How I Feel About You

Pairing: ShikamaruxTemari

Gendra: Friendship, romance

Disclaimner: Masashi Kishimoto
warning: Ooc, typoo, eyd berantakan dan lain sebagainya

Summary: Cinta... kupikir, rasa itu hanya perasaan biasa yang akan menghilang seiring dengan berjalannya waktu. Tapi ternyata tidak bisa, Aku telah jatuh cinta padanya, dan sampai seterusnya... perasaan ini tidak pernah berkurang apalagi menghilang. Aku, benar-benar jatuh cinta padanya.

GUI GUI M.I.T

137F

Lagi-lagi perasaan itu kembali muncul. Saat aku bertemu pandang dengannya, saat aku berada didekatnya, berbicara dan kemudian tertawa bersamanya. Rasa itu, kembali muncul.

Dadaku berdetak kencang, tubuhku tidak berhenti gementar, dan mataku tidak bisa teralihkan darinya. Tadinya aku pikir, perasaan ini hanyalah sekedar perasan biasa saja, aku pikir... Saat besok aku bangun dari tidur, rasa itu akan menghilang dan tidak akan pernah muncul lagi. Tapi ternyata aku salah, rasa itu sama sekali tidak berubah. Bukannya menghilang, perasaan itu malah semakin membesar, semakin meledak dan tidak bisa tertahankan.

Sungguh, Aku benar-benar sudah jatuh cinta padanya... Shikamaru Nara, siswa tercerdas di sekolah kami. Anak kebanggaan para guru yang sudah sangat banyak membanggakan sekolah dengan prestasi yang diukirnya.

"Ternyata kau benar-benar bodoh, Senpai!"

"Eh?" Lamunanku langsung bunyar saat aku mendengar suara Shikamaru yang sedang berbicara denganku.

"N-nani?" Kutatap wajah Shikamaru yang kini menatapku dengan wajah malasnya. Kulihat, dia kini memegang selembar kertas ujian milikku yang tadi ada di atas meja. Sial... aku benar-benar lupa untuk memasukkannya kedalam tas.
Saat wajah pria itu semakin bertambah aneh, aku langsung tersenyum sambil menggaruk kepalaku.

"Hehehehehe, tadi malam aku tidak belajar dengan benar jadi..."
"Alasan!"

Dan aku langsung terdiam saat dia memotong perkatakanku.

"Hesh..."

Saat mendengar suara protesku, Shikamaru langsung melotot membuat aku ingin sekali mencungkil kedua matanya yang entah kenapa bisa menjadi begitu menggoda.

"Nani?"

"Ee..."
Gawat... aku mulai gugup.

"Bilang saja kalau kau memang sama sekali tidak mengerti." katanya sambil menggambil buku catatanku dan mulai memeriksanya.

Saat dia mulai mengoreksi semua buku yang ku punya, diam-diam aku memperhatikannya, merekam setiap ekspresi yang diperlihatkannya saat melihat semua catatanku yang entahlah... aku tidak berani menyebutkannya. Hm...

Ekspresi apapun yang ditunjukkannya, entah kenapa terlihat begitu keren. Shikamaru, dua tahun lebih muda dariku, dan sekarang dia baru duduk di kelas satu SMA sedangkan aku sudah hampir lulus.

Pria itu benar-benar keren, dan sungguh... dia benar-benar membuatku tergiur, benar-benar membuatku jatuh cinta.

Sejak pertama kali aku melihatnya, perasaan ini sama sekali tidak pernah berkurang. Aku benar-benar mencintainya.

Hubungan kami sudah sangat akrab, Setiap istirahat sekolah Shikamaru akan menyempatkan dirinya untuk datang ke kelasku hanya untuk sekedar menyapa, atau mengajakku untuk makan siang.

"Sudah, rapikan bukumu. Nanti, pulang sekolah kau harus datang ke rumahku!" Kata-katanya seperti perintah. Aku langsung merapikan semua buku yang berserakan diatas meja dan kemudian menatapnya dengan dahi berkerut.

"Kau ingin mengajariku? Memangnya kau bisa mengajar anak kelas tiga?" tanyaku tidak yakin.

Shikamaru tersenyum sinis dan mulai bangkit dari kursi.

"Mendokusai! Kau jangan meremehkan kemampuanku. Temari-senpai!" Pria itu, tanpa memandangku langsung pergi keluar kelas, meninggalkanku yang saat ini sedang cengo. Tidak mungkin, sebenarnya sepintar apa otak anak pemalas itu? aku bahkan tidak pernah melihatnya belajar ataupun sekedar memegang buku.

