THEIR SECRET LOVE
.
Author : Hermione Mania
Disclaimer : Greek Mythology atau siapapun yang menciptakan mitologi ini. Tapi saya memasukkan fic ini melalui fandom Percy Jackson! So, ada beberapa disclaimer Rick Riordan disini..
Rating : M (Mature for Language)
Pairings : Hades x Hera , Zeus x Hera
.
Kisah cinta sang Raja Dunia Bawah, Ratu Olympus dan Raja Para Dewa.
.
BAB 1. HADES
Pertama kali Hades melihatnya adalah ketika masih terkurung dalam perut ayahnya.
Hari itu, entah sudah berapa ratus tahun sejak ia mendekam dalam perut Kronos. Hades duduk menyandar pada dinding hitam di belakangnya. Dia tidak menghiraukan bahwa dinding yang menjadi tempatnya bersandar adalah dinding perut ayahnya. Matanya menatap ke atas, memandang langit-langit tak berdasar. Hades benar-benar bosan.
Di sekelilingnya, saudara-saudarinya tengah sibuk dengan kegiatan masing-masing. Demeter tengah merajuk di pojokan sambil sibuk merapikan rambutnya yang teramat kusut, salahkan Poseidon yang kebosanan sehingga memutuskan untuk menghibur diri dengan mengganggu saudarinya. Di sampingnya, Hestia berusaha membujuk Poseidon agar minta maaf pada Demeter, yang tentu saja diabaikan oleh Poseidon.
Hades mendesah. Hari yang sangat indah, pikirnya sarkastis.
Hari-harinya selalu sama. Bosan. Gelap. Dingin.
Kehadiran saudara-saudaranya hanya membantu sedikit. Ketika Hades pertama kali masuk ke tempat ini, Hestia sudah berada di sini terlebih dulu. Beberapa dekade kemudian, Demeter tiba lalu disusul Poseidon. Dia masih bisa menolerir Hestia, kakaknya itu memang tidak banyak bicara dan lemah lembut. Lain dengan Demeter yang kekanak-kanakan dan Poseidon yang terlalu jahil dan cuek. Dia mendelik kesal ke arah si manja Demeter yang masih mengomel tidak jelas.
KRAK!
KRAK!
Hades dan ketiga saudaranya terdiam mendengar suara itu. Sesuatu berderak di atas mereka, sesuatu yang didorong untuk memasuki tempat mereka saat ini. Hades, Hestia, dan Demeter menegang. Mereka sudah tahu suara apa itu.
Mereka memiliki adik baru.
Adik baru yang baru saja ditelan oleh ayah mereka...
Sementara Poseidon bingung melihat reaksi saudara-saudaranya. Tentu saja dia belum tahu karena Poseidon adalah yang termuda di antara mereka berempat.
SREEK!
DUG!
Suara itu berasal dari tengah-tengah kediaman mereka. Sesuatu jatuh di depan kaki Hades. Keempat anak Kronos membeku, tidak ada yang berani mengucapkan sepatah kata pun. Di depan mereka, sesosok bayi jatuh menelentang. Bayi itu diam selama beberapa saat, terlihat bingung dengan sekelilingnya. Tidak butuh waktu lama sampai bayi itu menangis kencang.
Sebelum yang lain sempat bereaksi, Hestia langsung berdiri dan mendekati bayi itu lalu menggendongnya. Demeter serta merta berhenti merajuk dan duduk di samping Hestia, disusul oleh Poseidon. Mereka bertiga berusaha menenangkan tangisan adik baru mereka. Poseidon melihat tulisan yang ditulis di kain putih yang membungkus bayi itu.
"Hera. Kurasa namanya Hera," kata Poseidon, masih takjub melihat bayi cantik itu.
"Dia cantik sekali," kata Hestia, mencium pipi gembul adiknya yang basah oleh air mata.
Namun, usaha mereka tidak ada hasilnya karena tangisan Hera semakin kencang. Hades berdecak lalu mendekati mereka. Ajaibnya, begitu melihat Hades, bayi mungil itu langsung berhenti menangis. Tangannya yang kecil terangkat ke atas, berusaha menggapai Hades.
"Sini, manis," Hades mengambil Hera dari Hestia yang sedikit cemberut karena adik barunya malah diam di gendongan Hades. Ia membawa Hera duduk di tempatnya tadi.
