-LIKE A STAR- ep.1

written by : babyLU

pernah di post di fp Exo fanfiction, jadi harap maklum kalo sama hahaha . .
just enjoy this one :)

Andai aku bisa kembali ke waktu dimana kita masih bersama.

Aku berjanji tak akan menyakitimu.

Aku berjanji tak akan pernah meninggalkanmu.

Dan aku berjanji, kelak aku tidak akan malu lagi untuk memberi tahu pada dunia bahwa kau kekasihku.

Orang yang selalu menganggapku bintang paling bersinar, Park Chanyeol . . .

.

.

BYUN P.O.V

Sial, kenapa malapetaka paling menakutkan ini harus menimpaku?

Apa salahku tuhaaaaaan?

Kulirik daerah selangkanganku yang kini terdapat lingkaran basah yang cukup besar.

Oke aku tau, aku memang sudah dewasa dan bukan bayi lagi. Tetapi bukan berarti aku tidak boleh mengom . . .

Eheeem sepertinya kata itu terlalu kejam bila ditujukan padaku jadi aku akan menggantinya dengan kata yang tidak terlalu kejam.

Kita ulangi saja.

Maksudku bukan berarti aku tidak boleh buang air di celana, toh ini celana milikku!

Sejujurnya penyebab utama malapetaka ini adalah si guru killer berkumis tebal itu.

Bisa-bisanya dia melarang setiap murid meninggalkan kelas olahraganya untuk alasan apapun.

Mungkin dia baru akan memberi ijin jika aku beralasan kucing betinaku melahirkan, mengingat begitu cintanya guruku pada makhluk berkaki empat itu.

Jadi jangan pernah cap namja tampan sepertiku sebagai tukang ngom . . .

Karena apa yang terjadi saat ini murni atas ketidaksengajaan semata.

Kukibas-kibaskan kedua tanganku kearah selangkanganku yang basah.

Berharap semoga cepat kering agar aku bisa segera kembali ke kelas dan semoga juga tidak ada murid yang masuk ke toilet ini, setidaknya sampai celanaku benar-benar kering.

Jepreet!

Sebuah suara tiba-tiba terdengar di ikuti dengan kilatan cahaya yang menerangi ruang toilet.

Seorang namja tinggi berwajah pucat berdiri di ambang pintu toilet dengan ponsel yang diarahkannya padaku.

Jepreet! Jepreet!

Suara itu terdengar lagi di ikuti dengan kilatan cahaya yang ternyata berasal dari ponsel namja tinggi itu.

" koran sekolah pasti jadi heboh dengan adanya foto ini"

Namja itu melirikku sambil menyunggingkan sebuah senyuman yang justru membuat bulu kudukku meremang.

"Byun Baekhyun, murid paling populer di sekolah kedapatan mengompol. Hmm sungguh menarik"

Kurang ajar! Berani sekali dia mempermainkanku.

Tak ada satupun orang yang boleh mempermainkanku. Tak ada, dan tak akan pernah ada!

"hapus foto itu" geramku tertahan, sedikit mencoba menahan amarah.

Aku tidak ingin membuat image cool yang telah lama melekat padaku jadi rusak gara-gara kelakuan namja ini.

Sedikitpun dia tak bergeming, tetap memajang senyum menyebalkannya.

"YAA! Kubilang hapus foto itu" teriakku

Dia menutup rapat pintu toilet dan berjalan pelan mendekatiku.

"apa imbalan yang akan kudapat?" tantangnya.

Mau main tawar-menawar ternyata. Oke, siapa takut

"kau boleh jadi temanku"

Hmm, bukannya bermaksud sombong tapi asal kalian tau saja tidak sembarang orang berani berteman denganku.

Entahlah, padahal aku tak pernah bermaksud menciptakan kesenjangan sosial seperti ini tapi salahkan mereka karena terlalu minder untuk berteman dengan murid kalangan populer sepertiku.

"aku memang temanmu, bahkan kita sekelas"

"jinjja? Pantas saja aku merasa tidak asing dengan tampangmu. Nah berhubung kita teman sekelas jadi hapus saja foto itu"

Namja pucat itu tersenyum remeh kearahku.

