Naruto © Masashi Kishimoto

Tinggal Bersama © Thia Nokoru

Sasuke - Sakura

.

* Tinggal Bersama *

.

Chapter 1,

"Ayah~ Ibu~ kok tega sih, meninggalkan aku sendiri di sini?"

Sudah berkali-kali Sakura memelas kepada orangtuanya agar mereka juga mengajaknya pergi bersama mereka.

"Sakura sayang… maafkan kami, ini tuntutan pekerjaan Ayahmu. Jadi, mau—nggak—mau, kami harus pergi…" ucap ibu Sakura.

"Kenapa Ibu juga harus ikut bersama Ayah? Yang bekerja 'kan Ayah!" Sakura terlihat tampak kesal dengan kedua orangtuanya.

"Kau tahu sendiri 'kan Sakura, Ayahmu tanpa Ibu itu tidak bisa apa-apa…" ucap ibu Sakura lagi.

"Sakura, kami hanya setahun, tidak lama. Kau nanti akan tinggal di rumah teman Ayah di Konoha. Ayah sudah bilang padanya dan mereka setuju kalau kau tinggal sementara di sana." Kini giliran Ayah Sakura yang berbicara.

"Kalian ini sayang tidak sih padaku? Ya sudah, terserah kalian!"

Sakura marah. Sakura segera pergi menuju kamarnya dan membanting pintu kamarnya dengan keras.

"Bagaimana ini? Anak kita marah besar…"

"Tidak apa-apa, dia anak yang kuat, pasti besok juga baik lagi." ucap ayah Sakura sambil menenangkan ibu Sakura yang sedih melihat anaknya marah.

.

T_N

.

Hari ini keluarga Haruno sudah bersiap-siap untuk pergi. Sakura membawa barang-barangnya ke mobil. Sebelum keluar dari rumahnya, Sakura memandang ke sekeliling dalam rumahnya. Tempat selama ini Sakura tinggal dari kecil, kini harus dia tinggalkan. Rasanya sedih, banyak kenangan di rumah ini, walau Sakura pergi hanya untuk 1 tahun saja.

"Sakura, ayo cepat!" seru ibu Sakura yang sudah berada di dalam mobil.

"Iya. Sabar sedikit!" jawab Sakura sambil menghampiri mobil.

"Tidak ada yang ketinggalan?" tanya ayah Sakura.

"Tidak!" jawab Sakura ketus.

"Kau masih marah?" tanya ibu Sakura sedikit khawatir.

"…."

Sakura tidak menjawab. Sakura langsung masuk kedalam mobil setelah menaruh barang-barangnya ke dalam bagasi mobil.

Selama perjalanan ke Konoha, Sakura hanya cemberut sambil menatap ke luar jendela mobil. Setiap orangtuanya bertanya kepadanya tidak Sakura jawab. Sakura masih kesal dengan orangtuanya.

Perjalanan ke Konoha lumayan jauh, sudah 3 jam berlalu dan sekarang mereka sudah memasuki kawasan pegunungan, dan yang terlihat sekarang hanya pepohonan yang mengitari jalan raya ini.

"Sakura, sebentar lagi sampai…" kata ayah Sakura.

"…." Sakura tidak menjawab.

"Haahh… Ayolah Sakura… maafkan kami karena tidak bisa mengajakmu. Kau pasti akan suka tinggal di sana nanti, mereka juga punya anak yang seusia denganmu, kau tidak akan kesepian." ucap ayah Sakura.

"Iya! Aku mengerti!" jawab Sakura kesal.

"Sudah sampai!" seru ayah Sakura.

Mobil Sakura berhenti di sebuah jalan raya yang terlihat sangat sepi. Semuanya keluar dari dalam mobil.

"Kau dari sini hanya perlu mengikuti jalan lurus ini. Lalu nanti ada sebuah rumah besar dengan lambang sebuah kipas dengan tulisan Uchiha, nah… di situlah rumah teman Ayah. Kau tahu 'kan namanya Sakura?" jelas ayah Sakura.

"Iya, aku sudah tahu. Sampai jumpa Ayah… Ibu…" ucap Sakura sedih.

"Jaga dirimu baik-baik, ya, Sayang…" ucap ibu Sakura sambil memeluk Sakura.