"Senpai, kalau kau tetap diam. Kau akan ketinggalan makan siang!" Aku langsung menoleh ke luar kelas, menatap Shikamaru yang sudah menunggu sambil bersandar di dipintu, memasukkan kedua tangannya kedalam kocek dan menatapku malas. Kenapa dia begitu keren?

"Eh? T-tunggu!" Aku langsung bangkit dan kemudian berlari mendekatinya, hm... berjalan disampingnya adalah hal yang paling aku tunggu.

"Ck! Mendokusai na ... bisakah kau sedikit saja berbicara pelan?" katanya saat aku sudah berada disampingnya dan kami mulai berjalan berdua. Pria itu mengorek kupingnya, dan mulai mengeluh.

"Suara cemprengmu tidak pernah berubah!" katanya membuat darahku sedikit demi sedikit mulai mendidih.

"Suaraku ini seksi!" kataku dengan pedenya.
"Ck... Seksi, mirip suara beruang kutub dari uta..."
Bletak...

"Ittai..."

Belum selesai dia berbicara, aku langsung menjitak kepalanya dan membuatnya merintih kesakitan.

Srekkk...

Aku mulai berpose, siap-siap memberikan pukulan maut dan menyerangkan dengan jurusan kerate yang sudah menjadi keahlianku.

"Bicara begitu lagi, dan..." Kupicingkan mataku, kutatap wajahnya dan kuberikan seringaian tipis yang bisa membuatnya bergidik ngeri.

Hm... aku bisa melihat wajahnya memucat, Shikamaru... pasti akan takut saat aku sudah mulai mengeluarkan jurus handalanku. Hm..

"Ck... mendokusai na!"

"Hm... ayo pergi, Shikamaru!"

"Hai... hai.."

Aku, bukan jenis orang yang bisa dengan mudah bergaul dengan banyak orang. Tidak banyak orang yang bisa membuatku nyaman, saat berada didekat mereka. Tapi dengan shikamaru, rasanya berbeda. Meski kadang pria itu begitu menyebalkan, sering membuatku marah dengan segala macam kebiasaannya , meski dia selalu menyebutku merepotkan, meski dia selalu memarahiku saat tahu kalau lagi-lagi aku mendapatkan nilai jelek, tapi... aku benar-benar nyaman berada didekatnya. Saat bersamanya, aku tidak perlu takut untuk memperlihatkan sifat asliku yang sebenarnya.

Aku yang bodoh, aku yang tomboy dan sama sekali tidak punya sifat seorang wanita, aku yang selalu cuek dengan nilaiku, aku yang selalu tidak peduli dengan keadaan sekitarku, aku yang cerewet dan suka marah-marah tidak jelas, semua sifatku itu... aku tidak segan-segan memperlihatkannya pada Shikamaru.

"Ne Shika, bagaimana dengan nilai ujianmu?" tanyaku saat kami sudah tidak punya topik lagi yang hendak dibicarakan.
hari ini, kalau tidak salah... hasil ujian Shikamaru juga sudah diberikan.

"Sempurna." jawabnya singkat. Hesh... pria itu benar-benar jenius.

"Kau tidak tidur di kelas lagi kan?" tanyaku penasaran. Pria itu menggaruk kepalanya dan kemudian menguap pelan.

"Huah... aku tertidur saat Kakashi-sensei menjelaskan." jawabnya santai.

"N-Nani? Baka!"

Bletakk...

Aku kembali menjitak kepalanya.

"Dasar pemalas! Aku tahu kau ini pintar, tapi kamu juga tidak boleh terus-terusan tidur di kelas! Baka, apa kau tidak menghargai guru yang mengajar didepan. Dasar pemalas!"

Shikamaru memutar matanya bosan, mungkin dia sudah mulai jenuh dengan nasehat yang hampir setiap hari aku berikan. Iya memang, setiap hari aku selalu bertanya padanya apa yang akan dia lalukan di kelas saat guru mengajar, dan setiap kali mendengar jawabannya aku akan mulai mengomel tidak jelas.

"Jangan memasang tampang seperti itu bocah! Kau tahukan... kau tidak boleh jadi seperti itu, kau seharusnya memberi kesan yang baik. Kau kan murid terpintar, banyak orang yang ingin jadi sepertimu... mungkin juga, mereka akan mencontoh sifatmu agar..."

