Disclaimer: Naruto hanya milik Masashi Kishimoto seorang saja
Warning: OC (Original Character)
Other: Jangan terkejut kalau isinya kurang memuaskan, maklum, baru pertama kali nulis, sih^^;
MIST
PROLOG
Pagi hari, di dalam sebuah karavan yang sedang dalam perjalanan menuju desa Konoha, seorang kunoichi yang bernama Rie Tsukimaru sedang menulis di buku hariannya. Dia terlihat senang sekali. Dan inilah isinya.
Wahai buku harianku yang kusayangi, aku senang sekali hari ini…! Bagaimana tidak? Aku kembali ke desa kelahiranku yang sangat aku rindukan, setelah tujuh tahun aku dan keluargaku berkelana ke negeri orang, kini kami kembali merajut kehidupan di sini. Aku dan adikku, Ryuu, membujuk orangtua kami untuk tetap tinggal di sini selamanya. Akhirnya…orangtua kami menyetujuinya. Yay~~~!!!(^o^)
CRRAACK!!!
Tiba-tiba, terdengar bunyi yang cukup keras dan mengagetkan seisi penumpang karavan tersebut yang kebetulan adalah sebuah keluarga (dan Rie adalah salah satunya). Karavan mereka bergoyang seperti menabrak sesuatu. Gara-gara hal itu, Rie cemberut karena secara tidak sengaja dia telah mencoret buku hariannya. "Hmmph..! Apaan sih ini!?" Ayah Rie, Tanaka, langsung turun dari karavan untuk melihat apa yang terjadi.
"Ah, maafkan kami," kata seorang pemuda yang tersungkur di depan karavan keluarga Tsukimaru. Pemuda itu sedang membawa keranjang besar sekali, dan gara-gara itu buah-buahan dan sayuran yang ada di dalamnya tumpah ruah, keluar berceceran di jalan. Seperti yang diduga, karavan mereka menabrak sesuatu, dan sesuatu itu adalah orang.
"Tidak, kami yang salah. Biar saya bantu," ujar Tanaka. Ia langsung membungkuk dan memungut isi keranjang yang terjatuh di jalan.
Pemuda itu tidak sendirian. Di belakangnya ada dua orang perempuan, yang satu masih muda, kira-kira belasan tahun, dan yang lainnya berumur kira-kira dua puluhan tahun. Mereka berdua tergopoh-gopoh membantu pemuda itu. Kemudian, Rie pun ikut turun. Menyusul kemudian Ryuu, yang sebelumnya melongok keluar jendela karavan dulu.
"Ayah, ada apa?" tanya Rie menghampiri ayahnya. Spontan pemuda tersebut dan dua perempuan yang ada di belakangnya melongok ke arah Rie.
"Rie-chan?"
"…..Ah, Natsume!"
"Huwaaaah~~! Lama tidak bertemu, Rie-chan!!"
Akhirnya, mereka berduapun berlarian dan berpelukan a la persahabatan yang solid tiada batas, hmm.. Dan sepertinya adegan ini tidak hanya milik mereka berdua. Perempuan yang satunya lagi ikutan berpelukan, merangkul pundak dua sahabat tadi, menengahi mereka seperti wasit gulat.
"Nah, yang ini pasti Kak Fuyumi, apa kabar, Kak?" kata Rie sambil senyum-senyum, masih dalam pelukan dua bersaudari ini.
"Baik, sayang. Aku senang sekali bisa berjumpa denganmu~~ Huuu~~," jawab Fuyumi dengan senyumnya yang merona, bak putri anggun nan menawan hati. Tak lupa mencubit-cubit pipi kempot Rie.
"Aa..! Aauuww..! Kaaa~~k, saaakiiit.." keluh Rie yang pipinya ditarik gemes kayak mie remes sama si Fuyumi.
Akhirnya, mereka melepaskan pelukan (terdengar backsound 'fyuuuh!' dari lubuk hati terdalam Rie, ohoho) dan mulai berbincang-bincang asyik khas perempuan oriental yang ber-'hohoho' ria.
Tiba-tiba,"Heh! Kakak nih! Bukannya bantuin ayah malah asyik sendiri!" Ryuu mulai ngedumel dan menatap tajam Rie. Dia menghampiri ayahnya dan pemuda tadi dan langsung membantu mereka berdua.
Balik lagi ke Rie dkk.
"Oh, iya, siapa pemuda ini?" tanya Rie.
