Zhang Family
Tittle: Zhang Family
Cast: Lay, Suho, Luhan, Sehun, Kai, D.O
Other Cast: Kris, Tao, Hanchul, Baekyeol, Xiuchen
Warning: OOC, GS, ALUR KECEPETAN, TYPO EVERYWHERE
HAPPY READ!
AUTHOR POV
EXO
'TAP, TAP, TAP'
'SREKK'
"Ah sial!" gerutu seorang yeoja saat dirinya terpeleset dikala berlatih dance di practice room sebuah sekolah ternama diseoul. Yeoja itu medengus. Ia bangkit dan mulai menarikan gerakan yang sama secara berulang-ulang. Tak diperdulikan peluh yang sudah membasahi kaus dan wajah cantiknya itu. Sering kali ia terlihat menggerutu seraya memukul pelan kepalanya ketika ia terjatuh atau salah gerakkan.
'KRIETT'
Yeoja itu tetap melanjutkan kegiatannya tanpa menghiraukan seorang namja berparas bak malaikat yang tengah memandang khawatir ke arahnya itu.
"Xingxing-ah," Yixing –yeoja itu- berhenti dari kegiatannya dan memandang namja itu dengan pokerface andalannya. Namja itu menghela nafas panjang sebelum akhirnya masuk kedalam practice room. Iaberhenti dihadapan Yixing yang masih setia dengan pokerfacenya. Ia meletakkan sebuah handuk kecil berwarna kuning cerah dipundak Yixing.
"Istirahatlah! Kau sudah berlatih sejak 2jam yang lalu bukan? Kasian tubuhmu Xing-ah," ujar namja itu lembut. Yixing mendengus. Namun, ia tetap mematuhi perintah namja itu dan mendudukkan dirinya bersender pada dinding diikuti namja itu yang duduk disebelahnya.
"Minumlah," namja itu menyodorkan sebotol airmineral kepada Yixing. Yixing menyambar botol airmineral itu dan meneguknya sampai tersisa setengah botol. Namja itu tersenyum.
"Wae? Ada masalah lagi? Kau bisa ceritakkan padaku Xing," namja itu membelai pucuk kepala Yixing sayang. Wajah pokerface Yixing berubah sendu. Memang kepada namja satu ini ia tak bisa menyebunyikan apapun yang tengah dirasakannya. Yixing mengalihkan pandangannya menghadap jendela besar yang langsung menampakan keadaan jalanan kota Seoul disore hari. Namja itu tersenyum maklum.
"Bertengkar dengan Yifan lagi eoh?" ujar namja itu yang langsung membuat Yixing menoleh cepat. Yixing menghela nafas berat sebelum mengangguk lemah –mengiyakan perkataan temannya-. Ia kemudian menjatuhkan kepalanya –bersandar- pada bahu lebar namja malaikat itu.
"Kali ini apa masalahnya?" Tanya namja itu lembut seraya membelai surai kelam Yixing yang basah oleh keringat. Mata Yixing terpejam. Ia berusaha mengingat masalah yang menimpanya dan sang kekasih beberapa jam lalu.
"Ia menuduhku selingkuh dengan mu Joonma-ya!" ujarnya seraya menatap langit-langit practice room. Joonmyun –namja itu- tersenyum tipis.
"Mengapa bisa begitu? Bukankah ia tau bahwa aku dan kau sudah bersahabat selama lebih dari 10 tahun bukan?" Yixing mengangguk.
"Entahlah. Padahal aku sendiri melihatnya berjalan dengan salah satu Hoobae kita Joonma-ya! tapi, aku sama sekali tak menuduhnya selingkuh," Yixing terenyum pahit setelahnya.
"Mungkin namjachingumu itu sangat menyayangimu Xing-ah. Makanya ia terlalu takut kalau kau akan ku ambil!" seru Joonmyun asal.
"Yah... mungkin," senyum pahit kembali tersungging dari bibirnya. Joonmyun merasa iba dengan temannya yang satu ini. Yixing bangkit dan mulai membereskan beberapa perlengkapan yang dibawanya tadi.
"Kita pulang Joonma-ya! tunggu aku diluar!" seru Yixing sebelum dirinya hilang dibalik pintu yang memisahkan antara practice room dan ruang ganti. Joonmyun menurut dan segera keluar dari practice room.
