Note: Hai, saya kembali lagi dengan cerita yang sebenarnya sudah saya buat dari dulu, maaf untuk dua cerita sebelumnya saya hapus karena file-file lanjutannya hilang dan saya jadi malas untuk melanjutkan cerita tersebut, maka dari itu saya akan menggantinya dengan yang baru, saya harap anda sekalian suka dengan karya saya kali ini, semoga saja ide saya kali ini masih fresh dan belum ada yang pakai.

Naruto: Ashura Reincarnation!

Naruto © Masashi Kishimoto

Chapter 1: Training Trip, Surprise and Reincarnation!

Uzumaki Naruto.

Pemuda berambut pirang dengan mata berwarna biru langit sedang melakukan latihan yang di berikan Guru Jiraiya. Ia sedang berlatih jurus warisan Yondaime Hokage menggunakan satu tangan.

Naruto membuat sekiranya 20 Kage Bunshin untuk mempersingkat waktu dalam berlatih, pemuda berambut pirang tidak menyangka bahwa salah satu jurus favoritnya memiliki rahasia yang sangat bermanfaat untuk berlatih.

Ketika Kage Bunshin menghilang atau dihilangkan maka pengalaman yang di alami oleh Kage Bunshin akan masuk kedalam si pengguna tapi itu tidak termasuk pengalaman fisik.

Naruto beserta 20 Kage Bunshin berusaha keras agar pemuda berambut pirang bisa menguasi jurus warisan Yondaime Hokage dengan satu tangan, karena selama ini Naruto menggunakan setidaknya satu Kage Bunshin untuk membuat jurus Rasengan yang merupakan A-Rank Jutsu.

Naruto menghilangkan semua Kage Bunshin, ia merasa kalau ia sudah bisa membuat Rasengan dengan satu tangan, pemuda berambut pirang akan mencobanya hari ini.

Naruto berkonsentrasi penuh, sebuah pendar biru sedikit demi sedikit tercipta di telapak tangan kanan Naruto hingga akhirnya bola biru tersebut terbentuk sempurna, Ia tersenyum tipis, "Yosh! Akhirnya berhasil juga!" pemuda berambut pirang sangat senang, sudah satu minggu ia keluar dari Desa Konoha dalam rangka Training Trip.

Naruto mengatur nafasnya, ia sedikit lelah hari ini, ia memandang sekeliling, pemuda berambut pirang hanya melihat pepohonan yang rindang dan asri, ia tidak melihat sosok gurunya, ia menghela nafas ketika ia tahu dimana gurunya berada saat ini.

"Pertapa Genit pasti sedang melakukan 'penelitian' di pemandian air panas, semoga saja dia kena batunya karena berani mengintip wanita di pemandian air panas."

Pemuda Jinchūriki yang memiliki usia 14 tahun berjalan ke salah satu pepohonan, ia duduk sambil menyenderkan badannya pada badan pohon, ia menatap langit di atasnya.

Sejak pertarungannya melawan Sasuke di Lembah Akhir ia jadi berpikir keras, apakah Sasuke benar-benar temannya atau hanya memanfaatkan dirinya untuk membangkitkan mata yang sama seperti Itachi.

Naruto memegang dada kirinya, ia sangat beruntung karena Chidori yang di arahkan ke dada kirinya hanya 5 sentimeter di atas jantungnya, kalau saja Chidori milik Sasuke mengenai jantungnya, ia pasti sudah tewas dan bisa di pastikan ia tidak akan ikut Training Trip bersama Jiraiya.

Pemuda berambut pirang mengepalkan tangan kanannya dengan erat hingga telapak tangannya sedikit memutih, tidak hanya itu ia juga menggertakan giginya, ia ingat perkataan Jiraiya dan Kakashi saat ia memutuskan untuk ikut Training Trip bersama Jiraiya.

"Naruto, seorang teman tidak akan melakukan hal-hal yang membuatmu hampir mati, aku sarankan buang jauh-jauh kalau bocah Uchiha itu adalah temanmu."

Naruto ingin sekali membantah perkataan dari Jiraiya saat itu tapi perkataan Kakashi membuatnya semakin tak terbantahkan.

"Shinobi yang melanggar aturan memang disebut sampah, tetapi shinobi yang meninggalkan temannya lebih rendah dari sampah. Sasuke meninggalkan kita semua, dimataku kini ia lebih rendah dari sampah. Dan aku sangat menyesal karena mengajarkan jurus Chidori padanya."

Pemuda Jinchūriki bisa melihat Guru Kakashi sangat menyesal karena mengajarkan Sasuke jurus Chidori, dan itu tergambar jelas dimatanya.

Naruto menghela nafas panjang ketika mengingat kata-kata dari dua orang yang sudah banyak makan asam garam dunia ninja, ia tidak bisa membantah bahwa hati kecilnya berkata kalau Sasuke memang bukan temannya, karena seorang teman tidak akan membuat temannya hampir mati.

Yang jadi masalah sekarang adalah ia telah berjanji pada gadis berambut merah muda kalau ia akan membawa pulang Sasuke, "Hah, andai aku tidak pernah membuat janji seperti itu." Naruto sedikit menyesal karena tidak berpikir panjang sebelum bertindak, "Lebih baik aku istirahat sebentar."

Naruto mulai menutup matanya, hembusan angin segar menerpa wajah tampan pemuda berambut pirang, tidak terlalu lama terdengar dengkuran halus keluar dari Naruto, ia akan tertidur setidaknya sampai Jiraiya datang menjemputnya setelah selesai 'penelitian'.

Ashura Reincarnation •

Pemuda berambut pirang terbangun di tempat yang tidak asing baginya, sebuah lorong yang penuh pipa dan kabel menuju suatu tempat yang ia tahu akan kemana, ia berpikir kenapa dirinya bisa ada di sini?

Naruto mulai berjalan mengikuti pipa dan kabel yang berada di lorong hingga ia bisa melihat sebuah penjara yang begitu besar, di pintu penjara tersebut tertulis kanji 'Segel'. Pemuda Jinchūriki bisa melihat jelas sosok yang menyerang Desa Konoha 14 tahun yang lalu sedang tertidur di dalam penjara, sosok tersebut terbangun ketika merasakan kehadirian dirinya.

Sosok tersebut adalah Kyūbi, ia mengeram ketika melihat Naruto berada tepat di depan pintu jeruji penjara yang di buat Yondaime Hokage.

"Mau apa kamu kesini bocah?" geram Kyūbi yang tidak suka kalau Naruto berada di depannya.

Naruto memiringkan kepalanya, ia juga sendiri tidak tahu kenapa bisa ada disini?

"Aku juga tidak tahu kenapa aku bisa ada disini Kyūbi." jawab Naruto.

