A.N: HELLO, FANFICTION WORLD! I'M BACK! Meskipun tau sih gak ada yang nungguin, tapi aku kembaliiii~ /gak peduli orang mau ngomong apa/ X"D
Aku kembali dengan membawa puing-puing kapal yang hampir menghilang. /uhuk/
Fanfic-ku akan selalu SasuNaru (or maybe NaruSasu, whatever) dan akan selalu hadir untuk menghilangkan dahaga(?) para awak kapal yang satu ini. /padahal sendirinya juga butuh asupan/
ANYWAY! Kali ini aku publish multichapter fiction SasuNaru dan fanfic ini akan sedikit (mungkin banyak) "dark" dan mungkin akan ada sedikit ke-OOC-an disana sini, untuk sedikit mendukung jalannya alur dan plot. BUT, dikarenakan akupun gak suka cerita dengan karakter yang terlalu OOC, cerita ini akan aku buat sebisa mungkin untuk tetap in-chara. ;)
Dan, aku tau gak banyak yang suka baca author note yang panjang-panjang, JUST GO AHEAD AND ENJOY THE STORY!
Disclaimer: Naruto and all its character belongs to me. /smug face/ Ada yang percaya? HAHAHAHAHAHA
Warning: M-Rated fanfiction, tapi gak explicit. M untuk bahasa, "kegelapan", dan non-explicit lemon scene. Yaoi. SasuNaru. Like it, please read and review.
~ In too Deep ~
- Prolouge -
Malam itu terasa sangat dingin setelah hujan deras mengguyur kota Konaha di sore harinya. Sebagian warga konoha ada yang menghabiskan malamnya dengan meringkuk dibalik selimut mencoba menghangatkan badannya, duduk di depan perapian dengan ditemani secangkir kopi hangat, ada pula yang menghabiskan waktunya berdekapan dengan pasangannya sambil menonton acara tv atau dvd-dvd movie yang mereka sewa.
Dan dimalam yang sama, terlihat seorang pria berambut kuning didorong oleh rekannya yang berambut hitam pekat dan berkulit pucat hingga ia menabrak pintu di belakangnya.
"Ugh, Sasuke... Tidak bisakah kau sedikit lebih lembut padaku?" keluh Uzumaki Naruto, memberi Sasuke tatapan kesal.
"Bukan urusanku, dobe." Jawab Uchiha Sasuke, mengabaikan keluhan orang dihadapannya.
Sasuke kemudian mendekatkan dirinya ke arah pria yang sedikit lebih pendek darinya itu dan menghimpit Naruto diantara dirinya dan pintu depan apartemen Naruto. Belum sempat Naruto merespon gerakan Sasuke, pria bermata gelap itu dengan ganas melumat bibir semu Naruto dan mencium Naruto dengan dalam.
"Hngh..." Naruto mengerutkan keningnya dan mencoba untuk mengontrol dirinya sendiri, mencoba untuk merebut dominasi dari ciuman yang Sasuke berikan.
Merasakan Naruto yang mulai "melawan", Sasuke menggigit bibir bawah Naruto dan membuat Naruto terhentak. Tanpa melewatkan kesempatan itu, Sasuke menyelipkan lidahnya ke dalam mulut Naruto dan berhasil membuat Naruto meleleh dan mengalah ke dalam ciuman panasnya. Naruto mulai merasakan suhu panas mulai menjamahi tubuhnya dan dia hanya bisa berharap dia tidak kehilangan kendali hanya karena sebuah ciuman.
Setelah cukup lama mereka bedua saling "beradu mulut", Sasuke melepaskan ciumannya dan mulai menjamahi leher pria dihadapannya dengan bibirnya. "Naruto, kunci." Ujarnya sambil mengulum kulit diantara leher dan bahu Naruto.
"Ugh..." Naruto mencoba untuk fokus dan merogoh saku celananya untuk mengeluarkan sebuah kunci.
Dengan tangan yang gemetaran dan sedikit kikuk, Naruto mencoba sebisanya untuk memasukkan kunci pintu itu ke lubangnya. Masih dalam posisi membelakangi pintu dan wajah Sasuke yang tertempel di lehernya. Setelah beberapa kali mencoba, akhirnya Nauto bisa membuka pintu kuncinya sambil terengah-engah, bersikeras untuk tetap terkendali dan fokus.
"Ah!" Naruto mengerang ketika Sasuke menggigit tulang selangkanya. "Ugh, Sasuke... Setidaknya biarkan aku membuka pintunya dulu."
"Grrh..." Sasuke menggeram kesal dan melepaskan hisapannya dari leher Naruto dengan suara 'pop' yang nyaris terdengar jelas.
Naruto, dengan muka yang sudah memerah membalikkan badannya setelah Sasuke mundur selangkah untuk memberi sedikit jarak diantara mereka. Dan tanpa dipersilahkan, Sasuke masuk ke apatemen Naruto begitu pria berambut kuning itu membuka pintu.
Sasuke membalikkan badannya dan memandang Naruto yang tengah mengunci pintu dan memperhatikan tubuh bagian belakang Naruto.
Setelah mengunci pintu, Naruto berbalik dan mengangkat alisnya begitu melihat Sasuke tengah memandangnya. "Melihat sesuatu yang kau suka?" tanyanya dengan senyuman menyeringai nakal.
Sasuke mendengus. Tanpa menjawab pertanyaan Naruto, ia menarik tangan Naruto dan membawanya ke ruang tengah. Saking seringnya Sasuke berkunjung ke tempat Naruto, membuat Sasuke tidak perlu lagi bertanya dimana ruangan itu terletak dan langsung berjalan ke arah sofa berwarna hitam di ruangan itu. Sebelum Naruto mengatakan apa-apa lagi, Sasuke lagi-lagi mendorong Naruto dengan kasar dan membuat Naruto terjatuh ke atas sofa.