#SKIP
Keadaan didalam mobil sangat hening. Baik Yixing maupun Joonmyun tak ada yang berniat membuka suara terlebih dahulu. Mereka tengah sibuk bergelut dengan pikiran masing-masing.
'CKITT'
Joonmyun menghentikan mobilnya saat mereka sampai didepan pagar sebuah rumah mewah milik keluarga Zhang yang terkenal itu. Gerbang tinggi bercat emas itu terbuka secara otomatis. Joonmyun melajukan mobilnya memasuki kediaman keluarga Zhang.
'KLEK'
'BLAM'
Yixing berjalan duluan meninggalkan Joonmyun yang mengekor dibelakangnya.
'KRIETT'
Pintu rumah bercat putih itu terbuka dan menampakkan seorang yeoja paruh baya yang tetap terlihat cantik meskipun usianya tak lagi muda itu.
"Pulang sore lagi eoh? Tuan putri Zhang, bisakah kau tak membuat Orangtuamu cemas sehari saja? Untung saja ada kau Joonmyun-ah!" yeoja paruh baya itu menggeleng-gelengkan kepalanya tak percaya melihat kelakuan putri sulungnya itu. Sementara Yixing hanya menampakkan ekspresi datarnya menanggapi ceramah dari Eommanya itu.
"Gamsahamnida Joongmyun-ah! Dan Jeongsohamnida sudah menyusahkan mu," ujar Yeoja itu seraya membungkuk pada Joonmyun. Joonmyun menggaruk tengkuknya yang tidak gatal itu.
"Aniya Eommonim! Itu sama sekali tak merepotkanku," ujarnya sopan. Zhang Heechul –yeoja paruh baya, eomma Yixing- sedikit mengangguk.
"Ah, bagaimana kalau kau masuk dulu Joonmyun-ah! Akan kubuatkan makan malam special untukmu!" seru Heechul berbinar. Joonmyun kembali menggaruk tengkuknya.
"Ah, tidak usah eommonim. Aku juga masih banyak tugas yang belum ku selesaikan di-,"
"Aku tidak menerima penolakan Joonmyun-ah!" belum selesai Joonmyun berbicara, Heechul lebih dulu memotongnya dan menarikknya masuk ke dalam rumah mewah milik keluarga Zhang itu. Sementara Yixing hanya memutar bola matanya jengah melihat tingkah eommanya itu.
"Ada-ada saja!" gumamnya sebelum mengekor kedua orang tadi memasuki rumahnya.
"Eoh ada Joonmyun hyung?!" seorang namja berkulit tan berseru dari arah tangga rumah itu.
"Ne Jongin-ah!" jawab Joonmyun. Zhang Jongin, anak bungsu dari keluarga Zhang yang sekarang berada ditingkat akhir sekolah menengah pertama.
"Mengantar Yixing Jie lagi Oppa?" kali ini seorang yeoja bertubuh mungil dan berparas imut menyapanya dari arah ruang keluarga. Joonmyun tersenyum kemudian menghampiri yeoja itu.
"Memangnya siapa lagi Luhanie?" ujarnya seraya mencubit kedua pipi Luhan gemas.
"Ahpphoo oppha," ujar Luhan kesakitan saat Joonmyun mencubit kedua pipinya keras. Joonmyun melepas cubitannya.
"Aigoo, Duibuqi Luhanie! Abisnya kau sungguh menggemaskan!" seru Joonmyun seraya mengusak rambut Luhan. Luhan mempoutkan bibinya imut. Zhang Luhan, anak kedua keluarga Zhang yang sekarang berada di tingkat kedua sekolah menengah atas.
Sementara Joonmyun sedang asik bercanda dengan Luhan, Yixing berlalu menuju kamarnya yang terletak dilantai 2 rumah ini. Yixing menghempaskan tubuhnya diatas ranjang bermotif Unicorn miliknya itu. Pandangannya jauh menerawang langit-langit kamarnya. Terbesit perasaan sesak dan sakit mengingat namjachingunya menuduh ia berselingkuh dengan sahabatnya sendiri.
'TOK, TOK, TOK,'
Sebuah suara ketukan dipintu membuyarkan lamunannya. Namun, alih-alih membukakan pintu ataupun sekedar menjawab, Yixing malah tidak memperdulikannya sama sekali.
"YIXING-IE! CEPATLAH GANTI BAJU SERAGAMMU! KAMI MENUNGGUMU UNTUK MAKAN MALAM!" Suara Heechul terdengar dari sebrang pintu. Tanpa banyak bicara lagi, Yixing segera menyambar handuknya dan bergagas menuju kamar mandi.