Kyūbi mengerang ketika pemuda di depannya menjawab seperti itu, ia bisa melihat dimata pemuda itu tidak ada kebohongan, dan lagi ia tahu kalau Naruto memang tidak bisa berbohong kecuali ia berbohong tentang perasaannya pada gadis berambut merah muda.

"Kamu sudah banyak berubah Kurama."

Sebuah suara mengintrupsi percakapan antara Kyūbi dengan Naruto, Kyūbi mengeram tidak suka ketika suara tersebut tahu nama aslinya.

"Siapa kamu!? Tunjukan dirimu!?" Kyūbi berteriak dengan kencang, Naruto menutup kedua telinganya ketika Kyūbi berteriak.

Kyūbi dan Naruto bisa melihat sebuah sosok kakek tua keluar dari kegelapan, sosok tersebut mengenakan pakaian seba putih, sosok tersebut memegang sebuah shakujō di tangan kanannya, kakek tua itu tersenyum kearah Naruto dan Kyūbi.

Kyūbi sangat terkejut melihat sosok tersebut, "P-pak Tua?" Naruto melihat kearah Kyūbi yang terkejut atas kehadiran sosok kakek tua yang berada tidak jauh di depan mereka.

"Kamu masih mengingatku Kurama? Aku sangat senang kalau kamu mengingatku." kakek tua tersebut tersenyum kearah Kyūbi.

Naruto bisa melihat kalau kakek tua tersebut memiliki tiga mata yang aneh. Tiga mata? Ya. Kakek tua tersebut memiliki tiga mata, satu matanya berada di dahi. Ia bingung kenapa kakek tua itu memanggil Kyūbi dengan nama Kurama. Apa itu nama asli Kyūbi? Apa semua monster berekor memiliki nama? itulah pertanyaan yang ada di otak Naruto. Naruto hanya terdiam, ia tidak tahu harus bertindak seperti apa? Yang ia tahu sekarang adalah menunggu dan melihat apa yang akan terjadi kedepannya.

Kyūbi tidak bisa menyembunyikan rasa senangnya, ia bangun dari posisi tidurnya dan menatap sosok yang ia panggil dengan 'Pak Tua', "Tentu saja aku mengingatmu... Ayah..." kata Kyūbi.

Naruto terkejut dan berteriak, "Heee! Ayah!?" pemuda berambut pirang tidak bisa menyembunyikan rasa keterkejutannya.

Kakek tua itu tertawa ketika Naruto menunjukan reaksi keterkejutannya, sedangkan Kyūbi mengeram karena Naruto terkejut.

"Diam kau bocah!? Kamu tidak tahu kamu sedang berbicara dengan siapa!?" teriak Kyūbi dengan geram.

Kakek tua itu terkekeh ketika Kyūbi marah dan mengeram, "Sudahlah Kurama, ia tidak tahu siapa aku." Kyūbi mengendus ketika kakek tua itu berkata seperti itu, "Tapi sebelum aku memberitahukan siapa namaku, ada sesuatu yang harus aku lakukan terlebih dahulu." Kakek tua tersebut melayang di udara dan berdiri tepat di sebuah tulisan bertuliskan 'Segel', "Aku akan melepaskanmu Kurama, tapi aku mohon kamu tidak melakukan sesuatu yang akan mencelakakan Naruto." Kyūbi terkejut lalu mengangguk.

Berbeda dengan Kyūbi, Naruto malah terkejut dan ketakutan karena kakek tua yang tidak jelas asal-usulnya mau melepaskan Kyūbi dari penjara yang dibuat oleh Yondaime Hokage, Kakek tua yang tahu Naruto panik memandang Naruto dan berkata.

"Jangan takut Naruto, Kurama tidak akan menyerangmu, aku bisa jamin itu."

Naruto mengangguk, ia tidak tahu kenapa ia mengangguk, ia juga tidak tahu kenapa ia percaya dengan perkataan kakek tua yang asal-usulnya tidak jelas, tapi ia bisa merasakan kalau kakek tua tersebut tidak berniat jahat padanya.

Kakek tua tersebut menempelkan tangan kanannya di atas kertas segel, tidak berapa lama kertas segel tersebut terbakar dan penjara yang menahan Kyūbi menghilang begitu saja.

Setelah penjara itu menghilang secara tidak langsung muncul dua sosok berada tidak jauh dari mereka, sosok yang pertama adalah pria berambut pirang mengenakan pakaian lengkap Jōnin di sertai jubah bertuliskan Yondaime Hokage, sosok kedua adalah wanita berambut merah yang memakai pakaian ibu rumah tangga.

Kedua sosok tersebut membuka matanya dengan perlahan, setelah matanya terbuka dengan sempurna kedua sosok tersebut saling pandang satu sama lain.

"M-Minato!"

"K-Kushina!"

Kedua sosok tersebut terkejut satu sama lain, keduanya membulatkan mata, jika mereka berdua muncul, berarti Kyūbi telah bebas, mereka berdua menatap kearah depan, mereka sangat terkejut ketika Kyūbi tidak berada di dalam penjara, kedua orang tersebut bersiap-siap untuk menyerang Kyūbi, tapi mereka berdua menghentikan aksi mereka ketika melihat kakek tua yang tidak mereka kenal berada tepat di depan mereka, kakek tua itu membelakangi Kyūbi.

"Minato, Kushina, hentikan apa yang akan kalian lakukan, aku yang bertanggung jawab atas semua ini. Dan aku jamin tidak akan terjadi sesuatu yang buruk pada kalian dan putra kalian yang berada di belakang kalian."

Minato dan Kushina membulatkan matanya, mereka berdua perlahan berbalik arah, mereka berdua bisa melihat sosok pemuda berambut pirang berdiri tidak jauh dari mereka.

"N-Naruto." air mata Kushina turun membasahi kedua pipinya, ia bisa melihat putranya tumbuh menjadi pemuda tampan sama seperti ayahnya.

Naruto tidak tahu harus berkata apa, ia tidak tahu kenapa wanita berambut merah menitikan air matanya, ia juga begitu kaget ketika wanita tersebut mendekat dan memeluk dirinya dengan erat.

"M-Maaf, aku tidak tahu siapa kamu? Tapi kalau kamu memelukku seperti ini, pria yang tadi bersamamu akan marah padaku karena kamu memelukku." pemuda pirang berusia 14 tahun tidak ingin salah paham, tapi dalam hatinya ia sangat senang di peluk wanita cantik berambut merah panjang, ia tidak tahu kenapa pelukan wanita tersebut begitu hangat dan bersifat melindungi, seakan-akan ia merasakan pelukan seorang ibu.

Masih dalam posisi memeluk putranya Kushina tertawa kecil, "Bodoh, ia tidak akan marah kalau aku memeluk putraku sendiri." Minato yang berada di belakang Kushina tersenyum lalu terkekeh.