Hey, tak ada hal yang bisa kau remehkan dariku.

"kalau begitu siapa namaku?" tanyanya kemudian.

Dia langsung menutupi name tag yang tertempel di dada kirinya dengan tangan.

Oooh, dia tau betul kalau aku akan melirik kearah itu.

"kim joonmyun?"

"itu nama ketua kelas kita"

"choi minho ya?"

"ayolah, tak ada nama itu di kelas kita"

Tanpa kusadari kedua tanganku terkepal dengan sendirinya, sabar baekhyun. Ini semua demi lenyapnya bukti laknat yang ada di ponselnya itu.

"ooh iya namamu zhang xiulay kan?" ujarku seenaknya.

Namja itu tetap memandang datar padaku, aku curiga jangan-jangan urat ekspresinya sudah putus.

"itu nama yeoja" tegasnya

Aku mendecak kesal, ya tuhan demi apapun aku benar-benar tidak tau siapa namanya.

Sebelumnya kami tidak pernah berkomunikasi meskipun berada dalam kelas yang sama, bahkan aku baru saja tau jika dia adalah teman sekelasku.

Lagipula otak cerdasku ini terlalu selektif dalam menerima informasi, dan akan membuang begitu saja informasi yang dirasa tidak penting.

"bukan urusanku siapa namamu! Yang jelas hapus foto itu sekarang juga" bentakku

Aku benar-benar sudah tidak bisa bersabar lagi menghadapi orang aneh ini.

Dia merubah ekspresi datarnya menjadi tatapan tajam yang seakan-akan siap untuk meleburkanku menjadi butiran debu.

Sedetik kemudian dia berbalik membuka pintu toilet, hendak meninggalkanku.

"YAA! Urusan kita belum selesai? Baiklah apa yang harus kulakukan agar kau mau menghapus foto laknat itu?"

Spontan dia berhenti setelah mendengar perkataanku, aku yakin saat ini dia tengah menyunggingkan senyum jahatnya.

Aish menyebalkan sekali.

"untuk seminggu ini jadilah kekasihku"

Dengan entengnya kalimat itu keluar dari bibir merahnya, membuat mulutku menganga lebar.

Bahkan mungkin kedua kaki kalian muat masuk kedalamnya.

What the %-*?~ . . .

"KAU GILA! Aku ini namja normal, dan aku masih menyukai yeoja. Asal kau tau saja banyak yeoja di luar sana yang mengantri untuk jadi kekasihku!" teriakku frustasi seraya menjambak rambutku sendiri.

"apa kau yakin yeoja-yeoja di luar sana akan tetap menyukaimu setelah mereka melihat foto ini?"

Mati kau Byun Baekhyun.

Aku hanya bisa diam tak bergeming sedikitpun dari posisi semula, namja itu benar-benar membuatku mati kutu.

Apa yang harus kulakukan? Demi apapun aku ini namja normal, mana mungkin aku berpacaran dengan orang yang bergender sama denganku. GILA.

Hanya ada dua pilihan . . .

Menjadi kekasihnya untuk seminggu lalu setelah itu kau bebas, atau . . .

Harus menanggung malu dan jadi bahan tertawaan seumur hidup?

Sungguh ironis.

"ya sudah kalau tidak mau"

Dia mengendikkan bahunya kemudian berbalik hendak memutar kenop pintu.

"kau menang! Aku mau jadi kekasihmu. . ." bisikku lirih, apalagi saat mengucapkan kata 'kekasih'

Aku sendiri tidak habis pikir kenapa keputusan ini yang ku ambil, bahkan orang dihadapanku ini juga sedikit tersentak kaget mendengar jawabanku.

Tapi itu tidak lama karena sedetik kemudian dia tersenyum lebar, memamerkan deretan gigi-gigi putihnya.

"baiklah Byunie, sampai ketemu dikelas" ujarnya seraya mengedipkan sebelah matanya padaku, membuatku ingin muntah saat ini juga.

"oh iya satu lagi. Namaku Park Chanyeol tapi kau boleh memanggilku chagiya, itu lebih enak di dengar"

Siapapun tolong sampaikan maaf pada ibuku karena sekarang aku benar-benar memuntahkan sarapan yang tadi pagi di masaknya.