"Ampun! Aku lupa memperkenalkan pada dirimu!" seru Natsume dengan suara yang agak boyish alias kecowokan. "Pemuda ini bernama Nonobi. Dia teman seperjuangan kami. Dia banyak membantu keluarga kami dalam bertani dan berdagang sayuran dan buah-buahan ini," ujar Natsume. Yang dibicarakan langsung tersipu malu.
Rie memperhatikan penampilan pemuda itu sejenak. Tubuhnya tegap, ditambah dengan posturnya yang seimbang nan ideal. Tinggi dan tidak terlalu gemuk. Kulitnya sawo matang, tanda kalau ia selalu bekerja keras membantu keluarga sahabatnya ini. Ia juga memiliki rambut pendek namun jabrik dan berwarna hitam kecoklatan, sama dengan dirinya. Pakaian yang ia kenakan warnanya sama dengan Natsume dan Fuyuki, warnanya biru muda dengan corak zig zag biru navy. Namun, Rie tidak memperhatikan matanya, takut dirinya tersipu malu.
"Ah, Rie..! Ini, buat kamu," kata Natsume sambil menyerahkan sesuatu ke tangan Rie.
"Apa ini?"
"Lihatnya nanti saja, soalnya ini kejutan, hehehe."
Hah?! Sejak kapan dia mempersiapkan hadiah buatku sedangkan kami sama-sama tidak mengetahui pertemuan ini bakal terjadi?
"Kok, tiba-tiba memberiku di saat seperti ini?" tanya Rie jujur.
"Aku selalu berjanji pada diriku, kalau aku bertemu kamu aku akan memberimu hadiah kejutan. Aku selalu membawa hadiah ini ke manapun aku pergi. Jadi, bila bertemu kamu seperti saat ini, aku bisa langsung memberikan kepadamu."
Oh, ya ampun… Betapa baiknya dia.
"Tapi….. Ini bukan makanan, kan?" tanya Rie.
"……"
"Ya iyalah!!! Ya ampun, Rie!! Kalau makanan sih udah pasti basi!! Gemes deh aku!!" seru Natsume sambil mencubit-cubit pipi Rie.
"Kakak adik sama aja!" gumam Rie dalam hati.
Yaah…bisa dibayangkan wajahnya bagaimana kan?
Tiba-tiba, suara menggema nan wibawa memanggil Rie,"Ayo, kita berangkat lagi. Mau cepat sampai rumah, nggak?"
"Iya, ayah, tunggu dulu. Mau nostalgia dulu nih!"
"Ehh??!! Bocah! Ayo!" Ryuu mulai sewot (lagi).
"Hmmmphhh..! Terpaksa. Akhirnya waktu memisahkan perjumpaan kita jua, wahai sohibku yang paling yahud~~ Hiks..hiks..," ujar Rie. Tragis benar perjumpaan mereka, hanya sebentar.
"Tidak apa, sobat. Kita pasti bertemu lagi, kok.." kata Natsume sambil menepuk-nepuk bahu Rie yang sedang desperate, meratapi nasibnya. "Lagipula, kami harus menyelesaikan pekerjaan kami dulu. Kami hendak menjual semua ini ke pasar."
"Baiklah. Hati-hati, ya," ujar Rie dengan senyum kecil sambil melambaikan tangan. Dan setelah itu, karavan keluarga Tsukimaru melaju memasuki desa, lebih dalam dan jauh.
Di dalam karavan, Rie duduk termenung. Tiba-tiba, dia teringat akan pemberian sahabatnya tadi. Dia mengeluarkan hadiah itu dari kantung celananya, menatap sebentar hadiah itu. Kecil, bersarung kain wol dan diikat tali kasur berwarna merah muda. "Mbbeekk..," spontan Rie sambil menatap kosong hadiah tersebut. Lama terbengong-bengong, ia sadar dan membuka simpul tali kantung hadiah kecil itu.
OH MY GOD!!!!
Belum. Itu hanya khayalan Rie semata kalau-kalau dia melihat hal yang mengejutkan.
Nah, ini yang serius.
Rie meraih isi di dalam kantung 'domba' tersebut. Dan, oh, apa gerangan terjadi??!
Kini Rie tahu apa isinya, karena dia langsung memasang wajah excited dengan mata berkilau-kilauan.
"Yay!! Terimakasih banyak, Natsume-chan!" serunya hingga satu keluarga empat orang itu terkejut masya Allah…
Waa, mungkin kurang seru (bukan mungkin lagi).
Ow! Omong-omong, saya belum memasukkan karakter Naruto satupun! Ya ampun, maaf ya. Nanti aja kalo udah waktunya, oke?
Oh, ya, tapi akan saya lanjutkan di lain waktu.
(Berdoa semoga ada yang suka, AMIN!)
See ya!