Naruto terkejut bukan main dengan perkataan wanita yang memeluk dirinya, "I-Ibu!" tanpa sadar ia membalas pelukan Kushina, "Benarkah kamu adalah ibuku?" ia menangis ketika berkata seperti itu, ingin rasanya ia menyangkal kalau ia sedang di peluk oleh ibunya, tapi ia tidak bisa menyangkal karena pelukan wanita tersebut membuatnya sangat nyaman.

"Tentu saja aku ini ibumu bodoh."

Naruto memeluk erat Kushina, "A-Akhirnya aku bisa bertemu denganmu Ibu." Rasa senang dan haru menyelimuti hati Naruto, setelah 14 tahun lamanya ia akhirnya bertemu dengan ibunya.

Minato tersenyum menyaksikan momen bahagia istrinya dengan putranya, ia mengusap air mata yang turun di pipi kirinya, ia pun mulai berjalan mendekati dua orang yang sangat ia cintai dan sayangi.

"Kamu sudah besar Naruto." kata Minato tersenyum kecil.

Naruto dan Kushina melepaskan pelukan mereka, Naruto bisa melihat bahwa sosok pria di depannya memiliki ciri-ciri yang sama seperti dirinya, ia membulatkan matanya tidak percaya bahwa ia akan bertemu dengan idolanya.

"Y-Yondaime Hokage!"

Minato dan Kushina terkekeh ketika Naruto tahu siapa pria yang ada di depannya, mereka berdua tahu kalau Sandaime Hokage pasti tidak memberitahukan pada Naruto kalau Yondaime Hokage adalah ayahnya.

"Akhirnya aku bisa bertemu denganmu putraku." Minato tersenyum senang, akhirnya ia bisa bertemu putranya.

Naruto tidak tahu harus berkata apa lagi ketika Yondaime berkata kalau ia adalah ayahnya, ia teringat perkataan manta guru akademi yang berkata kalau Yondaime Hokage menyegel Kyūbi pada tubuhnya, mantan gurunya juga berkata kalau Naruto adalah Kyūbi itu sendiri, hingga akhirnya guru Iruka datang dan menyadarkannya kalau Naruto dan Kyūbi adalah dua sosok yang berbeda.

Naruto berjalan kearah Minato lalu memukul perut Minato, "Itu untukmu karena menyegel Kyūbi dalam tubuhku." Kushina kaget ketika putranya berani memukul suaminya, sebelum Kushina memarahi Naruto, Naruto terlebih dahulu memeluk ayahnya, "Dan ini untukku karena aku senang bertemu denganmu Ayah." kata Naruto yang air matanya masih keluar dari kedua matanya.

Minato yang menahan sakit akibat pukulan Naruto membalas pelukan putra tercintanya, "Aku juga senang bisa bertemu denganmu Naruto." Minato melepas pelukannya dan memegang kedua pundak putranya, "Aku tidak menyangka kalau kamu sudah sebesar ini." Naruto mengangguk lalu tersenyum senang, ia menghapus air matanya.

"Kalian tidak melupakan kami bukan?"

Mereka bertiga tersentak kaget dan menatap kakek tua dan Kyūbi.

Naruto menggaruk bagian belakang kepalanya, "K-Kami tidak melupakanmu kakek tua." Naruto tersenyum canggung begitu juga Minato dan Kushina.

Kakek tua itu menghela nafas kemudian tersenyum, "Tidak apa-apa lagi pula ini adalah momen bahagia kalian." mereka bertiga mengangguk menyetujui ucapan kakek tua itu, "Baiklah sebelum itu aku akan memperkenalkan diriku, namaku adalah Ōtsutsuki Hagoromo." mereka bertiga memiringkan kepala mereka, Hagoromo menghela nafas kembali, 'Ku kira namaku terkenal di dunia ninja.' batin Hagoromo sedikit sedih, Kurama yang berada di belakangnya terkekeh ketika sosok kakek tua di depannya tidak begitu di kenal dengan nama Ōtsutsuki Hagoromo, "Tapi kalian bisa menyebutku Rikudō Sennin."

"R-Rikudō Sennin!?" kaget Minato dan Kushina, sementara Naruto bingung kenapa orang tuanya begitu kaget ketika kakek tua itu menyebutkan nama Rikudō Sennin.

Hagoromo terkekeh ketika Minato dan Kushina terkejut kalau ia adalah Rikudō Sennin dan sedikit sedih karena Naruto tidak tahu siapa itu Rikudō Sennin, 'Anak muda zaman sekarang tidak mengenalku. Aku sangat sedih mengetahui hal itu.' Kurama yang berada di belakang Hagoromo tertawa lepas ketika melihat ekspresi sedih ayahnya karena Naruto tidak mengetahui siapa dirinya.

"Pak Tua, aku sangat senang sekali hari ini, aku tidak menyangka bocah itu tidak mengenalmu Pak Tua." sungguh ia sangat senang karena baru kali ini ada seseorang yang tidak tahu siapa itu Rikudō Sennin.

Hagoromo menengok kearah Kurama dengan tatapan tajam, "Diam kau Kurama! Atau aku akan mengurungmu lagi di penjara yang di buat Minato!" Kurama terdiam lalu mengangguk-ngangguk seperti anak ayam yang di marahi induknya, tidak lama kemudian Hagoromo tertawa lepas, "Haha, wajahmu sungguh membuatku ingin tertawa Kurama."

Kurama mengeram karena ayahnya mengerjainya dan tertawa setelah berhasil mengerjainya. Minato, Kushina dan Naruto sweatdrop melihat adegan yang tersaji di hadapan mereka.

'Aku tidak menyangka kalau Kyūbi bisa menjadi seperti anak ayam yang dimarahi induknya.' batin Minato, Kushina dan Naruto secara bersamaan.

Hagoromo menengok kembali kearah keluarga Hokage, ia tersenyum, "Kalian pasti bertanya-tanya kenapa aku bisa berada disini?" keluarga Hokage beserta Kurama mengangguk, "Aku berada disini karena merasakan kalau reinkarnasi putra sulungku tidak terlahir pada zaman ini, tapi reinkarnasi putra bungsuku lahir di zaman ini, dan itu adalah kamu Uzumaki Naruto."

Naruto terkejut kalau ia adalah reinkarnasi dari putra bungsu Rikudō Sennin, ia tidak tahu siapa itu Rikudō Sennin, yang ia tahu pasti kakek tua di depannya ini sangat kuat.

Minato dan Kushina juga tidak kalah terkejutnya, mereka berdua tahu kalau putra bungsu dari Rikudō Sennin adalah pendiri clan Senju, dan kini putra mereka adalah reinkarnasi dari pendiri clan Senju tersebut, mereka benar-benar tidak percaya apa yang mereka dengar.