EXO
Luhan mematut dirinya didepan cermin. Ia tersenyum saat dirasanya dirinya terlihat rapi dengan seragam sekolah yang melekat sempurna ditubuhnya. Ia lalu menyambar tasnya yang diletakkan di samping nakas tempat tidur dan segera turun menuju lantai bawah rumah keluarga Zhang.
"Lulu jie!" panggil Jongin yang tengah memainkan smartphonenya.
"Wei sheme Jongie?" tanya Luhan seraya mendekat kearah adiknya yang tengah asik dengan smartphone ditangannya. Jongin menoleh dan memberikan cengirannya terhadap Luhan.
"Lihat apa yang aku temukan!" seru Jongin seraya memperlihatkan layar smartphonenya ke arah Luhan. Seketika mata Luhan membulat heboh.
"GYAAAA~ NEW HELLO KITTY STUFF! NEOMU KYEOPTA!" jeritnya heboh. Jongin menutup kedua telinganya dengan tangan.
"YAK! BISAKAH TIDAK MEMBUAT KERIBUTAN DIPAGI HARI?! AIGOO" pekik Heechul dari arah dapur. Luhan segera membungkam mulutnya dengan telapak tangan.
"Jongie..apa benda itu sudah dipasarkan dikorea?" tanya Luhan seraya berbisik –takut kedengaran Eommanya-. Jongin menggeleng.
"Belum... saat ini baru ada dibeberapa negara eropa saja Jie," Luhan mendadak muram. Tidak ada percakapan diantara mereka selama beberapa menit, sampai Jongin menemukan sesuatu yang menarik.
"Jie! Ada kabar bagus! Benda itu sudah dipasarkan dijepang! Itukan tak terlalu jauh dari korea," ucap Jongin tiba-tiba membuat Luhan menoleh seraya membulatkan matanya heboh.
"Shenme?" ujar Luhan tak percaya. Ia merebut smartphone Jongin kemudian membaca dengan teliti kata perkata yang tertera disana.
"Whoaaa daebakk!" serunya. Ia mengembalikan smartphone itu ketangan Jongin.
"Tapi, Jongie..bagaimana cara aku pergi ke Jepang? Eomma pasti tak akan mengijinkan!" serunya tiba-tiba muram. Jongin tampak berpikir.
"Hmm bagaimana kalau liburan semester 1 ini? Bukankah itu 1 bulan lagi jie?" tanya Jongin. Luhan menepuk jidatnya pelan.
"Oh iya. Kau benar Jongie. Aaaaa~ Xie-xie!" seru Luhan seraya memeluk Jongin erat.
"Jie..hhh se..sak," ujar Jongin terputus-putus. Luhan yang sadar adiknya tak bisa bernafas segera melepaskan pelukannya pada Jongin.
"Hehe Duibuqi saeng! Hehe," ujarnya seraya membentuk peace sigh dengan kedua jarinya. Jongin memutar bola matanya jengah.
"Sarapan siap!," ujar Heechul dari arah dapur. Tak beberapa lama kemudian ia dan seorang maid yang membantunya keluar dari arah dapur menuju meja makan untuk menata menu sarapan yang dibawanya dan maidnya.
"Luhanie... Yixing eodisseo?," tanya Heechul saat menyadari bahwa putri sulungnya tidak berada dilantai bawah.
"Mungkin masih dikamarnya. Akan kupanggilkan Mama," ujarnya lalu bergegas menuju lantai 2.
'KRIETT'
Luhan membuka pintu kamar dengan room tag 'Little Heal Unicorn' itu perlahan.
"Jie..." panggilnya. Ia melongokkan kepalanya kedalam kamar. Dilihatnya seorang yeoja yang baru saja selesai merapikan surai darkbrown miliknya. Yeoja itu menoleh dengan wajah flatnya. Luhan menunduk.
"Jie.. Disuruh kebawah sama Mama..." ujarnya sedikit takut. Yixing –yeoja itu- memutar bola matanya jengah. Diraihnya tas yang berada diatas ranjang seraya berjalan menuju pintu kamar tempat Luhan berdiri. Luhan sedikit mundur dari posisinya melihat sang Jie-jie melangkah berjalan melaluinya, seakan tak ada siapapun disana –padahal Luhan berdiri disana-. Luhan tertegun. Ditatapnya punggung Jie-jie tercintanya dengan tatapan lirih.
