"I like the night. Without the dark, we'd never see the stars" ーStephenie Meyer, Twilight.


"Yiruma" Part: What Beautiful Stars

Featuring

Kris Wu and Huang Zi Tao as a main cast .

.

.

.

Di sarankan untuk membaca sambil mendengarkan lagu instrument Yiruma dengan judul yang sama, karena fanfic ini dibuat berdasarkan lagu tersebut ^^

Enjoy ! 3


Kris tidak pernah untuk tidak bersyukur pada pekerjaannya yang tidak bisa dibilang mudah. Karena menjadi kepala Polisi di Distrik Yunan di usianya yang baru akan memasuki 30 tahun adalah bukan perkara mudah.

Teringat jika awal dirinya menimba ilmu di sekolah khusus kepolisian yang sangat di tentang keras oleh Ibu nya. Hingga akhirnya kini ia berhasil menempati posisi yang cukup tinggi dengan kekuasan yang berada di genggaman tangan.

Menjadi Kepala Distrik bukan berarti dirinya dapat bersantai di balik meja kerja dan hanya memerintah bawahannya saja. Bahkan tanggung jawab serta tugasnya lebih mengerikan di banding apa yang di bayangkan.

Sedikit saja kesalahan, bisa di pastikan karir yang susah payah di bangunnya akan hancur seketika.

Dan bagi ketua Distrik seperti dirinya, adalah hal yang lumrah jika harus berangkat dan pulang pagi. Istilahnya seperti itu.

Meski yah... Tidak jarang baginya untuk terpaksa harus menginap di kantor karena urusan pekerjaan yang belum selesai.

Merebahkan tubuh jangkungnya di bed sofa yang ada di ruang tengah apartemen nya. Dengan mata terpejam lelah, Kris membiarkan tubuhnya yang masih terbalut seragam kebanggan Polisi. Meresapi suasana hening apartemen nya yang nyaman, hingga kemudian ia terpaksa harus membuka kelopak matanya saat merasakan getaran halus pada smartphone yang ada di saku celananya.

Sejenak membenahi posisi tubuhnya yang hampir merosot, Kris merogoh saku celananya kanannya mengeluarkan ponsel pintar berwarna hitam miliknya, dan melihat notification bar yang cukup banyak.

Memilih salah satu diantaranya, jari telunjuk panjangnya mengetuk lembut pada sebuah notifikasi laman berita online yang akhir-akhir ini di ikutinya.

"Selebriti berinisial D tertangkap sedang melakukan pesta narkoba bersama rekan-rekannya di apartemen"

Lagi?

Kris mendengus bosan melihat berita yang saat ini menjadi topik panas itu. Membaca isi artikel dengan tanpa minat. Karena ia tahu dan sudah cukup bosan dengan berita semacam ini.

Berita kriminal yang menyeret nama para artis di dalamnya. Kris sudah menghafal di luar kepala tabiat banyak artis yang lupa diri. Karena jujur saja, hampir 40% selebriti yang ada di Negaranya secara langsung atau tidak langsung telah bersentuhan dengan musuh abadi para manusia. Narkoba.

Dan hal itu membuatnya bosan. Hampir muak.

Apa semua artis memiliki tabiat seperti itu?

Maksutnya, suka melakukan hal sia-sia seperti memakai narkoba misalnya. Dan masih banyak hal sia-sia lainnya.

Tapi Kris juga tahu jika tidak semua artis memiliki sikap buruk seperti itu.

Ia tahu.

Sangat tahu.

Karena Kris mengetahui salah satu bintang yang tidak memiliki sikap buruk seperti itu.

Bintang yang sebenarnya.

Teringat akan hal yang nyaris terlupakan karena rasa lelah. Kris bangkit meningalkan sofa dengan tergesa, melangkahkan kaki panjangnya cepat ke arah kamarnya.

Tak sabar membuka daun pintu bercat hitam pekat, nyaris berlari saat menghambur masuk. Dan langkahnya terhenti tepat di depan jendela yang tertutup tirai berwarna putih. Meraih sebuah teropong yang ada di atas kusein jendela tersebut, lalu membuka kunci jendelnya.

Kris meletakkan teropong di depan matanya sembari menyingkirkan tirai yang menghalangi pandangan, memusatkan fokusnya pada sebuah kamar yang bagian balkonnya berhadapan dengan kamarnya.

Tepatnya di bangunan apartemen sebrang. Di pisahkan jarak yang tak seberapa jauh. Kris dapat menjangkaunya dengan menggunakan teropong.

Untuk yang entah keberapa kalinya. Kris hampir setiap malam menggunakan teropong itu untuk melihat bintang yang menurutnya paling bersinar.

Apa kau juga baru datang sama seperti ku?

Manik abu-abu miliknya sepenuhnya tertuju pada pemilik kamar di sebrang sana yang terlihat memakai bathrobe biru muda dan rambut pirang yang agak basah.

