Fumy's Storieh
Halo semua~~~
pada kangen gak sama saya? Oh ya kangen dong. Inget kan siapa saya? Yup, Fujimura Inoue alias Fumyrain.
setelah sekian lama saya telantarkan fic ini dan mengacaukan hati berjuta orang diluar sana akibat fic ini tamat tanpa akhir, akhirnya saya updet lagi. Seperti yang saya bilang, fic ini saya remake. walau mungkin kalian yang udah baca chapter sebelumnya bisa menukan perbedaan dan menebak bahkan sebelum tebakannya keluar. saya harap kalian suka dan gak ada bosen-bosennya read-fav-fol-rev.
yah, berhubung libur, saya coba buat fic ini lagi deh. Apalagi pas kemaren laptop kaka saya rusak, saya langsung dibeliin laptop baru. Tumben mama saya baik /eh. Hehehe.
tapi saya sedih, loh. Serius. walau yang baca hampir 1k yang review gak terlalu banyak. Masih bisa dihitung pake kalkulator(?). Masa fic ini kalah sama fic Togetherness in the Past yang juga saya apus gara-gara buntu. makannya saya males lanjut. Padahal, saya ngetik ini pake segala kekuatan yang saya miliki loh~
Gak kaya Togetherness in the Past yang saya buat pas puyeng abis pulang bimbel. Cuma pas kemaren ada mbak-mbak labrak saya di dorm athena, saya lanjut aja deh~
HAPPY READING~~ HAPPY WEEKEND~~ HAPPY TUMMY HAPPY KIDS~~
Title: 666
Disclaimer: Kamichama Karin © Koge Dondo
666 © Fumyrain
Rating: K+ (Sementara ini)
Genre: Mystery; Fantasy; Horror
Chara: Karin, Kazune, Jin, Himeka, Kana (OC)
WARNING!: gaje!, OC, OON, Typo(s), Alur kenceng, Fanfic unyu buatan Author, EYD (Ejaan Yang Diplesetkan) sempurna, dll
Jam 17:00, Sakura Gaoka Elementary School.
Hanazono Karin, gadis imut dengan rambut dikuncir dua yang sedang menata pernak-pernik festifal tahunan sekolah yang terpajang didekat pintu gerbang Elementary School. Walaupun sebenarnya sudah selesai Karin rapihkan sejak beberapa menit yang lalu, tapi Karin masih ingin menatanya agar terlihat sempurna.
"Karin!" panggil seseorang dari luar gerbang sekolah.
"Hah?" Karin menoleh kearah sumber suara.
Kujyou Kazusa, gadis cantik dengan mata biru besar dan bando telinga kelinci berlari mendekati Karin. Gaun berenda dan bando yang dia kenakan menjumpai karen berlari.
"Ada apa?" tanya Karin.
"Ayo kita ke aula! Sensei akan menyetel film the Smurfs, kita nonton sama-sama yuk!" ajak Kazusa dengan semangat membara.
"Wah! Ayo-ayo!" balas Karin tak kalah semangat.
Di aula sudah banyak siswa-siswi yang duduk di lantai sambil mengobrol dan menungu film diputarkan. Tidak ketinggalan Jin, Kazune, Himeka, dan Kana.
Hekada Kana, murid pindahan dari Shibuya yang mendapat beasiswa ke Tokyo untuk belajar. Kana pindah ketika kelas 4 SD.
"Oi! Karin!" panggil Kazune –kakak Kazusa— sambil melambaikan tanggan. Karin dan Kazusa menengok bersama lalu mendekat, kemudian mereka duduk disamping Kazune. Sedangkan ketiga temannya yang lain asyik mengobrol sampai tidak memperhatikan Karin dan Kazusa. Kazune mengulurkan tangan, memberikan sesuatu kepada Kazusa sambil tersenyum. Buku tulis dan pena.
"Maaf Karin, aku nggak bawain buku kamu," kata Kazune, menyadari mimic wajah Karin yang kebingungan. Karin melihat semua murid membawa buku tulis dan pena. Sepertinya Sensei akan memberikan pertanyaan berkaitan dengan film setelah filmnya selesai, pikir Karin.