.

.

Kulihat jam tangan Rolex yang melingkar di tangan kiriku.

Kenapa waktu 5 menit terasa begitu lama? Aku hanya ingin segera pulang untuk menenangkan diriku atas kejadian di toilet tadi siang.

Kejadian yang kini membuatku menyandang status sebagai kekasih seorang N.A.M.J.A!

Kulirik namja tinggi yang duduk seorang diri di pojokan bangku paling belakang, Park chanyeol.

Dia terlihat begitu serius memperhatikan penjelasan guru bahasa inggris yang menurutku begitu membosankan.

Sepasang mata tajamnya beralih padaku, membuatku menjadi salah tingkah.

Mau di taruh dimana muka tampanku ini jika kedapatan tengah melihat padanya.

Drrrrt . .drrrrt

Sesuatu bergetar pelan di saku celanaku, diam-diam ku keluarkan benda persegi panjang touch screen itu. Kutekan icon berbentuk amplop kuning untuk membuka pesan yang baru saja masuk ke ponselku.

From: 110-27-1192

Merindukanku eoh?

Nomor siapa ini?

Dengan terpaksa kutolehkan kepalaku kearah Chanyeol, sekedar memastikan semoga saja bukan namja itu yang mengirimiku pesan.

Chanyeol tersenyum lebar sambil menggoyang-goyangkan ponsel berwarna putihnya padaku.

Ya tuhan, darimana dia tau nomerku?

From: 110-27-1192

Pulang sekolah aku ingin mengajakmu kencan

Kencan? Dengan namja?

Tentu saja aku TIDAK AKAN PERNAH MAU!

Teeet . .teeet!

Segera kubereskan buku-buku dan alat tulisku dari atas meja lalu memasukannya kedalam tas sekolahku. Aku harus segera kabur sebelum chanyeol menahanku.

From: 110-27-1192

Jangan coba-coba kabur, atau aku akan mengirim foto 'EXOTIS'mu kepada semua teman dikelas hahaha :P

"baehyun kau tidak pulang?" tanya jongin, teman sebangkuku

Aku menggeleng lemah.

Help me jongin! nyawaku terancam sekarang.

"kalau begitu aku duluan ya"

Jongin berlalu keluar kelas diikuti murid lain yang satu persatu mulai keluar meninggalku seorang diri.

Kecuali jika makhluk di pojokan sana juga bisa di sebut orang, itu berarti kami berdua yang masih ada di dalam kelas.

Kurasakan sesuatu mencengkeram lenganku, tangan Chanyeol.

"ayo"

Chanyeol menyeretku keluar kelas dan bodohnya aku benar-benar pasrah menghadapi tarikannya.

.

.

Sreek . .sreek . .sreek

Kusibak kasar lembaran kertas yang sudah satu jam ini berada di hadapanku.

Sebuah novel terjemahan karya seorang penulis jerman yang sedari tadi kupegang tapi tidak benar-benar kubaca.

Aku bahkan tidak tau kenapa aku memilih buku ini.

"sssttt! Kau tidak boleh berisik di perpustakaan"

Kulirik sinis chanyeol yang duduk dihadapanku. Dia tengah membaca sebuah buku super tebal yang entah apa isinya, hanya melihatnya saja sudah membuat mataku berkunang.

"ini yang kau namakan kencan? Membaca buku di perpustakaan kota?"

Chanyeol terkekeh pelan

"ada banyak ilmu yang bisa kita ambil disini"

Tak peduli dengan segala ilmu, aku sudah terlahir dengan otak cerdas jadi buat apa membuang waktu dengan membaca buku di perpustakaan.

"kenapa kau tidak mengajakku ke Mall, bioskop, taman ria atau tempat apalah yang lebih menyenangkan?"

Seleranya tentang tempat kencan benar-benar buruk, seharusnya dia memperlakukan kekasihnya dengan hal yang lebih romantis.

Uuups! Kenapa aku jadi peduli, hubungan kami kan cuma pura-pura.

"maaf, tapi aku tidak bisa melakukan hal-hal yang banyak menguras tenaga"

Selain tidak romantis ternyata dia juga pelit tenaga, pantas saja hidupnya membosankan.

