"Return to me"
.
.
.
"I will say it 'till your heart hears it"
.
.
.
"Until your body's getting hotter and hotter"
.
.
.
"I can prove it, just by your red face"
.
.
.
"But, you accused me"
.
.
.
"For something you don't even realize"
.
.
.
"In this darkness world"
.
.
.
"Black Love"
.
.
.
Naruto belongs to Masashi Kishimoto
Rated T
(Typos, AU, OOC (maybe), Shonen ai)
Romance, Humor, Friendship
(Don't like? Don't read! Which means, NO FLAMER)
Aoisunoire presented
Black Love
Naruto, Kiba, Neji : 22 yearsold
Sasuke, Shikamaru, Pain : 24 yearsold
Itachi : 25 yearsold
.
.
.
February, 14th
"Naruto, kalau kau terus seperti ini aku akan menyerangmu,"
"Hnnggg.. Hhhhh... Lha.. Nngghh... Gii,"
"Naruto!"
"La.. Gi.. Hnghh.. Gaa..."
"Uzumaki!"
". . . . . ."
.
.
ooooooooooOOOOoooooooooo
.
.
January 15th
KRIIINNGGGGGG
Bunyi suara jam mendering tepat menunjukkan pukul jam 8 pagi hari di pusat kota yang setiap harinya tidak pernah sepi dilalu lalang oleh seluruh aktivitas penduduknya. Suhu yang dingin tidak memberhentikan padatnya jadwal orang-orang. Kota yang luas, dipenuhi dengan beberapa gedung pencakar langit dan apartemen, tempat semua penduduk didalamnya mengistirahatkan pikiran dan tenaganya setelah bekerja seharian. Jika kita menggerakkan mata ke arah barat, terlihat sebuah taman bunga yang luas, dan danau yang masih membeku karena suhu mencapai minus tujuh derajat celsius. Kota yang dikenal dengan nama 'Konohagakure', kota yang pertama kali dibangun oleh Uchiha Madara. Sejak sang raja siang menampakkan dirinya, kota yang indah nan tenang ini dimulai dengan sebuah sambutan hangat yang . .
"AAARRGGGHHHHHH!"
Terdengar dengan sangat jelas dari sebuah kamar di gedung apartemen bertingkat 50 lantai ini. Suara yang menyakitkan bagi semua makhluk hidup yang ada disekitarnya. Tak heran, tidak terlalu banyak orang yang mau menyewa kamar disamping kamar yang setiap paginya, pemiliknya selalu membuat kegaduhan.
"A-apa .. Apa yang kulakukan?! Apa yang kulakukan apa yang kulakukannnnn!" teriak seorang pemuda berusia 22 tahun setelah melihat dari jam wekernya yang telah menunjukkan pukul 8 pagi, sambil berlari tergepoh-gepoh dari tempat tidurnya yang berukuran double-size bed berwarna coklat tua, dengan seprei nya berwarna kuning muda polos dan bed cover miliknya yang berwarna kuning disertai dengan lambang keluarga Uzumaki, yang berbentuk seperti pusaran angin.
'Aku tidak akan punya rambut lagi jika aku sampai telat, Tuhan tolong lambatkan waktu sebentar!' kata pemuda tadi dalam hati. Ia berlari mengambil jas hitam, kemeja putih, dan celana panjang berwarna abu-abu kehitaman, dasi hitam dan tidak lupa, membawa mantel dan syal oranyenya. Lalu ia berlari ke kamar mandi mengambil sikat gigi dan pasta gigi, menyikatkan giginya yang putih dan tertata rapih.
"Cih, tidak ada waktu untuk sarapan, kalau pun aku makan mungkin itu akan menjadi sarapan terakhirku sebagai Uzumaki," keluhnya sambil mengambil tas hitam miliknya. Ia memakai sepatu dan langsung lepas landas meninggalkan kamar apartemennya. Cukup luas untuk dihuni oleh 2 orang. Dengan dinding yang dicat berwarna biru langit, meninggalkan kesan damai tersendiri bagi permiliknya. Dengan pintu automatic locked door, terdapat plat aluminium berbentuk oval, tertera diatasnya '201', kamar di apartemen mewah bernama 'Hoshigakure Apartment'. Letaknya tidak cukup jauh dari pusat kota. Dari puncak atas gedung ini, kita bahkan bisa melihat perbatasan kota Konohagakure. Sangat bagus untuk para pegawai kantoran untuk dihuni. Tetapi cukup jauh bagi orang yang menginginkan ketenangan dan kesunyian, mungkin karena sudah terlalu lelah menghadapi padatnya pusat kota ini, atau karena suatu alasan yang tidak bisa memungkinkan tubuh seseorang untuk diajak berkompromi dengan pusat kota ini.