'Sebegitu bencinya kah kau denganku Jie? Tak bisakah kita kembali seperti dulu?' batinnya miris. Ia lalu menutup pintu kamar Jie-jienya yang belum sempat ditutup itu dan langsung menyusul Yixing menuju lantai bawah untuk sarapan.
'TAP, TAP, TAP,'
Heechul mengalihkan pandangannya kearah tangga. Dilihatnya Yixing dan Luhan menuruni tangga bersama namun dengan jarak yang cukup panjang. Raut wajahnya berubah iba melihat raut wajah Yixing yang selalu datar dan raut wajah Luhan yang terlihat sangat terluka.
"Pagi Yixing!" ujar Heechul mencoba menyapa Yixing. Yixing memincingkan matanya sebentar kearah sang Mama. Bukannya menjawab ia malah memasang earphone ditelinganya dan menyetel lagu pop beat kesukaanya. Heechul menghela nafas. Sepertinya usaha untuk mengembalikan anaknya seperti dulu tak pernah membuahkan hasil sejak ia mencobanya.
Yixing duduk dimeja dengan tenang. Ia asik memainkan samrtphone ditangannya. Sementara Luhan duduk bersebrangan dengan Yixing –bukan tepat disebrangnya namun satu kursi disebelahnya- asik memperhatikan Jie-jienya dengan tatapan lirih.
'TING-TONG'
Suara Bel yang ditekan bergema diseluruh penjuru mansion. Heechul segera beranjak menuju pintu dan membukakannya agar seseorang diluar dapat masuk kedalam.
"Eh, nak Joonmyun. Kkaja masuk. Kita sarapan dulu," tanpa menunggu jawaban dari tamunya –Joonmyun- Heechul dengan seenaknya menarik Joonmyun menuju meja makan.
"Anneonghi Jumuseyo yeorobeun," sapa Joonmyun seraya membungkukkan tubuhnya 90° ketika ia sudah sampai dimeja makan.
"Nado annyeonghi jumuseyo nak Joonmyun. Kkaja duduk, kita sarapan bersama," ujar seorang namja paruh baya yang terlihat berwibawa kepada Joonmyun.
"Ani, Abeoji aku sudah.."
"Kau taukan aku tidak menerima penolakan Joonmyun-sshi," tukas Heechul memotong perkataan Joonmyun. Sementara namja paruh baya tadi hanya dapat menggeleng melihat tingkah laku anaenya itu. Yixing malah tak tertarik sama sekali dan malah asik dengan Ice cream pancakenya.
"Ne, Eommonim," ujar Joonmyun kemudian mendudukan dirinya dikursi yang berhadapan dengan Yixing. Joonmyun melirik Yixing dihadapannya yang tengah melahap Ice cream pancakenya dengan earphone yang terpasang dikedua telinganya.
'Selalu saja seperti ini. Kapan kau mau berubah Xing-ah," batin Joonmyun miris. Ia terus menatap Yixing lekat tanpa yang ditatap sadari.
"Ehm Joonmyun-ah bagaimana kabar Appa dan Eommamu?" tanya Zhang Hangkyung –namja paruh baya,Appa Yixing- terhadap Joonmyun. Joonmyun tersentak mendengar pertanyaan Hangkyung yang membuyarkan lamunannya itu.
"Ehmm mereka baik-baik saja Abeoji," jawabnya singkat. Setelah dilihatnya Hangkyung mengangguk ia kembali memperhatikan 'malaikat berhati es' dihadapannya ini.
"Aku sudah selesai. Kkaja Joonmyun," Ujar Yixing dingin. Ia segera bangkit dari duduknya, menyambar tas, dan pergi begitu saja meninggalkan meja makan. Joonmyun segera menghabiskan sarapannya dan bangkit dari duduknya.
"Aku berangkat duluya Abeoji, Eommonim, Jongin, Luhan. Gamsahamnida untuk sarapannya! Annyeong," ujar seraya membungkuk 90° dan segera menyusul Yixing.
"Kau lama sekali!" Ujar sebuah suara dari arah kanan Joonmyun. Sontak Joonmyun menoleh dan mendapati Yixing tengah bersandar pada daun pintu dengan kedua tangannya yang dilipat didepan dada.