Kembali kusibak kasar novel malang ini, berharap jadi robek agar ada sedikit hiburan untukku.

"yeol oppa . . ." sebuah suara lembut terdengar dari arah belakangku.

Sesosok yeoja cantik berambut panjang lurus menghampiri tempat duduk kami.

Dia mengenakan kaos lengan panjang berwarna jingga dengan rok berkerut selutut.

Yeoja yang manis, tapi aku yakin dia kan terlihat lebih manis jika rok yang dipakainya berada 10 cm di atas lutut :p

"aram . . ." gumam chanyeol yang sepertinya sedikit kaget akan kehadiran yeoja manis itu.

"ahjumma bilang kau lupa membawa obatmu dan dugaanku ternyata benar kau ada disini oppa"

Yeoja manis yang di panggil Aram itu mengeluarkan sebuah botol kecil yang entah isinya apa, lalu menyerahkannya pada chanyeol.

"obat apa?" tanyaku penasaran.

Sebenarnya aku tak begitu ingin mencampuri urusannya, tapi penasaran juga hehe . . .

"hanya vitamin"

Chanyeol mengeluarkan sebotol air mineral dari dalam tas ranselnya kemudian meminum obat berbentuk kapsul merah itu.

Iya mungkin itu vitamin agar kebodohannya berkurang.

"ooh, annyeong Baekhyun sunbae" sapa Aram seraya membungkuk hampir 90 derajat.

"eh, kau mengenalku?"

"tentu saja, aku murid tingkat 1. Han Aram imnida"

Kalian lihat? betapa populernya diriku disekolah, bahkan adik kelaspun mengenalku.

Kusambut uluran tangan Aram, membuat semburat merah terlukis di pipi putihnya.

Aram menarik kursi di sebelah chanyeol dan duduk disana.

"oppa, sudah kubilang jangan sampai telat minum obat. Lihat kau berkeringat begitu banyak"

Aram mulai mengelapi bulir-bulir keringat di dahi chanyeol.

"iya maaf" chanyeol tersenyum lembut pada yeoja itu.

Pyuuuh~ aku seperti tengah menonton sepenggal adegan dari drama romantis saja. Menyebalkan!

Kenapa aku jadi di acuhkan seperti ini, seharusnya aku yang diperlakukan seperti itu oleh seorang yeoja bukannya namja yang selalu terlihat pucat di hadapanku ini.

"aku harus pulang"

Aku beranjak dari dudukku kemudian mengembalikan novel yang tadi kubaca ke rak yang berada tak jauh dariku. Aku lupa tadi mengambilnya dimana jadi lebih baik kukembalikan saja ke rak terdekat.

"tapi kencan kita be . . . "

Segera kubekap mulut chanyeol sebelum dia sempat menyelesaikan ucapannya. Bodoh, kenapa dia malah membahas kencan di hadapan orang lain.

Aram memandang heran kepada kami berdua.

"mm . . kumohon kau jangan salah paham. Kami tidak kencan, sungguh! Percayalah padaku" ujarku berusaha meyakinkan Aram agar dia tidak salah paham

"lepaskan tanganmu sunbae, yeol oppa kesulitan bernafas"

Aram yang tiba-tiba menjadi panik langsung menarik tanganku yang membekap chanyeol.

Wajah pucat chanyeol berubah menjadi merah padam, dadanya naik turun seakan kehabisan oksigen.

Hey meskipun aku membencinya tapi aku tak pernah berniat untuk membunuhnya, lagipula bekapan tanganku tidak kencang kok. Responnya saja yang terlalu berlebihan.

"a . .aku harus pulang" ujarku seraya berlari meninggalkan mereka berdua.

Tak ku hiraukan teriakan chanyeol yang terus memintaku untuk tidak pergi.

.

.

"oppa, apakah baekhyun sunbae tidak mengetahui tentang kondisimu?" tanya Aram setelah keadaan chanyeol sudah membaik.

Chanyeol menggeleng lemah.

"hanya seminggu ini, kurasa dia tidak perlu tau . . ."

~~~ TO BE CONTINUED ~~~

RnR pleaseee~