"Aku takut kalau masa depan nanti akan begitu buruk, makanya aku mengunjungimu sekarang." kata Hagoromo.

Hagoromo tidak menyangka kalau perhitungannya salah, ia berharap kalau Uchiha Sasuke adalah reinkarnasi dari putra sulungnya, tapi ia salah, reinkarnasi putra sulungnya tidak lahir di zaman ini, bahkan ia tidak merasakan chakra putra sulungnya dalam tubuh Sasuke. Maka dari itu ia memutuskan untuk menemui Naruto yang merupakan reinkarnasi putra bungsunya, ia tahu kalau zaman ini Ibunya pasti akan bangkit dan itu membuatnya sangat takut karena salah satu putranya tidak bereinkarnasi, karena Hagoromo tahu salah satu cara untuk menyegel Ibunya di butuhkan dua kekuatan yang ia wariskan kepada kedua putranya, tapi itu tidak akan terjadi di masa depan, maka dari itu ia harus mencegahnya dari awal.

Disinilah ia berada, ia mulai menceritakan kisah kedua putranya, ia juga memberikan chakra milik putra bungsunya pada Uzumaki Naruto, ia menceritakan bagaimana terbentuknya para Bijū. Ia juga merubah Kurama menjadi seorang manusia untuk membantu Naruto nanti, awalnya Kurama menolak tapi setelah diberitahu alasannya kenapa, akhirnya ia menerima dengan senang hati.

Minato, Kushina dan Naruto terkejut ketika Kyūbi berubah dalam wujud manusia, Kyūbi sangat mirip sekali dengan Naruto hanya saja rambutnya sedikit panjang dan berwarna merah. Yang membedakan mereka berdua adalah Kurama lebih tinggi dari Naruto dan tiga garis yang berada di pipi mereka.

Minato dan Kushina juga terkejut ketika melihat perubahan dari putranya yang memasuki Six Paths Sage Mode tidak sempurna karena Naruto belum belajar chakra Senjutsu.

Hagoromo menatap Minato dan Kushina, "Aku tahu kalian telah menipu kematian." Minato dan Kushina tertawa canggung ketika Hagoromo mengetahui sesuatu yang tidak Naruto ketahui, Naruto yang sedang berbincang dengan Kurama memiringkan kepalanya tidak mengerti apa yang di bicarakan oleh mereka bertiga, "Aku juga cukup terkesan kalau kamu bisa menipu Dewa Kematian itu Minato." kata Hagoromo terkekeh. Ia tahu kalau jiwa yang berada di dalam tubuh Dewa Kematian bukanlah jiwa Minato tapi jiwa musuhnya yang pernah dulu ia ambil jiwanya.

"Aku hanya mencoba yang terbaik untuk putraku Hagoromo-sama." kata Minato tertawa canggung.

"Aku tahu itu Minato, aku akan memberikan chakra kalian yang ada di dalam tubuh Naruto agar kalian mengingat percakapan ini." Minato dan Kushina tersipu malu karena Hagoromo mengetahui rencana mereka berdua agar bisa bertemu dan berkumpul kembali dengan putra mereka, "Aku juga akan mengambil Yin Chakra milik Kurama dari tubuhmu dan mengembalikan chakra tersebut pada Kurama." Minato mengangguk paham akan ucapan Hagoromo.

"Terima kasih Hagoromo-sama, itu sangat membantu." kata Minato.

"Bagus kalau kamu paham." kata kakek tua itu, "Kalau begitu panggil Naruto dan beritahu yang sebenarnya pada putramu itu." Minato dan Kushina mengangguk, mereka memanggil Naruto yang sedang asik ngobrol dengan Kurama yang sudah dalam wujud manusia.

"Ada apa Ayah, Ibu?" tanya Naruto.

"Naruto, aku ingin bilang padamu. Tolong katakan ini pada Guru Jiraiya," Naruto mengangguk, ia tahu kalau ayahnya juga adalah murid dari Pertapa Genit, "Bilang padanya untuk menyerahkan dua gulungan yang di berikan Gerotora pada Guru Jiraiya untuk di serahkan padamu."

Naruto mengangguk walaupun ia tidak mengerti itu, "Baik aku akan bilang pada Pertapa Genit setelah keluar dari sini."

Kushina yang mendengar kalau guru dari suaminya di beri julukan Pertapa Genit oleh putranya tertawa terbahak-bahak. Sementara Minato hanya terkekeh mendengar itu, pria berambut pirang tahu kalau gurunya mesum atau sangat mesum.

Naruto yang melihat ibunya tertawa hanya menyengir lebar.

Mereka semua berkumpul lagi, kini tiba waktunya bagi mereka untuk keluar dari tempat ini, Hagoromo mengatakan bahwa Naruto dan Minato harus belajar Senjutsu. Mereka berdua mengangguk, Minato tahu kalau Kushina sudah belajar Senjutsu dari almarhum Uzumaki Mito yang memiliki hewan pemanggil burung Elang yang di wariskan pada Kushina. Karena Hagoromo tahu salah satu cara untuk mengalahkan Ibunya dengan chakra senjutsu.

Minato dan Kushina mulai menghilang dari hadapan mereka, mereka berdua bilang pada Naruto kalau mereka akan bertemu kembali secepatnya. Kurama juga mulai menghilang dari tempat itu, begitu juga dengan Naruto dan Hagoromo.

Ashura Reincarnation •

Terbangun dari tidur yang nyenyak karena menunggu Jiraiya sang Gama Sennin, Naruto menghela nafas, baru saja ia bermimpi bertemu dengan kedua orang tuanya.

Yang membuat Naruto terkejut adalah bahwa ayahnya ternyata Yondaime Hokage, ia juga tidak menyangka bahwa ibunya sangat cantik. Tapi ia menghela nafas karena ia tidak mau berharap lebih banyak lagi, ia tahu kalau mimpi yang tadi serasa begitu nyata.

"Huh, ternyata cuma mimpi." ia menghela nafas, tidak lama kemudian ia tersenyum, walaupun hanya mimpi ia merasa senang.

"Hei bocah bodoh, kamu kira tadi itu mimpi heh?"

Naruto terlonjak kaget ketika mendengar suara yang sangat familiar di telinganya, ia bangun dari tidurnya dan menatap sumber suara itu berada, ia terkejut dan membulatkan matanya ketika melihat sosok yang di kira tadi adalah sebuah mimpi berada di depannya.

"Ku-Kurama!?"

Kurama terkekeh melihat wajah keterkejutan Naruto, "Haha, wajahmu benar-benar membuatku ingin tertawa Naruto."

