Beastly
Pair:
Kim Taehyung x Jeon Jungkook
Rate: T
Status: Undetermined
Genre: Fantasy, Romance.
Summary:
It's all started with a single spell and everything in Kim Taehyung life is changed. And the only one person that can bring Taehyung's life back is Jeon Jungkook. / VKook, BL, AU. Inspired by 'Beauty and The Beast' and 'Beastly'.
Warning:
BL, AU, Fiction. Inspired by Beauty and The Beast and Beastly.
.
.
.
.
.
.
.
Prolog: The Curse
Kim Taehyung adalah definisi nyata dari seorang pria sempurna.
Dia kaya, tampan, masuk dalam kategori jenius, dan mempesona serta semua hal yang pernah diimpikan wanita ada di dalam tubuhnya.
Hanya satu kekurangan Kim Taehyung dan itu adalah hobinya untuk memacari banyak orang. Partner dalam petualangan Taehyung sudah menyentuh angka tidak terhitung. Taehyung tidak pernah peduli siapa partnernya, tidak peduli jika itu pria atau wanita, selama dia memenuhi kriteria kesukaan Taehyung, maka dia berhak singgah sementara sebagai partner Kim Taehyung dalam petualangannya yang sepertinya tidak akan berakhir.
Taehyung berjalan menyusuri koridor dengan senyum lebar di wajahnya. Dia bermaksud untuk mencalonkan diri sebagai ketua dewan senat universitas dan kelihatannya dia akan berhasil dengan gemilang jika melihat dari kepopulerannya di universitas ini.
Kaki panjang Taehyung berjalan memasuki aula utama tempatnya akan mengadakan kampanye perdana dan seisi aula langsung riuh saat dia melangkah menaiki podium. Taehyung mengangkat sebelah tangannya, memberikan lambaian ringan lengkap dengan senyum penuh karisma yang tidak pernah lepas dari bibirnya.
"Oke, aku Kim Taehyung, dengan ini menyatakan kalau aku mencalonkan diri menjadi ketua dewan senat." Taehyung menjauhkan bibirnya dari podium, dia menatap sekeliling aula. "Well, what else can I say? Just make me win this election, will ya'?" Taehyung menepuk keras meja podium dan nyaris 90% mahasiswa yang berada di aula bertepuk tangan dan berteriak riuh.
Taehyung tersenyum dan melangkah turun dari podium. Dia sudah hendak berjalan keluar dari aula ketika suara seseorang menghentikannya.
"Kim Taehyung,"
Taehyung menoleh ke arah asal suara dan dia melihat seorang gadis dengan penampilan tidak biasa sedang berdiri seraya bersandar di dinding. Gadis itu memiliki rambut berwarna pirang terang dengan aksen ungu di bagian bawah, sewarna dengan bola matanya dan pakaian yang dikenakannya merupakan sebuah gaun panjang berwarna hitam.
"Uuh, do I know you?" tanya Taehyung karena gadis ini jelas bukan mantan partnernya.
Gadis itu tersenyum, "Such a useless speech. Kalau saja 90% pengisi ruangan ini adalah orang berotak, mereka pasti akan melemparimu dengan apapun yang bisa mereka jangkau."
Taehyung menyeringai, "Ya, tapi nyatanya tidak, kan?"
Gadis itu tersenyum miring dan bergerak untuk berdiri tegak seraya melipat tangan di depan dada. "Asal kau tahu saja, tidak semua orang mendukungmu. Aku mendukung Jeon Jungkook."
Taehyung menaikkan sebelah alisnya karena nama itu terdengar asing untuknya.
Gadis di hadapannya tertawa kecil, "Kau bahkan tidak mengenal kandidat pesaingmu dalam pemilihan ini?" gadis itu menghela napas pelan, "Kau harus berhati-hati, kesombongan itu akan membunuhmu."
"Apa maksudmu?" tanya Taehyung sengit.
Gadis itu tersenyum padanya dengan bibirnya yang berwarna nude. "Aku sedang memberimu kesempatan. Use wisely."
Gadis itu menepuk bahu Taehyung dengan ujung jarinya kemudian dia berlalu dari aula dengan langkah halus yang tegas.
Taehyung menatap arah kepergian gadis itu, "Apa-apaan dia?" Taehyung mendengus dan berjalan keluar dari aula dan tepat ketika dia keluar dari aula dia bertabrakkan dengan seseorang. Taehyung terhuyung tapi dia tidak terjatuh, sedangkan orang yang bertabrakkan dengannya terjatuh dan sekarang sibuk membereskan barang-barang dari tasnya yang berhamburan.