Hades memandangi bayi di gendongannya. Sejumput rambut gelap tipis membingkai kepalanya, matanya berwarna terang dan pipinya merah. Bayi itu tersenyum padanya. Dunia Hades berhenti sesaat. Matanya terhanyut dalam mata terang yang bercahaya bahkan di dalam kegelapan perut ayah mereka. Dadanya menghangat oleh perasaan tak bernama. Bayi itu menggenggam jarinya dan menatapnya polos.
Hera.
Untuk pertama kali sejak ratusan tahun eksistensinya, Hades tersenyum.
.
-o-o-o-o-
.
Beberapa dekade berlalu.
Seperti biasa, Poseidon kembali menjahili Demeter. Kali ini ia membuat Demeter menangis kesal di pojokan. Hestia mengusap kepala Demeter, berusaha menyuruhnya tenang sambil melirik memperingatkan pada Poseidon yang terkekeh geli.
Hades memutar bola matanya saat saudara lelakinya menyeringai padanya. Lalu pandangannya beralih pada sesosok gadis di sampingnya. Gadis itu menyandarkan kepala di bahunya sambil menggumamkan nada-nada asal, namun terdengar indah di telinga Hades.
"Kalau kau lelah, berbaring saja di sini," kata Hades sambil menepuk pahanya.
Hera mendongak melihatnya dan napas Hades tercekat sejenak. Bayi cantik yang digendongnya beberapa dekade lalu kini sudah tumbuh menjadi gadis yang luar biasa cantik. Hera tersenyum lalu meletakkan kepala di pangkuan Hades. Rambut gelapnya yang panjang terurai indah di sekeliling kepalanya. Hades tersenyum lembut sambil mengusap kepala Hera.
"Nyaman?" tanya Hades.
Hera mengangguk, "Usap seperti itu terus. Rasanya enak sekali."
Senyum tipis melengkung di wajah Hades, "Dasar manja."
Hera tertawa, "Tidak peduli. Aku kan hanya manja pada saudaraku yang paling baik, tampan, dan paling kusukai."
Hades mencubit hidungnya, membuat tawa Hera semakin berderai. Hades menyukai tawanya dan matanya yang berbinar-binar ketika sedang bahagia.
…yang paling baik, tampan dan paling kusukai.
Betapa indah kalimat itu di telinga Hades.
.
-o-o-o-o-
.
Suara gemuruh memekakkan telinga berdengung di sekitar kelima anak Kronos. Poseidon mengamati langit-langit dengan mata lebar. Langit-langit perut ayah mereka yang sebelumnya tidak terlihat kini sedikit robek, membuat seberkas cahaya dari atas menerobos dan menyilaukan penglihatan mereka.
"Hades…" Hera memeluk lengannya erat.
"Ssh, tenang, aku disini," Hades menarik tubuh Hera ke dalam pelukannya, mendekapnya erat, berusaha menenangkannya. Dia dan keempat saudaranya berdiri dengan tegang, menunggu apa yang akan terjadi selanjutnya.
"Kira-kira apa yang terjadi di luar sana?" tanya Poseidon. Hestia hanya menggeleng tidak tahu.
"Mungkin ayah kita tercinta sedang sekarat," Demeter mendengus.
"Apa kita juga akan mati kalau ayah mati?" tanya Hera gugup, memandang Hades dengan matanya yang lebar.
Demeter memutar bola matanya, "Tentu saja tidak, gadis konyol. Kronos itu titan, dia tidak bisa mati, dan tentu saja kita juga tidak akan mati. Paling-paling tubuh kita akan tercerai-berai dan melayang seperti debu di udara."
Hades menatap tajam pada Demeter, "Jangan bicara seperti itu pada Hera."
"Ooh, tentu saja pahlawan Hera akan selalu membelanya, tidak peduli betapapun konyol dia," Demeter merengut.
Hades menggertakkan giginya, "Jangan memanggilnya konyol, minta maaf padanya!"
Sekarang muka Demeter sudah memerah karena emosi. Dia sangat membenci Hades. Dia tidak mengerti kenapa Hades selalu saja lebih menyayangi Hera dibandingkan saudaranya yang lain. Setiap kali dia merajuk atau menangis karena Poseidon, Hades selalu diam dan mengacuhkannya. Tapi setiap kali Hera yang diganggu Poseidon atau ketika Hera menangis, Hades tidak pernah tinggal diam dan mati-matian membelanya. Itu tidak adil.