"DIMANA PEGAWAI BERAMBUT DURIAN ITU?!" suara menggelegar keluar dari mulut seorang pemuda berambut hitam panjang dan diikat kebelakang, dengan mata kelamnya yang tajam dan sifatnya yang dingin walaupun sebenarnya hangat didalam. Terlihat siku-siku uratnya, jengkel. Darahnya sudah mendidih sejak 10 menit yang lalu. Ia meremas kuat-kuat tangannya. Tidak ada yang bisa menahan aura hitam dari pemuda ini. Hampir tidak ada.
"Sudahlah Itachi, kau juga pernah terlambat kan?" ceplos seorang pemuda berambut oranye tua dengan santai, dengan jari jemarinya yang sibuk mengetik di laptop hitam dan disertai lambang awan berwarna merah. Terlihat banyak tindikan di hidung dan telinganya. Mungkin ia mantan band rock? Mungkin.
"Pain, bagaimana kalau kau menyelesaikan pekerjaanmu yang menggunung itu? Hm?" balas Itachi sambil merapikan kertas yang menumpuk di meja nya.
"Ck.. CEO berdebat lagi dengan asistennya, mendokusai na,"
"Shikamaru!" bentak Itachi.
'Hhh.. Kapan perusahaan ini bekerja dengan normal layaknya perusahaan lainnya?' keluh seorang pegawai dengan dua buah tato segitiga merah di kedua bagian pipinya dan rambut coklatnya, sambil menghela nafas.
"Hei, Neji. Bisa kau hubungi Sabaku Company untuk menyerahkan proposal bulan ini?" tanya nya.
"Kedua tanganku sedang sangat sibuk. Kenapa pula harus aku yang melakukannya?" balas Neji dengan datar. Pria tampan dan berwajah dingin, berambut coklat panjang sepinggang, dan diikat dibagian ujungnya. Mata berwarna putih dari clan Hyuuga. Salah satu clan terhormat di Konohagakure.
'Ini dia satu lagi pegawai yang tidak normal. Terlihat jelas telepon berada disampingnya!' gerutu Kiba dalam hati. Sudah dua tahun terakhir ini, ia bekerja di Uchiha Company dengan Uchiha Itachi sebagai direkturnya. Dan sudah muak juga, ia mendengar perdebatan menjengkelkan dari para pegawai nya yang menjengkelkan juga.
'Lihat saja kalau aku menjadi direkturnya, akan ku tendang bagi siapa saja yang melaw..."
"O-HA-YOU!" teriak pemuda berambut kuning, dengan mata blue sapphire miliknya, yang baru saja datang dengan peluh keringat yang membanjiri tubuhnya yang berkulit tan itu. Ia membungkuk dengan tangan ditahan di kedua lututnya. Masih terdengar suara hembusan nafas tertanda ia kekurangan pasokan udara. Keringatnya menetes melewati pipinya yang tercoreng tiga buah garis memanjang.
'Ini dia!' kata Kiba, Neji, Shikamaru dan Pain bersamaan dalam hati. Sebenarnya mereka cukup terbiasa dengan adegan seperti ini. Dan bersiap-siap menutup telinga dengan tangan mereka.
"NA-RU-TOO! Berani-beraninya kau baru datang jam seginii!" teriak Itachi yang bahkan sampai menggema keruangan Author disini.
"G-gomen-gomen, Itachi-san, se-semalam aku... UWAAHH!"
Baiklah mungkin kita tinggalkan saja mereka semua. Akan sangat berbahaya...
BAGGH! BUGHH!
Bila kita berada disini terlalu lama.
Kita berpindah ke sisi lain di Konoha, lumayan jauh letaknya dari pusat kota. Disini terdapat beberapa perumahan mewah, classic dan modern, Yoshiigakure Regency. Dilengkapi dengan taman yang minimalis tetapi sangat terawat. Sangat sempurna untuk orang yang aktivitas nya rata-rata berada didalam rumah. Salah satunya adalah Gaara. Pemuda berusia 24 tahun ini bekerja sebagai CEO dari perusahaan Sabaku Company, meneruskan pekerjaan ayahnya, yang telah pergi sejak dua tahun yang lalu. Tetapi karena suatu alasan, ia bekerja dirumah dengan bantuan alat elektronik saja, seperti laptop dan handphone.