Ibu Sakura memeluk Sakura sambil menangis. Sedangkan Sakura masih sedikit bersikap acuh pada kedua orangtuanya. Setelah mereka saling berpelukan, ayah dan ibu Sakura pergi meninggalkan Sakura di tengah jalan raya ini.

"Aku benar-benar ditinggal sendirian!"

Tempat apa ini? Hanya terlihat pemandangan gunung dan pohon-pohon besar. Tidak ada kendaraan lewat. Sepi lagi. Orangtuaku benar-benar, deh! Seharusnya mereka mengantarku sampai depan rumahnya! Tidak diturunkan di tengah jalan seperti ini!

"Dasar kalian orangtua menyebalkaaannnn…!"

"Aduuuhh… rumahnya dimana sih? Kok jauh sekali?"

Aku lelah sekali… malah jalannya menanjak lagi. Setelah sampai atas aku melihat sebuah rumah yang sangat besar. Di sebuah gerbang yang terbuat dari kayu, tergambar sebuah kipas yang berwarna merah-putih dengan ukuran yang besar. Di sebelah gerbang pintu itu terdapat sebuah papan dengan tulisan nama Uchiha.

"Wah, inikah rumahnya? Besar sekali…"

Aku sangat kagum pada rumah teman ayahku ini, sangat besar dan bernuansa rumah tradisional jepang. Aku menekan bel rumah itu, tidak lama kemudian ada seorang wanita keluar dengan memakai pakaian yukata.

"Maaf, apa benar ini rumah keluarga Uchiha?" tanyaku padaku wanita itu.

"Apakah Anda Nona Sakura?" tanya wanita itu sambil memperhatikan aku.

"Iya! Aku Sakura!" seruku.

"Silahkan masuk, Nona… Tuan dan Nyonya sudah menunggu Nona Sakura…" ucap wanita itu sopan sekali.

Wanita itu mempersilahkanku masuk ke dalam. Saat memasuki halaman depan rumah ini, aku benar-benar takjub pada rumah keluarga Uchiha ini.

"Mari ikut saya, Nona…" ucap wanita itu menyuruhku mengikutinya masuk ke dalam rumah.

Aku mengikuti wanita itu. Oh, ya, ayah bilang mereka juga punya anak yang seusia denganku. Siapa ya? Perempuan atau laki-laki? Semoga saja perempuan… jadi aku bisa ada temannya 'kan?

"Nona Sakura… silahkan masuk kedalam, Tuan dan Nyonya sudah menunggu." ucap wanita itu.

"Aa… maaf, boleh aku tahu nama Anda?" tanya sakura.

"Nama saya Yama, Nona." jawab wanita itu yang bernama Yama.

"Bibi Yama, terima kasih, ya!" ucapku sambil membungkukkan badanku padanya.

"Sama-sama, Nona…" ucap Bibi Yama sambil membalas membungkukkan badannya padaku lalu pergi meninggalkan aku.

Sakura membuka pintu yang terbuat dari kayu, biar terlihat seperti rumah tradisional tapi tetap saja ada campur modern-nya. Setelah pintu terbuka sedikit, Sakura melihat disana ada tiga orang sedang duduk di ruangan yang terlihat seperti ruang keluarga itu. Sakura memasuki ruangan itu dan berjalan mendekat pada mereka.

"Permisi…"

Orang yang berada di dalam menengok ke arah Sakura, dan seorang wanita paruh baya menghampiri Sakura.

"Sakura… apa kau Sakura….?" tanya wanita itu.

"Maaf mengganggu, aku Sakura!" jawab Sakura sambil tersenyum.

"Ayo masuk, kami sudah menunggumu sejak tadi…" ajak wanita itu.

Sakura pun ikut bergabung bersama dengan keluarga Uchiha yang sudah menunggunya.

"Nah, perkenalkan, aku Fugaku Uchiha, kepala keluarga di sini. Ini istriku, namanya Uchiha Mikoto. Dan laki-laki ini adalah anak sulungku namanya Uchiha Itachi." ucap Fugaku.

"Salam kenal. Aku Sakura Haruno. Terima kasih sudah mengijinkan aku tinggal di rumah kalian." ucap Sakura sambil membungkukkan badannya pada mereka.

"Tidak apa-apa, anggap saja seperti rumah sendiri, ya…" ucap Fugaku.

"Terima kasih." Sakura tersenyum pada mereka.