Baru saja ingin membalas, Demeter dihentikan oleh Hestia.
"Berhenti bertengkar kalian berdua. Sekarang bukan waktunya untuk adu mulut. Demeter, berhenti mengejek Hera. Dan kau Hades, jangan membuat keadaan jadi makin kacau."
Mereka berdua pun diam dan berusaha meredam emosi masing-masing. Melemparkan pandangan kesal pada Hera, Demeter memalingkan muka dan kembali menatap langit-langit.
Tiba-tiba saja angin kencang memukul wajah mereka semua. Beberapa detik kemudian, angin itu berputar dan bergulung dahsyat. Kelima bersaudara itu memekik saat angin melempar mereka kesana-kemari.
Mendadak angin itu menggulung tubuh Demeter dan membawanya ke atas, menerobos lubang di langit-langit perut Kronos dan terus membawanya sehingga lenyap dari pandangan mereka. Tidak lama kemudian tubuh Poseidon yang jadi sasaran berikutnya. Teriakan Poseidon lenyap saat tubuhnya semakin ditarik ke atas dan menghilang menerobos lubang.
Angin tornado bergulung-gulung tidak ada hentinya. Hades berpegangan pada apa saja yang bisa dipegang. Matanya mencari-cari Hera. Gadis itu terlepas dari pelukannya saat angin kencang memukul mereka tadi.
Dia tidak tahu sudah berapa lama angin kencang itu menghantam tempat kediaman mereka. Hades tidak pernah merasa tidak berdaya seperti sekarang. Hera tidak ada di dekatnya. Dia mendengar suara memanggilnya tapi tetap saja pusaran angin menghalanginya untuk mencari Hera.
"Hades! Hestia!"
Jeritan itu menggetarkan syarafnya. Hera.
"Hera!" Ia berteriak.
"Hades!"
"Hera! Kau dimana?" teriaknya lagi.
Disana. Ia melihatnya. Hera tengah berjuang untuk lepas dari pusaran angin yang menggulung tubuhnya. Hades berteriak, berusaha menggapainya. Tapi percuma saja, dia hanya menonton tak berdaya ketika tubuh Hera ditarik menerobos lubang langit-langit dan menghilang seperti Demeter dan Poseidon.
Hades terjatuh. Rasanya kekuatannya terserap habis. Ia tidak mempedulikan tiupan angin di sekitarnya, tubuhnya membeku. Selama entah berapa lama ia terduduk di posisi yang sama. Sehari, seminggu, sebulan, dia tidak tahu.
Kesadarannya akhirnya kembali ketika pusaran angin menyelimuti tubuhnya dan menariknya menuju lubang.
Akhirnya…
Dia akan melihat Hera lagi. Dia akan segera dibawa ke tempat dimana Hera dibawa.
Hades melihat ke bawah, Hestia duduk di sudut, berusaha menghindar dari serbuan angin ganas yang masih berputar-putar di bawah sana. Lalu ia memfokuskan diri dan membiarkan angin membawanya. Hades merasa tubuhnya dibawa menerobos saluran lubang yang teramat panjang dan panas. Akhirnya dia sadar bahwa angin itu menariknya menelusuri tubuh Kronos dan membawanya keluar.
Semakin lama cahaya yang dilihatnya semakin terang. Dia melihat ada lubang besar di ujung sana yang bersinar sangat terang, membuatnya harus memejamkan mata rapat-rapat.
Tiba-tiba Hades merasa tubuhnya terjungkal dan melayang jatuh di atas permukaan kasar dan keras. Mengerang pelan, ia membuka matanya dan langsung terpana akan apa yang dilihatnya.
Saat ini, ia berada di tempat yang sangat terang dan penuh warna. Ia melihat pepohonan hijau, gunung-gunung tinggi di kejauhan, dan kakinya menapak di tanah.
Dia sudah keluar dari perut Kronos. Dia berada di dunia bebas. Dia bebas, begitu juga dengan saudara-saudaranya yang lain.
Hera…
.
-o-o-o-o-
.
"Hades, putraku!"
Hades mendongak dan melihat seorang wanita anggun berlari ke arahnya. Wanita itu memeluknya dan mencium keningnya penuh kasih sayang. Hades samar-samar mengingat wanita ini. Dia adalah sosok pertama yang dilihatnya ketika Hades membuka mata untuk pertama kali saat dilahirkan.