"I'm Sorry 'Princesse'. Kkaja!" ujar Joonmyun seraya mengandeng tangan Yixing menuju mobil Mazda RX-8 berwarna biru yang terparkir manis dihalaman keluarga Zhang.
"Silahkan masuk Tuan Putri," ujar Joonmyun bergaya ala seorang supir pribadi. Yixing memutar bola matanya malas lalu masuk kedalam mobil diikuti Joonmyun yang menyusul setelahnya.
'BRUMM'
Mobil itu melaju. Menjauh dari mansion mewah milik keluarga Zhang menuju Chunyeol JHS –tempat mereka bersekolah-.
Selama beberapa menit tak ada satupun percakapan yang terjadi antara keduanya. Keduanya asik dengan dunia masing-masing. Joonmyun yang sedang konsentrasi menyetir, dan Yixing yang tengah memutar lagu lewat Smartphonenya seraya menatap jalanan melalui kaca jendela mobil. Entah apa yang dipikirkan Yeoja itu, yang jelas kini airmukanya terlihat sangat muram. Joonmyun menoleh sekilas kearah Yixing.
"Waegurae?," tanya Joonmyun. Yixing menghela nafas berat.
"Takut bertemu dengannya?" tebak Joonmyun. Yixing tersentak kemudian mengangguk perlahan.
"Kau selalu bisa menebaknya Joonma-ya.." ujarnya lirih. Joonmyun tersenyum.
"Hahh..aku takut harus bilang apa kalau bertemu dengannya..." ujar Yixing lirih.
"Wae? Bukankah kau tidak salah? Apa yang perlu dikatakan? Seharusnya diakan yang meminta maaf," ujar Joonmyun pelan. Yixing tertunduk.
"Ani..hanya saja aku.. ah aku..ehmm," ujarnya terdengar sangat lirih. Ia menundukkan kepalanya semakin dalam seraya meremas ujung rok sekolahnya. Entah mengapa tetapi lagu pop beat yang diputarnya berubah menjadi lagu sendu yang sukses membuatnya semakin terbawa.
Joonmyun menoleh. Ia melihat iba kearah Yixing yang tengah menahan tangis. Dan ini pertama kalinya ia melihat 'malaikat berhati es'nya itu menangis selama lebih dari 10 tahun ini. Joonmyun menghentikan mobilnya dipinggir jalan.
"Joonma-ya... mes..kipun aku tidak.. hhh bersalah.. tapi.. tetap saja..hhh dia marah padaku...," ujarnya seraya mengatur nafasnya yang mulai terasa sesak. Satu tanganya beranjak dari rok menuju keatas dan meremas baju seragam yang tepat berada di tempat jantungnya berada (ribet -_-).
Joonmyun melihat Yixing intens. Ia membuka seatbelt-nya dan kembali menatap Yixing yang nafasnya terdengar sesak seperti benar-benar menahan tangisnya. Joonmyun memandangnya lirih.
"Aku..hanya.."
'GREP'
"Sudahlah..menangislah jika kau mau..." ujar Joonmyun seraya memeluk Yixing erat. Yixing terdiam sejenak. Ia kemudia menenggelamkan kepalanya pada pundak Joonmyun. Kedua tangannya naik menuju punggung Joonmyun lalu mencengkram erat bagian belakang kemeja Joonmyun.
"Hiks...hiks.. Joonma-ya..hiks," suara tangis Yixing mulai terdengar. Joonmyun meletakkan kepalanya dipuncak kepala Yixing.
"Menangislah sepuasnya, Jika itu membuatmu tenang," ujarnya. Dapat Joonmyun rasakan kemeja bagian pundaknya basah oleh airmata Yixing.
"Hiks...hiks..hiks.." kini hanya suara isak tangis Yixinglah yang mendominasi. Sementara Joonmyun entah apa yang membuatnya melamun seperti itu.
"Joonma-ya... Joonma-ya.." suara parau Yixing memanggil Joonmyun. Joonmyun tersadar dari lamunanya dan menatap Yixing yang juga tengah menatapnya dengan mata yang sedikit memerah. Joonmyun tertegun.
"Sudah menangisnya eum?" tanya Joonmyun lembut seraya menghapus jejak air mata yang terdapat dikedua pipi Yixing dengan ibujarinya. Yixing mengangguk.
"Kkaja kita lanjutkan perjalanan menuju sekolah!" ujar Joonmyun bersiap memasang seatbelt-nya.
