Disclaimer: Masashi Kishimoto
Raindrops are Angels
.
Kemeja putih yang tadi pagi terlihat rapi dan bersih, kini kuyup oleh serbuan air dari langit yang masih terjatuh banyak.
Celana panjang merah muda digulung sedengkul, namun cipratan lumpur masih mengenai celana yang sama kuyup nya dengan kemeja.
Kedua kaki terlumuri tanah kecoklatan yang makim bertambah setiap gadis kecil itu melompat ke arah genangan air di rumput hijau.
Kepalanya mendongkak ke atas, mata terpejam tapi bibir tersenyum; melawan deras nya air hujan yang jatuh mengehantam wajah nya.
Perlahan, kedua bola mata itu terbuka dan menampakan bola hitam yang serupa dengan warna rambut nya-juga rambut ayahnya- Matanya agak perih karena kacamata ber-frame merah nya tak melindungi seluruh mata dari tetesan air.
Usianya baru sebelas, namun pandangan nya menatap tegas.
Bola mata itu melihat kesuluruh penjuru langit yang mendung; karena hujan dan hari pun sudah beranjak senja.
kemana pergi nya semua bintang?Ujarnya dalam hati dan kerutan samar terlihat diantara kedua alis nya.
Atau, kemana Matahari?
Mengusap wajah nya tanpa membuka kacamata, dan memilih untuk tidak memikirkan hal-hal merepotkan seperti itu.
Kata bunda, Hujan itu adalah malaikat.
Karena memberikan banyak sekali kebahagiaan untuk kita.
Itu saja sudah menjelaskan banyak hal.
Dan gadis berambut hitam itu pun kini percaya. Hujan memang selalu memberinya kebahagiaan, dorongan untuk merasakan basah dan dingin nya air saat hujan mulai deras memang sangat kuat pada dirinya.
Pun karena kemarin sore, saat lagi-lagi hujan turun di desa ini. Dirinya melihat sosok yang lama dirindukan berjalan menuju pagar rumah.
Sukses membuat efek nyaman tiduran diantara guyuran hujan tak lagi menjadi topik utama.
Tubuhnya reflek berlari dan kedua tangan terlentang menyambut sosok laki-laki yang sudah membungkuk untuk menangkap bobot tubuh nya yang sudah berkembang.
Kini, hujan turun lagi dan kegiatan sama yang selalu dia ulang setiap pulang dari akademi dan latihan di tepi hutan; memandang langit di pekarangan rumah nya.
Namun, kini dia tak sendiri. Dari teras rumah, ada seorang lelaki yang sudah memakai pakaian santai, mengawasi nya dengan kopi hitam dan senyum tulus tiap gadis itu melihat ke arah nya.
Juga, aroma lezat sup buatan bunda yang menguar seiring hujan mulai reda. Surai merah muda itu pun akan muncul dari balik pintu dan memanggil nama nya keras; melawan suara bising tetesan hujan di genting.
Gadis bersurai hitam itu pun akan bangkit dari tempat duduk nya dan menunjukan cengir bahagianya; seranya berputar satu kali dan berlari menghampiri sepasang suami-istri tersebut; yang tak lain adalah kedua orangtua nya sendiri.
"Mandi hujan, Bunda!" Sarada-nama gadis kecil itu berteriak menjawab panggilan sang bunda yang bergerak menangkap nya dengan handuk tebal digenggaman.
End.
Haii! helo!
Fanfic pendek yang tiba-tiba aja kepikiran pas lagi ujan ujanan nungguin Raja arab saudi lewat eh (?)
Singkatnya, suka banget sama ujan yang emang akhir-akhir ini rutin turun dan God bless me, aku lahir di kota yang berjuluk Kota hujan.
Oiya! fanfic New romantics akan update sebentar karena masih ada yang harus di cekat cekit sana sini jadinya tunggu aja yaa! Mudah2an bisa cepet!
Aku ambil judul 'Raindrops are angels' dari novel karangan Dan Brown- Angels and Demons
Si Vittoria kecil yang bilang pas dia lagi ngobrol singkat sama bapak angkat nya(Suka banget banget banget sama bagian mereka ngobrol gituu)
.
And well, makasih banyaak yang udah berkenan hadir membaca fanfic ku ini dan kalo lagi ga repot (?) boleh kok mampir ke kolom review! Okay!
.
.
God bless us, with love,
Nala.K
