Ohayou/Konnichiwa/Konbanwa.. x

Ini fic pertamaku buat pair Akuroku, kebanyakan kita bisa liat ada AkuRoku, tapi sedikit diselipin ma Zemyx juga.. ^^

Roxas : Author ren membuatku jadi orang yang penyakitan, tega nian dirimu..

ren : Gomennn, Roxas.. . tapi demi berjalannya cerita, hehe...

Axel : Hmm.. baiklah, langsung saja membaca ceritanya..

ren : selamat membaca.. ditunggu reviewnya juga.. (^u^)/

~My Last Page For You~

"Even if it's so high, that you get frightened, don't turn back, because i'm holding your hands up to the sky and pushing aside the cold rain that falls on you -Roxas-"

Prologue : ~Welcome to Twilight Town~

"Hasil pemeriksaan menyatakan bahwa anak anda tidak akan bertahan lebih dari 5 tahun lagi, penyakitnya sangat langka dan misterius, kami menyarankan agar anda membawanya ke Twilight Town, setidaknya perawatan medis disana lebih canggih dan dia dapat tertangani lebih cepat"

Aku mendengar pembicaraan ibu dan dokter yang memeriksaku belakangan ini.. ibu berkata bahwa ia akan mengambil hasil tes-nya dan ibu bilang cukup ibu sendiri yang menggambilnya, namun pada hari itu entah mengapa aku tertarik untuk mendengar hasil pemeriksaan tersebut, maka aku memutuskan untuk pergi ke rumah sakit..dan setelah aku mendengarnya secara diam-diam, wajahku berubah pucat, shock akan kenyataan.. "untuk beberapa tahun belakangan ini, biarkanlah anak anda mendapatkan apa yang dia inginkan" ucap dokter tersebut menyerahkan hasil tesnya kepada ibu..

… memangnya penyakit apa yang menimpaku?

Beberapa minggu berlalu, dan ibu tetap berakting bahwa kondisiku baik-baik saja, memang, kenyataan bahwa aku suka merasakan sakit atau pinsan mendadak sudah kurasakan semenjak umurku 12 tahun, tapi itu jarang terjadi.. 3 tahun belakangan ini, gejala itu sering muncul, dan kini… kita tidak tahu kapan serangan itu akan datang..

Ibu mengajakku pergi ke tempat kakakku berada, pergi dari Destiny Island.. kami akan tinggal disana mulai minggu depan, minggu ini akan menjadi minggu yang sibuk untuk mengepak barang-barang.. berat bagiku untuk meninggalkan tempat ini, khususnya teman-temanku Hayner, Pence dan Olette

Kami sudah sering bermain bersama, menjelajahi tempat-tempat baru, belajar bahkan mengikuti berbagai acara, pesta ataupun perayaan.. ketika aku berbicara pada mereka bertiga, wajah mereka langsung berubah, ekspresi yang tidak kusukai.. ekspresi yang begitu sedih… memang aku tidak menceritakan tentang kondisiku sebenarnya pada mereka, ibu berkata bahwa kita akan pindah untuk perawatan medis di Twilight Town

Di saat kepergianku, Hayner, Pence dan Olette mengantarku sampai ke stasiun. Aku melihat Olette yang sudah menangis sambil mengantar kepergianku, Pence masih dengan raut wajah sedihnya, dan Hayner.. ia berkata padaku bahwa apapun yang terjadi, kami ber-4 tetaplah menjadi teman, dan tidak akan ada yang bisa memisahkan ikatan tersebut.

Aku tersenyum pada ke-3 temanku ini, sebelum berangkat Olette memelukku, dan aku memberinya saputanganku untuk menghapus airmatanya, ia tersenyum dan menerima kepergianku, setelah itu aku menitipkan berbagai pesan kepada Pence, karena menurutku selama aku tidak ada, ia bisa menggantikan posisiku untuk mengawasi semuanya, Pence bisa mengingatkan bila sisi berlebihan Olette muncul dan meredakan temper Hayner yang mudah meletus, dan terkahir sebelum kepergianku, Hayner menggepalkan tangannya dan melayangkannya tepat didepanku, menunggu untuk mendapat balasan dariku, aku melakukan hal yang sama hingga ke-2 gempalan kami bersentuhan, setelah itu aku pergi

Kami berhenti di stasiun Twilight Town pada sore hari, kakakku, Cloud, menjemput kami di stasiun, ia tinggal di Twilight Town masalah pekerjaannya. Selama yang kutahu ia hidup seorang diri di rumah yang cukup luas. Dahulu ayah memang pernah membeli rumah di Twilight Town. Mendengar aku dan ibu akan pindah ke sana, Cloud merasa senang dan langsung menunggu kami sejak beberapa jam lalu

"Kaa-san, Roxas, selamat datang di Twilight Town" Cloud menghampiri kami ketika kami turun dari kereta yang membawa kami kemari

Ibu memeluk Cloud sesaat lalu Cloud pun memelukku sebentar, walaupun ia harus berlutut dulu.. oh, tinggi badan kami sungguh berbeda jauh..

"Lama tak jumpa, Cloud-nii" kataku pada Cloud sambil tersenyum, Cloud balas tersenyum padaku "Ya, Roxas" Cloud mengacak-ngacak rambutku sebelum ia bangkit berdiri lagi, tersenyum puas setelah berhasil membuat rambutku berantakan

"Kaa-san, Roxas.. lebih baik kita segera ke rumah supaya aku bisa mempersiapkan masakan untuk kalian lebih awal, lagipula kalian pasti lelah dengan perjalanan yang cukup jauh.. biar kubawakan beberapa koper kalian"

Cloud menjemput kami dengan mobilnya, ia memasukan barang-barang besar kedalam bagasi mobil, sedangkan tas-tas kecil dibiarkan berada di jok sebelahku. Ibu duduk di depan menemani Cloud-nii, sedangkan aku dibelakang bersama tas-tas

Ketika perjalanan menuju apartemen, ibu dan Cloud-nii terus berbicara walalu sesekali mereka bertanya padaku juga, aku hanya menjawab singkat dan ketika aku melihat pemandangan keluar, aku terpana dengan pemandangan di luar.. laut.. sungguh indah

Dan pada saat itulah hari pertama dimana Roxas menginjakkan kakinya di Twiliht Town, di dalam mobil, Roxas terpana dengan keindahan tempat di kota barunya ini, tanpa menyadari bahwa diseberang jalan, terlihat segerombolan orang yang sedang asyik mengobrol satu-sama lain, seseorang yang nampaknya begitu ceria sedang berjalan sambil tertawa sambil membawa gitar dibelakangnya.. rambutnya berwarna pirang gelap, teman disebelahnya, memiliki rambut biru yang menutupi sebagian mukanya berjalan tanpa mempedulikan kebisingan yang diciptakan orang yang disebelahnya itu. Didepan mereka terdapat seseorang yang berambut agak panjang dan kepink-an, berjalan sambil memberikan sebuah kaleng minuman kepada seseorang berambut hitam pendek, dan terakhir dibelakang mereka terlihat seorang pria yang sedang mengunyah permen karet sambil sesekali tertawa mendengar candaan temannya itu