"D-diam kau!? Tentu saja aku kira tadi mimpi, ternyata itu nyata." Kurama yang masih terkekeh mengangguk, "Jadi Yondaime Hokage dan istrinya adalah benar-benar orang tuaku?" Kurama mengangguk lagi.

"Tentu saja, lebih baik kita segera bertemu dengan Pertapa Mesum itu, lalu meminta gulungan yang di maksud Minato." Naruto mengangguk, mereka berdua bersiap-siap untuk meninggalkan tempat mereka berada, tapi dari kejauhan mereka melihat Jiraiya berjalan dengan gontai mendekati mereka.

Naruto menaikan alisnya ketika melihat Jiraiya berjalan dengan gontai, kemudian ia menutup mulutnya menahan tawa karena melihat wajah guru mesumnya penuh luka pukul.

'Pasti habis di pukuli para wanita karena ketahuan mengintip di pemandian air panas, rasakan itu Pertapa Genit. Itu balasan dari Kami-sama karena membiarkanku berlatih sendirian.'

Kurama yang melihat Jiraiya tertawa terbahak-bahak, ia bisa lihat jelas bekas tamparan dan pukulan di wajah sang Gama Sennin.

Jiraiya yang mendengar suara tawa menatap tajam orang tersebut, kini ia berada tepat di depan Naruto dan orang yang tidak ia kenal, "Diam kau!? Aku tidak tahu siapa kamu?" Kurama menghiraukan teriakan Jiraiya dan masih saja tertawa senang, Jiraiya melihat kearah Naruto yang menahan tawanya, Jiraiya memicingkan matanya, "Naruto, siapa dia?" tunjuknya pada Kurama.

Naruto yang di tanya Jiraiya mengambil nafas dalam-dalam untuk menghilangkan tawanya yang tertahan, "Dia adalah Kurama." jawab Naruto, Jiraiya mengangguk-ngangguk tidak jelas, ia berpikir bahwa Naruto mendapatkan teman baru, tapi kalimat berikutnya yang akan Naruto lontarkan akan membuat sang Gama Sennin terkejut, "Dia di kenal dengan nama Kyūbi no Yōko."

Jiraiya masih mengangguk-ngangguk, ia mulai memproses apa yang di katakan muridnya, hingga akhirnya ia berteriak, "Apa!? Kyūbi no Yōko!? Sialan! Naruto minggir dari dia aku akan melawannya!"

Jiraiya mulai bersiap menyerang Kurama, tapi Naruto menghentikannya, "Tunggu Pertapa Genit, itu tidak seperti yang kamu pikirkan." Naruto sudah berada di depan Jiraiya untuk melindungi Kurama yang masih saja tertawa.

"Apa maksudmu!? Ia yang membuatmu kehilangan kedua orang tuamu!? Dia juga yang membuatmu di benci penduduk desa!?" Jiraiya tidak habis pikir kenapa Naruto melindungi sosok yang menyerang desa 14 tahun yang lalu.

Tidak lama kemudian Jiraiya menyadari kebodohannya, ia secara tidak langsung mengatakan bahwa ia kenal dengan kedua orang tuanya, tapi ketika ia menatap Naruto yang tidak ada reaksi apapun memiringkan kepalanya bingung.

Jiraiya malah menemukan bahwa Naruto tersenyum kearahnya, senyum yang bisa dibilang bukan senyum palsu yang selama ini ia lihat dari anak didiknya.

"Aku sudah tahu siapa mereka Pertapa Genit."

"B-bagaimana!?" kaget Jiraiya.

"Baiklah aku akan menceritakannya." pemuda pirang mulai menceritakan kejadian yang ia alami, dari pertemuannya dengan Rikudō Sennin hingga bertemu dengan Minato dan Kushina, yang membuat terkejut adalah Kyūbi ternyata ciptaan dari Rikudō Sennin. Dan lagi Kyūbi memiliki nama, di tambah sang Dewa Shinobi merubah Kurama menjadi manusia, "Ayah bilang dua gulungan yang di berikan oleh Gerotora di serahkan padaku sekarang juga." Naruto mengakhiri ceritanya.

"Baiklah aku percaya padamu Naruto." sang Gama Sennin tersenyum lalu mengambil sebuah gulungan kecil dari balik jubahnya, ia menyerahkannya pada Naruto, "Jadi kamu memiliki nama?" tanya Jiraiya yang pandangannya sudah beralih ke Kyūbi.

"Tentu saja aku memiliki nama." kata Kurama yang sudah berhenti tertawa, "Lagi pula semua Bijū memiliki nama, hanya saja tidak mudah bagi para Bijū memberitahukan nama mereka, setahuku hanya Shukaku yang merupakan Bijū ekor satu yang mengumbar namanya dengan lantang." ada nada tidak suka ketika Kurama menyebutkan nama Bijū ekor satu.

Jiraiya paham karena tidak mudah memberikan sebuah nama pada seseorang jika orang tersebut belum mendapatkan kepercayaan. Jiraiya melirik kearah Naruto yang dari tadi hanya memandangi gulungan yang ia berikan.

"Ada apa Naruto?" tanya Jiraiya menaikan satu alisnya.

"I-ini bagaimana membukanya?"

Pertanyaan dari pemuda berambut pirang sukses membuat Jiraiya dan Kurama sweatdrop dan terjatuh tidak elit.

'Kakashi apa yang selama ini kamu ajarkan pada putra baptisku sampai-sampai ia tidak bisa membuka Fūinjutsu: Chūzōin (Sealing Technique: Storage Seals).' batin Jiraiya terpukul karena anak didiknya tidak bisa membuka Fūinjutsu tingkat rendah.

'Apa dia benar-benar seorang ninja?' batin Kurama tertekan karena mantan wadahnya tidak bisa membuka gulungan yang di berikan oleh Jiraiya.

"Hm, apa ada yang salah?"

"Tentu saja bodoh!" Jiraiya menjitak kepala anak didiknya dengan keras.

"Ouch! Kenapa kau malah menjitakku Pertapa Genit! Apa salahku!?"

Jiraiya menghela nafas dan memandang Kyūbi yang berwujud manusia, "Kurama-san ketika kita pulang ke Konohagakure ingatkan aku untuk menghajar Kakashi." Kurama mengangguk karena ia juga ingin menghajar habis-habisan Jōnin bermata satu tersebut.

Dengan berat hati Jiraiya mengajarkan Naruto untuk membuka gulungan yang ia berikan. Naruto mengangguk paham apa yang di intruksikan oleh gurunya.

"Bilang dong dari tadi kalau cara membukanya seperti itu." kata Naruto polos lalu ia menaruh gulungan tersebut di tanah dan mengalirkan chakra miliknya di tengah-tengah gulungan tersebut.

Jiraiya dan Kurama ingin sekali menghajar habis-habisan Kakashi yang membuat Naruto jadi seperti ini.

