ada perlu apa?"
Kiba menarik nafas keras, berusaha menenangkan diri.
" Ini berhubungan dengan Hinata…"
.
.
.
Di kompleks pemakaman tua klan Uchiha.
Sasuke, Kiba dan Shikamaru melangkahkan kaki mereka memasuki kompleks pemakaman leluhur Sasuke yang terlihat menyeramkan. Terik matahari seolah tak mampu menghangatkan suasana yang dingin itu. Diantara mereka, Kiba terlihat berusaha keras untuk tidak bertindak gegabah dengan berteriak mencari Hinata. Sebuah memo yang ia terima pagi itu membuatnya kalang kabut.
Bawa dua rekanmu, terutama Uchiha-chan, ke kompleks pemakaman leluhur Uchiha, segera atau kau akan melihat istrimu terpotong tujuh bagian.
Samar-samar, mereka melihat sosok wanita bertudung tengah berlutut di salah satu pusara.
"Dimana Hinata?!"
Sosok itu perlahan bangkit dan menatap mereka bergantian. "Dia baik-baik saja, aku akan menunjukan tempatnya, tapi sebelum itu.."
Sosok itu berjalan menghampiri mereka. Perlahan ia membuka tudungnya, helaian rambut pirangnya yang panjang tertiup angin pelan. Mata birunya memancarkan emosi yang asing,
"Apa kau mengingatku, Uchiha Sasuke?"
Sasuke tetap diam tak bergeming, wajah itu terlihat tidak asing, tapi siapa?
"Ratusan tahun waktu yang aku perlukan untuk menemukanmu, Sasuke. Dan aku akan menunggu, hingga kau mengingatku lagi."
Shikamaru hanya diam dan memperhatikan ucapan sang wanita misterius.
Sosok itu tersenyum, " Karena itu Sasuke, cobalah untuk mengingatku, sekali lagi."
Sosok itu perlahan menghilang, meninggalkan mereka. Dan dibalik pusara itu, terlihat sosok Hinata yang tertidur pulas.
Perlahan Sasuke berusaha mencerna kata-kata wanita itu.
Mengingat.
Menemukanku
Setelah ratusan tahun,
Mungkinkah ia.
Naruto ?
TBC
AN: Wow seribu kata lebih, ternyata saya bisa juga, hehe. Mohon maaf saya malah menulis cerita baru. FMFF masih dilanjut kok. Mungkin agak lama karena saya belom dapet feelnya. Di cerita ini Naruto jd palasik, tp bukan palasik tradisional yah. Bayangkan saja penampilannya seperti Adinia Wirasti di serial Halfworlds.
Cerita ini tidak akan panjang, rencananya akan dibuat threeshoot saja.
Selamat membaca.
