CHAPTER ONE

A/N : Ide fanfic ini muncul waktu di sekolah. Di fanfic ini, saya bakalan ngeksis sebentar *senyum-senyum sendiri*

Okay, please, enjoy ~~


Pada suatu hari, di dalam mansion keluarga Phantomhive, tepatnya di dalam ruang kerja sang Earl Phantomhive.

"Permisi tuan muda." Kata Sebastian sambil membuka pintu dan masuk kedalam.

"Ada apa, Sebastian?" Tanya Ciel sambil membaca koran, biasa lah.

"Apakah say- *GUBRAK*" Sebelum Sebastian dapat menyelesaikan kalimatnya, ia sudah jatuh nyungsep di lantai. Rupanya lantainya sangat basah. Seketika Sebastian langsung bangun dan men-death glare si author yang lagi ada di belakang pintu, ngumpet. Ternyata, si author yang bikin tu lantai banjir. Ia disuruh Ciel ngepel lantai seluruh ruangan yang ada di mansion nya.

Kenapa author yang ngepel, bukan maylene? Karena author disuruh Ciel.

Kenapa Ciel nyuruh author ngepel? Karena Ciel baru mau ikut serta dalam fanfic ini jika si author jadi babunya selama seharian penuh.

Kenap-*author dibuang ke sungai terdekat karena kebanyakan nanya dan jawab*

"Well, sebenernya sih saya sengaja numpahin air disana habisnya saya capek sih. Saya sih berharap Ciel yang nyungsep, buat bales dendam. Ternyata kamu yang nyungsep, Sebastian. Hehe, salah dugaan..*cengar cengir*" Kata si author dengan sangat polos.

"Lain kali anda harus lebih hati-hati jika ingin bermain dengan tuan muda. Ingat itu. Lalu sedang apa anda disini?"Tanya Sebastian.

"Saya kan yang buat naskahnya. Saya harus merekam semua drama ini!" Jawab author dengan semangat '45!

"Kita ulangi ya ." Lanjut si author. Ia sudah menyiapkan alat perekamnya. Katanya sih, mau di masukin di U tube kalo ga Pesbuk. Biar terkenal..*ngarep abis*

Oke, ulang~

"Permisi tuan muda."

"Ada apa, Sebastian?"

"Bolehkah saya minta sesuatu?"

"Boleh."

"Bolehkah saya pergi untuk satu hari saja? Tugas saya akan ditanggung oleh teman author."

"... Tidak! Tapi, temannya author itu perempuan atau laki-laki?"

"Saya tidak tahu tuan muda."

"Baiklah. Mengapa kau mau pergi secara mendadak?"

"Adik saya di kampung sak-"

"CUT! Maaf, Sebastian, salah ngasih naskah. Ehehe." Kata si author sambil memberikan selembar kertas. dalam waktu 1 detik, Sebastian bisa menghafalnya langsung.

"Ehem-ehem*batuk-batuk dulu* Privacy, tuan muda."

'Privacy? Apa itu?' kata Ciel dalam hatinya.

"Baiklah, silahkan.." kata Ciel sambil nangis bombay. *plak* maksud saya sambil membaca korannya.


A/N : Terlalu singkat? memang -.-

Kira-kira Sebastian mau kemana ya? Apakah mansion ini akan rata dengan tanah bila ditinggalkan oleh Sebastian dalam waktu satu hari?

Please, Review :D