"Kau sudah besar ya Sakura…" ucap Mikoto sambil tersenyum pada Sakura.

"Eh?"

Sakura bingung, apa mereka pernah bertemu sebelumnya?

"Hahaha… Kau bingung, ya? Dulu sewaktu kau masih berusia dua tahun, Ayah dan Ibumu pernah main ke rumah kami. Mereka membawa seorang malaikat mungil yang sangat lucu. Aku ingin sekali punya seorang anak perempuan, tapi disini hanya ada anak laki-laki… Tapi, karena ada kau disini, aku senang sekali… Akhirnya aku bisa merasakan punya anak seorang perempuan. Kau mau 'kan Sakura, ku anggap seperti anakku?" tanya Mikoto dengan wajah yang berbinar-binar.

Sakura melihatnya jadi merasa kasihan juga…

"Ya. Terima kasih. Aku senang Bibi Mikoto." jawab Sakura senang.

"Tidak, jangan Bibi! Panggil aku, Ibu, ya…" ucap Mikoto senang.

Fugaku dan Itachi hanya terdiam melihat Mikoto seperti itu.

"I-Ibu, ya… Ibu…" ucap Sakura yang merasa aneh memanggil Mikoto dengan sebutan Ibu.

"Kyaaa…. Kau manis sekali, sih, Sakura! Kalian lihat? Dia memanggilku, Ibu…!" seru Mikoto sambil memeluk Sakura. Fugaku dan Itachi lagi-lagi hanya tersenyum melihat Mikoto.

"Ya sudah, Sakura kau pasti lelah, ya? Sebaiknya kau istirahat saja dulu." ucap Fugaku.

"Ayo, Ibu antar kau ke kamarmu, Sakura."

Mikoto terlihat senang sekali. Dia menggandeng tangan Sakura dan sekarang mereka keluar dari ruang keluarga itu.

"Ibu benar-benar sangat ingin anak perempuan, ya?" ucap Itachi yang merasa dilupakan oleh ibunya.

"Biar saja… Lagi pula, Sakura juga sepertinya anak yang baik dan manis…" ucap Fugaku tersenyum.

"Jadi, Ayah juga ingin anak perempuan?" tanya Itachi yang melihat ayahnya tersenyum.

"Kalau seperti Sakura mungkin aku mau," jawab Fugaku sambil keluar dari ruangan itu.

"Haaah…" Itachi menghelakan napasnya dengan perlahan. "Sakura memang manis. Jadi, jadi dia sekarang adalah adikku? Begitu? Aku punya adik perempuan? Hahaha…" Itachi sepertinya sudah mulai tertular Mikoto dan Fugaku. Dia tampak menjadi ikutan senang punya adik perempuan.

Mikoto dan Sakura kini sudah berada di sebuah kamar.

"Sakura, ini kamarmu. Kalau ada apa-apa panggil saja para pelayan disini, ya. Sekarang kau istirahat dulu," ucap Mikoto.

"Iya. Terima kasih, Bibi. Eh, maksudku… I-Ibu…" ucap Sakura sambil tersenyum manis pada Mikoto.

"Tidak apa-apa, 'kan? Kalau kau memanggilku Ibu?" tanya Mikoto sedikit agak sedih.

"Tidak apa-apa. Maaf, aku akan menganggap Bibi Mikoto seperti Ibuku sendiri boleh, 'kan?" tanya Sakura balik sambil tersenyum.

"Tentu saja boleh! Aku senang sekali…" ucap Mikoto sambil memeluk Sakura.

"Terima kasih, Ibu…" ucap Sakura sambil membalas pelukan Mikoto.

Mikoto keluar dari kamar Sakura. Sakura langsung berbaring di kasurnya dan memejamkan matanya. Tidak terasa, matanya yang terpejam malah membawanya ke alam tidur.

2 jam Sakura tertidur. Sekarang jam sudah menunjukkan pukul 3 sore. Sakura terbangun dari tidurnya.

"Aku ngantuk sekali…" Sakura bangun dari tidurnya dengan perlahan.

"Hah? Sudah jam 3? Aku belum membereskan barang-barangku! Tapi sepertinya aku lebih baik mandi dulu, aku masih lelah. Berendam air hangat pasti rasa lelah ini hilang, hihihi…" Sakura pun segera memasuki kamar mandi yang ada di dalam kamarnya ini.