Jiraiya menghela nafas, dalam hati ia bertekad akan mengajarkan semuanya pada Naruto, ia tidak ingin putra baptisnya tertinggal jauh dari teman-temannya.

Gulungan tersebut terbuka dan memperlihatkan dua buah gulungan besar di atasnya, gulungan tersebut tersegel dengan Ketsueki Fūin (Blood Seals). Jiraiya paham ketika Naruto memandangnya dengan tanda tanya besar.

"Kamu teteskan darah di tempat segel itu berada, itu adalah Ketsueki Fūin yang merupakan Fūinjutsu tingkat tinggi." kata Jiraiya memberitahu cara membuka dua gulungan besar tersebut.

Naruto mengangguk, ia mengambil kunai dan menusukan ujung kunai yang ia ambil ke jempolnya, tanpa menunggu waktu Naruto meneteskan darahnya ke dua gulungan besar di depannya.

Seketika dua gulungan besar tersebut bersinar lalu menghilang dan di gantikan dengan dua buah peti mayat. Jiraiya terkejut dan mendekati dua buah peti mayat tersebut, ia melihat terdapat Fūinjutsu di atas peti mati tersebut.

Sang Gama Sennin membulatkan matanya tidak percaya apa yang ia lihat, dua buah peti mati tersebut di segel dengan Fūinjutsu: Eien no Nemuri (Sealing Technique: Eternal Sleep). Ia memandang Naruto lalu berkata dengan serius.

"Naruto, kamu cepat teteskan darahmu lagi dan tambahkan chakra pada segel ini." Jiraiya menunjukan sebuah segel yang tepat berada di tengah-tengah kedua peti mati tersebut, Naruto memiringkan kepalanya, ia sama sekali tidak tahu apa yang sedang terjadi, "Cepat lakukan!?"

Naruto terlonjak kaget, "B-baik!?" ia segera melakukan apa yang di perintah oleh Jiraiya.

Kurama sendiri menyadari bahwa dua peti mati tersebut adalah dua sosok yang sangat di nanti oleh pemuda pirang berusia 14 tahun, ia menatap Jiraiya, "Jadi yang berada di dalam situ adalah mereka berdua?" tanya Kurama pelan.

Jiraiya melirik kearah Kurama lalu mengangguk, "Ya, mereka berdua berada di dalam situ, aku tidak menyangka kalau mereka berdua ada dalam gulungan yang di berikan Gerotora, andai 4 tahun yang lalu aku menyerahkan dua gulungan tersebut pada Naruto, pasti ia tidak akan menunggu lebih lama lagi untuk dapat bertemu dengan mereka berdua." Ia sangat menyesal karena tidak menyadari bahwa dua gulungan tersebut adalah Fūinjutsu: Eien no Nemuri.

Jiraiya menyangka bahwa dua gulungan tersebut adalah sebuah jutsu yang akan diwariskan pada Naruto, tapi kini ia sadar kalau mereka berdua yang berada di dalam peti mati tersebut pasti ingin melatih Naruto.

"Pertapa Genit, aku sudah melakukannya tapi tidak terjadi apa-apa?" tanya Naruto bingung.

Jiraiya tersenyum lalu memberitahukan beberapa segel tangan untuk membuka dua peti mati tersebut.

Naruto mengangguk lalu melakukan segel tangan tersebut, "Kai!" dua peti mati itu langsung terbuka kemudian perlahan dua peti itu berdiri tegak. Naruto, Jiraiya dan Kurama mundur beberapa langkah.

Naruto terkejut ketika melihat siapa yang berada di dalam dua buah peti mati itu, ia meneteskan air mata bahagia, "Ayah? Ibu?" Jiraiya dan Kurama yang sudah tahu tersenyum dan memegang masing-masing pundak Naruto.

Naruto menatap Jiraiya yang berada di sebelah kiri, ia tidak tahu harus bilang apa lagi, "Maaf Naruto, andai aku tahu lebih cepat kalau dua gulungan tersebut adalah Minato dan Kushina, aku pasti akan menyerahkan padamu 4 tahun yang lalu." pemuda pirang tidak mengerti apa yang gurunya katakan, ia hanya bisa mengangguk, kini ia memandang kembali dua sosok yang berada di dalam peti mati tersebut.

Tidak berapa lama kedua sosok tersebut membuka mata mereka masing-masing, kedua sosok tersebut baru saja mengalami mimpi aneh dimana mereka berdua bertemu dengan Naruto, Rikudō Sennin dan Kyūbi no Yōko yang memiliki nama Kurama.

Keduanya terkejut ketika melihat tiga sosok berada di depan mereka, salah satu sosok itu menitikan air mata bahagia, karena yang di alami oleh dirinya dan suaminya bukanlah sebuah mimpi, ia keluar dari dalam peti dan berlari kecil kearah Naruto lalu memeluk putra tercintanya dengan erat.

"N-Naruto!" Kushina adalah sosok yang tengah memeluk Naruto, Naruto pun membalas pelukan tersebut.

"I-Ibu, akhirnya kita bertemu lagi!" pemuda pirang sangat senang karena tidak menyangka akan bertemu secepat ini.

Minato keluar dari dalam peti dan menatap Kushina dan Naruto dengan senyum senang dan bahagia, ia mengalihkan pandangannya kepada sang guru, ia tersenyum. Ia bisa melihat sang guru merentangkan kedua tangannya lebar-lebar, Minato berjalan sedikit cepat, saat Jiraiya ingin memeluk Minato, pria berambut pirang memukul perut sang guru.

Jiraiya meringis kesakitan akibat pukulan Minato, sementara Kurama hanya terkekeh melihat adegan konyol yang tersaji di depannya.

"Itu untukmu karena mengabaikan Naruto selama 14 tahun." Minato sadar kalau gurunya mempunyai tugas yang begitu penting sebagai mata-mata untuk Konohagakure, tapi tidak bisakah gurunya melihat keadaan Naruto sesekali?

"M-maafkan aku M-Minato, aku tahu kalau aku salah. Tapi aku memperbaikinya selama beberapa bulan ini." Jiraiya memang menebus semua kesalahannya dengan mengajarkan Naruto selama final Ujian Chūnin, mencari Tsunade untuk di jadikan Godaime Hokage hingga mengajak Naruto Training Trip.

Minato menghela nafas, ia membantu gurunya berdiri lalu memeluk gurunya dengan singkat, "Aku memaafkanmu Guru." ia tersenyum, "Jadi ini bukan mimpi heh?" tanya Minato yang sudah mengalihkan pandangannya ke Kurama.

Kurama tertawa mendengar pertanyaan Minato hampir sama dengan pemuda mantan wadahnya, "Tentu saja bukan." Minato tersenyum lebar dan mengangguk.

