Back to Gakko?!

by.

airi shirayuki

Pokemon Black & White

ai: hah...udah lama gak manggung(?) karena banyaknya tugas-tugas sekolah, beratnya jadi pengurus OSIS, dan sekarang ai udah kelas 9. Do'ain nilai UNAS nanti bagus ya (amin).

dulu nyoba buat fic di fandom lain tapi gagal dan hancur karena author yang lalai, tapi kali ini semoga tidak.

?: iya, gara-gara lu gue jadi gak terkenal

ai: ngapain kamu di sini? kembali ke fandom sana! hush!hush!

?: gue malah diusir neh! (ilang)

ai: langsung ke cerita ya! \(^_^)/

Please Review! gak papa mau flame dsb. dll. dst. diterima dengan sah(?) tapi jangan pedes-pedes karena author gak tahan pedes walau cuma 1 cabe (?)

DISCLAIMER!

Vocaloid bukan punya ai dan charanya bukan saudara ai PEACE! ^_^V

SUMMARY

pokoknya tentang sekolah dll. gaje ah!

WARNING!

mungkin banyak Typo dan cerita gak jelas jelek deh!. cerita dijamin aneh dan menimbulkan lola, gak bisa kedip, bengong, dll, dsb, dst, blablabla

DON'T LIKE DON'T READ!

Chapter 1 : New school ~Beginning and Problem~

"hah...sekolah lagi deh..." kata anak laki-laki yang berjalan dengan kedua tangan di saku.

"ayolah Hilbert, sekolah masa bisa bunuh kamu? cobalah beradaptasi!" kata anak perempuan di sebelahnya.

"jangan samakan dengan kau, Hilda! aku punya sifat sendiri" Hilbert mempercepat langkahnya.

"Hei, tunggu aku!" Hilda pun menyusul.

Mereka berdua memasuki gerbang sekolah. Kini mereka menginjak masa SMA.

"Hei! Hilbert! Hilda!" anak perempuan berambut pirang bersama dengan laki-laki berkacamata berambut hitam melambaikan tangannya. Hilda menoleh ke asal suara tersebut.

"a, Bianca! Cheren!. Hilbert, lihatlah! itu mereka! mereka satu sekolah dengan kita!" Hilda menepuk-nepuk pundak Hilbert. Hilbert menoleh dengan malas.

"O...iya, itu mereka (nada monoton+muka innocence)" DUAAK...! Hilda memukul punggung Hilbert.

"HUAA! apa yang kau lakukan?! sakit tau!" Hilbert memegang punggungnya yang cekot-cekot. Hilda pun berkacak pinggang.

"kamu ini...seenaknya pake nada datar! kayak gak niat hidup aja!" Bianca tertawa sementara Cheren sweatdrop melihat pertengkaran mereka berdua.

"pst..pst...laki-laki yang dimarahi perempuan itu lumayan keren ya!"

"iya!iya! kamu betul! dari sekolah mana ya asalnya? kira-kira sekelas gak ya?"

"aku gak tahu" Cheren mendengar rumpian para siswa perempuan yang berada di halaman sekolah (ai: PENDENGARAN SUPER CHEREN! *dijitak*).

'dasar, perempuan!' pikir Cheren (ai: oi, ngaku aja kalo lo jealous ama Hilbert! *dilempar pake Bianca?*).

"hoi, ayo langsung masuk! berantemnya nanti aja dilanjutin!" Cheren melangkah masuk sambil menarik Bianca.