Taehyung berdecak malas, "Kau oke?"
Sosok yang ditabrak olehnya mendongak dan Taehyung terpaku pada bola mata bening di sana. "Kim Taehyung?" ujarnya dengan nada tinggi karena terkejut.
"Ya, ada apa? Apa kita saling mengenal?"
Sosok di hadapannya tersenyum, "Aku senang sekali bisa bertemu pesaingku. Nice speech, by the way." Sosok di hadapannya menghela napas pelan, "Aku tidak akan pernah bisa menghidupkan suasana seperti itu."
"Kau.. kandidat pesaingku dalam pemilihan ketua dewan senat?" tanya Taehyung agak ragu. Dia agak terkejut karena ternyata pesaingnya bukanlah sesuatu yang harus dipusingkan. Pesaingnya adalah pria bertubuh agak lebih kecil darinya, berambut hitam legam dengan poni yang rapi menutupi dahi dan tidak lupa kacamat bulat yang menutupi matanya. Satu-satunya poin bagus dari sosok di hadapannya adalah kulitnya putih dengan aksen sedikit kuning dan bibirnya yang berwarna kemerahan dan terlihat menggiurkan.
Pria itu tertawa kecil, "Ya, aku kandidat nomor dua." Kemudian dia bergerak menggigit belahan bibir bawahnya dengan gigi atasnya yang seperti gigi kelinci, "Aku tidak menduga kau akan mengenalku sih. Tapi.. namaku Jeon Jungkook." Jungkook menatap Taehyung, "Senang bertemu denganmu."
Taehyung mengangguk acuh, "Yeah, senang bertemu denganmu juga."
Jungkook menutup tasnya dan menyandangnya di bahu kemudian dia kembali mendongak menatap Taehyung, "Sampai ketemu lagi di hari pemilihan."
Taehyung memperhatikan Jungkook yang sedang tersenyum padanya, "Ya, tentu."
.
.
.
.
.
.
.
.
Malam ini Taehyung pergi berkunjung ke bar untuk menemui teman baiknya sejak TK, Park Jimin. Jimin bilang hari ini dia akan merayakan anniversarynya dengan Yoongi yang ke-dua tahun jadi mau tidak mau Taehyung harus berperan sebagai teman yang baik dan datang ke pesta itu.
Kaki berbalut skinny jeans Taehyung melangkah melewati pintu depan bar dan kepalanya langsung berputar ke sisi VIP bar tersebut. Dia yakin Jimin akan memesan tempat di sana sehingga tanpa pikir panjang Taehyung langsung melangkah untuk mencarinya.
Dan ternyata perkiraan Taehyung tepat. Jimin sedang duduk di sebuah sofa berbentuk setengah lingkaran bersama Yoongi.
"Yo, mate!" sapa Taehyung kemudian melakukan high-five dengan Jimin.
Jimin tersenyum dan menunjuk sofa yang kosong, "Duduklah, kau sendiri?"
Taehyung mengangguk, "Yeah, seperti yang kau lihat."
"Tidak biasanya, Kim. Kau kehabisan stok jalangmu?" ujar Yoongi dengan nada sarkasme kental dalam suaranya.
Taehyung tertawa, sudah sangat terbiasa dengan mulut pedas Yoongi, "Yeah, kalau kau punya stok jalang tidak terpakai, kau bisa memberikannya padaku."
Yoongi mendengus keras, "You and your beastly attitude."
Taehyung tertawa kemudian dia melayangkan pandangannya pada dance floor, "Aku akan mencari hiburanku untuk malam ini."
Yoongi mendesis saat melihat Taehyung turun ke lantai dansa, "Aku yakin bocah itu akan mendapat karma karena mempermainkan orang sebanyak itu."
Jimin tertawa kecil mendengar penuturan pacarnya, "Yeah, maybe."
.
.
.
.
.
.
.
Taehyung menikmati pesta seperti biasanya dan dia berakhir dengan melakukan one night stand dengan seorang gadis lugu yang masih perawan dan dijebak teman-temannya untuk pergi ke bar.
Gadis itu menangis saat Taehyung bereaksi sangat datar setelah merebut kesuciannya dan Taehyung meninggalkan gadis itu dengan santai di kamar hotel tempatnya menghabiskan waktu.