"Minato." pria berambut pirang memandang gurunya, "B-bagaimana caranya kamu bisa lolos dari Shiki Fūjin?" tanya Jiraiya, Kurama yang berada di samping Jiraiya mengangguk ingin tahu.

Minato terkekeh dan mulai menceritakan bagaimana ia lolos dari Shiki Fūjin. Ia menceritakan kalau ia dan Kushina menggunakan Chi Bunshin no Jutsu (Blood Clone Technique)dan Jōsetsubodi Fūin (Permanent Body Seals) agar tubuh Chi Bunshin jadi permanen. Lalu tubuh Chi Bunshin menyegel ia dan Kushina dengan Fūinjutsu: Eien no Nemuri karena chakra mereka hampir semuanya di transfer pada tubuh Chi Bunshin, ia juga menjelaskan bahwa jiwa yang di ambil Dewa Kematian adalah jiwa musuhnya dulu yang sempat ia ambil. Ia melakukan itu semua agar bisa bertemu dengan putranya lagi walaupun harus mengorbankan selama 10 tahun karena efek dari Fūinjutsu: Eien no Nemuri. Tapi perkiraan dirinya sedikit meleset karena kebodohan gurunya.

Jiraiya dan Kurama tidak menyangka kalau pria di depan mereka sangat jenius.

Naruto dan Kushina yang sudah melepaskan pelukan mereka mendekati Minato, Jiraiya dan Kurama. Tanpa basa-basi Naruto langsung memeluk sang ayah.

Hampir 10 menit mereka menikmati momen bahagia tersebut, Minato mulai angkat bicara, ia menceritakan kalau dirinya dan Naruto harus belajar Senjutsu, Jiraiya pun menyetujui usul tersebut. Jiraiya berpikir kalau Gamabunta, Fukasaku, Shima dan yang lainnya akan senang bertemu Minato dan Kushina kembali.

Sang Gama Sennin tahu kalau satu tahun kedepan mereka akan berlatih di Gunung Myōboku, Minato dan Kushina sepakat agar tidak memberitahukan Tsunade, biarlah ini menjadi rahasia selama mereka menjalani latihan yang di berikan Tsunade pada Naruto.

Ashura Reincarnation •

Haruno Sakura.

Gadis cantik berambut merah muda, putri dari pasangan Haruno Kizashi dan Haruno Mebuki ini sedang memandang foto Kelompok 7 di kamarnya.

"Benarkah aku gadis yang menyebalkan Sasuke-kun?" ia mengingat kembali saat dimana ia mencoba menghentikan Uchiha Sasuke keluar dari desa untuk mencari kekuatan yang di berikan oleh Orochimaru.

Sakura menutup matanya, ia mengingat kembali dimana saat ia meminta Senju Tsunade selaku Godaime Hokage untuk melatihnya, ia merasa malu saat wanita berusia lebih dari 50 tahun itu menghardiknya dengan kata-kata yang membuat ia tersadar.

"Sakura kamu harus tahu bahwa Uchiha pergi dari desa karena kemauannya sendiri bukan karena 'Segel Kutukan' yang di berikan Orochimaru! Seharusnya kamu sadar bahwa perasaan yang kamu miliki pada Uchiha itu hanyalah sebuah obsesi belaka!"

Benarkah itu hanya obsesi? Seingat Sakura dulu di akademi berebut cinta Uchiha Sasuke dengan sahabat baiknya Yamanaka Ino, ia tidak ingat kenapa ia bisa seperti itu? Apa karena ia tidak mau kalah dari Ino yang merupakan sahabatnya? Dulu ia tidak tahu, tapi sekarang ia tahu kalau perasaan yang ia miliki hanyalah sebuah obsesi.

Sebuah obsesi tidak mau kalah dengan Yamanaka Ino yang merupakan sahabat sekaligus saingan demi mendapatkan 'Uchiha Terakhir'.

Sakura mengepalkan tangan kanannya dengan erat, ia merasa begitu bodoh menyia-nyiakan waktu selama ini hanya untuk mengejar-ngejar 'Uchiha Terakhir' yang bahkan Sasuke menyebutnya gadis menyebalkan.

Sesaat kemudian ia tersenyum ketika memikirkan rekan kelompoknya yang lain. Dia adalah Uzumaki Naruto, seorang ninja penuh kejutan dan selalu mengajaknya berkencan.

Sakura tertawa ketika mengingat hal itu. Dimana ia selalu memukul Naruto tanpa alasan yang jelas, tawa tersebut di gantikan dengan rasa bersalah, "Naruto, maafkan aku selama ini yang selalu memukulmu tanpa sebab yang jelas." ia mengeratkan tangan kanannya lebih erat, "Aku berjanji kalau aku akan berubah lebih baik lagi."

Ia memandang foto Kelompok 7 lagi, tangan kanannya kini sudah tidak terkepal lagi, gadis berambut merah muda menatap foto Uchiha Sasuke, "Lihat saja aku akan buktikan padamu Sasuke-kun kalau aku bukan gadis yang menyebalkan," Sakura menggelengkan kepala, ia sudah membulatkan hatinya, "Lihat saja Uchiha-san, aku akan buktikan padamu kalau aku bisa lebih baik darimu. Aku pastikan kalau kamu akan menyesal seumur hidupmu karena telah membuatku sempat terobsesi denganmu. Bahkan kamu tidak pantas menerima perasaan cintaku ini."

Sakura tersadar bahwa sebenarnya ia tidak mencintai Sasuke sama sekali, pandangannya beralih pada pemuda berambut pirang yang selalu saja membuat dirinya nyaman, ia merasa jika bersama dengan Naruto menjadi dirinya sendiri.

"Naruto. Ketika kamu pulang nanti aku pastikan janji konyol yang kamu janjikan padaku tidak di butuhkan lagi." sudah cukup penderitaan yang di alami pemuda berambut pirang yang ia berikan, sudah cukup pengorbanan pemuda pirang yang ia berikan padanya, kini yang ia mau Naruto selalu berada di sisinya.

Sakura tersipu malu ketika ia mengatakan kalau yang ia mau Naruto selalu ada di sisinya, ia tidak lupa saat Sasuke mengatakan bahwa Naruto yang telah menyelamatkan hidupnya dari genggaman ninja Sunagakure, ia merona ketika mengingat kata-kata Sasuke itu.

"Naruto bodoh!" ia mengumpat dengan kedua pipi masih merona, "Aku harap kamu baik-baik saja selama pelatihan dengan Jiraiya-sama, setelah kamu kembali kita akan tunjukkan pada Uchiha sialan itu kalau kita bisa bertahan tanpanya!" ia mengepalkan tangannya dan meninjunya di udara seraya berkata seperti itu.