"oi, tunggu!" kata Hilbert dan Hilda bareng.

~~~(=3=)~~~

Tiba di papan pengumuman mereka berempat melihat daftar urutan kelas yang akan mereka tempati. Dan...

"kebersamaan adalah sesuatu yang indah tapi, entah mengapa takdir kita sepertinya menyukai kebersamaan ya..." kata Cheren. Yap, mereka berempat berada di kelas 1-1 semua!. Dengan tatapan mata yang (sangat) malas Hilbert memutar matanya.

"ayo (monoton)" Hilbert dan Cheren melangkahkan kakinya dengan malas sambil membungkuk lemas.

'kembar-kembir' pikir Hilda dan Bianca.

GREEK... Hilbert membuka pintu kelas dengan lemas. Mereka berempat masuk dan menempati tempat duduk yang ada. Hilda di pojok kursi barisan 2 belakang sebelah jendela, disebelahnya ada Bianca. Hilbert duduk di belakang Hilda paling pojok belakang dan deisebelahnya ada Cheren. Mereka berempat menghembuskan napas bersamaan. Tapi tiba-tiba 3 siswa perempuan datang menghampiri Hilbert.

"selamat pagi, kami ingin berkenalan denganmu! Kami sekelas denganmu, namaku Skyla" sapa anak di tengah.

"namaku Elesa dan dia.." kata anak di kiri

"Caithlyn" sahut anak pendek imut di kanan.

"siapa namamu kalau boleh tahu?" tanya Skyla. Hilbert yang daritadi melihat ke jendela menoleh dan diam melihat 3 siswi itu.

"anu..., bisakah kau memberitahu namamu?" tanya Skyla lagi.

"O, kalian tanya aku? maaf maaf. Namaku Hilbert, senang bertemu dengan kalian" Hilbert tersenyum datar.

"tidak apa-apa, senang juga bertemu denganmu!" Skyla tersenyum.

"siapa kalian?" tanya Hilbert sambil tersenyum ramah. 3 siswi itu langsung shock sementara Hilda, Bianca dan Cheren yang daritadi lihat jadi sweatdrop dan mereka berpikir,

'Hilbert...Hilbert, tampang lumayan otak kacangan -_-' '

TENG...TENG...TENG..., bel masuk berbunyi. Anak-anak menempati kursinya masing-masing karena sang guru datang.

"selamat pagi para murid baru, perkenalkan namaku Lenora dan aku adalah wali kelas kalian yang juga mengajar sejarah dan pengurus perpustakaan sekolah ini, salam kenal. Nah, kalian semua yang berada di kelas ini bisa dibilang hebat karena siswa yang masuk ke kelas 1-1 ini lulus dengan hasil diatas rata-rata masuk ke akademi ini. Jadi selamat untuk kalian semua!. Setelah ini kalian akan ke aula untuk upacara penerimaan siswa baru, sekian." Lenora pun meninggalkan kelas 1-1 dan Hilbert dkk. segera pergi ke aula.

(=0=)

Setelah selesai upacara penerimaan murid baru...

"hei, ada yang tahu Hilbert dimana?" tanya Hilda. Bianca dan Cheren hanya menggeleng. Sementara itu, di taman sekolah...

Hilbert berdiri di sebelah pohon sakura yang mekar memandangi rumput tertiup dan tangan kanannya memegang batang pohon itu. Hilbert diam, tiba-tiba...

"hmm... kau memiliki hati yang kuat ya, menarik" Hilbert terkejut dan mencari asal suara.

"kau juga memiliki tekad yang hebat dan hanya dimiliki beberapa orang saja. Tapi sayangnya tekad itu terkubur dalam-dalam ya..." Hilbert melihat ke atas. Di dahan pohon sakura, ada seorang laki-laki yang duduk santai. Rambutnya berwarna teh hijau panjang.

"siapa kau?" tanya Hilbert dingin. Laki-laki itu melompat turun di hadapan Hilbert.

"apa kau tidak ingat? aku juga berada di kelasmu. Namaku N, kau pasti pasti Hilbert kan? kau menarik" Hilbert menetap N dingin.

"mau apa kau denganku?" N tersenyum.

"aku hanya ingin berkenalan dengamu dan... aku juga mau tanya, tekadmu itu...kenapa kau kubur dalam-dalam dan hatimu mengeras seperti es?"

"tak ada hubungannya dengamu!" bentak Hilbert.

Sementara itu Hilda menemukan Hilbert dan ingin memanggilnya tapi ia mengurungkan niatnya karena ia melihat Hilbert bersama seseorang dan kelihatannya Hilbert sedang marah.

Kembali lagi, N yang melihat Hilbert emosi berjalan ke arah Hilbert dan memegang pundak Hilbert.

"aku tahu masalahmu. Aku tahu tentangmu dan aku tahu tentang teman masa kecilmu yang kini ingatannya hilang, betul?" Hilbert kaget sampai tidak bisa berkata apa-apa. N menepuk pundak Hilbert lagi