Waktu masih menunjukkan dini hari dan Taehyung memutuskan untuk pulang ke apartemennya yang nyaman. Namun ketika dia keluar dari bar, dia bertemu dengan gadis aneh yang dia temui di aula tadi siang. Gadis dengan penampilan gothic itu tengah bersandar di mobilnya seraya melipat kedua tangan di depan dada.
"Kau lagi," ujar Taehyung kemudian decakan pelan keluar dari mulutnya.
Gadis yang bersandar di mobilnya itu tersenyum kecil, "Sudah kubilang aku sedang memberimu kesempatan, kan? Jadi kenapa tidak kau pergunakan baik-baik?"
Taehyung mengerutkan dahinya, "Apa maksudmu?"
Gadis itu tersenyum lebar, "Oh, Kim Taehyung. Sayang sekali tapi mantranya sudah bekerja."
Taehyung tidak mengerti, tapi kemudian dia merasakan telinganya berdenging dan pandangannya berkunang-kunang. Dia mencoba fokus tapi yang dilihatnya hanyalah sosok gadis berpenampilan gothic di hadapannya yang masih tersenyum lebar serta suara gumaman-gumaman entah apa yang berada di sekelilingnya.
"Kau harus mencari seseorang yang mau mencintaimu apa adanya dengan tulus tanpa mempedulikan fisikmu sebelum salju pertama turun di musim dingin. Atau kalau tidak kau akan seperti itu selamanya."
Taehyung merasakan sesuatu yang panas seolah menjalar di wajahnya, "Argh! Apa yang kau lakukan padaku?!" teriaknya seraya menutupi wajahnya yang terasa terbakar seperti digaruk dengan besi panas.
"Ingatlah baik-baik, Kim Taehyung, waktumu hanya sampai sebelum salju pertama turun di musim dingin ini."
"Hentikan! Ini sakit sekali! Hentikan!"
"Ketika salju pertama menghantam tanah dan kau belum menemukan orang yang tepat, maka kau akan seperti itu selamanya."
To Be Continued
.
.
.
.
.
.
Happy birthday, Jeon Jungkook!
Ini spesial untuk Jungkook, my baby bunny~ hahaha
Ini terinspirasi dari Beauty and The Beast dan Beastly tapi dengan sedikit perombakan dariku.
Mungkin ini hanya berupa oneshoot atau paling banyak twoshoot.
Semoga kalian suka~
See ya!
.
.
.
P.S:
Tolong jangan jadi Silent Reader ya. Sometimes it breaks my heart to see some of you just come and go without leaving any words :'(
Jangan menjadi reader yang gemar menyakiti hati author. Nanti kalau authornya kesal dan pergi, kalian sendiri yang akan merasa kesepian karena lagi-lagi kehilangan author yang mau membagi ceritanya secara cuma-cuma untuk kalian.
Aku bukannya gila review, tapi kalau memang kalian suka dengan apa yang aku tulis dan coba ceritakan, setidaknya berilah sedikit tanggapan. Menghadapi kalian yang diam itu rasanya seperti kalau habis curhat habis-habisan sama teman kalian dan responnya itu cuma anggukan kepala. Coba bayangkan, kesal, kan?
Aku tahu aku belum menjadi author yang sempurna. Makanya aku mengharapkan review dari kalian, that's all.
I hope you can understand.
.
.
.
P.S 2:
Aku berencana membuat sebuah cerita yang bertema soal akademi untuk mereka yang berkemampuan khusus seperti di X-Men. Tadinya ini akan menjadi ff BTS dan Seventeen.
Tapi karena silent reader semakin banyak, aku jadi ragu. Soalnya tema untuk cerita ini agak sulit terutama di bagian menggambarkan kekuatannya. Aku tidak mau menulis untuk kalian yang responnya cuma anggukan kepala. Hahaha
Nah karena itu aku ingin menanyakan pada kalian, sebaiknya ini aku post atau tidak? Terus kalian maunya castnya itu siapa dan kekuatannya apa? Aku sudah punya gambaran kasar soal ceritanya. Tapi aku mau kalian ikut berpartisipasi supaya silent readernya berkurang. Soalnya kalau kalian ikut andil dalam proses pembuatan awal, pastinya kalian tidak tahan untuk tidak berkomentar, kan? Hehehe
Jadi bagaimana menurut kalian?
.
.
.
Thanks!
Line! blacklunalite
