Disclaimer: Masashi Kishimoto
Warning: Typos, Ooc, terlalu pendek, dan kecacatan lainya.
Note: Jika kalian lihat penampakan Typos yang bergentayangan. Harap membaca do'a dan terus berjalan lurus.
Happy reading minna.
.
.
.
"Wow! Sakura-chan, lihat dirimu. Kau nampak…."
"Berantakan!" Potong Sakura.
Dahi Naruto berkerut, matanya menyipit menatap intens Sakura terduduk lesu disana.
Apanya yang berantakan? Pikirnya. Gaun cantik berwarna pink itu membalut tubuh rampingnya. Rambut merah muda itu digerai sepunggung, dan jangan lupakan sapuan make-up sempurna seraya melengkapi penampilan sakura malam ini. Lantas, dimanakah yang berantakan?
"Kau berdandan demi bertemu denganku?"
"Berisik! Pergilah dan jangan ganggu aku!" Semprot Sakura
Naruto yang tidak beres disini.
Mungkin Sakura-chan sedang sakit gigi. Ya, tepat sekali. Kau memang cerdas Naruto.Naruto manggut-manggut sok ngerti. Tanpa pikir panjang ia bergegas menuju dapur.
Kenapa? Sakura sendiri pun tak mengerti. Tiba-tiba saja ia dijodohkan, dan parahnya lagi ia tak tahu-menahu tentang semua itu.
Kalau calonya jelek gimana? Apakah orang tuanya akan menerima jika cucunya nanti buruk rupa? Pasti mereka menyalahkan Sakura dengan embel-embel.
"Pembuatanya salah! Hidungya pesek karena waktu bikin nggak sambil nyanyi Buka Dikit Jos!"
Lho apa hubunganya?
Seharusnya saat ini ia bertemu dengan pria yang akan dijodohkan denganya. Bodo Amat! Sakura malah kabur dari jendela mirip kaya TKW.
Dan disinilah Sakura terdampar. Ia berhijrah ke Café milik Naruto sahabatnya sebagai tempat pelipur kekecewaanya.
"Sudah baikan?" Katanya sembari menyodorkan secangkir coklat panas.
Sakura diam. Ia bungkam , seperti tak bernafsu hanya untuk bicara saja. Namun, mug berisi coklat panas itu telah habis diminumnya. (Laper)
"Kau nampak mempesona malam ini." Wajah Naruto merah padam saat mengatakanya.
Sakura terkekeh. Naruto pun ikut tertawa, hanyut dalam suasana yang mulai menghangat. Tiada lagi suasana muram seperti beberapa saat yang lalu.
"Jangan konyol. Aku nampak seperti badut mengenakan gaun ini."
"Karena sekarang sakura-chan berpenampilan modis, bagaimana kalau kita berkunjung ke Pekan Raya di Taman Kota? Café nya ditutup saja."
"Eh?"
Tawa Sakura terhenti. Dirinya dan Naruto? Maksudnya, berkencan? Dengan penampilan begini? Heh, yang benar saja. Jangan bercanda!
"Maksudmu kencan?"
"Boleh saja," Naruto berdiri beranjak dari tempat duduknya menuju dapur.
"Hei! kenapa jadi aku yang terkesan mengajakmu?!Baka!" Sakura ikut berdiri.
"Jadi, bagaimana?" Langkahnya terhenti, lalu berbalik menatap sakura.
Hening sejenak.
Sakura memang sedang frustasi akhir-akhir ini. Mungkin dia memang butuh penyegaran untuk otaknya yang terbelit masalah rumit. Lalu, apa salahnya jika ia menerima ajakan Naruto? Tidak terlalu buruk 'kan?
"Well, aku nggak bisa menolak,'kan?"
Dan uluran tangan itu disambut lembut ole Sakura.
~~~FIND~~~
.
.
.
A/N: Moga aja kalian suka. Kei anak baru, jadi kalau emang isi fic nya nggak lazim mohon dimaklumi. _o_
Jika berkenan silahkan tinggalkan jejak anda. ^o^ #Matagenit
.
Salam Kei