"Urusai! Kau benar-benar merepotkan, Senpai. Cerewet!"

"Aku tidak cerewet aku hanya..."

"Ck... mendokusai na,"

Aku terdiam, berhenti berjalan dan membiarkannya pergi duluan. Dasar Shikamaru, dia tidak pernah mengerti, aku hanya tidak mau dia terus-terusan bersikap seperti itu. lama-lama, guru pasti akan kesal melihatnya tidur terus saat proses belajar mengajar sedang berlangsung, aku hanya ingin yang terbaik untuknya...

"Shikamaru baka, dengarkan aku!" Saat dia sudah mulai berjalan agak jauh meninggalkanku, dan saat emosiku sudah beransur surut, aku berteriak memanggilnya dan berlari mengejarnya.

"MENDOKUSAI NA!" teriaknya kesal. Dasar Shikamaru pemalas!

"SHIKAMARUUU!" Saat tubuhnya menghilang dari pandanganku, aku semakin cepat berlari. Sial, aku harus mengejarnya dan memberinya pelajaran.

"Shikamaruuu!"

Deg...

Saat aku sudah melewati belokan, aku bisa mendengar suara lain yang memanggil namanya.

Gadis pirang itu, gadis cantik, pintar dan gadis yang selalu menjadi idola di sekolah. Datang dari arah berlawanan, berlari mendekati shikamaru sambil melambai-lambaikan tangannya.

Gadis pirang berkucir kuda itu tersenyum lebar, dan saat dia sudah ada disamping Shikamaru, Gadis itu langsung mengandeng tangannya dan kemudian tersenyum bahagia.

"Shikamaru, kau telat! Kau tau, berapa lama aku menunggumu sendirian di kantin?" Gadis itu memasang wajah cemberut, dan Shikamaru hanya tersenyum menanggapinya.

Disini, dibelakang mereka, aku hanya bisa berdiri terpaku... aku, tertinggal dibelakang.

Cinta...

Hm... sebenarnya dari awal aku sudah tau, perasaan ini tidak boleh terjadi. Aku dan Shikamaru tidak mungkin bisa saling mencintai. Cintaku hanya bertepuk sebelah tangan...

Shikamaru, mencintai teman sekelasnya... Yamanaka Ino, anak tunggal sang kepala sekolah.

Gadis muda, cantik, periang, pintar, dan punya segalanya... aku, Sabaku no Temari, tidak akan pernah bisa mengalahkannya, aku harus sadar diri.

"Senpai!" kulihat Shikamaru menoleh kebelakang diikuti oleh Ino. Mereka berdua menatapku, Ino dengan wajah bahagia, dan Shikamaru dengan wajah datarnya.

"Eh, hehehehehe... ayo pergi makan, aku sudah lapar!" kataku sambil tersenyum dan mulai berlari mendekati mereka.

"Ayo makan! Aku ingin beli ice creammm!" teriak Ino.

"Urusai! Kalian benar-benar merepotkan!"

"Hahahahahaha."
Aku dan Ino yang juga merupakan temanku langsung tertawa saat melihat reaksi Shikamaru.

Sampai kapanpun, akan selau seperti ini. Hubungan kami tidak akan pernah berubah, Shikamaru berpacaran dengan Ino dan aku adalah teman mereka,semua itu tidak akan pernah berubah... aku yakin.

Aku... bahagia saat melihatnya juga bahagia, itulah yang aku rasakan Saat ini.

Cinta itu, rasanya benar-benar luar biasa.

Perasaan itu bisa membuat kita rela berkorban asal bisa membuatnya bahagia...

Tbc...

Yoshhhh! Akhirnya selesai tugas gui gui. :D
oke, ini adalah fic collab gui gui yang kedua bersama adik gui gui 137F

Hmmm... ini fic Shikatema pertama yang kami bikin. Maaf jika feelnya gak kerasa, dan Temarinya benar-benar super duper OOC, hountoni gomenasai!

chapter pertama gui gui yang bikin, terus... chapter endingnya akan dibikin oleh adik gui gui. Hehehehehe

Gui gui emank pencinta Shikaino, tapi tenang aja, gui gui gak akan bikin fic ini berakhir dengan angst kok. Kan yang bikin adik gui gui... :3 endingnya bakal happy end. hehehehehe

Gui gui benar-benar gak sabar, gimana dia akan menjadikan fic ini agar berakhir bahagia.

Yosh... mind to RnR? :D