langsung ke ceritanya
Tahun-tahun telah berlalu. Seorang remaja telah terlupakan sejarah akibat tindakannya. Kehadirannya membawa kebingungan semua pihak, namun dia tidak begitu mempedulikannya. Hanya kakek angkatnya saja yang mengingatnya.
Saat ini, di suatu pulau, seorang remaja campuran manusia dan bukan manusia, duduk di teras rumah kakeknya. Dia menatap datar pada daun-daun yang berguguran. Ao mengadahkan telapak tangannya pada daun-daun yang berguguran. Satu daun terjatuh hampir tepat di telapak tangannya, lalu terpleset jatuh ke tanah.
Angin berhembus pelan, membelai lembut rambutnya yang mirip warna hijau dan juga mirip seperti laut dangkal. Satu daun lagi menyangkut di rambutnya. Kuning, daunnya menguning.
Satu-satu... daun-daun...
Berguguran tinggalkan tangkainya
Satu-satu... burung kecil...
Beterbangan tinggalkan sarangnya
Kedua mata violet kemerahannya melihat anak-anak burung yang mulai belajar meninggalkan sarangnya. Kepakan sayapnya masih agak lemah. Yang satu hampir terjatuh ke tanah kalau tidak segera berusaha menetapkan tekad untuk terbang tinggi. Yang lainnya terbang sempoyongan, namun masih berusaha menyeimbangkan kepakan sayapnya. Sang induk telah pergi entah ke mana. Yang pasti jauh tinggi ke langit yang biru.
"Pasti menyenangkan seperti mereka, memiliki sayap, lalu bisa terbang ke manapun," gumamnya.
Jauh, jauh, tinggi
Ke langit, yang biru
Ao terlihat tersenyum senang melihat anak-anak burung telah terbang jauh tinggi ke langit. Senyum itu juga ada rasa rindu kepada keinginan untuk terbang kembali.
"Seandainya, aku memiliki sayap seperti ibu." Tiba-tiba muncul Nirvash, entah dari mana.
Andaikan aku punya sayap
Ku 'kan terbang jauh
Mengelilingi angkasa
Ao terkejut, namun segera menetralisir rasa terkejutnya. Segera dia menaiki sesuatu dari pemberian ayahnya, lalu terbang menuju Nirvash.
"Nirvash. Bawa aku terbang."
Bersama Nirvash, Ao terbang menjelajahi angkasa. Hatinya sangat gembira bisa terbang ke sana ke sini. Apalagi bersama Nirvash.
Namun, ada sesuatu yang jauh lebih dirindukannya daripada terbang bersama Nirvash.
'Kan kuajak ayah bundaku
Terbang bersamaku
Melihat indahnya dunia
"Ibu, Ayah, kuharap kita bisa terbang bersama. Bersama Nirvash."
/tamat\
E7 bukan milik saya, termasuk E7: AO.
Andaikan Aku Punya Sayap juga bukan punya saya.
Mohon maaf bila ada kesalahan penulisan, ceritanya menyebalkan, singkat, tidak jelas, aneh, dan sebagainya karena saya sebagai pembuat fanfic ini hanyalah manusia biasa dan tak sempurna.
Terima kasih!
:D