Di depan rumah keluarga Uchiha, terlihat seorang pelayan sedang menyambut seseorang yang baru saja datang ke rumah ini.

"Selamat datang, Tuan Sasuke." sapa si pelayan laki-laki.

"Hn,"

Orang yang dipanggil Tuan Sasuke itu hanya memberinya jawaban singkat dan tanpa menoleh pada pelayan itu. Sasuke pun langsung masuk ke dalam rumahnya dan langsung menuju kamarnya.

Sebelum Sasuke memasuki kamarnya, ia mendengar ada suara air dari kamar yang berada di sebelah kamarnya. Yang Sasuke tahu, kamar yang berada di sebelahnya adalah kamar kosong. Tidak ada yang tidur di sana.

"Kenapa air di kamar sebelah dibiarkan menyala? Jangan-jangan para pembantu itu lupa mematikannya? Aku periksa saja." pikir Sasuke.

Sasuke menuju kamar sebelah itu dan membuka pintu kamar yang tidak dikunci. Sasuke berjalan menuju kamar mandi dan dengan segera ia membuka pintu kamar mandi yang tidak dikunci juga, dan… apa yang sekarang dilihatnya…?

Sakura yang sedang asik berendam, tiba-tiba dikejutkan oleh suara pintu kamar mandi yang terbuka. Muncullah seorang laki-laki yang sekarang sedang menatapnya dengan tatapan terkejut? Bingung? Atau biasa saja? Karena dari raut wajah laki-laki itu hanya ada ekspresi datar. Tidak ada emosi yang terlihat dari wajah laki-laki itu.

Sasuke yang melihat di dalam kamar mandi, ternyata ada seorang perempuan yang sedang berendam di dalam bak mandi. Kelihatannya Sasuke tidak terkejut atau terkejut? Entah mengapa dia masih terdiam disana. Bingung, sih, ya pasti bingung. Tiba-tiba saja ada seorang perempuan di kamar yang kosong ini.

Keduanya saling pandang. Terkejut? Mungkin keduanya terkejut. Sakura mulai sadar duluan kalau dia diintip oleh Sasuke. Reflek Sakura melempar sebuah kotak sabun miliknya dan sukses mengenai kepala Sasuke.

BLETAAKK

"APA YANG KAU LAKUKAN, BODOH…!" teriak Sasuke pada Sakura sambil memegang kepalanya yang tiba-tiba dilempar kotak sabun.

"KELUAAAARRR…! CEPAT KELUAAARRR…! DASAR TUKANG NGINTIP…! DASAR MESUUUMMM…!" teriak Sakura pada Sasuke.

Sasuke yang diteriaki seperti itu, baru sadar kalau dia ini sedang melihat seorang perempuan yang sedang berendam atau lebih tepatnya mandi. Buru-buru dia menutup kembali pintu kamar mandi sebelum benda lain terbang melayang ke arahnya.

"Haaahh…" Sasuke keluar dari kamar Sakura lalu menghelakan napasnya dengan panjang.

" Apa-apaan itu? Kenapa ada seorang perempuan disini?" gerutu Sasuke kesal.

Sasuke keluar dari kamar Sakura dengan sedikit benjol di kepalanya. Setelah Sasuke keluar dari kamar Sakura terlihat Itachi sedang berlari kearahnya.

"Ada apa, Sasuke? Kenapa Sakura berteriak?" tanya Itachi khawatir.

"Kenapa ada perempuan di sini?" tanya Sasuke yang kelihatan marah.

"Maksudmu Sakura? Oh, ya… Kau belum diberitahu Ibu sama Ayah, ya? Dia Sakura Haruno. Mulai hari ini sampai tahun depan, Sakura akan tinggal bersama dengan kita di sini." jelas Itachi senang.

"APA?" Sasuke tidak percaya kalau ada perempuan yang akan tinggal di rumahnya.

"Baik-baik, ya… sama Sakura. Hehehe…." Itachi memandang Sasuke dengan tatapan seperti menggoda. Sasuke membalasnya dengan tatapan mematikan miliknya.

"Jadi, Sakura kenapa tadi teriak Sasuke?" tanya Itachi yang sepertinya ingin menggoda Sasuke.

