Amari : Oke~ Fanfic request pun selesai~ makasih buat Arvian Artvian di Facebook untuk merequest :D
I didn't own Pokemon, PokeSupe and it's Character.
Nothing Changed
Haughty Shipping
-xxxxx-
Pearl duduk dibangku taman kota Hearthome dengan gugup. Dia dan sahabatnya, Platina Berlitz berjanji untuk bertemu di taman ini. Sambil mendesah kecil, dia mengambil sebuah kotak merah kecil yang dia bawa khusus untuk Platina. Sesekali dia mengintip isi kotak itu dan mendesah kecil.
"Pearl? Apa kau sudah lama menunggu?"
Pearl menengok kearah suara itu. Platina Berlitz berjalan dengan santai kearah Pearl. Melihat kedatangan Platina yang semakin dekat itu, Pearl menjadi bertambah gugup.
"apa kau sudah lama menunggu?" Tanya Platina sekali lagi. "a—ah… ti—tidak kok! A—aku juga baru datang!" kata Pearl tergagap.
Pearl memperhatikan Platina. Dia tidak berubah sedikitpun. Menggunakan baju biasa dengan dandanan biasa. Semuanya biasa. Tapi tetap saja, bagi Pearl, Platina tetap cantik.
Pearl dan Platina pernah menjadi teman seperjalanan. Tapi, mereka berpisah dan sudah lama tidak saling mengabari satu sama lain. Namun akhirnya merekapun bisa berkomunikasi lagi dan bisa bertemu sekarang.
"apa yang ingin kau bicarakan denganku?" Tanya Platina yang merasa resah diamati oleh Pearl. "a—ah iya, a—aku hampir lupa!" Kata Pearl sambil meraih kotak yang hendak diberikan olehnya kepada Platina.
"hoooooi~"
Platina dan Pearl menengok kearah suara itu. Pearl kembali memasukkan kotak merah itu kedalam sakunya.
Diamond berjalan riang kearah Platina dan Pearl. Wajahnya seperti biasa, bersemangat. Bajunya juga seperti biasa. Tidak ada yang berubah.
"ada apa~ udara disekitar kalian sepertinya sangat serius~" Kata Diamond dengan suara yang lucu, seperti biasa.
"tidak juga. Kami hanya berbincang-bincang kecil. Tidak ada yang penting" Kata Platina santai. "a—ah! I—iya!" Timpal Pearl tergagap.
"ooh~ sepertinya aku mengerti apa yang terjadi disini~" Diamond tersenyum nakal melihat tingkah tidak biasa dari sahabat kecilnya itu.
Diamond dan Pearl memang sahabat dari kecil. Mereka juga tetangga yang akur. Mereka membentuk sebuah tim pelawak bersama, seperti cita-cita kecil mereka.
"a—apa maksudmu? Dan… a—ada apa dengan wajah aneh itu?" Tanya Pearl tergagap. Merasa rencananya yang telah tersusun rapi sudah terbongkar oleh Diamond.
"ups~ aku harus pergi sekarang~ semoga beruntung, Pearl~" seru Diamond sambil berjalan riang meninggalkan Pearl sebelum dia dilempar batu-bata oleh Pearl.
"semoga beruntung apa?" Tanya Platina. Pearl kembali melihat kearah Platina dengan wajah memerah. "umm… b—bukan apa-apa!" seru Pearl panik. "kalau begitu… aku pergi dulu…" Kata Platina pelan sambil beranjak pergi.
"T—tunggu!" Seru Pearl sambil menggenggam tangan Platina. Membuat Platina dan Pearl sama-sama memerah. "a—apa?" Tanya Platina tergagap. Pearl melepas genggamannya dan mengambil sebuah kotak kecil. "k—kumohon, t—terimalah…" Kata Pearl tergagap.
Platina mengambil kotak itu dan membukanya. "Y—Ya ampun… P—Pearl…" Kata Platina tergagap sambil mengambil isi kotak tersebut.
Sebuah kalung emas yang mungil. "erm… a—aku tahu kau punya banyak benfa seperti itu dirumahmu… k—kau boleh membuang itu kalau kau mau…" Kata Pearl tergagap. Platina tersenyum dan segera memakai kalung tersebut. Wajah Pearl langsung memerah. "untuk apa aku buang ini? Ini hadiah terindah yang pernah ku dapat." Kata Platina sambil mencium pipi Pearl.
Kini Pearl mengetahui sesuatu. Platina memang berubah. Dia menjadi lebih… dewasa dan tidak egois. Tapi tetap saja…
Perasaannya pada Platina tetap tidak akan berubah.
-xxxxx-
Dari balik pohon, Diamond tersenyum melihat adegan kedua sahabatnya itu. "hehehe~ selamat ya Pearl~" Seru Diamond sambil beranjak pergi.
Amari's note :
yak, agak gaje akhir-akhirnya
Repiu apapun bisa diterima 8D