Sakura membaringkan tubuhnya di kasur, ia menaruh foto Kelompok 7 di meja kembali, tidak lupa ia mencoret wajah Sasuke dengan tanda silang karena menurutnya Sasuke bukan bagian dari Kelompok 7 lagi, ia menutup matanya untuk beristirahat karena besok adalah hari yang sangat berat karena ia akan berlatih langsung di bawah sang Godaime Hokage.

Ashura Reincarnation •

Hyūga Hinata.

Gadis berusia 14 tahun yang memiliki wajah berparas cantik sedang membaringkan tubuhnya di atas kasur yang empuk, ia baru saja menyelesaikan latihan bersama Kelompok 8, ia memandang langit-langit kamarnya, sudah satu minggu pemuda pujaan hatinya meninggalkan desa untuk berlatih bersama salah satu Sannin.

Saat memandang langit-langit ia mengingat perkataan sang pujaan hati saat sebelum final Ujian Chūnin.

"Kamu tahu Hinata? Dulu aku merasa kamu adalah gadis yang aneh karena setiap kali bertemu denganku kamu selalu saja gugup dan pingsan. Tapi sepertinya aku menyukai gadis sepertimu."

Wajah Hinata merona mengingat kata-kata itu, ada perasaan senang ketika Naruto berkata kalau pemuda berambut pirang menyukai gadis sepertinya.

Wajahnya makin merona ketika rekan kelompoknya bilang kalau Naruto berjanji akan mengalahkan Neji menggunakan darahnya tercecer di Arena Pertandingan.

Hinata menggelengkan kepala, ia sadar kalau Naruto bahkan tidak meliriknya sama sekali, ia sangat iri dengan Haruno Sakura yang selalu saja mendapatkan perhatian lebih dari pemuda pujaan hatinya.

Penerus klan Hyūga ini menggelengkan kepalanya lagi, ia pernah mencuri dengar kalau Uzumaki Naruto merupakan 'Uzumaki Terakhir', awalnya ia tidak tahu akan hal itu, hingga akhirnya ia mencari kebenarannya dengan membaca di perpustakaan Hyūga, ia menemukan kalau klan Uzumaki merupakan klan yang sangat hebat, Uzumaki terkenal akan klan yang memiliki hidup panjang, mereka juga ahli dalam hal Kenjutsu dan Fūinjutsu.

Klan Uzumaki juga memiliki sebuah desa yang bernama Uzushiogakure, desa tersebut hancur saat Perang Dunia Shinobi ke-2, Uzushiogakure hancur akibat aliansi tiga desa yaitu Kirigakure, Kumogakure dan Iwagakure.

Hinata tidak menyangka kalau klan Uzumaki sangatlah hebat sampai-sampai tiga desa besar menyerangnya karena takut akan Fūinjutsu yang di miliki klan Uzumaki.

Perang Dunia Shinobi ke-3 juga merupakan aksi balas dendam Konohagakure pada dunia ninja karena telah menghancurkan Uzushiogakure yang merupakan aliansinya, perang tersebut berakhir dengan terbantainya sekitar 300 orang ninja Iwagakure di tangan Namikaze Minato, orang-orang mengenalnya dengan sebutan 'Konoha no Kiiroi Senkō' yang di ketahui belakang ini merupakan Yondaime Hokage.

Jika membandingkan klan Uzumaki dengan klan-nya dan Uchiha, kedua klan tersebut tidak ada apa-apanya di bandingkan dengan klan Uzumaki.

Klan Uchiha di bantai dalam satu malam oleh satu orang, sedangkan klan Uzumaki di bantai dalam tiga hari oleh tiga desa besar. Dan klan Hyūga yang merupakan klan-nya masih saja mengadopsi sistem tradisi yang bahkan gadis berambut ungu membenci sistem tersebut. Itulah perbedaan klan-nya dan Uchiha yang di gadang-gadang klan terkuat di Konohagakure tapi tidak ada apa-apanya di banding klan Uzumaki.

Jika benar kalau Uzumaki Naruto adalah 'Uzumaki Terakhir', ia masih mempunyai kesempatan karena ia yakin Konohagakure akan melakukan CRA (Clan Restoration Arc) pada pemuda pujaannya, ia berharap menjadi salah satu istri Naruto nanti.

Memikirkan itu Hinata merona hebat, "Uzumaki Hinata istri dari Uzumaki Naruto sang Hokage masa depan. Kyaaa!" ia membayangkan dimana ia menjadi satu dari dua istri Naruto nanti, karena Clan Restoration Arc minimal harus mempunyai dua istri.

Hinata menutup matanya, ia mencoba menghilangkan pikiran-pikiran yang terlewat batas tersebut, tapi dalam hati ia sangat berharap sekali akan hal itu.

Yang ia tahu kini dirinya harus bisa bertambah kuat agar bisa menunjukan pada klan-nya kalau ia bukanlah orang gagal yang selalu ia dengar dari para tetua klan Hyūga, ia juga ingin menunjukan pada Naruto kalau ia pantas berada di samping pemuda berambut pirang tersebut.

Ashura Reincarnation •

Di kantor Hokage, Senju Tsunade selaku Godaime memandang keluar jendela yang, ia memandang langit malam yang menyelimuti Konohagakure, ia bisa merasakan hembusan angin menerpa wajahnya.

"Angin generasi masa depan mulai berhembus, aku harap generasi kali ini membawa perubahan yang signifikan dunia ninja."

Kelompok 7, Kelompok 8, Kelompok Gai, dan Kelompok 10 adalah generasi baru yang akan menciptakan perubahan, baik itu di luar desa maupun di dalam desa.

"Aku harap Sakura juga akan berubah, ia memiliki potensi yang sangat bagus, aku yakin Sakura bisa menjadi penerusku nanti." Tsunade sangat berharap pada Sakura bahwa anak didiknya akan mengambil gelar Slug Sannin darinya.

Senju Tsunade sudah memutuskan status baru Uchiha Sasuke, kini 'Uchiha Terakhir' tersebut resmi menjadi C-Rank Missing-nin.

"Aku harap Jiraiya bisa merubah pandangan Naruto bahwa Uchiha brengsek itu bukan teman yang baik."

Tsunade hanya bisa berharap jika Naruto pulang nanti sudah berubah dan tidak akan mengejar-ngejar 'Uchiha Terakhir' lagi, sudah cukup penderitaan yang di alami Naruto yang di sebabkan oleh 'Uchiha Terakhir' tersebut.

To Be Continued

Note: Terima kasih yang sudah membaca karya saya, saya harap kalian tidak kecewa karena dua cerita sebelumnya saya hapus, sebagai gantinya saya publikasikan cerita ini. Saya tunggu respon kalian.

Terima kasih.

Uzumaki Vantovehl sign out.