"Pagi yang indah," kata Gaara dengan wajah babyface nya, dan rambut merahnya yang terhempas kebelakang karena tiupan angin dingin, sambil menyeruput secangkir teh barley hangat. Hampir setiap pagi ia seperti ini. Bangun pagi saat matahari bersinar, membersihkan diri, membuat teh di dapur miliknya yang sangat luas, kemudian menikmatinya di teras rumahnya. Ada juga taman yang sangat terawat dengan beberapa bunga, dan rumputnya yang hijau. Suhu disekitar cukup dingin, terlihat beberapa pohon diselimuti dengan salju diatasnya. 'Saat Valentine Day datang, akan ku ajak Naruto ke Paris, ia pasti suka,' katanya dalam hati sambil tersenyum. Terlihat semburat merah menghiasi wajah babyface nya.
Setelah melewati paginya yang tenang, Gaara mulai duduk didepan komputer miliknya. Dengan serius jarinya mulai menari-nari diatas keyboard. Banyak dokumen-dokumen menumpuk disampingnya. Sedikit demi sedikit ia kerjakan semua kerjaannya itu.
.
.
ooooooooooooooooooOOOOOOOooo oooooooooooooo
.
.
Tidak terasa matahari sudah melambung tinggi tepat di atas kepala. Tetapi udara di Konohagakure masih terasa dingin. Mungkin hanya bertambah tiga derajat celsius. Tidak banyak. "Huuaahh.. Kepalaku masih sakit karena Itachi-san tadi pagi," keluh Naruto sambil mengelus-elus bagian belakang kepalanya. Salahnya karena sudah telat tetapi ia masih membantah. "Yosh! Tak apalah, sekarang sudah saatnya jam makan siang. Aku ingin makan ramen panas dengan porsi besar dattebayo!" kata Naruto sambil keluar menarik tangan Kiba, diikuti dengan Shikamaru, Neji dan Pain ke sebuah kedai bernama Ichiraku Ramen. Satu-satunya kedai yang menjual ramen paling enak didaerah itu.
"Paman, tolong ramen porsi besar dua, dan empat ramen porsi sedang!" ujar Naruto sambil mengangkat tangan kanannya.
"Untuk siapa ramen porsi besar yang satunya lagi?" tanya Kiba.
"Tentu buatku dattebayo!" jawab Naruto dengan cengiran besar nya dan dua jarinya terangkat. "Peace! Hehehe,"
"Ck, hati-hati kalau kau nanti jadi obesitas, Naruto," kata Neji datar. Ia duduk di sebelah kanan Shikamaru, kemudian di sebelah kiri Shikamaru ada Pain yang sibuk dengan I-Phone miliknya. Lalu ada Kiba di sebelah kiri Pain, dan Naruto di ujung di sebelah Kiba.
"Heh, asal kau tahu Neji, aku mempunyai badan yang ideal dan atletis. Aku tidak akan mudah terkena obesitas!" balas Naruto sambil mengacungkan ibu jarinya ke arah Neji dan cengiran plus kilauan, mirip seperti gaya seseorang. Neji memutarkan bola matanya, bosan.
"Mungkin kita akan melihat 30 tahun lagi, dengan kau si tua Naruto yang obesitas," ceplos Shikamaru sambil memalingkan wajahnya ke arah Neji.
"Pppfffttt. . . Hahahahaha, bayangkan kau seperti itu Naruto, karena ramen! Hahahaha," ujar Kiba sambil memukul-mukul meja.
"Awas kau Kiba!" Naruto mencekik leher Kiba, dengan Kiba merajuk-rajuk memohon ampun pada Naruto.
"Ah, ramenku datang!" ucap Naruto, melepaskan genggamannya, dan dilanjutkan Naruto sambil meniup ramennya. Sementara Kiba masih terbatuk-batuk menarik nafas karena nyawa nya hampir saja melayang. Bukan kali ini saja, sungguh hampir setiap hari nyawanya berada di atas kepala akibat ulah Naruto.
"Oh ya, Naruto, besok Itachi-san akan digantikan menjadi CEO oleh adiknya," ujar Pain tiba-tiba.
"Hah? Karena?" tanya Naruto, ia berhenti meniup ramennya.