Naruto mengaduh pelan. Ia yang berhendak memprotes tindakan kasar Sasuke tiba-tiba mengurungkan niatnya begitu dia melihat pria tampan di hadapannya memandangnya dengan pandangan lapar. Naruto hanya bisa menjilat bibirnya yang terasa kering dan menunggu dengan tidak sabar begitu Sasuke membuka jaketnya dan melemparka ke sembarang tempat. Tidak begitu peduli dimana jaketnya itu akan mendarat.
Sasuke lalu memposisikan dirinya diatas Naruto dan mulai mencondongkan badannya ke arah Naruto. Dia lalu kembali melahap bibir Naruto. Orang yang diserang mendesah dengan pelan kedalam ciuman dan meraih kerah baju Sasuke.
Dua siswa kelas 3 SMA Konoha itu kemudian saling memperdalam ciuman mereka dan saling beradu lidah untuk memperebutkan dominasi antar satu sana lain. Sasuke yang sudah tidak sabar kemudian menekan lututnya diantara kedua paha atas Naruto dan membuat Naruto mengerang sexy.
"Angh.." Naruto melepaskan ciumannya dan melengkungkan punggungnya ke atas, mencoba mendapatkan kontak lebih langsung dengan Sasuke.
Sasuke menjilat bibirnya dan kemudian berpindah untuk mengulum telinga Naruto yang sudah sangat ia hafal merupakan bagian sensitif dari tubuh Naruto.
"Ah, Sasuke..." Naruto mendekap Sasuke dan menggeliat di bawah tubuh Sasuke, sangat menginginkan seuatu hal yang lebih.
Sasuke, paham dengan sinyal itu lalu menyelipkan tangannya diantara tubuhnya dan Naruto yang saling berdekatan. Ia lalu menangkupkan telapak tangannya di kejantanan Narutoi yang masih terbalut celananya dan mulai mengelus-elus bagian itu. Membuat Naruto mendesah dan menutup matanya.
Naruto, masih mencoba untuk menahan emosinya, namun hatinya sudah mulai tidak menuruti apa yang otaknya terus menurus katakan. Dia mencengkeram pundah Sasuke dan tanpa sadar dia berkata dengan lembuh dan penuh gairah, "Sasuke... Aku... I... I love you,"
Seketika setelah mendengar itu, Sasuke menghentikan segala aktifitas yang sedang ia lakukan dan menatap Naruto dengan wajah yang kaget.
Menyadari Sasuke tiba-tiba berhenti, Naruto membuka matanya dan balik menatap Sasuke dengan bingung, "Sasuke?"
"Apa kau baru saja berkata bahwa kau mencintaiku?" tanya Sasuke dengan kerutan di dahinya.
Naruto mengedipkan matanya. Dan begitu dia menyadari bahwa dia memang telah mengatakan apa yang Sasuke tanyakan, mukanya memerah. Rasa panik mulai meningkat dalam diri Naruto. Ia membuka dan menutup mulutnya, mencoba untuk menyangkal pertanyaan Sasuke namun ia tidak dapat menemukan kata-kata yang tepat.
Sasuke menggeram kesal. Dia kemudian dengan kesal berdiri dan berjalan ke arah jaketnya yang tergeletak di lantai dan mengambilnya.
"Sa-Sasuke!" Naruto dengan wajahnya yang masih merah dan kilasan panik dimatanya, ikut berdiri dan mengikuti Sasuke yang tengah berjalan ke arah pintu depan. "Kau mau pergi kemana? Apa aku berbuat salah?" tanyanya kemudian, yang sebenarnya sangat tahu kalau dia memang salah telah mengatakan tiga kata itu.
Sasuke tidak menjawab dan meraih kunci yang masih menggantung di pintu depan Naruto.
"Sasuke... Apa memang salah untukku mengatakan bahwa aku mencintaimu?" tanya Naruto lagi, merasa bodoh karena jawaban dari pertanyaannya itu sangat jelas. Ya, melihat dari respon Sasuke.
Sasuke menggeram kesal.
"Kita sudah melakukan ini sudah cukup lama. Dan... dan aku pikir aku... kau..."
"Naruto!" Sasuke menggertakkan giginya, memotong apapun yang hendak Naruto sampaikan. Tangannya mencengkeram gagang pintu dengan kuat, membuat tangan pucatnya terlihat lebih pucat.
"Tidak kah sudah jelas bahwa tidak ada apa-apa diantara kita selain sex? Tidak kah sudah jelas untukmu bahwa kita hanyalah apa yang orang sebut 'friends with benefit'? Dan tidak kah kau tahu semua yang kita punya, apapun itu, berakhir apabila kau menyukaiku?"
Naruto membuka mulutnya. Ingin sekali dia menjawab Sasuke dan menyangkalnya, namun lagi-lagi mulutnya kaku dan dia tidak bisa menemukan kata-kata untuk menjawabnya. Dia hanya menatap punggung Sasuke yang kemudian menghilang di balik pintu yang Sasuke banting dengan keras.
- end of prologue –
.
.
.
Dun. Dun. Duuuuuuuun! Jadi gimana, ada yang berminat untuk lanjut ke chapter-chapter selanjutnya? Let me know di kolom review ya. Please? :")
Karena untuk apa aku lanjut cerita ini kalau gak ada peminatnya kan? :") So please, leave a review and let me know apakah aku harus lanjut atau tidak.