Ibunya. Istri Kronos, Rhea.
Raungan menakutkan terdengar di belakangnya. Hades berbalik dan menyaksikan di kejauhan sana, Kronos yang telah berubah bentuk menjadi raksasa sedang memegangi perutnya kesakitan.
Setelah terbatuk beberapa kali, sesosok tubuh wanita melayang keluar dari mulut sang Raja Titan dan terlempar sangat jauh, menuju ke arah Hades dan Rhea. Sosok wanita itu terjatuh berguling-guling di tanah. Rhea langsung berlari mendekati wanita itu. Hestia duduk di tanah, matanya menatap ke kanan-kiri dengan bingung.
"Hestia, putriku!" seru Rhea.
Hades pun akhirnya berlari ke tempat mereka. Raungan Kronos semakin terdengar menakutkan. Rhea memandang sosok raksasa suaminya dengan cemas.
"Ayo kita pergi dari sini. Saudara-saudara kalian yang lain sedang menunggu," tanpa buang waktu mereka bertiga berlari menjauhi Kronos yang menggeram marah.
Hades tidak pernah merasa sebebas ini seumur hidupnya. Segalanya begitu indah, terang dan luas. Dan tentu saja, dia akhirnya akan bertemu dengan Hera lagi. Hera sedang menunggunya sekarang.
Hades tidak sabar ingin mengajak Hera menjelajahi dunia baru mereka ini. Dia tersenyum membayangkan adik cantiknya itu berlari-lari sambil menyanyi dan tertawa bebas bersamanya.
.
-o-o-o-o-
.
Dia tidak ada di sana.
Hades tidak melihat Hera dimanapun. Matanya menjelajahi kerumunan orang di depannya, tapi sama sekali tidak menemukan Hera di antara mereka. Dia melihat Demeter yang duduk di bawah tenda besar sambil menyantap makanannya dan Poseidon yang sedang berbincang-bincang dengan beberapa dewa yang ada di sana.
"Selamat datang di dunia luar, Hades saudaraku!"
Suara maskulin yang dalam terdengar dari sampingnya. Hades menoleh dan mendapati seorang dewa bertubuh kekar dan sangat tampan berdiri dengan senyum ramah. Hades mengamati pria itu. Auranya sangat kuat dan berkuasa. Beberapa wanita yang lewat melemparkan senyum menggoda pada pria itu. Kening Hades berkerut.
Siapa dia?
Tadi pria itu menyebutnya saudara. Tapi setahunya dia hanya memiliki empat saudara. Dan kalau pria ini memang saudaranya, kenapa dia tidak ikut ditelan ke dalam perut Kronos bersamanya dan saudaranya yang lain.
Hades merasakan Rhea menyentuh lengannya.
"Hades, ini Zeus, putra bungsuku. Dialah yang membebaskanmu dan saudaramu dari tubuh ayahmu," kata Rhea lembut, suaranya sarat kebanggaan terhadap adik bungsunya, Zeus.
Zeus tersenyum padanya, yang sama sekali tidak dibalasnya. Hades hanya diam saat ibunya menjelaskan semuanya. Rhea yang tidak sanggup lagi menyaksikan anak-anaknya ditelan oleh suaminya akhirnya mengambil tindakan. Ia menukar bayi Zeus dengan batu dan Kronos menelan batu itu, salah mengiranya sebagai Zeus.
Hades mengangguk dan teringat saat beberapa puluh tahun yang lalu memang pernah ada batu seukuran bayi yang tertutupi kain putih terjatuh ke dalam kediaman mereka di perut Kronos.
Zeus yang masih bayi akhirnya disembunyikan di Gunung Ida di pulau Kreta. Dia dibesarkan oleh nymph, Adamanthea. Dan saat ini, Zeus adalah pemimpin pemberontakan terhadap Raja Kronos dibantu oleh beberapa dewa dan titan. Karena dia tidak bisa melakukan semua ini sendirian, Zeus dengan dibantu oleh Rhea dan beberapa titan akhirnya berusaha membebaskan Hades dan yang lain dari perut Kronos. Hades hanya mengangguk mendengar penjelasan ibunya.
Namun saat ini prioritasnya bukanlah perang ataupun strategi-strategi. Yang dipikirkannya sekarang hanyalah gadis yang sejak tadi ia cari keberadaannya.