"Suatu alasan," jawab Pain.
"Aku juga tahu karena suatu alasan, tapi alasan apa?" tanyanya.
"Rahasia," balas Pain.
"... Painnn... heh tapi baguslah, setidaknya aku harap adiknya tidak seiblis kakaknya," ceplos Naruto, kembali melanjutkan kegiatan meniup ramennya.
"Bagus Naruto, aku dengar ucapanmu," kata seseorang. Ia menyeringai dengan mata merah iblisnya.
"HUAAAA, I-itachi-sann!" Naruto menyengir sambil menggelengkan kepalanya.
BLETAK!
Yah, satu lagi pukulan maut berhasil mendarat di kepala Naruto hari ini.
"Shikamaru memanfaatkan kesempatan menyuapi Nejiiii," kata Kiba tiba-tiba sambil tertawa dan menutup mulutnya. Ia memang salah satu pegawai di Uchiha Company, yang paling usil dan jahil, selain Naruto tentunya. Sementara Neji hanya memalingkan wajah dengan semburat merah karena tertangkap basah oleh Kiba. Sedangkan Shikamaru men-deathglare Kiba yang sedang terbahak-bahak melihat Neji berwajah merah padam. Cukup puas ia membalas dendam atas apa yang dilakukan Neji tadi pagi padanya.
'Akan ku sebar lain kali Kiba kalau kau berbuat seperti ini lagi,' batin Neji. Tentu saja, wajahnya masih merah padam, malu dan kesal bercampur aduk menjadi satu. Ia pun melanjutkan memakan ramennya, demi menahan detakan jantungnya itu.
.
.
oooooooooooooOOOOOOooooooooo ooo
.
.
"Kau yakin bisa melakukannya?" tanya Itachi sambil mengganti-ganti channel di TV. Mata kelamnya bosan melihat acara yang sama setiap harinya. Badannya disandarkan di sofa hitam yang terdapat di ruang tamu tersebut.
"Aku bisa Nii-san," balasnya sambil membalikkan halaman novel yang daritadi ditekuninya. Mata hitam kelamnya yang tajam. Menusuk sangat dalam bagi siapa saja yang berani mendeathglare pemuda ini.
"Dingin sekali malam ini, mau cokelat panas?" tanya Itachi sambil beranjak pergi ke dapur, yang terletak di sebelah kiri ruang tamu tadi. Tangannya ia gosok-gosokkan satu sama lain.
"Hn," balasnya. Tetap dengan ekspresi datar. Tidak terlihat sedikit pun, salah satu clan Uchiha ini, menggigil kedinginan. Heh, harga diri tinggi pemuda ini, terlalu tinggi untuk hal seperti itu.
"Oh ya, nanti kau harus tegas menghadapi para bawahanmu," jelas Itachi sambil menuangkan air panas ke dalam cangkir.
"Hm?"
"Ada satu pegawai yang selalu telat, dan selalu mengeluh, teriak-teriak pula," lanjut Itachi sambil membawakan dua buah cangkir berisi cokelat panas pada adiknya itu.
"Namanya?"
"Uzumaki Naruto."
.
.
.
Suzuku ~
Ne, hajimemashite! Aku Aoi. Seorang author yang gaje, gila, dan ga normal. Sebelumnya, Aoi pernah bikin fanfic (straight Sasuke x Sakura), tapi Aoi telantarkan karena waktu itu lagi ujian. (gomennasai minna yang mengharapkan lanjutannya TwT). Jadi kali ini Aoi bikin fanfic yang serius dan akan Aoi lanjutkan dan tekunkan. Mungkin akan agak lama diupdate nya karena sekarang juga Aoi lagi masa-masa ujian ekstreeemmm. Demo, Aoi akan berusaha membuat fanfic nya nyaman dibaca oleh semua readers (fujoshi) :3.
Btw, gimana fanfic ini? Bagus kah, seru kah, bikin penasarankah? Well, semoga readers suka sama chapter pertama ini ^w^.
Oh iya, bagi ada yang kurang jelas silahkan tanya ya :3 Tapi author ga akan membocorkan next chapternya!
Dan apabila ada tanda oooooooooooooooooOOOOOoooooo oooooo , itu artinya sudah berganti waktu.
Dan apabila ada tanda =============================== , itu artinya di waktu yang sama, hanya saja berbeda tempat kejadian. ^^
Review nya minna! :3