"sampaikan salamku untuk 'temanmu' itu" N berjalan pergi. Hilbert terdiam dan membalikkan badannya dengan tatapan membunuh

"awas kau N...tak akan kumaafkan kelakuanmu itu!" Hilda yang mengintai jadi khawatir.

'mungkin ada permasalahan, apa sebaiknya...tidak!tidak! aku tidak boleh ikut campur! lebih baik aku pura-pura tidak tahu, aku akan menghampirinya seakan aku baru datang! ya, itu dia!" Hilda berlari menghampiri HIlbert yang duduk di bawah pohon sambil menundukkan kepalanya.

"Oi Hilbert!" Hilda berari dan berada di samping Hilbert.

"apa yang kau lakukan di sini? aku daritadi mencarimu! hah, kau ini merepotkan saja!" Hilda berkacak pinggang. Hilbert berdiri.

"Hilda..."

"ada apa?" Hilda menatap Hilbert yang masih menundukkan kepalanya.

"tidak...tidak ada apa-apa. ayo, kembali ke kelas!" Hilbert mengacak rambut Hilda dan berjalan menuju gedung tanpa melihat Hilda.

'aneh...' Hilda pun mengikuti Hilbert.

(-3-)

Pulang sekolah...

Hilbert dkk. berjalan pulang bersama. Tapi Hilbert sepertinya tidak sadar kalau dia mendahului teman-temannya dan berjalan cepat. Cheren mendekat ke Hilda,

"Hilda-san, ada apa dengan Hilbert?" bisik Cheren.

"ak..aku tidak tahu!"

"hmm...dilema kah?" pikir Cheren.

"emangnya Cherrybelle?!" ledek Hilda.

"Cheren suka Cherrybelle ya?" tanya Bianca polos.

"siapa? bukan! bukan itu! Bianca, apa kamu melihat keanehan pada Hilbert?" Cheren menunjuk Hilbert yang berjalan sambil melihat kupu-kupu lewat. Tatapannya seperti 'ah~ ada kupu-kupu lewat~'. Bianca melihatnya.

"iya, aku ingat! tadi saat aku mengambil kertasku yang tertiup ke depan pintu balkon atas aku melihat Hilbert berwajah sedih sambil memandangi sebuah foto. Aku khawatir padanya..." Cheren angguk-angguk.

"ternyata memang dilema..."

'tuhan, tolong, aku... ku tak dapat men-'

"Hilda, cukup!" Hilda cekikikan (ai: emang ada Cherrybelle di Jepang?/ all:...). Tiba-tiba Hilbert berhenti dan menatap lurus. Cheren pun menabraknya.

"aduh! kenapa kau berhenti mendadak?!" Hilbert berlari seperti sedang mengejar seseorang.

"oi Hilbert, mau kemana?!" panggil Cheren.

"ayo kita kejar dia!" sahut Hilda. Mereka bertiga mengejar Hilbert. Tapi karena Hilbert yang mantan juara lomba maraton tingkat kota ini berlari kencang, mereka kehilangan jejaknya.

Hilbert masuk ke gang buntu di mana ada laki-laki berambut hijau panjang. Laki-laki itu tersenyum.

"hm..hm.., aku tahu kalau kau akan mengejarku. Mau apa kau datang menemuiku?"

"hei laki-laki lumutan! kenapa kau bisa tentang aku dan dia?!" Hilbert menunjuk N dengan tatapan marah.

"l..lumutan? tentu saja aku tahu. Segala informasi tentang semua siswa di sekolah aku juga tahu karena aku adalah wakil direktur dari perusahaan Plasma Company yang juga pemilik Unova Senior High School! dan ayahku adalah direktur utamanya" Hilbert membelalakkan matanya tak percaya mendengar perkataan N yang sekarang sedang tertawa.

Ti..titi...ti... hp N yang berada di sakunya berdering.

"...ya...aku ada di jalan...iya iya...aku tahu itu..aku akan segera ke sana" N menutup hpnya dan menyimpannya di saku.

"maaf, tapi sepertinya aku banyak urusan. Sampai jumpa lagi, Hilbert" N berjalan keluar gang melewati Hilbert yang terdiam. Sementara itu...

"aduh, Hilbert kemana sih?! larinya cepat banget!" keluh Hilda sambil berlari. Mereka bertiga berhenti di belokan pertigaan. Di depan mereka sudah berupa jalan raya yang dibatasi pagar. Mereka mencari dimana Hilbert berada. Sepintas Hilda melihat laki-laki yang berjalan keluar dari gang.

'orang itu kan...yang bersama Hilbert waktu itu? jangan-jangan Hilbert...?!' Hilda berlari ke arah N.