"Waegurae?" tanya Joonmyun saat Yixing menarik ujung lengan kemejanya. Yixing menatap Joonmyun sendu.
"Tenanglah..aku akan membantumu ne," ujarnya. Perlahan air muka Yixing berubah lega. Ia kembali pada posisi bersandar dikursinya, sementara Joonmyun memasang seatbelt-nya bersiap melanjutkan perjalanan mereka yang tertunda.
EXO
#Luhan POV
'TAP, TAP, TAP'
Aku melangkah santai seraya bersenandung riang. Meski tadi pagi Jie-jie mengacuhkanku tapi aku mencoba membiasakan diri akan hal itu. Hah..sungguh aku tidak tahan seperti ini terus. Ingin rasanya aku memeluknya tapi, itu semua Cuma angan-angan belaka. Yah, mungkin hanya keajaiban yang bisa mengembalikan Yixing Jie seperti semula, aku hanya bisa berharap.
'DRAP, DRAP, DRAP'
Suara langkah tergesa-gesa menyapa indra pendengaranku. Tak ku pedulikan suara itu dan tetap berjalan disisi kanan lorong masih dengan senandung kecil.
'DRAP, DRAP, DRAP'
Suara itu semakin terdengar jelas ditelingaku. Aku tak bergeming untuk pindah dan tetap pada posisiku –sebelah kanan lorong-. Toh, mana ada orang yang berjalan tergesa-gesa disebelah kanan? Mungkin ada beberapa..tapi kan keadaan lorong pagi ini masih sepi? Masa iya mau lewat kanan? Ah sudahlah.
'DRAP, DRAP, DRAP,'
'DRAP, DRAP, DRAP'
'BRUKK'
"Auw appo!" ringgisku saat orang yang berjalan tergesa-gesa itu menghempaskan tubuhku hingga menubruk dinding dibelakangku. Aku berbalik hendak memarahi orang yang seenaknya menubruk tubuhku padahalkan lorong ini cukup luas?! Tak bisakah ia bergeser kesamping?.
"YAK! KALAU JALAN PAKAI MATA?! LORONG INIKAN LUAS TAU!" teriakku penuh emosi. Eh, tapi tunggu... itukan.. SI SEKERTARIS OSIS SIALAN.
Sial, selalu saja moodku rusak olehnya. Biar kuberi tauya..dia itu OH SEHUN! Namja albino dari kutub selatan well yang lebih mirip Beruang Kutub itu adalah namja paling MENYEBALKAN SEANTERO SEKOLAH INI! Catat itu! Aku juga tak habis pikir..bagaimana bisa Beruang Kutub itu menjadi sekertaris OSIS?! Padahal diakan namja dingin, irit bicara, dan selalu bermuka datar. Bukankah anggota OSIS harus ramah?! Heran. Dan lebih parahnya lagi adalah aku harus SEKELAS dengan dia! Hahh, menyebalkan.
Aku terus menggerutu sepanjang jalan. Menghentak-hentakkan kaki dengan muka merah padam menahan amarah. Untuk saja lorong masih sepi. Kalau tidak aku bisa malu bila ada yang memergokiku tengah merajuk seperti ini.
'BRAK!
Ku buka dengan kasar pintu kelasku dan langsung duduk dibangkuku dengan wajah ditekuk dan tangan yang terlipat didepan dada. Kulihat ke-2 sahabatku datang menghampiri mejaku.
"Waegurae? Biar kutebak... Pasti Sehun lagikan," selidik Xiumin Aku mengangguk pasrah.
"Luhan biar ku beritahu ya. kadang benci itu bisa jadi cinta loh.. bisa sajakan kalian –kau dan sehun- bermusuhan tapi akhirnya bersatu nanti," ujar Baekhyundengan santainya. Aku memandangnya horror.
"Itu tak akan pernah terjadi Baekkie!" aku mendelik kesal pada yeoja Eyeliner maniac ini. Hell, bagaimana bisa dia bilang aku akan jadian dengan beruang kutub? BIG NO!
"Kau tak ingat? Dulu aku dan yeolli kan musuh bebuyutan semenjak Junior Highschool. Tapi, lihat bahkan dia bisa menjadi namja chinguku! Tidak ada yang tak mungkin didunia ini Luhanie," Ujar Baekhyun. Iya sih, dulu dia dan Chanyeol –namjachingu Baekhyun- bahkan lebih parah dari aku dan Sehun.