"Aku pikir tadi di dalam tidak ada orang. Dan aku mendengar ada suara air, jadi aku hanya memastikan saja, ternyata di dalam ada…" Sasuke tidak melanjutkan kata-katanya. Tiba-tiba saja di wajahnya muncul semburat kemerahan di pipinya yang putih mulus itu. Itachi sepertinya mengerti apa maksud dari ucapan Sasuke dan sepertinya Itachi semakin ingin menggoda adiknya itu.

"Apa yang kau lihat Sasuke?" tanya Itachi dengan seringainya.

"Kalau mau tahu lihat saja sendiri! Dasar Kakak mesum!" Sasuke langsung masuk ke dalam kamarnya dan membanting pintu kamarnya. Itachi hanya tertawa terbahak-bahak melihat tingkah adiknya itu, karena kejadian yang seperti ini sangat langka terjadi.

Di dalam kamar mandi, Sakura terus-terusan mengutuk Sasuke. Sakura malu karena berani sekali Sasuke membuka pintu kamar mandi dan melihatnya yang sedang berendam tanpa meminta maaf padanya.

Hari sudah menjelang malam. Sakura setelah mandi hanya berbaring di kamarnya saja.

Tok…Tok…Tok….

"Nona Sakura…" Seseorang mengetuk kamar Sakura.

"Ya…" Sakura membuka pintu kamarnya.

"Bibi Yama, ada apa?" tanya Sakura.

"Nona ditunggu di ruang makan sama Tuan dan Nyonya sekarang," kata Bibi Yama.

"Oh,ya… Terima kasih, Bibi Yama." ucap Sakura.

Sakura menuju ruang makan setelah bertanya kepada bibi Yama di mana ruang makan itu. Sesampainya di sana, Sakura melihat keluarga Uchiha sudah berkumpul dan betapa terkejutnya Sakura melihat seorang laki-laki yang tadi mengintipnya juga ada di sana.

"Sakura… Ayo kita makan…" ucap Mikoto.

"Maaf, menunggu lama…" ucap Sakura sambil tersenyum manis.

"Tidak, kok. Kami juga baru datang," ucap Itachi yang tersenyum pada Sakura.

Sakura menuju meja makan dan terdiam sesaat. Bangku yang kosong tinggal di sebelahnya si tukang intip ini, Sakura mau gak mau dia pasrah duduk di sebelah Sasuke. Sasuke hanya memasang wajah dinginnya seperti biasa.

"Semua sudah berkumpul, jadi mari kita makan…" ucap Fugaku.

"Selamat makan!"

Mereka semua makan dalam diam. Tidak ada satu orang pun yang berbicara. Sakura sebenarnya merasakan aura yang tidak enak duduk di sebelah Sasuke. Terasa sangat dingin, dan sepertinya sangat tidak bersahabat.

Selesai makan,

"Aku duluan," Sasuke bangkit dari duduknya dan segera meninggalkan tempat makan. Tapi Fugaku segera menahannya.

"Sebentar Sasuke, kau belum kenal Sakura, 'kan?" tanya Fugaku. Sasuke hanya diam dan kembali duduk.

"Sakura, kenalkan ini Sasuke Uchiha, anak bungsuku, kalian ini seumuran jadi bertemanlah." ucap Fugaku sambil tersenyum. Sasuke hanya terdiam, sedangkan Sakura tersenyum dengan dipaksakan.

"Mulai hari senin nanti, Sakura akan bersekolah di sekolahmu Sasuke. Jadi, Ibu harap kau nanti berangkat bersama Sakura, ya. Sakura 'kan belum mengenal daerah sini." ucap Mikoto sambil tersenyum senang.

Sasuke sangat menyukai bila ibunya itu sedang tersenyum. Sebenarnya, ia tidak mau berurusan dengan Sakura, tapi apa boleh buat, ini permintaan ibunya.

"Hn," jawab Sasuke singkat.

"Sakura, kau tidak perlu takut nanti… 'kan ada Sasuke." ucap Mikoto tersenyum pada Sakura.

"A-a-ah, ya…" jawab Sakura agak gugup.

"Kalau begitu kalian boleh kembali ke kamar masing-masing." ucap Fugaku.

"Sakura, sebaiknya kau kunci kamarmu. Siapa tahu nanti malam ada yang tiba-tiba masuk lagi ke kamarmu… hahaha…" ucap Itachi sambil melirik ke arah Sasuke. Dibalas Sasuke dengan tatapan tajamnya.