"Ibunda, dimana Hera?" tanya Hades tidak sabar.
Rhea terdiam dan tidak menjawabnya. Zeus mengangkat alisnya.
"Ibunda, Hera dimana? Aku tidak menemukannya dari tadi," desak Hades.
"Dia sudah berada di tempat yang aman, kau jangan khawatir," jawab ibunya pendek, tersenyum menenangkan.
"Tapi tadi Hera benar-benar keluar kan? Ibunda melihatnya kan? Dia ada dimana sekarang?" Hades masih mendesak ibunya, hatinya merasa tidak tenang.
"Hades benar, Ibunda," Zeus menimpali, "Kau berkata aku memiliki lima saudara. Tapi aku hanya bertemu Demeter, Poseidon, Hades dan Hestia. Aku belum melihat Hera."
Hades menyadari postur tubuh Rhea yang sedikit kaku mendengar pertanyaan mereka berdua. Dia punya firasat tidak baik untuk ini.
"Aku langsung membawanya pada Oceanus dan Tethys saat Hera keluar. Itu tempat yang paling aman untuknya. Aku yakin Tethys akan menjaga dan melindunginya dengan baik," kata Rhea.
Rahang Hades mengeras, bagaimana bisa ibunya memisahkannya dengan Hera dan membawa gadis itu ke tempat antah berantah yang asing untuknya.
"Tapi kenapa dia harus dibawa kesana, Ibunda?" Zeus bertanya bingung, tidak menyadari tatapan tajam Hades padanya, "Kita adalah keluarganya, bukankah sebaiknya dia tetap bersama dengan kita."
Rhea menghela napas berat, "Hera masih sangat muda, anakku. Dia masih sangat polos. Aku tidak mau dia terbebani oleh suasana perang yang kacau dan penuh pertarungan. Sementara Demeter dan Hestia sudah cukup mampu untuk menyesuaikan dengan kondisi perang disini."
Entah kenapa Hades sama sekali tidak mempercayai ucapan ibunya. Dia tahu Rhea menyembunyikan sesuatu yang berhubungan dengan Hera. Hera memang masih muda dan polos, tapi bukan berarti dia lemah dan tidak mampu beradaptasi hidup dalam peperangan. Malah sebaliknya, Hera adalah yang paling tegar dan kuat dibandingkan dua saudarinya yang lain, Hades sangat yakin. Lagipula, Hades tidak akan pernah membiarkan siapapun menyakiti Hera selama dia masih eksis di dunia ini. Dia tahu dia kuat dan dia sangat sanggup untuk melindungi Hera.
Dengan hati panas dan gundah, Hades berbalik meninggalkan Rhea dan Zeus. Ia bergabung dengan Poseidon, Hestia, dan Demeter di dalam tenda.
.
-o-o-o-o-
.
Lima tahun sudah berlalu.
Hades dan keempat saudaranya saling bahu-membahu dalam perang yang makin memanas. Saat ini mereka tengah menyusun rencana untuk membebaskan para Cyclops dari Tartarus. Mereka sudah sepakat untuk menunjuk Hades sebagai penunjuk jalan masuk Tartarus. Mengejutkan memang, namun selama beberapa tahun ini Hades akhirnya menyadari bahwa dia memiliki kemampuan beradaptasi dan keahlian luar biasa di bawah tanah. Dia bisa membuka jalan di bawah tanah dengan mudah dan mengendalikannya.
Mereka membutuhkan Cyclops untuk membuatkan senjata-senjata berguna untuk mereka. Kronos semakin berkuasa dan banyak titan kuat yang berpihak padanya. Tanpa senjata istimewa, mereka hanya membuang-buang waktu menyusun strategi yang pada akhirnya selalu gagal.
Dan selama lima tahun, Hades tidak pernah berhenti memikirkan Hera.
Bagaimana kabarnya? Apakah dia bahagia? Apa dia punya teman? Apakah Tethys dan Okeanus memperlakukannya dengan baik? Apakah dia kesepian? Apa Hera rindu padanya? Apakah Hera juga memikirkannya?
Hades tahu perasaannya terhadap Hera bukan lagi rasa sayang kakak pada adiknya. Dia jatuh cinta pada Hera. Dia mencintai Hera. Dan Hades bersumpah pada dirinya sendiri, setelah perang ini berakhir, dia akan menemui Hera dan menjemputnya dari sana. Dia akan meminta restu Rhea untuk menjadikan Hera istrinya.