"kau mau bertaruh?" kini si yeoja penggemar bakpao juga ikut-ikutan. Kenapa sahabatku tak ada yang membelaku sih?!.
"Baiklah Jika kau dan Sehun jadian..kau harus mengajak kami berlibur keluar Seoul! Yah, terserah mau kemana sih. entah ke daegu, atau Jeju island, atau hongkong atau apalah yang penting keluar Seoul! Bagaimana?" Aku memutar bola mataku malas.
"Tapi kalau itu tak terjadi –aku dan sehun jadian- ..kalianmendiamkan namjachingu kalian selama 2 minggu penuh! Bagaimana?" kini muncul sedikit seringainya diwajahku karena melihat raut wajah mereka yang berubah sedikit takut.
"Ok Deal!" Xiumin berujar mantap seraya mengulurkan tangannya padaku.
"Deal!" aku menyambutnya dengan suka cita. Kami berdua melihat ke arah Baekhyun yang tengah berpikir.
"Lama sekali kau Baekkie! Tadikan kau yang paling semangat!" ujar Xiumin sedikit meledek.
"Ya, Ok Deal!" ujarnya pada akhirnya.
"Deal!" aku tersenyum menyambutnya.
'KRINGGG'
Bel masukpun berbunyi. Baekhyun dan Xiumin segera duduk dibangkunya masing-masing. Tunggu, bukannya Xiumin duduk denganku?
"Xiumin-ah! Kenapa kau duduk disitu?" tanyaku heran. Xiumin mengindikkan bahunya.
"Tadi pagi, saat aku ingin duduk denganmu, kulihat sudah ada orang lain yang duduk denganmu. Kupikir kau bosan duduk denganku," jawabnya acuh. Lalu siapa yang duduk bersamaku?. Aku menyapukan pandanganku ke seluruh penjuru kelas. Well, walaupun aku tidak terlalu hapal nama teman-teman sekelasku, namun aku hapal wajah mereka.
"Ehm," seseorang berdehem disamping mejaku. Aku bangkit dari dudukku. Bisa kurasakan orang itu lewat belakang bangkuku dan duduk di bangku sebelahku. Tunggu, semua siswa dikelas ini lengkap..kecuali.. seketika tubuhku membeku begitu menyadari bahwa hanya satu orang siswa yang tidak ku lihat 'OH SEHUN'. Sontak aku berbalik dan membelalakkan mataku.
"GYAAAA~ POLLAR BEAR!" teriakku seraya menunjuk orang itu tepat diwajahnya. Yap, orang yang duduk desebelahku ini adalah OH SEHUN!. Mimpi apa aku semalam..mengapa sesial ini nasibku pagi ini.
"Zhang Luhan! Atas dasar apa anda membuat keributan dikelas pagi-pagi!" suara tegas penuh penekanan Kwon Songsaenim membuatku tersadar. Aku berbalik dan melihat yeoja saem itu sedang menatap tajam ke arahku diambang pintu kelas. Sontak aku membungkukkan badan seraya meminta maaf.
"Jeongsohamnida Songsaenim," ujarku sopan. Kwon Saem menggeleng-gelengkan kepalanya pelan.
"Baiklah permintaan maaf diterima. Anda boleh duduk nona Zhang," ujar Kwon Saem.
"Gamshahamnida Songsaenim," Kwon saem mengangguk lalu berjalan menuju mejanya. Aku menghela nafas lalu duduk seraya melirik tajam pada namja disebelahku ini. Sebenarnya maunya apa sih?!.
"Annyeonghi Kyesipsio Anak-anak," sapa Kwon Saem dengan senyum.
"Annyeonghi kyesipsio Songsaenim," Balas kami serempak.
"Baiklah buka buku Fisika kalian Halaman 97," Titah Kwon saem. Semua murid serentak membuka buku fisika mereka. Aku? Yah sama seperti mereka. Cuman bedanya aku membuka buku seraya sesekali melirik kesal namja yang duduk disampingku ini. Lihat ekspresi wajahnya yang datar itu! Ugh, Ingin rasanya ku tinju wajah angkuhnya itu! Dan sepanjang pelajaran aku tidak fokusmendengarkan penjelasan Kwon Saem.
TBC...
Hyaaa~ ottokhae? anehkah? mianhe ini ff debutku jadi maaf kalau aneh ne.. kalau responnya baik bakal aku post secepatnya ya.. Mind to review?