"Hilda, tunggu! beneran nih jalannya?" Cheren menyusul bersama Bianca yang tertinggal. Saat Hilda melintasi gang besar yang buntu di sebelah kanannya dia melihat Hilbert yang diam menatap dinding buntu. Hilda menghentikan larinya. Dia melihat Hilbert lalu menoleh sebentar ke N yang sudah jauh. Hilda menggertakkan giginya dan berlari menghampiri Hilbert yang terdiam.

"Hilbert, kau tidk apa-apa?" Cheren akhirnya sampai dan disusul Bianca yang ngos-ngosan. Hilbert menoleh ke Hilda dengan tatapan serius tapi matanya tampak kosong.

'ukh, ini pasti masalah yang serius sekali' Hilda menelan ludah. Cheren dan Bianca diam menunggu jawaban Hilbert. Hilbert menutup matanya dan memegang pundak Hilda.

"tentu saja aku tidak apa-apa~" Hilbert tersenyum bahagia. Mukanya seperti anak yang diberi permen. Semuanya terdiam hening... . Hilbert masih pasang wajah baby face seperti tidak terjadi apa-apa. Semuanya mundur 1 langkah ketakutan.

"e...ada apa?" Hilbert menggaruk pipinya masih stay pada wajah baby facenya.

"psst...bagaimana ini...dia jadi aneh" bisik Hilda.

"sudah kubilang kan, ini dilema!"

"aku takut..." Bianca gigit jari. Mereka bertiga pada ngerumpi di pojokan.

"mungkin tadi dia terbentur sesuatu, makanya jadi begitu. Ya...rada-rada..."

"aku dengar itu!" sela Hilbert.

"atau mungkin dia tertabrak hewan sesuatu. Mungkin kucing" kata Cheren

"atau mungkin burung" tangan Hilda membentuk burung

"salah! pasti monyet!" Bianca membenarkan.

"jikann! pastinya anjing pudel"

"serangga!"

"hama?"

"ular!"

"penguin!"

"babi!"

"ayam!"

"author! (ai: what?!)"

"gak enak tuh! enakan ikan digoreng!"

"salah! yang bener sapi panggang!"

"kambing guling!"

"salad!"

"coklat"

"vanilla"

"stroberi"

"apel"

"pisang"

"jeruk"

"duren"

"manggis"

"rambutan kale!"

"kalo kamu rambut, aku matahari! (ai: GAK NYAMBUNG AMAT!)"

"aku kaki gunung!"

"aku kepala keluarga!"

"aku tangan kanan yang bisa dipercaya!"

"kalo kamu percaya berarti aku hebat!"

"gak sadar ya kalo aku pintar dari kalian semua?"

"aku kuat daripada kamu!"

"daripada kalian semua akulah yang terkeren!"

"kerenan penyanyi rock!"

"enakan yang pop!"

"jazz aja!"

"honda jazz? huh, seleramu tidak setara denganku! aku sih Lamborgini!"

"Ferarri!"

"Valentino Rossi!"

"heh, mendingan ibuku yang menangin master c**f!"

"ibuku menang miss Unova!"

"ibuku jago beladiri daripada nenekku!"

"nenekku sudah sabuk hitam!"

"nenekku punya gelar master of kendo berturut-turut!"

"nenekku sehat bugar! gimana keadaan nenekmu sekarang?"

"ya...baik kok sampe masih bisa jempalitan. Kamu gimana?"

"selalu sehat tenang aja! ngomong-ngomong kamu...blablabla"

"oi..oi...,melenceng banget seh dari topiknya. Eh, kalian bertiga setop!" Hilbert memotong pembicaraan ketiga orang itu.

"LOE GAK BERHAK NYETOP KAMI! PLEASE DEH!" kata mereka bertiga dengan deathglare special dan aura hitam. Hilbert bergidik.

"oi...ni sudah sore, kalian mau di gang buntu yang gelap ini terus? ayo kita pulang!" Hilbert berjalan meninggalkan mereka bertiga.

"o..Oi, tungguin kami!" Hilda, Bianca, dan Cheren berlarimenyusul Hilbert. Hilberrt pun mempercepat langkahnya.

"yang sampai gang rumah kita duluan besok kutraktir di kantin!" Hilbert menambah kecepatannya.

"APA?!" semuanya berlari sekencang mungkin.

~Chapter 1: New School -beginning and problem- end~

TBC

Bonus- after that...

"yey, aku menang!" seru Hilbert.

"licik!"

ai: fiuh...selesai juga...gaje gak critanya? kalo masih ada typo tolong ampuni ai ya! keyboard laptop ai emang kadang gak bener padahal masih baru berapa bulan(ceileh). biasa, author ini gak pandai ngarang tapi seneng ber-

spongebob: i-ma-ji-na-si~

ai: dateng lagi chara fandom lain -_-

patrick: *dateng*, a...*pulang*

ai: GAK JELAS AMAT!

?: sabar ya...

ai: kamu lagi!*pingsan*

?: langsung puter lagu ending ya and jangan lupa,

all (kecuali ai):REVIEW!

~~~~~~~~~~~~~~~~~~~ED SONG TODAY = Tsuji Shion- Brand New Day~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

\ /

\ /

\ /

\_REVIEW ^_^v_/