"He? A-ahahaha… I-iya…!" jawab Sakura gugup bercampur rasa kesal pada Sasuke.

"Apa maksudmu Itachi? Ada apa Sakura?" tanya Fugaku yang mendengar pembicaraan anak-anaknya.

"Ah, tidak ada apa-apa, kok, Paman…!" jawab Sakura dengan senyum manis kepada Fugaku agar percaya kalau tidak terjadi apa-apa.

"Ya sudah…" Fugaku dan Mikoto meninggalkan ruang makan dan menuju ke kamar mereka.

Itachi pergi menuju kamarnya diikuti oleh Sasuke lalu Sakura yang berjalan di belakang Sasuke.

"Kenapa kau mengikutiku?" tanya Sasuke dingin pada Sakura.

"Siapa yang mengikutimu? Kamarku memang berada di sebelah kamarmu! Jadi kita searah!" jawab Sakura ketus. Sasuke tidak menjawab masih terus berjalan ke kamarnya diikuti Sakura dari belakang.

"Hn, menyebalkan!" Sasuke mengucapkan kata itu sambil membuka pintu kamarnya dan menutupnya sebelum Sakura berkomentar padanya.

Sakura mendengar apa yang Sasuke katakana. Baru mau mengoceh, pintu kamar Sasuke sudah tertutup.

"Kau yang menyebalkan! Dasar buntut ayam!" ucap Sakura di depan pintu kamar Sasuke, lalu masuk ke dalam kamarnya sendiri dan mengumpat kesal pada si buntut ayam itu.

.

T_N

.

Esok harinya adalah hari libur…

Besok adalah hari pertama Sakura di sekolah baru, teman baru, dan lingkungan baru. Hari ini Sakura bersama Mikoto terus. Mikoto sangat senang dengan keberadaan Sakura di rumahnya. Sakura disuruh mencoba seragam sekolahnya yang bisa dibilang keren ini, lalu Mikoto keluar sebentar, masuk lagi Mikoto menarik-narik Sasuke untuk masuk ke dalam kamar Sakura.

"Bagaimana Sasuke? Sakura cantik 'kan dengan seragam sekolahnya?" tanya Mikoto yang ingin mendengar penilaian dari Sasuke.

Menurut Sasuke biasa saja, karena di sekolahnya juga murid perempuan memakai seragam itu. Jadi, di matanya itu biasa saja. Tapi, Sasuke tidak mau melihat Ibunya sedih, Sasuke pun mengiyakan pendapat Ibunya itu.

Sakura tahu Sasuke tidak benar-benar serius. Melihat Mikoto… Sakura senang sekali. Sakura jadi teringat dengan ibunya sendiri yang tidak pernah seperhatian seperti ini padanya. Sakura menundukkan wajahnya dan Sasuke melihat ekspresi Sakura yang wajahnya berubah menjadi sedih itu. Tapi, Sasuke hanya diam.

Sepanjang hari bersama Mikoto, Sakura lelah. Sakura menikmati juga tinggal di rumah ini. Hari sudah malam, Sakura menyiapkan keperluan sekolahnya untuk esok hari dan setelah selesai, Sakura tertidur dengan pulas.

BERSAMBUNG

RE-PUBLISH

22 JULI 2012

A/N :

Maafkan saya, karena sudah menghapus fanfic ini sebelumnya.

Seperti awalnya, fanfic ini terinspirasi dari Anime/Manga Ufo Baby, sama atau tidaknya cerita ini, saya tidak tahu. Tapi, kalian yang membacanya bisa menilainya sendiri, deh… ^^a

Agak sulit juga buat edit fanfic ini, fanfic 'Tinggal Bersama' ini 'kan fanfic pertama saya membuat pair SasuSaku. Eyd, typo dan setemannya itu ancur banget… ^^a kalau dirubah lagi, nanti jadi lain lagi alurnya… makanya saya cuma memperbaiki tanda bacanya aja, walau memang saya juga belum begitu paham sama penempatan tanda baca… hahaha… ^^v

Okay, buat kalian yang sudah meminta saya republish fanfic ini, maaf… saya baru update chapter 1 dulu… hehe… ^U^

Sudah dulu, deh… Semoga kalian semua terhibur dengan fanfic 'Tinggal Bersama' ini… :D

Terima kasih banyak bila kalian sudah membacanya… ^_~

Be Happy All~