Mungkin dia baru selesai mandi..

Kris melihatnya lagi malam ini.

Masih sama seperti semalam. Bintang itu masih bersinar di matanya, sangat terang hingga membuat jantungnya berdebar.

Setiap apa yang di lakukannya semuanya adalah benar. Sudah seharusnya. Bahkan saat melihat bintang itu mulai memakan makanan cepat saji yang ia ketahui sebenarnya bintang itu sedang melakukan diet karena pekerjaannya.

Bintang nakal, kau melanggar aturan diet mu sendiri ya...

Bintang itu menikmati makanannya sambil berkutat dengan ponselnya. Tampaknya ia sedang senang, karena Kris melihat pipinya yang terangkat naik, lalu bahunya yang berguncang kecil.

Bintangnya tertawa...

Memancing senyuman samar di bibirnya. Kris sangat menyukai melihat bintang nya. Yang bersinar begitu terang, dan terasa jauh.

Bintang yang selalu di elu-elukan banyak orang. Siapapun mengenalnya. Yang suka ataupun tidak. Karena bagaimanapun, sosok itulah bintangnya yang lebih terang dari bintang manapun.

Bintangnya yang senantiasa tersenyum, membuatnya ikut bahagia melihatnya. Ataupun saat bintangnya itu bertingkah lucu di televisi yang membuatnya harus menahan tawa tatkala banyak bawahannya yang bisa melihat tingkah anehnya.

Kenapa kau begitu Indah?

Bintangnya tersenyum. Tak sengaja menolehkan kepalanya ke luar jendela dan tepat menatapnya. Masih dengan senyuman di bibir nya yang manis dan rupanya yang Indah.

Kris merasa oksigen di sekitarnya lenyap.

Seperti di sebuah ruangan kedap udara.

Kejeniusan otaknya seperti tak ada artinya.

Bintang yang di sukainya menatap padanya dan tersenyum.

Senyum yang amat sangat di sukainya di muka bumi ini.

Senyum yang... Aah, sungguh. Dirinya tidak tahu menggambarkan senyuman itu seperti apa.

Terlalu indah. Membuat sosok bintangnya semakin menyilaukan.

Kris memutus kontak mata saat merasakan degup jantungnya yang semakin tak terkendali. Tangan kanannya yang membawa teropong terkulai lemah di sisi tubuhnya, dan tangam kirinya mengusap rambut belakangnya frustasi.

Tidak tidak. Hal ini bisa membuat akal sehatnya lenyap.

Tapi Kris tahu jika dirinya tidak bisa menahan diri untuk tidak melihat ke arah bintangnya. Tidak bisa. Pesona dan keindahannya terlalu nyata. Dirinya tidak bisa menolak semua itu.

Deg

Setelah sempat menggila, kini jantungnya seketika berhenti berdetak saat melihat di balik teropongnya jika terdapat lensa teropong lain yang tertuju padanya.

Bintangnya tersenyum dengan teropong di depan matanya.

Saling menatap.

Kris merasakan otot-otot tubuhnya yang mendadak kaku. Tanpa sadar menahan nafas.

Ketahuan? Apa aku ketahuan?

Tapi perlahan ketegangan yang melingkupinya terurai saat melihat bintangnya itu meletakkan teropongnya sendiri, dan beranjak dari depan balkon.

Kris mengerang dalam hati. Dirinya belum merasa puas melihat bintangnya itu, tapi sosoknya sudah tak tertangkap jangkauan matanya. Kemana diaー

Selamat malam Ketua Wu. Apa kau melihat sesuatu yang menarik? :D

Bintangnya kembali berdiri di depan balkon dengan sebuah kertas di depan dadanya. Kris bisa membaca dengan jelas tulisan bertinta hitam di kertas itu.

Bintang cantik itu mengingat dirinya!

Kris tidak tahu harus bereaksi seperti apa saat ini. Bintang yang diam-diam di pandanginya ternyata menyadari dan mengingatnya. Kini bintang itu berbicara padanya melalui sebuah kertas, dan yang terpenting bintang itu saat ini tengah melambai padanya dengan senyum yang teramat Indah.

Seorang Ketua Kepala Polisi Distrik, Kris Wu. Berubah menjadi selayaknya kriminal yang hanya bisa diam-diam memandangi bintangnya -idola hatinya- dari kejauhan seperti seorang penguntit.

Bintangnya yang bersinar indah di televisi. Huang Zi Tao, bintang paling terang yang membuat malamnya menjadi lebih indah.

END

Hallo hai~

Uhm,ini ff repost dari akun wattpad saya. Dan ff ini dibuat berdasarkan karya-karya Yiruma-ssi sebagai seorang pianis. Semoga nge-feel ya :3

Regards, Skylar