"Ya udah, nggak apa-apa. Aku ke kelas dulu, ya!" Karin beranjak dari tempat duduknya sambil menepuk-nepuk rok dibawah lutut yang dipakainya, dan berjalan santai menuju kelasnya. Gedung ke tiga lantai dua, kelas 6-2. itulah kelas Karin.
Sakura Gaoka Elementary School memiliki tiga gedung berbeda, namun masing-masing hanya ada dua lantai. Gedung pertama dan kedua adalah bangunan sekolah yang lebih muda daripada gedung ketiga, tempat siswa-siswi kelas lima dan enam. Kelas empat dan tiga digedung kedua, sedangkan kelas satu dan dua berada digedung pertama. Gedung yang baru saja dibangun tentunya.
Karin menaiki tangga satu-persatu dan berjalan kekelasnya. Tepat didepan tangga sudah terlihat papan 'class 6-2' bersebrangan dengan kelas 6-1 dan berada disebelah kanan kelas 6-3.
Setelah Karin mengambil buku dan pena, Karin keluar dari kelasnya dan menutup pintu perlahan agar tidak mengeluarkan bunyi. Ketika berbalik, Karin melihat banyak burung gereja yang berterbangan berlawanan dengan arah tangga naik. Seperti menuju ujung lorong lantai dua, Ke kelas 6-5.
Karena penasaran, Karin juga ikut berjalan keujung lorong tempat kelas 6-5 berada. Lampu setiap kelas dinyalakan, jadi tidak terlalu —bahkan sama sekali tidak— gelap.
Tapi ada kelas benar-benar paling pojok dengan lampu yang dimatikan dan lantai depan kelas yang kotor dan berdebu.
Karena heran, Karin melirik kearah kirinya. Melihat papan pintu kelas yang terpajang, memastikan itu adalah kelas 6-4. tapi ternyata… kelas 6-5.
Terus ini kelas apa? Setahuku kelas 6-5 adalah kelas paling pojok, atau aku yang kurang memperhatikan sekitar? batin Karin.
Aura suram seakan memancar dari kelas itu, Karin merasa ada sesuatu yang ganjil. Namun gaya magnet di kelas 6-6 cukup menarik perhatian Karin untuk melakukan uji nyali. Lagipula, masih ada waktu sebelum film dimulai.
Pintu dibuka Karin perlahan. Suara pintu yang nyaring pertanda bahwa pintu sering digunakan. Tapi, kenapa kotor begini? Kelas 6-6 sama saja dengan kelas yang lain, ada bangku, meja, papan tulis, loker buku, juga lemari guru. Hanya saja kelas itu terlihat sangat suram, kotor, berdebu, dan beberapa meja telah lapuk. Kelas seakan tidak pernah dipakai setelah sekian tahun.
Apa Office Boy disini nggak pernah membersihkan kelas 6-6? Tapi kelas lain dibersihin, kok kelas ini nggak? Ih, nanggung banget! batin Karin.
Karin membuka pintu kelas itu lebih lebar dan bersiap memasukinya. Sebelum mendengar suara,
"Karin!"
"HAH!" Karin tersentak kaget, dan perlahan berbalik melihat siapa yang datang. Kujyou Kazune.
"Kazune? Kamu ngapain?" tanya Karin.
"Ada juga aku yang nanyain kamu ngapain? Aku mau ngambil pulpen, pulpen ku yang ini tintanya habis," jelas Kazune.
"Oh, gitu. Ya sudah aku tungguin." Karin berdiri didepan kelas 6-4, kelas Kazune. Sambil menunggu Kazune keluar kelas.
Kalau Kazune nggak merasa atau menyadari ada yang aneh, berarti memang kelas 6-6 itu ada, ya? batin Karin bertanya pada dirinya sendiri.
Kazune keluar kelas sambil memegang sebuah pulpen bertinta hitam, memiringkan sedikit kepalanya karena melihat Karin benggong.
"Karin?"
"Ah!" Karin tersadar dari lamunannya dan menatap Kazune.
"Kamu kenapa?" tanya Kazune heran.
"A-aku nggak apa-apa kok, ayo turun kebawah!" ajak Karin lagi. Tapi ternyata Kazune sudah berjalan duluan, Karin pun hanya bisa menyusul kazune. Sesekali masih melamunkan,
Sebenarnya itu kelas apa?
