Disclaimer: Dear, Only You Don't Know! © Yuria. Tidak ada keuntungan material apapun yang didapat dari pembuatan fanfiksi ini.

Warning: Canon.

Summary: Pemandangan dari jendela kafe berubah.

Jendela Kafe oleh revabhipraya
untuk Flash Fic Fest (outside the window)


.

.

.

In tidak suka menatap jendela kafe yang satu itu.

Sejujurnya, pemandangan taman kota dari situ cukup indah. Bukan Pulau Jeju atau Gunung Taebaeksan memang, tetapi dulu In suka melihatnya. Penat di kepalanya dapat hilang hanya dengan melihat pohon ginkgo dan sebuah kursi taman dari jendelanya. Apa yang dapat In lihat dari jendela itu bukan alasannya tidak lagi suka memandang ke luar jendela sana.

Atau setidaknya, itu bukan alasan sepenuhnya karena alasan sesungguhnya adalah ia merasa risih melihat Soojin terus muncul di sana sambil melambaikan tangan.

"Kau ini sedang apa, sih?!" tegur In kesal sambil membuka jendela itu dari dalam. Ini sudah yang kelima kalinya dalam minggu ini Soojin muncul di jendela itu. In merasa terganggu.

"A-aku tidak ingin mengganggu Kak In di dalam sana, jadi aku muncul di sini saja!" jawab Soojin takut-takut sambil menatap ke arah lain. "K-kenapa? Salah, ya?"

In menghela napas lelah. Meski dia risih diperlakukan seperti itu oleh Soojin, sebenarnya dia tidak benci diberikan perhatian semacam itu. "Daripada kau dianggap orang gila karena melambaikan tangan di depan jendela, lebih baik kau masuk saja ke dalam kafe."

"Wah!" Mata Soojin berbinar-binar. "Benarkah? Tidak apa-apa?!"

"Kau mau atau tidak? Tawaranku tidak berlaku dua―"

"Tentu saja mau!" potong Soojin girang. "Baiklah, Kak In! Aku tidak akan mengganggu Kak In dari jendela ini lagi!"

Keesokan harinya, Soojin kembali muncul di jendela kafe yang sama seperti sebelumnya. In marah, jadi dia menghampiri gadis itu dan menegurnya lagi. Kejadian ini terus berulang sampai tiga kali hingga akhirnya Chaerimlah yang turun tangan menjadi polisi jendela bagi Soojin.

Setelah itu barulah pemandangan jendela kafe kembali menenangkan bagi In.

.

.

.

FIN