Hera memang adiknya, tapi bukan berarti mereka dilarang untuk menikah. Ouranos menikahi saudaranya sendiri, Gaea. Bahkan orangtuanya, Kronos dan Rhea adalah kakak-adik.
Setiap malam, setelah urusan menyusun strategi selesai, Hades akan menyepi, menyendiri. Dia sama sekali tidak menghiraukan ajakan Zeus dan Poseidon untuk berkumpul bersama tentara-tentara lainnya. Ia mengabaikan protesan Demeter dan tatapan khawatir Hestia.
Yang dilakukannya hanyalah duduk sendiri, menatap bintang, sambil bertanya-tanya apakah Hera juga menatap bintang yang sama sepertinya. Dadanya sesak oleh perasaan rindu. Ia merindukan tawa nyaringnya, mata terangnya yang berbinar-binar, tingkah manjanya yang menggemaskan, dan celotehan riangnya yang selalu menghangatkannya.
…yang paling baik, tampan dan paling kusukai.
Demi Chaos, Hades benar-benar merindukannya…
.
-o-o-o-o-
.
Selesai sudah…
Akhirnya peperangan yang melelahkan pun selesai. Mereka berhasil mengalahkan Kronos dan mengurung titan-titan lain di Tartarus, serta memberi hukuman setimpal kepada para pendukung Kronos. Orang-orang mengagungkan mereka, para anak-anak Kronos. Orang-orang menyebut mereka Olympia, pemimpin para pemenang, pembawa kejayaan baru.
Hades berjalan di bekas area pertempuran dengan perasaan lega. Helm Kegelapan pemberian Cyclops tersampir di lengannya. Di kejauhan, para Olympia dan pengikutnya mulai mengadakan pesta kemenangan.
Hades tersenyum. Akhirnya…
Tidak lama lagi, ia akan bertemu Hera kembali.
.
-o-o-o-o-
.
Zeus mendapatkan langit, sebagai Raja Olympia.
Poseidon mendapatkan lautan.
Dan dirinya, Hades, mendapatkan dunia bawah.
Hades dan kedua saudaranya akhirnya mendapatkan wilayah kekuasaannya masing-masing. Meskipun agak sedikit kecewa, namun Hades menerima dengan lapang dada. Lagipula dunia bawah adalah kekuatan terbesarnya. Dan menurutnya Zeus pantas mendapatkan posisi sebagai Raja Olympia, mengingat dialah yang membebaskannya dan keempat saudaranya.
Hades mengamati pasangan yang tengah berbahagia di kursi pelaminan mereka. Hari ini adalah hari pernikahan Zeus dan Metis. Semua orang berpesta, ikut berbahagia bersama Raja dan Ratu mereka yang baru.
Zeus sudah menikah. Dan dia tahu Rhea juga membantu Poseidon meminang salah satu putri Okeanus, Amphitrite untuk dijadikan istri.
Dan tentu saja Hades sudah menyusun rencana untuk menjemput Hera dan meminta restu Rhea untuk meminangnya. Dia yakin sekali Hera akan menerima lamarannya. Dia berencana melangsungkan pernikahan di Olympus, lalu membawa Hera ke istananya kelak.
Hades dan Hera.
Raja dan Ratu Dunia Bawah.
Hades tersenyum hangat…
.
.
Bersambung...
Selamat malam...
Hmm, publish fic baru (pdhl fic lama masih numpuk), tapi lagi pengen publish fic ini, hehehe
Baru-baru ini sy menghabiskan membaca serial Percy Jackson dan Heroes of Olympus, keren banget... Dan entah kenapa setelah membaca novel itu, saya jadi suka karakter Dewi Hera. Terlepas dari mitologi dan kisah yang menyebutkan Hera sebagai ratu yang berhati dingin, kejam, cemburuan, sya tetap suka sama dia. Yaeelah, istri mana sih yang gak cemburuan ngeliat suami selingkuh terus...
Dan tentu saja sy sangat menyukai karakter Hades. Dia emang rada dark dark gitu, cuek, dan dingin, tapi orang-orang sering salam paham pada tokoh Dewa yang satu ini..
Untuk fic yang lain, sya masih berusaha nulis chapter berikutnya, lagi cari2 ide... wkwkwk...
Yup, sekian readers semua, enjoy! ^^
